Pempek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pembatalan
 
(60 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{refimprove|date=19 Februari 2016}}
{{Copy edit}}
{{refimprove|date=19 Februari 2016}}}}
{{Infobox prepared food
| name = Pempek
| image = [[Berkas:Pempek Kuah Cuko.jpg|250px|]]
| caption = Pempek kapal selam dan keriting sedang disirami kuah ''cuko''.
| alternate_name =
| country = Indonesia
| region = Palembang, SumatraSumatera Selatan
| creator =
| course =
| course served =
| main_ingredient = Daging ikan, tapioka, telur ayam, air matang, garam
| served =
| variations = Pempek kapal selam (pempek telok besak), pempek telok kecik, pempek keriting, pempek lenjer, pempek kulit, pempek tahu, pempek adaan, pempek pistel, pempek udang, pempek belah, pempek panggang, pempek lenggang, dsb.
| main_ingredient = Daging ikan, tapioka, telur ayam, air matang, garam
| calories =
| variations = Pempek kapal selam (pempek telok besak), pempek telok kecik, pempek keriting, pempek lenjer, pempek kulit, pempek tahu, pempek adaan, pempek pistel, pempek udang, pempek belah, pempek panggang, pempek lenggang, dsb.
| calories other =
| other =
}}
'''Pempek''', '''mpek-mpek''', atau dalam bahasa Indonesia gaul '''empek-empek''', adalah [[makanan]] yangkhas terbuat[[Kota Palembang|Palembang]], [[Sumatera Selatan]]. Proses pembuatannya yakni dibuat dari daging [[ikan]] yang digiling lembut yang, dicampur [[tepung kanji]] atau [[tepung sagu]], serta komposisidengan beberapapenambahan komposisi bahan lain seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa, dan garam. Pempek biasanya disajikan dengan kuah yang disebut [[Cuko Pempek|cuko]] yang memiliki rasa [[asam]], [[manis]], dan [[pedas]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cybernews|date=2021-02-07|editor-last=Budi|editor-first=Candra Setia|title=Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya|url=https://regional.kompas.com/read/2021/02/07/07351911/mengenal-asal-usul-nama-pempek-makanan-khas-palembang-ini-ceritanya|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-12-07}}</ref> Pempek biasanya disajikan dengan kuah cuka yang memiliki rasa asam, manis, dan pedas. Pempek sering disebut sebagai makanan khas [[Palembang]],<ref name="SQC">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=9E7nnRet0gwC&pg=PA4&dq=Pempek+Palembang&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjQ6t7biv3rAhVZILcAHSqKDj8Q6AEwBXoECAAQAg#v=onepage&q=Pempek%20Palembang&f=false|title=SQC: Pempek & Variasinya|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-3094-9|language=id}}</ref> meskipun hampir semua daerah di [[Sumatra Selatan]], [[Jambi]] dan [[Bengkulu]] juga memproduksinya.
 
Pada tahun 1880-an, para penjual pempek biasa memikul satu keranjang penuh sambil berjalan kaki berkeliling menjajakan dagangannya. Saat ini pempek didagangkan oleh pedagang kaki lima maupun restoran. Para penjual pempek dapat ditemukan dengan mudah di beberapa daerah pada provinsi Sumatra Selatan hingga Bengkulu.<ref>{{Cite web|last=Nuraini|first=Senjie|date=23 Oktober 2023|title=Bagaimana Cara Membuat Pempek Tidak Keras? Simak di Sini|url=https://www.fimela.com/food/read/5076150/bagaimana-cara-membuat-pempek-tidak-keras-simak-di-sini?page=2|website=Fimela|access-date=04 Januari 2024}}</ref>
Pempek dapat ditemukan dengan mudah di Kota Palembang, beberapa daerah Sumatra Selatan hingga provinsi Bengkulu; ada yang menjualnya di restoran, ada yang di pinggir jalan, dan pula yang dipikul. Pada tahun 1880-an, penjual biasa memikul satu keranjang penuh pempek sambil berjalan kaki berkeliling menjajakan dagangannya.
 
Cara memakan pempek yang benar adalah dengan mengunakan mangkuk kecil sebagai tempat cukonya lalu pempek dicocolkan. Cuko kemudian diseruput untuk menambah rasanya nikmatnya.<ref>{{Cite news|last=Tim Redaksi|first=Kompas|date=08 Maret 2023|title=3 Cara Makan Pempek, Rekomendasi dari Penjual|url=https://www.kompas.com/food/read/2023/03/08/073600375/3-cara-makan-pempek-rekomendasi-dari-penjual|work=Kompas|access-date=04 Januari 2024}}</ref> Pelengkap yang lain untuk menyantap pempek adalah mentimun segar yang diiris dadu dan mie kuning terkadang ada tambahan cabai bubuk untuk ekstra pedas.<ref name=":0" />
== Sejarah ==
Pempek telah berada di Palembang sejak masuknya perantau [[Tionghoa]] ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat [[Sultan Mahmud Badaruddin II]] berkuasa di kesultanan [[Palembang-Darussalam]]. Menurut tradisi, nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan ''apek'' atau ''pek-pek'', yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa.<ref name ="Kumparan-pempek">{{Cite web|title=Mengenal Asal-usul Pempek, Hidangan Populer dari Palembang |url=https://kumparan.com/kumparanfood/mengenal-asal-usul-pempek-hidangan-populer-dari-palembang-1548926055464103746|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2020-09-22}}</ref>
 
== Sejarah pempek ==
Berdasarkan cerita masyarakat, sekitar tahun 1617 seorang ''apek'' berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian [[Sungai Musi]]) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.<ref name="KompasPempek">{{cite news|title = PEMPEK, Nilai Gizi "Kapal Selam" Paling Tinggi|publisher = Prof.Dr. Made Astawan, Kompas.com|date = 26 Maret 2004|url = http://www.kompas.com/kesehatan/news/0403/26/062251.htm|accessdate = 15 September 2007}}</ref>
Pempek mempunyai sejarah yang unik dan tidak dapat dilepaskan dari masuknya para perantau [[Tionghoa]] ke Palembang semasa pemeritahan Kesultanan Palembang Darussalam ketika dipimpin oleh [[Mahmud Badaruddin II dari Palembang|Sultan Mahmud Badaruddin II]] pada abad ke-16 Masehi. Berdasarkan cerita masyarakat, pempek dijual keliling kota oleh seseorang asal Tionghoa yang sering dipanggil Apek di kisaran tahun 1617 M. Apek sendiri didalam Bahasa Tionghoa memiliki arti paman atau laki-laki tua, Apek sendiri pada saat itu berusia sekitar 65 tahun.<ref>{{Cite web|last=Tim Redaksi|first=Sverse|title=Sejarah Pempek Palembang|url=https://sriwijayaverse.com/sejarah-pempek-palembang/|website=Sriwijaya Verse|access-date=08 Januari 2024}}</ref>
 
Apek yang tinggal di pinggiran [[Sungai Musi]] dan memiliki ide untuk memanfaatkan potensi ikan yang melimpah, dengan mengolahnya menjadi makanan selain digulai dan digoreng. Hingga akhirnya, Apek mengolah ikan hasil tangkapannya dan mencampurnya dengan tepung. Mirip dengan makanan [[bakso]] yang dibawa pedagang [[Tiongkok]] ke Palembang. Setelah itu Apek pun berkeliling menjual panganan hasil buatannya yang pada saat itu belum memiliki nama. Saat ada yang ingin membeli, mereka akan memanggil Apek dengan ujung namanya saja, yaitu "peek..peek", hingga akhirnya menjadi asal mula nama pempek. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa sejarah pempek melibatkan [[akulturasi]] kebudayaan [[Makanan|kuliner]] dari Tiongkok.<ref>{{Cite web|date=2021-08-18|title=Menelusuri Sejarah Pempek Palembang, Jenis-Jenisnya, dan Resep!|url=https://www.orami.co.id/magazine/sejarah-pempek|website=www.orami.co.id|access-date=2023-12-02}}</ref>
Akan tetapi cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut, karena beberapa bagian kisah ini kurang tepat dengan kronologi sejarah. Misalnya, singkong sebagai bahan tepung tapioka baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad ke-16, sementara bangsa Tionghoa telah menghuni Palembang sekurang-kurangnya sejak masa [[Sriwijaya]]. Selain itu ''velocipede'' (sepeda) baru dikenal di [[Perancis]] dan [[Jerman]] pada abad ke-18. Sultan Mahmud Badaruddin pun baru dilahirkan pada tahun 1767. Meskipun demikian, mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan olahan ikan Tionghoa; seperti bakso ikan, ''kekian'' atau pun ''ngohiang''.
 
Pempek sendiri adalah adaptasi Palembang dari [[ngo hiang]] dan kekkian, yang sama-sama merupakan makanan olahan dari ikan. Namun alih-alih disajikan ke dalam sup atau digoreng saja, pempek terkenal akan ''cuko'', yaitu saus dengan rasa manis, asam dan pedas.
Asal mula pempek memang berasal dari Palembang, namun sejarah asal mula hidangan ini kurang jelas. Dongeng tradisional mengaitkannya dengan pengaruh kuliner Tionghoa. Akan tetapi sebagian sejarawan menyebutkan bahwa pempek mungkin berasal dari makanan kuno yang disebut ''kelesan'',<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|title=Nama Asli Pempek dan Asal Usulnya yang Unik|url=https://travel.kompas.com/read/2017/04/04/091000927/nama.asli.pempek.dan.asal.usulnya.yang.unik|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-09-22}}</ref> makanan kukus yang dibuat dari campuran adonan [[sagu]] dan daging ikan, dan diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan [[Sriwijaya]] pada kurun abad VII Masehi.<ref>{{Cite web|url=http://www.mongabay.co.id/2018/11/14/tepung-sagu-dan-ikan-makanan-orang-nusantara-1500-tahun-yang-lalu/|title=Tepung Sagu dan Ikan: Makanan Orang Nusantara 1500 tahun yang Lalu|date=2018-11-14|website=Mongabay Environmental News|language=id|access-date=2018-12-13}}</ref> Tepung sagu didapatkan dari pati batang pohon [[rumbia]] atau [[enau]].
 
== Bahan-bahan ==
[[Berkas:Making pempek.JPG|jmpl|ka|200px|Adonan pempek]]
Pada awalnya pempek dibuat dari daging ikan [[belida]]. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida (hingga ditetapkan sebagai spesies yang dilindungi pada tahun 2021<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cybernews|date=2021-09-07|title=Apa Itu Ikan Belida, Bahan Baku Pempek yang Kini Masuk Hewan Dilindungi?|url=https://www.kompas.com/food/read/2021/09/07/175102475/apa-itu-ikan-belida-bahan-baku-pempek-yang-kini-masuk-hewan-dilindungi|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-11-25|editor-last=Agmasari|editor-first=Silvita|first=Krisda|last=Tiofani}}</ref>), ikan tersebut lalu diganti dengan [[ikan gabus]] yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
 
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa jenis ikan sungai lainnya juga dapat digunakan, misalnya .ikan [[putak]], [[toman]], dan [[bujukkehung]]. Dipakai juga jenis ikan laut seperti [[tenggiri]], [[kakap merah]], [[parang-parang]], [[ikan ekor kuning|ekor kuning]], dan [[ikan sebelah]]. Bahkan ada juga yang menggunakan ikan [[sarden|dencis]], ikan [[lele]] serta ikan [[tuna]] putih.
 
Penyajian pempek ditemani oleh kuah saus berwarna hitam kecokelat-cokelatan, yang disebut cuka atau '''''cuko''''' (bahasa Palembang). ''Cuko'' dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah [[gula merah]], [[ebi]] (udang kering), [[cabai rawit]] tumbuk, [[bawang putih]], dan [[garam]]. Bagi masyarakat asli Palembang dan sekitaran Sumatra lainnya, ''cuko'' dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar Pulau Sumatra maka saat ini banyak ditemukan ''cuko'' dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. <!--Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. -->Pelengkap yang lain untuk menyantap makanan khas ini adalah [[mentimun]] segar yang diiris dadu, ebi, dan juga [[mie]] kuning.
 
== Jenis-jenis pempek ==
Baris 68 ⟶ 70:
[[Kategori:Kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Palembang]]
[[Kategori:Hidangan SumatraSumatera Selatan]]
[[Kategori:Hidangan Indonesia]]
[[Kategori:Makanan]]