Sejarah Radio Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan|kapitalisasi & wikifisasi}}
[[Berkas:RRI Logo 2023 (Vertical).svg|jmpl|Logo Radio Republik Indonesia]]
'''Sejarah Radio Republik Indonesia''' bermula sejak pendiriannya secara resmidimulai pada tanggal [['''11 September]] [[1945]],''' oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa [[stasiun radio]] [[Jepang]] yaituatau '''''Hoso Kyoku''''' di 6enam kota. Rapat utusantersebut 6dihadiri radiooleh enam orang utusan di rumah '''Adang Kadarusman''', Jalanjalan Menteng Dalam, [[Jakarta]]. SehinggaHasil rapat tersebut menghasilkanmenginisiasi keputusan mendirikan [[Radio Republik Indonesia]] dengan memilih [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|dr. Abdulrahman Saleh]] sebagai pemimpin umum [[Radio Republik Indonesia|'''RRI''']] yang pertama.
 
== Awal mula ==
Siaran radio yang pertama di [[Indonesia]] (waktu itu bernama [[Hindia Belanda|Nederlands Indie]] - [[Hindia Belanda]]) ialah '''Bataviase Radio Vereniging (BRV)''' di [[Batavia]] (Jakarta Tempo dulu), yang resminya didirikan pada tanggal [[16 Juni]] [[1925]] di [[Weltevreden]] (Jakarta Pusat sekarang) dan [[Kota Tangerang|Tangerang]] sehingga resmi mengudara dari '''[[Hotel des Indes]]''' dengan siaran"'''Programa lokalLokal'''" ('''Stadzender''') pada gelombang 157.89 meter dan 61.66 meter untuk "'''Programa Nasional'''" ('''Archipelzender''').
 
Stasiun radio di Indonesia semasa penjajahan [[Belanda]] dahulu mempunyai status swasta. Karena sejak adanya BRV tadi, maka muncullah badan-badan radiosiarn lainnya '''[[Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij|Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM)]]''' di [[Batavia]] (Jakarta Tempo dulu), [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kabupaten Bandung|Bandung]] dan [[Kota Medan|Medan]], '''Solosche Radio Vereniging (SRV)''' di [[Kota Surakarta|Solo]], '''Mataramse Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO)''' di [[Kota Yogyakarta|Yogjakarta]], '''Vereniging Oosterse Radio Luisteraars (VORO)''' di [[KotaKabupaten Bandung|Bandung]], '''Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO)''' di [[Kota Surakarta|Surakarta]], '''Chineese en Inheemse Radio LuisteraarsRadioluisteraars Vereniging Oost Java (CIRVO)''' di [[Kota Surabaya|Surabaya]], '''Eerste Madioense Radio Omroep (EMRO)''' di [[Kota Madiun|Madiun]] dan '''Radio Semarang''' di [[Kota Semarang|Semarang]].
 
Di [[Kota Medan|Medan]], selain NIROM juga terdapat radio swasta '''Meyers Omroep Voor Allen (MOVA)''' yang di usahakan oleh tuan Meyers dan '''Algeemene Vereniging Radio Omroep Medan (AVROM)'''. Di antara sekian banyak badan radio siaran tersebut, NIROM adalah yang terbesar dan terlengkap oleh karena mendapat bantuan penuh dari pemerintah [[Hindia Belanda]].
Baris 11 ⟶ 12:
Perkembangan NIROM yang pesat itu disebabkan pula keuntungannya yang besar dalam bidang keuangan yakni dari "pajak radio". Semakin banyak pesawat radio dikalangan masyarakat, semakin banyak uang yang diterima oleh NIROM. Dengan demikian, NIROM dapat meningkatkan daya pancarnya, mengadakan stasiun-stasiun relay, mengadakan sambungan [[telepon]] khusus dengan kota-kota besar, dll.
 
Pada waktu itu terdapat saluran telepon khusus antara [[Jakarta|Batavia]], [[Kota Bogor|Bogor]], [[Sukabumi]], [[KotaKabupaten Bandung|Bandung]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Tegal]], [[Pekalongan]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kota Surakarta|Solo]], [[Kota Yogyakarta|Yogykarta]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Depok|Depok]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Malang|Malang]] yang jumlahnya kira-kira 1,2 juta meter saluran telepon untuk memberi modulasi kepada pemancar-pemancar di kota-kota itu. Dengan Demikian NIROM dapat mengadakan siaran sentral dari [[Kota Semarang|Semarang]], [[KotaKabupaten Bandung|Bandung]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] ataupun [[Kota Surakarta|Solo]].
 
Hal itu beda sekali dengan badan-badan radio siaran lainnya yang berbentuk perkumpulan swasta, terutama yang diusahakan bangsa pribumi, yang hidupnya dari iuran para anggota.
Baris 45 ⟶ 46:
Perang Dunia I (1914-1918) memberi pengalaman kepada negeri Belanda. Ketegangan hubungan melalui telegraf laut antara negeri Belanda dan Indonesia dari saluran Inggris, yang terlibat dalam peperangan,sangat menyulitkan Belanda.Hubunga Indonesia Belanda pada waktu itu melalui saluran telegraf laut,yaitu London-Aden.
 
Sesudah perang Dunia 1 berakhir, Belanda mencari hubungan langsung dengan Indonesia, antara lain melalui udara atau radio telegrafi. Belanda berhasil mendirikan pemencar radio telegrafi di negeri Belanda,yang kemudian ditingkatkan menjadi hubungan radio telefoni. Seteleh itu berkembanglah apa yang dinamakan dengan "radio amatir" di Indonesia,terutama sekali di lingkungan golongan peminat teknik radio yang sebagian besar adalah orang-orang BelendaBelanda.Tenaga-tenaga radio amatir ini banyak dibantu oleh pegawai teknik PTT. Mereka membuat alat pemancar dan alat penerima sendiri sehingga dapat megadakanmengadakan hubungan dengan radio amatir di negara-negara lain yang pada waktu itu sudah cukup banyak.
 
Dengan maksud untuk mengobarkan kesadaran radio dikalangan masyarakat, pemerintah Belanda memberi kesempatan kepada mereka yang berminat dan memenuhi persyaratan untuk membuat pemencarpemancar dan penerima siaran radio sendiri.
 
Pihak PTT bagian teknik radio memberikan bantuan teknik seperlunya. Perkumpulan-perkumpulan radio dibentuk dan dapat mengadakan hubungan satu sama lain.
Baris 55 ⟶ 56:
Lahirlah perkumpulan siaran radio pertama Indonesia pada tanggal 16 Juni 1925 di Jakarta,dengan nama "Bataviase Radio Vereniging" disingkat BRV yang menurut aktanya didirikan untuk waktu 29 tahun.
 
BRV didukung oleh wartawan dan pengusaha BelendaBelanda ; dengan demikian sedikit banyak ada tujuan komersial dalam siaranyasiarannya, berupa propaganda perusahaan dan perdagangan.Sudah tentu siaran radio yang pertama lahir di Indonesia ini menggunakan Bahasa Belanda dan tempat siaranyasiarannya di salah satu ruangan Hotel des Indes yang terletak disudut Harmoni.
 
* NEDERLANDS INDISCHE RADIO OMROEP (NIROM)
Baris 69 ⟶ 70:
Pada tahun pertama programa siaran NIROM dititik beratkan kepada siaran bahasa Belanda,kemudian di perluas dengan programa "ketimuran" yang ditujukan kepada pendengar-pendengar bahasa Indonesia.Dengan pembayaran yang besar,NIROM dapat menarik orkes dan penyanyi terbaik.Melalui siaran-siaran yang di selingi dengan bermacam-macam pidato,uraian dan ceramah, NIROM menyebarkan doktrin-doktrin dari "etische politiek" pemerintah kolonial untuk mengimbangi makin meningkatnya pergerakan kebangsaan di Indonsia.
 
Sejak bangkit dan semakinyasemakin kuatnya pergerakan kebangsaan dengan lahirnya "Sumpah Pemuda" tanggal 28 Oktober 1928,pemerintah Hindia Belanda menyadari bahwa pergerakan kebangsaan itu sangat membahayakan kekuasaan kolonialnya dan karna itu harus dihancurkan. Sementara itu di samping NIROM lahirlah perkumpulan-perkumpulan siaran radio yang suudah mulai dengan memperhatikan mutu acara. Hal ini merupakan tantangan bagi NIROM.
 
Dengan pecahnya perang DUNIA II dan didudukinya negeri Belanda oleh Jerman pada tahun 1940,pemerintah Hindia Belanda mengubah poitiknyapolitiknya di Indonesia, dengan cara memberikan konsensi politik.Tindakan ini untuk mengambil simpati kaum pribumi yang tercermin juga dalam siaran-siaran NIROM pada tahun 1940.Politik pendekatan terhadap rakyat Indonesia itu lebih ditingkatkan setelah pecahnya perang pasifik dan tentara Jepang sudah mendekati Indonesia pada awal tahun 1942.
 
* BANGKITNYA RADIO KEBANGSAAN
 
Dengan progrmaprogram-prograna siaran yang baik dan penyelenggaraan acara siaran yang menarik,NIROM berhasil "mengalihkan" perhatian masyarakat dari masalah-masalah politik, dan politik golongan pemimpin yang juga senang kesenian dan kebudayaan,untuk lebih banyak bergerak di bidang tersebut.
 
Tidaklah mengherankan jika dalam waktu singkat muncullah perkumpulan-perkumpulan siaran radio Bahasa Indonesia,yang tujuan utamanya menyiarkan kesenian dan kebudayaan Indonesia.
Baris 97 ⟶ 98:
Secara resmi SRV didirikan tanggal 1 April 1933.Dengan demikian,SRV lebih dulu mengudara daripada NIROM.Sebeum SRV didirikan,di Solo sudah ada pemancar radio yang dihadiahkan oleh SP.Mangkunegara VII kepada perkumpulan kesenian "Javaansche Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran",untuk menyiarkan klenengan ketoprak dan wayang orang.
 
Kekuatan pemancaranyapemancarnya tidak besar,hanya dapat didengar sekitar Solo saja.Sedang jumlah pesawat radio hanya sekitar 20 buah.
 
Menyadari pentingnya kesenian Jawa untuk dikembangkan,maka atas prakarsa Ir.Sarsito diusahakan pemancar yang lebih kuat dan dibentuk perkumpulan khusus untuk penyiaran radio. Maka lahirlah SRV tanggal [[1 April]] [[1933]]. Siarannya selain di daerah Jawa, dapat di tangkap di daerah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Baris 109 ⟶ 110:
Dalam peperangan di Asia dan Pasifik, Jepang sebagai sekutunya Nazi Jerman dan Italia di Eropa, mengadakan ekspansi ke arah selatan.
 
Pada bulan [[1 Maret]] [[1942]] Belanda menyerah kepada Jepang, tepat pada tanggal [[8 Maret]] [[1942]] pemerintah Belanda dengan seluruh angkatan perangnya menyatakan menyerah kalah di BandungKalijati Subang, Jawa Barat kepada balatentara Jepang.
 
Sejak tanggal itu dibekas kawasan Hindia Belanda dulu berlaku pemerintahan militer Jepang atasdenga nama resminya waktu itu {{Nihongo|Jepang Raya|大日本|Dai Nippon}}. Sebagai konsekuensinya, segalanya menurut kehendak tentara pendudukan. DemikainDemikian pula radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama {{Nihongo|Pusat Jawatan Radio|放送管理局|Hoso Kanri Kyoku}}, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya yang dinamakan {{Nihongo|Jawatan Radio|放送局|Hoso Kyoku}} terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang. sesungguhnya di Sumatera Utara juga berdiri Medan Hoso Kyoku dibulan Maret 1942.
 
Di samping stasiun siaran tadi, setiap Hoso Kyoku mempunyai cabang kantor bernama Shodanso yang terdapat di kabupaten-kabupaten. Kantor ini mempersatukan semua bengkel atau service radio setempat, sehingga semua reparasi pesawat radio langsung di bawah pengawasan balatentara.Semua pesawat disegel, sehingga rakyat tidak bisa mendengarkan radio siaran luar negeri kecuali ke 8 '''Hoso Kyoku''' di Jawa tadi.
Baris 119 ⟶ 120:
==== Radio Sebagai Alat Perang Urat Saraf ====
 
DengamDengan maklumat resmi Tenno Heika tanggal [[8 Desember]] [[1941]] perang pasifik mulai berkobar dan Jepang menggunakan siaran radio sebagai alat ''psywar'' atau perang urat saraf terhadap negara-negara Asia yang hendak dikuasainya.
 
Semboyan mereka adalah untuk memerdekakan bangsa-bangsa Asia yang masimasih dijajagdijajah dan selanjutyaselanjutnya untuk bersama-sama membangun Asia Timur Raya yang makmur.
 
Radio Tokyo setiap malam melancarkan siaran propaganda yang sangat mengena. Beberapa bulan sebelumnyasebelum tentara Jepang mendarat di Indonesia setiap malam sekitar pukul 22.00 di rumah-rumah orang Indonesia yang mempunyai pesawat radio, berkerumun orang untuk mengikuti siaran Radio Tokyo.
 
Dengan komentar-komentarnya yang sangat tepat, penyiarnya dapat menciptakan suaranasuana Indonesia merdeka dilingkungan pendengarnya, seolah-olah kedatangan tentara Jepang di Indonesia sangat dinanti-nantikan oleh rakyat Indonesia.
 
Lebih-lebih setelah Philipina, Indonesiaserta Malaya yang dalam waktu singkat dapat dikuasai Jepang, setiap orang Indonesia sudah mulai siap-siap menyambut tentara pembebasan Jepang. Begitu besar pengaruh siaran radio yang melancarkan propaganda menjelang pendaratan tentara Jepang di Indonesia pada awal bulan [[1 Maret]] [[1942]] sehingga tentara Hindia Belanda sebenarnya sudah kalah sebelun bertempur dengan tentara Jepang.
 
Perang urat saraf itu makin mengenai sasarannya karena disusul dengan kenyataan-kenyataan dalam perang yang sebenarnya dan disaksikan oleh rakyat Indonesia. Kenyataan tersebut diawali dengan tibanya tentara Jepang di Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal [[10 Januari]] [[1942]] dan Komandan Belanda di Pulau itu menyerahkan diri pada tanggal [[13 Januari]] [[1942]]. Seminggu kemudian Balikpapan yang merupakan sumber minyak berhasil diduduki pula oleh Jepang, dan berturut-turut jatuh ke tangan Jepang kota-kota Pontianak, Martapura kemudian Banjarmasin.
Baris 144 ⟶ 145:
 
Patut diketahui lebih dahulu, bahwa berbeda dengan zaman Hindia Belanda yang hanya terdapat satu Pemerintah Sipil, maka pada zaman Jepang terdapat tiga pemerintahan militer pendudukan, yakni:
- Tentara ke-16 dipulaudi pulau Jawa dan Madura dengan pusatnya di Batavia (kemudian dinamakan Jakarta)
- Tentara ke-25 dipulaudi pulau Sumatra dengan pusatnya di Bukit tinggi.
- Armada Selatan ke-2 di Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya di Makasar (Ujung Pandang).
 
Di Jawa tugas memulihkan ketertiban dan keamanan serta menanamkan kekuasaan yang sementara lowong itu diserahkan kepada suatu pemeritahan militer yang disebut Gunseibu, masing-masing meliputi Jawa Barat dengan pusatnya di Bandung;Jawa Tengah dengan Pusatnya di Semarang dan Jawa Timur dengan pusatnya diSurabayadi Surabaya. Di samping itu dibentuk dua daerah istimewa yang disebut Koci, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Tata pemerintahan Militer Jepang ini turut memengaruhi juga perkembangan sejarah radio di Indonesia yang sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang di Jawa terdapat beberapa stasiun radio, baik semi pemerintah (NIROM) maupun swasta ketimuran (PPRK), yaitu di Jakarta dan pusat-pusat daerah militer lainnya, Bandung, Semarang, Surabaya, Solo, dan Yogya.
 
Kota-kota ini, mestinya juga menjadi pusat atau penyalur-penyalur propoganda Jepang menguasai Indonesia, semua sarana komunikasi massa seperti surat kabar,majalah, kantor berita, film dsb. Dikuasai dan dikendalikan oleh penguasa Militer untuk kepentingan perang;lebih-lebih radio yang pada masa itu merupakan sarana komunikasi massa yang palaing ampuh. Perkumpulan-perkumpulan atau organisasi penyiaran radio dibebarkan dan Jepang membentuk sebuah jawatan yang khusus mengurus siaran radio, dengan nama Hoso Kanri Kyoku, beserta cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku. Pusatnya tetap di Batavia yang kemudian dinamakan Jakarta dan cabang-cabangnya berada di Bandung,Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya kemudian ditambah di Purwokerto dan Malang.
Baris 158 ⟶ 159:
Di luar Jawa, baik di Sumatra yang juga dikuasai oleh AD dean pulau-pulau lainnya yang dikuasai oleh AL, stasiun-stasiun radio yang ada juga dikuasai sepenuhnya oleh militer Jepang, dan tidak ada hubungannya dengan pulau Jawa. Seperti diuraikan terlebih dahulu, Jepang menggunakan siaran radio sebagai alat perang urat saraf dan propaganda sejalan dengan tujuan "Perang Asia Timur Raya" atau mereka sebut Dai Toa Senso.
 
Sampai 6 bulan pertama sejak Jepang menduduki Indonesia Hoso Kyoku Jakarta memang masih menyelenggarakan siaran dalam bahasa Belanda di samping mengusahakan siaran-siaran dalam bahasa Inggris, Prancis dan Arab. Tetapi setelah itu siaran-siaran dalam bahasa Belanda dihapuskan sama sekali, bersamaan dengan kebijaksanaan yang mereka tempuh dibidang pendidikan, yaitu melarang sama sekali penggunaan bahasa Belanda dan asing lainnya di sekolah-sekolah. Sebaliknya penggunaan bahasa Indonesia dikembangkan karena bahasa Indonesia dijadikan satu-satunya bahasa yang digunakan disekolah-sekolah atau kantor-kantor. Bukan hanya itu; nama toko perdagangan umumnya,nama-nama tempat umum seperti tempat renang, stadion, taman dsb serta nama-nama jalan yang semula menggunakan bahasa Belanda atau bahasa asing lainnya, diganti denagndengan nama Indonesia atau Jepang.
 
Memang Bahasa Jepang kemudian dijadikan mata pelajaran wajib disekolah-sekolah, di samping bahasa Indonesia. Juga melalui radio diadakan siaran pelejaranpelajaran bahasa Jepang. Lebih dari itu murid-murid dan pelajar serta masyarakat umum mendapat gemblengan "Semangat Jepang" atau Nipon Seisyin, semangat anti penjajah, anti Inggris-Amerika, anti Asing.
 
Selanjutnya ditanamkan pula Busyido Seisyin atau semangat kesatria Jepang yang taat dan hormat kepada orang tua, pemimpin dan akhirnya kepada raja. Usaha itu antara lain dilakukan dengan latihan kemiliteran dan pendidikan jasmani. Ber-taiso atau senam pagi secara massal bahkan dikomando melalui radio dari Jakarta yang disiarkan secara sentral dilakukan serntak oleh murid-murid sekolah dasar, pelajar-pelajar sekolah lanjutan, pegawai-pegawai kantor pemerintah dan swasta serta masyarakat umum, setiap pagi sebelum mulai belajar atau bekerja. Acara siaran ini disebut "Radio Taiso".
Baris 204 ⟶ 205:
Di Jakarta, Yusuf Ronodipuro melakukan hal serupa, ia berhasil membacakan teks proklamasi yang telah diselundupkan. Sayangnya ia ketahuan dan akhirnya ditangkap dan disiksa kempetai Jepang. Beruntung nyawanya berhasil terselamatkan.
Di Surabaya teks proklamasi batal dibacakan karena keburu disita prajurit Jepang. Namun demikian salah seorang penyiar berhasil mengumumkannya dalam bahasa Madura yang tidak dipahami Jepang dalam acara hiburan.
 
 
Akhirnya setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka atas perintah Hoso Kanri Kyoku, pada tanggal 19 Agustus 1945 semua Hoso Kyoku dihentikan kegiatannya.
Baris 223:
Ketegangan suasana selama dua hari antara tanggal 15 dan 17 Agustus 1945 ini terasa sekali diJakarta dan sekitarnya, tidak terkecuali orang-orang radio bagi penyiaran proklamasi kemerdekaan, apabila saatnya tiba nanti.
 
=== Masa Revolusi Fisik (1945 - 1950) ==
 
Setelah proklamasi dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945, perubahan cepat di Indonesia terjadi. Presiden Soekarno segera membentuk pemerintahan.
Baris 531:
Di samping itu dipertunjukan pula kegiatan penduduk membangun kembali rumah—rumahnya.
 
Gambar-gambar tentang sikap ramah prajurit terhadap penduduk diperrtunjukandipertunjukan supaya rakyat merasa dekat dengan TNI.
 
Siaran sentral GM-II setiap malam dari Sala selama dua bulan (Oktober dan November) dan "Penerangan Mobile GM-II, telah ikut memegang peranan dan bantuan berhasilnya pemarintah menumpas pemberontakan PKI, serta memulihkan keamanan dan ketentraman umum dalam Desember.
Baris 539:
Penumpasan pemberontakan PKI Muso menginjak tahap terakhir dengan terkepungnya rombongan Amir Sjarifudin di daerah Kudus seperti yang disiarankan oleh Darmosoegondo dalam siaran GM-II hari itu.
 
Artinya tugas PemeranganPenerangan GM-II sudah hampir selesai, dan tugas RRI selanjutnya dicurahkan untuk meningkatkan potensi siarannya guna menghadapi suasana buruk dengan penggantian Dr. Van Mook oleh Dr. Boel dan tuduh-tuduhan Belanda seolah-olah tentara Republik melangarmelanggar genjatangencatan senjata. "Keadaanya seperti sebelimsebelum tangal 20 Juli 1947" kata Perdana Menteri Mohamad Hatta, artinya seperti saat-saat menjelang penyerbuan tentara Belanda kedaerah Republik pada tanggal 21 Juli 1947 yang mengorbankan agresi milliter Belanda ke-1.
 
Seminggu kemudian diperoleh keterangan bahwa seluruh Devisi Siliwangi telah menerima perintah bersiap-siap kembali ke Jawa Barat.
 
Semua satuan Siliwangi yang sebelum pemberontakan MediunMadiun ditempatkan di daerah Surakarta dikonsentrir di daerah Yogyakarta, Kedu dan Banyumas. Sementara itu di sepanjang garis denarkasihdemarkasi Semarang - Surakarta dan Semarang - Kudus. Tentara Belanda mengerahkan pasukan-pasukan dan pelengkapan perang secara besar-besaran.
 
Dari staf Panglima Markas Besar Komando Jawa sebelum rombongan MBKI berangkat ke Jawa Timur dengan KLB (Kereta Api Luar Biasa) diperoleh keterangan, bahwa APRI akan mengadakan letihan besar-besaran setelah rombongan kembali dari Jawa Timur sekitar tanggal 19 Desember.
 
Ditambah dengan sikap Delegasi Belanda yang main mutlak-mutlakan dalam perudingan dengan delegasi Indonesia, MeladiMaladi mengambil kesimpulan, bahawa tentara Belanda sedang menyiapkan agressi yang kedua.
 
Ia teringat rencana 2 tahutahun Belanda tertanggal 10 November 1946.
Rupanya keadaan ekonomis Republik dan Angkatan Perangnya setelah pemberontakapemberontakan PKI Muso sudah dilanggap matang oleh Belanda untuk memberi pakulan terakhir kepada Republik. RRI harus segera dipersiapkan untuk menghadapi perang gerilya.
Pada tanggal 14 DESEMBER dikirim kawat pada semua studio RRI berisi instruksi sebagai berikut: Semua pamancar besar supaya dikeluarkan dari kota Studio-studio darurat dipegunungan supaya sudah siap untuk bekerja.
Pada tanggal 15 Desember MeladiMaladi menghadap Menteri Penerangan di Yogyakarta untuk melaporkan segala persiapan menghadapi " doorstoot" Belanda ke Yogyakarta.
 
Sebelum penyerbuan Belanda itu pemancar-pemancar Yogyakarta supaya diangkut ke Wonosari dan daerah pegunungan untuk siaran gerilya.
Baris 573:
Sampai demikian jauh masyarakat belum menduga kalau itu merupakan serangan Belanda, karena sebelumnya diperoleh keterangan akan adanya latihan APRI, secara besar-besaran.
 
RRI mulai mengetahui bahwa suara ledakan-ledakan tersebut adalah serangan Belanda, setelah diterima informasi bahwa BBC London dan PCJ Hilversum telshtelah menyiarkan perintah Kerajaan Belanda kepada tentara Belanda di Indonesia untuk melakukan "Aksi Polisionalnya" terhadap R.I. Setelah meneruskan informasi tersebut kepada Kolonel Gatot Subroto, Kepala Jawatan Radio Maladi memanggil para pimpinan bagian dari pusat RRI dan RRI Surakarta untuk segera berkumpul di Kantor Pusat RRI Balapan 199.
 
Dari RRI Pusat yang hadir adalah Adang Kadarusman, Soetardi Hardjoloekito, M.TjatjiTjatja, Pratdjo Witono dan Soedjiteng.
 
Dari RRI Surakarta yang hadir adalah Saparno, OetojOetojo dan SidhatoSidharto.
 
Kepada mereka secara singkat dijelaskan bahwa:
1. Belanda telah memulai agresi militernya yang ke II dengan segenap kekuatannya untuk menghancurkan Republik.
2. PeramgPerang kali ini akan menentukan hidup matinya Republik Indonesia.
3. Setiap saat Belanda bisa masuk kota Solo dan menduduki seluruh daerah Surakarta.
4. Bagaimanapun keadaanya RRI berpegang teguh pada Sumpah 11 September dan bertekad melaksanakan semboyan "Sekali di Udara tetap di Udara".
 
Berhubungan dengan itu diinstruksiakndiinstruksikan sebagai berikut:
(1) Semua pemancar harus diangkat ke Tawamangu, kecuali pemancar kecil untuk meneruskan siaran di kota, sampai saat Belanda akan masuk kota.
(2) Semua arsip Jawatan di Pusat dan Studio supaya diangkut ke tempat-tempat yang sudah ditentukan.
 
Mengenai tugas dan nasib pegawai RRI ditegaskan sebagai berikut:
(1) Sebagai pemimpin ummumum MaliadiMaladi akan terus memimpin di luar.
Markas RRI adalah kompleks Lawu dengan pusatnya Tawangmangu.
Siapa yang ingin berjuang di luar supaya mengikutinyanmengikutinya atau menyusul di kemplekskompleks Lawu.
Bagaimana kahidupan di luar, Jawatan tidak dapat menjamin. Tetapi ia akan menjamin, bahwa jika yang satu makan, semua akan makan.
(2) Siapa yang ingin tinggal di kota, diminta supaya tetap setia kapada Prokklamasi 17 Agustus 1945 dan jangan sampai bekerja pada Belanda.
Baris 600:
 
Sebagai penutup pertemuan Maladi menyatakan"
RRI Yogyakarta sudah tidak terdenganterdengar lagi siarannya.Hubungan telepon sudah putus.
Siaran radio Australia telah memberitahukan bahwa Belanda telah menduduki Yogyakarta.
Pada jam 14.00 KLB yang mambawa rombongan MBKD dari Jawa Timur tiba di stasiun Balapan.
Baris 619:
Yang masih ditinggalkan di Solo hanya pemancar kecil untuk siaran lokal.
Pemancar ini baru akan diangkut keluar kota apabila tentara Belanda mendekati Solo.
Pemancar RRI Solo lainnya, bekas pemancar PTT berkekuatan 150 watt sudah diangkut lebih dahulu ke Tawangmangu pada tanggal 17 Desember berdasarkan instruksi tanggan 14 Desember. Pemancar tersebut juga akan dikeluarkadikeluarkan dari Tawangmangu ke temopattempat lain sebagai cadangan.
Yang dioperasikan dari Tawangmangu adalah pemancar RCA karena paling ringan, mudah diangkut dengan tenaga menusia dan dapat dipasang dengan cepat.
 
Seandainya Belanda sudah memasuki Karangpandan, pemancar tersebut masih dapat diselamatkan dalam waktu dua jam saja.
 
Perlu juga diketahui bahwa didaerahdi daerah Lawu terdapat Perusahaan-perusaan perkebunan teh, kopi, karet dan gula yang pada umumnya mempunyai pembangkit tenaga listrik.
Ke tempat-tempat itulah pemancar-pemancar cadangan akan diakuidiangkut.
 
Dengan demikian, jika semua rencana berjalan baik, maka sampai tiga tahap sesudah Tawangmangu, RRI akan dapat melakukan siaran lagi dari tiga tempat yang berlainan.
Pada tanggal 20 Desenber pagi-pagi, AD-211 sudah tiba kembali di Solo. Dari Tawangmangu datang berita telepon bahwa tempat itu dibom dari udara, sehingga tiang-tiang antena RRI harus ditrobohkandirobohkan atas perintah komandan pertahanan, Letkol. Hollan Ismandar. Akibatnya pemancar RCA belum dapat di udara.
Maladi diminta segera datang untuk membicarakan masalhmasalah penyiaran RRI dari Tawangmangu dengan komandan Pertahanan.
Pada jam 11.00 ia berangkat ke Tawangmangu dengan truk AD-11 yang mengangkut alat-alat terakhir kejurusan Tawangmangu, antara lain arsip-arsip kantor, mesin tulis dan mesin reneo.
 
Alat-alat tersebut diturunkan di Karanganyar untuk disimpan dirumah oarangorang tua kepala RRI Pusat, Soetojo di sebuah desa yang tidak jauh dari Karanganyar.
 
Beberapa kali dalam perjalanan antara Karanganyar-Tawangmangu, truk AD-211 berpapasan dengan iring-iringan mobil dan truk berisi pasukan-pasukan tentara memakai daun-daunan penyamar kejurusan Solo.
Baris 641:
Setiap kali berpapasan iringan-iringan kendaraan tentara, truk RRI AD-211 harus berhenti, sehingga baru pada jam 16.00 dapat mencapai karang pandan.
 
Pemancar NSF ternuyataternyata masih ada di Karangpandan, karena oleh komandan pertahanan Tawangmangu dilarang untuk dipasang di sansana. Terpaksa pemancar NSF harus disembunyikan di Karangpandan.
 
Hari itu, alat-alat radio laboratorium PTT atas perintah komandan setempat diangkut ke desa tersebut setelah alat-alat PTT diangkut.
Baris 647:
Tetapi karena sudah sore dan tenaga-tenaga pengangkut tidak kembali ke Karangpandan, maka pemancar NSF masih telantar di halaman kantor kewedanaan Karangpandan.
 
Oetojo, yang mengawal pemancar tersebut memang menunggu kedatangan MeladiMaladi untuk meminta Instruksi ke mana pemancar itu harus dibawa. Secara kebetulan ada seorang ''kebayan'' (pegawai desa)dari desa Punthukerjo bernama Soekarno yang kenal dengan Maladi dan menawarkan jasanya.
Katanya, bila dianggap cocok, rumahnya disediakan untuk menyimpan pemancar NSF.
 
Baris 654:
Kepada Oetojo yang dibantu dua orang tenaga terbaik yaitu Soetrisno dan Sabilan di perintahkan, supaya sudah mengangkut pemancar, segera berangkat ke Tawangmangu membawa surat Maladi kepada Komandan Letkol Holand Iskandar.
 
PokonyaPokoknya tanggal 21 Desember dari Tawangmangu harus sudah jalan.
 
Pada jam 20.00 Maladi dapat kembali dengan truk AD-211 untuk mengturmengatur persiapan terakhir di Solo, antara lain mengangkut dokumen-dokumen di rumahnya sendiri dan memberi instruksi-instruksi kepada rekan-rekan yang akan berjuang di dalam kota . Oetojo, Oetrisno dan Sabilan dengan berjalan kaki berangkat ke Tawangmangu .
 
Kira-kira setengah perjalanan, di desa Gayadompo, yang letaknya lebih tinggi dari desa-desa sekitarnya dan jalan mulai menurun, langit di sebebelah barat kelihatan kemerah-merahan.
Baris 672:
Sampai di jembatan Bengawan Solo, truk di hentikan oleh penjaga jembatan seorang enggota militer, yang tampak heran sekali ada truk dari luar masuk kota, karena jembatan itu akan dihancurkan, yaitu jam 12 malam tepat.
 
Waktu ia di terangkan bahwa ia adalah Mayor PenenranganPenerangan Gubernur MilietrMiliter yang akan mengambil pemancar radio yang masih ketinggalan di kota, ia di perbolehkan jalan terus .
 
Tetapi diperingatkan sebelum jam 24.00 sudah keluar dari kota .
Baris 678:
'' Mayor supaya hati-hati, karena di dalam kota sudah ada mata-mata penyusup'', demikian pesan polisi militer, yang mengawal jembatan .
 
Sejak pemberontakan PKI Muso, mereka di datangkan dari Magelang untuk pengawal GunbernurGubernur Militer.
 
Di rumah Soesatyo, bagian perlengkapan Teknik, di dekat rumah sakit Jebres ia berhenti untuk menanyakan, apakah pemancar lokal sudah di angkut keluar.
Baris 721:
 
== Lahirnya Radio Republik Indonesia ==
[[Berkas:Logo Programa RRI 2024.svg|jmpl|250px|Logo RRI dengan 5 programa, yang hanya tersedia di Makassar dan Surabaya]]
 
[[Berkas:Logo Programa RRI 2024 (Versi II).svg|jmpl|250px|Logo RRI dengan 4 programa, yang tersedia di stasiun RRI Tipe A (Jakarta), seluruh stasiun RRI Tipe B kecuali Makassar dan Surabaya, dan dua stasiun Tipe C (Bukittinggi dan Malang) ]]
[[Berkas:Logo Programa RRI 2024 (Versi III).svg|jmpl|250px|Logo RRI dengan 3 programa, yang tersedia di stasiun RRI Tipe C (kecuali Bukittinggi, Entikong, Malang, Nunukan, dan Takengon)]]
Dengan dihentikannya siaran radio dari semua '''Hoso Kyoku''' sejak tanggal [[19 Agustus]] [[1945]]. Masyarakat menjadi buta berita. Yang sangat menggelisahkan masyarakat adalah tidak diketahui apa yang harus dilakukan setelah Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka sejak [[17 Agustus]] [[1945]].
 
Baris 812 ⟶ 814:
Rapat dengan acara tunggal "Perjuangan kita" dipimpin oleh Dr.
 
Pada awal empat stasiun radio pertama ialah
= Referensi/Daftar Pustaka =
 
#'''[[RRI Programa 1|Nusantara Satu (Nusantara I)]]''': stasiun daerah yang melayani pendengar [[dewasa|dewasa tua]] dan [[Masa tua|lansia]] tentang seputar [[berita]], [[gelar wicara]] dan [[informasi]] baik di [[Indonesia|dalam negeri]] maupun dari [[luar negeri]] termasuk berita olahraga, [[:en:oldies|oldies]], [[:en:classic country|classic country]], [[:en:easy listening|easy listening]], [[suara Nashville|nashville sound]] dan [[bluegrass]]. Genre ini dikenal sebagai RRI "zaman dulu" dengan beragam acara tumpah ruah dalam satu kanal yang melayani masyarakat luas pendengar yang berusia 40 - 80 tahun. Slogan Nusantara I adalah '''Pusat Pemberdayaan Masyarakat''' (kini '''Kanal Informasi & Inspirasi''').
#'''[[RRI Programa 2|Nusantara Dua (Nusantara II)]]''': stasiun daerah yang melayani pendengar [[remaja]] dan [[remaja|anak muda]] di [[kota|perkotaan]], khususnya yang berusia 12 - 25 tahun. Konten siaran radio ini lebih banyak mengenai musik terkini dan gaya penyiar yang menyapa pendengar khas radio-radio swasta lainnya. Slogan Nusantara II adalah '''Teman Terbaik Kamu'''.
#'''[[RRI Programa 3|Nusantara Tiga (Nusantara III)]]''': siaran nasional dari [[Jakarta]] yang menyajikan [[berita]], [[gelar wicara]] dan [[informasi]] baik di [[Indonesia|dalam negeri]] maupun dari [[luar negeri]] yang dipancarluaskan secara relai dengan jangkauan [[nasional]] sepanjang hari selama 24 jam nonstop. Selain reportase dari para petugas liputan RRI, keterlibatan warga dalam meyampaikan informasi dan pandangan mata langsung dari warga di lokasi kejadian juga dilakukan. Slogan Nusantara III adalah '''Jaringan Berita Nasional''' dan '''Terus Mengudara Untuk Indonesia'''.
#'''[[RRI Programa 4|Nusantara Empat (Nusantara IV)]]''': stasiun daerah yang menyajikan konten [[lagu daerah|musik daerah]], [[budaya Indonesia|budaya daerah]], serta hal-hal yang mengandung unsur keindonesiaan termasuk [[Dangdut|musik dangdut]], pendidikan dan hiburan di daerahnya. Slogan Nusantara IV adalah '''Pusat Kebudayaan Nasional''' (kini '''Suara Budaya Nusantara''').
 
== Referensi/Daftar Pustaka ==
* 40 Tahun Indonesia Merdeka (11 September 1945 sampai dengan 11 September 1985)Direktorat Jenderal Radio Televisi dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia;
* Radio Siaran (Teori dan Praktik)Onong Uchyana Effendy, MA. Bandung. Tahun 1978;
Baris 824 ⟶ 833:
* Radio Rimba Raya ,Abu TM Raiyan.
* Profil Angkasawan RRI 1945-1995.
* Sejarah Pos Telekomunikasi di Indonesia.
 
{{RRI}}
 
[[Kategori:Radio Republik Indonesia]]