Bharata (raja): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
 
(16 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Raja Ravi Varma - Mahabharata BharatVarsh- Bharata.jpg|240px275px|rightka|thumbjmpl|PetaLukisan Bharata yang bermain dengan singa, karya [[BharatawarshaRaja Ravi Varma]].]]
Menurut [[legenda]], '''Bharata''' merupakan seorang raja yang menaklukkan wilayah [[Asia Selatan]]. Daerah kekuasaannya kemudian dikenal sebagai [[Bharatawarsha]]. Raja tersebut disebut-sebut dalam ''[[Mahabharata]]'' sebagai seorang penakluk. Menurut legenda, Bharata merupakan putera [[Duswanta]] dan [[Sakuntala]], dari [[Wangsa Chandra]].
 
Baris 12:
 
Wilayah yang terbentang dari wilayah Himalayas di utara, sampai samudra Hindia di selatan disebut Bharatavarsha dan penduduk asli di wilayah tersebut disebut ''Bharatiya'' (bangsa [[India]]).}}
 
 
== Legenda ==
[[Berkas:Ravivarma3.jpg|right|240px|thumb|Lukisan Sakuntala karya [[Raja Ravi Varma]].]]
 
=== Latar belakang ===
Bharata lahir sebagai putera dari pasangan [[Duswanta]] dan [[Sakuntala]]. Duswanta adalah seorang raja mahsyur dari [[Kerajaan Kuru]], sedangkan Sakuntala adalah puteri bidadari [[Menaka]] yang tumbuh dalam asuhan [[Resi]] [[Kanwa (resi)|Kanwa]].
 
Sebelum Bharata lahir, Sakuntala mengajukan syarat kepada Duswanta bahwa apabila anaknya lahir sebagai laki-laki, anak itu akan dinobatkan sebagai penerus tahta. Syarat itu disetujui oleh Duswanta. Setelah melakukan pernikahan secara ''gandarwa'', Sakuntala ditinggalkan oleh Duswanta karena terikat kewajiban sebagai raja. Duswanta tidak mengajak Sakuntala untuk pergi ke istananya. Ia menitipkan sebuah cincin dan berjanji bahwa ia akan kembali lagi untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya apabila sudah lahir.
Bharata lahir sebagai putera dari pasangan [[Duswanta]] dan [[Sakuntala]]. Duswanta adalah seorang raja mahsyur dari [[Kerajaan Kuru]], sedangkan Sakuntala adalah puteri bidadari [[Menaka]] yang tumbuh dalam asuhan [[Resi]] [[Kanwa (resi)|Kanwa]].
 
Sebelum Bharata lahir, Sakuntala mengajukan syarat kepada Duswanta bahwa apabila anaknya lahir sebagai laki-laki, anak itu akan dinobatkan sebagai penerus tahta. Syarat itu disetujui oleh Duswanta. Setelah melakukan pernikahan secara ''gandarwa'', Sakuntala ditinggalkan oleh Duswanta karena terikat kewajiban sebagai raja. Duswanta tidak mengajak Sakuntala untuk pergi ke istananya. Ia menitipkan sebuah cincin dan berjanji bahwa ia akan kembali lagi untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya apabila sudah lahir.
 
Setelah ditinggalkan oleh suaminya, beberapa bulan kemudian Sakuntala melahirkan seorang putera. Tanda bahwa bayi tersebut akan menjadi seorang ''[[cakrawartin]]'' (raja besar/penguasa dunia) tampak pada simbol [[cakra]] di telapak tangannya. Bayi itu diberi nama Sarwadamana. Ia tinggal dalam asuhan Sakuntala di asrama Resi Kanwa. Karena besar di lingkungan hutan dan dikelilingi hewan-hewan liar, semenjak kecil Sarwadamana telah menundukkan binatang-binatang di hutan. [[Harimau]], [[gajah]] dan [[singa]] takluk kepadanya. Ia senang bermain bersama harimau dan singa. Ia juga berani membuka mulut mereka lalu menghitung jumlah gigi hewan buas tersebut.
Baris 28 ⟶ 25:
 
=== Bharata sebagai Maharaja ===
[[Berkas:DushmantassonMahabharata BharatVarsh.jpg|right|240px|thumbkiri|jmpl|Peta [[DuswantaBharatawarsha]] menolak untuk mengakui Bharata sebagai puteranya.]]
 
Bharata dikenal sebagai raja yang berbudi luhur. Keberaniannya setara dengan [[Indra]], pemimpin para [[Dewa (Hindu)|dewa]]. Ia menaklukkan [[anakbenua India]], dari lautan sampai [[Himalaya]]. Daerah kekuasaannya dikenal sebagai [[Bharatawarsha]], yang berarti "wilayah kekuasaan Raja Bharata".
 
Bharata menikahi Sunandadewi, ratu yang suci dan mulia. Dari pernikahannya, mereka tidak memiliki anak. Anak mereka tidak ada yang selamat, meninggal semua. Akhirnya mereka menyelenggarakan upacara keagamaan yang disebut ''Maruisoma'' supaya memperoleh keturunan. Upacara tersebut dilaksanakan di tepi [[sungai Gangga]]. Bharata memiliki sembilan putera, namuntetapi tidak satu pun dari mereka yang pantas untuk meneruskan pemerintahan. Dalam keadaan tersebut, Dewa Marudgana disertai dengan [[Bharadwaja]], datang ke tempat penyelenggaraan upacara. Mereka menunjuk Bharadwaja supaya diadopsi oleh Bharata. Bharadwaja berasal dari garis keturunan Anggira. Konon ia dapat membawa kemahsyuran bagi keturunan Bharata.
 
Akhirnya Bharata menerima [[Bharadwaja]] sebagai putera. Bharadwaja menikah dengan Susila. Sebagai putera angkat Bharata, ia dicalonkan menjadi raja, namuntetapi Bharadwaja tidak tertarik dengan kerajaannya. Ia lebih memilih mendalami kehidupan rohani. Untuk mengatasi kekecewaan Bharata, maka Bharadwaja menyelenggarakan upacara suci. Dalam upacara tersebut, Dewa [[Agni]] dipanggil untuk memberikan apa yang diminta oleh Bharata. Maka Bharata memiliki seorang putera bernama Bhumanyu.
 
Tak lama kemudian, Raja Bharata mangkat. Bharadwaja tinggal di istana sampai usia Bhumanyu cukup untuk meneruskan tugas ayahnya. Bharadwaja membimbingnya dan mengangkatnya menjadi raja. Tindakan Bharadwaja telah menyelamatkan garis keturunan Dinasti Puru. Dari garis keturunan Raja Bharata, kesatria-kesatria saleh seperti [[Pandawa]] akan lahir.
Baris 49 ⟶ 46:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.sacred-texts.com/hin/iml/iml14.htm Kilas balik tentang Bharata]
* {{en}} [http://catapult.nationalinterest.in/2007/09/21/what-about-bharata/ Tentang Raja Bharata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080516100540/http://catapult.nationalinterest.in/2007/09/21/what-about-bharata/ |date=2008-05-16 }}
* {{en}} [http://moralstories.wordpress.com/2006/08/11/bharata-dushyanta-putra/ Kisah pemerintahan Raja Bharata]
 
Baris 66 ⟶ 63:
 
[[Kategori:Leluhur Pandawa dan Korawa]]
[[Kategori:TokohRaja dalam mitologi Hindu]]
 
[[en:Bharata (emperor)]]
[[hi:भरत (चक्रवर्ती)]]
[[ko:바라타]]
[[ml:ഭരതന്‍ (ചക്രവര്‍ത്തി)]]
[[sv:Bharata]]