Sastra Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Amelratmon (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(599 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Kartini 1979 Indonesia stamp2.jpg|ka|jmpl|Perangko peringatan 100 tahun [[Kartini]]. Kumpulan surat-suratnya yang berjudul ''[[Habis Gelap Terbitlah Terang]]'' diterjemahkan 100 tahun lalu pada tahun 1922 oleh Armijn Pane.]]
{{Budaya Indonesia}}
'''Sastra Indonesia''' adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di [[Asia Tenggara]]. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut.
Tatkala [[gagasan]] ''sastra di Indonesia'' sendiri merujuk pada seantero kesusastraan yang dibuat di wilayah [[Kepulauan Indonesia]] yang dapat menggunakan [[bahasa Indonesia]], bahasa daerah dan bahasa asing, istilah '''sastra Indonesia''' merujuk hanya kepada kesusastraan dalam bahasa Indonesia yang bahasa akarnya berdasarkan [[bahasa Melayu]] (di mana bahasa Indonesia adalah satu [[turunan]]nya).{{sfn|Ensiklopedia Sastra Indonesia versi Daring||loc=[http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/tentang "Tentang Ensiklopedia"]}} Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah [[Melayu]] (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti [[Malaysia]] dan [[Brunei]]), demikian pula [[bangsa Melayu]] yang tinggal di [[Singapura]].
== Periodisasi, Nama, Karya ==
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
* lisan
* tulisan{{sfn|Teeuw|1994|p=}}
Secara urutan waktu maka
* Angkatan Pujangga Lama
* Angkatan Sastra Melayu Lama
* Angkatan Balai Pustaka (1920–1932)
* Angkatan Pujangga Baru (1933–1942)
* Angkatan 1945 (1942–1949)
* Angkatan 1950–1960-an
* Angkatan 1966 (1966–1970-an)
* Angkatan 1980–1990-an
* Angkatan Reformasi (1998–2004)
* Angkatan pascareformasi (2005 – kini)
==
[[Berkas:1629 Ruyl (page 5 crop).jpg|alt=|page=5|jmpl|[[Injil Matius]]. Terjemahan oleh [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]] (1629).]]
[[Berkas:Syair Abdul Muluk.jpg|jmpl|Sampul penerbitan ''[[Sjair Abdoel Moeloek]]'' 1847 dengan [[abjad Jawi]].]]
{{Quote box|quote=<poem>
''Hamzah Fansuri di dalam Mekkah,''
''mencari Tuhan di Bait Al-Ka’bah.''
''Dari Barus ke Qudus terlalu payah,''
''akhirnya dijumpa di dalam Rumah.''</poem>|author=[[Hamzah Fansuri]]|source=dari syair ''Sidang Ahli Suluk''|align=right|width=41%}}
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya sastra di dominasi oleh [[syair]], [[pantun]], [[gurindam]] dan [[hikayat]]. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan Semenanjung Malaya. Di Sumatra bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. [[Hamzah Fansuri]] adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama, pemula puisi Indonesia.{{sfn|Teeuw|1994|loc=bab ''Hamzah Fansuri, Sang Pemula Puisi Indonesia''}} Dari istana [[Kesultanan Aceh]] pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan [[Abdurrauf Singkil]], serta [[Nuruddin ar-Raniri]].<ref name="RICKLEFS_p117">{{cite book|last =Ricklefs|first =M.C.|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia 1200-2004|publisher =MacMillan|date =1991|location =London|url =|doi =|isbn =|page =117}}</ref>
==== Karya Sastra Pujangga Lama ====
===== Sejarah =====
* [[Sejarah Melayu]] (''Malay Annals'')
* ''[[Tuhfat al-Nafis]]'' (Bingkisan Berharga) karya [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]]
===== Hikayat =====
{| border="0" style="center"
|-----
|
* [[Hikayat Abdullah]]
* [[Hikayat (Aceh)|Hikayat Aceh]]
* Hikayat Amir Hamzah
* Hikayat Andaken Penurat
* [[Hikayat Bayan Budiman]]
* Hikayat Djahidin
* [[Hikayat Hang Tuah]]
* [[Hikayat Iskandar Zulkarnain]]
* Hikayat Kadirun
|
* [[Hikayat Kalila dan Damina]]
* Hikayat Masydulhak
* Hikayat Pandawa Jaya
* [[Hikayat Pandja Tanderan]]
* Hikayat Putri Djohar Manikam
* Hikayat Sri Rama
* Hikayat Tjendera Hasan
* Tsahibul Hikayat
* [[Hikayat Raja-raja Pasai]]
|}
===== Syair =====
{{col-begin}}
{{col-break}}
* [[Hamzah Fansuri]]
** [[Syair Burung Unggas]]
** [[Syair Dagang]]
** [[Syair Perahu]]
** [[Syair Si Burung pipit]]
** [[Syair Si Burung Pungguk]]
** [[Syair Sidang Fakir]] atau Sidang Ahli Suluk
{{col-break}}
* [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]]
** [[Sjair Abdoel Moeloek]]
** Syair Hukum Nikah
** Syair Siti Shianah
** Syair Suluh Pegawai
* [[Syair Bidasari]]
* [[Syair Ken Tambuhan]]
* Syair Raja Mambang Jauhari
* Syair Raja Siak
{{col-end}}
===== Gurindam =====
* [[Gurindam Dua Belas]] karya [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]]
===== Kitab agama =====
* ''Syarab al-'Asyiqin'' (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
* ''Asrar al-'Arifin'' (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
* ''Nur ad-Daqa'iq'' (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
* ''Bustan as-Salatin'' (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri
=== Sastra Melayu Lama ===
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatra seperti "[[Langkat]], [[Tapanuli]], [[Minangkabau]] dan daerah Sumatra lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
==== Karya Sastra Melayu Lama ====
{{col|2}}
* Robinson Crusoe (terjemahan)
* Lawan-lawan Merah
Baris 37 ⟶ 108:
* [[Nyai Dasima]] oleh G. Francis (Indo)
* [[Bunga Rampai]] oleh A.F van Dewall
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
* Drama
*
*
*
* [[Tambahsia]]
*
*
* [[Hikayat Siti Mariah]] oleh Hadji Moekti (indo)
* dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya
{{EndDiv}}
==
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, dikeluarkan oleh penerbit [[Balai Pustaka]]. [[Prosa]] ([[roman]], novel, cerita pendek dan drama) dan [[puisi]] mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. [[Balai Pustaka]] merupakan penerbit yang didirikan dengan nama ''Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur'' ([[bahasa Indonesia]]: "Komisi untuk Sekolah Pedalaman dan Bacaan Rakyat") oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[15 Agustus]] [[1908]].
Pada masa itu, Balai Pustaka didirikan untuk memproduksi bahan bacaan bagi sekolah yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda yang diyakini sebagai bagian dari [[Politik Etis]] atau ''Politik Balas Budi'' (Belanda: ''Ethische Politiek''). Balai Pustaka dibentuk untuk mencegah pengaruh negatif karya sastra Melayu Rendah yang cenderung mengeksploitasi tema-tema cabul dan mengandung muatan politis yang tidak terkendali. Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Sunda]]; dan dalam jumlah terbatas dalam [[bahasa Bali]], [[bahasa Batak]], dan [[bahasa Madura]].
[[Nur Sutan Iskandar]] dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" karena ada banyak sekali karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatra", dengan [[Minangkabau]] sebagai titik pusatnya.{{sfn|Mahayana
|Sofyan|Dian|1995|p=370}}
[[Berkas:Marah Roesli.jpg|ka|jmpl|[[Marah Roesli]], salah satu novelis Indonesia pertama.]]
Pada masa ini, novel/roman ''[[Sitti Nurbaya]]'' dan ''[[Salah Asuhan]]'' menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-tema inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:
* [[Merari Siregar]]
* [[Marah Roesli]]
* [[Muhammad Yamin]]
:* [[Tanah Air (novel)|Tanah Air]] (1922)
:* [[Indonesia, Tumpah Darahku]] (1928)
:* [[Kalau Dewi Tara Sudah Berkata]]
:* [[Ken Arok dan Ken Dedes]] (1934)
* [[Nur Sutan Iskandar]]
:* [[Tuba Dibalas dengan Susu]] (1933)
:* [[
* [[Tulis Sutan Sati]]
:* [[Sengsara Membawa Nikmat]] (1928)
* [[Adinegoro|Djamaluddin Adinegoro]]
* [[Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati]]
* [[
* [[
:* [[Menebus Dosa]] (1932)
=== Pujangga Baru ===
[[Berkas:Sutan takdir alisjahbana.jpg|ka|jmpl|[[Sutan Takdir Alisjahbana]] pelopor Pujangga Baru]]
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistis, dan elitis.
[[Berkas:Cover Poedjangga Baroe 1937.jpg|ka|jmpl|Sampul majalah ''[[Poedjangga Baroe]]'' Agustus 1937.]]
Pada masa ini, terbit pula majalah [[Pujangga Baru]] yang dipimpin oleh [[Sutan Takdir Alisjahbana]], beserta [[Amir Hamzah]] dan [[Armijn Pane]]. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh [[Sutan Takdir Alisyahbana]]. Karyanya ''Layar Terkembang'', menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel ''Tenggelamnya Kapal van der Wijck'' dan ''Kalau Tak Untung'' menjadi karya penting sebelum perang.
Pada masa ini, terdapat dua kelompok sastrawan Pujangga Baru, yaitu:
# Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.
# Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
==== Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru ====
{| border="0" style="center"
|-----
|
* [[Sutan Takdir Alisjahbana]]
** [[
** [[Tebaran Mega]] - kumpulan sajak (
** [[Layar Terkembang]] (1936)
** [[Anak Perawan di Sarang Penyamun]] (1940)
* [[Hamka]]
** [[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]] (1938)
** [[Tenggelamnya Kapal Van der Wijck]] (1939)
** [[Tuan Direktur]] (1950)
** [[Di dalam Lembah Kehidoepan]] (1940)
* [[Armijn Pane]]
** [[Belenggu]] (
** [[Jiwa Berjiwa]]
** [[Gamelan Djiwa]] - kumpulan sajak (1960)
** [[Djinak-djinak Merpati]] - sandiwara (1950)
** [[Kisah Antara Manusia]] - kumpulan cerpen (1953)
** [[Habis Gelap Terbitlah Terang]] - Terjemahan Surat R.A. Kartini (1945)
* [[Sanusi Pane]]
** [[Pancaran Cinta]] (1926)
** [[Puspa Mega]] (1927)
** [[Madah Kelana]] (1931)
** [[Sandhyakala Ning Majapahit]] (1933)
** [[Kertajaya (novel)|Kertajaya]] (1932)
* [[Tengku Amir Hamzah]]
** [[Nyanyi Sunyi]] (
** [[
** [[Setanggi Timur]] (1939)
|
* [[
** [[Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan]]
** [[
** [[
** [[
* [[Anak Agung Pandji Tisna]]
** [[Ni Rawit Ceti Penjual Orang]] (1935)
** [[
** [[
* [[J.E.Tatengkeng]]
** [[Rindoe Dendam]] (1934)
* [[Fatimah Hasan Delais]]
** [[Kehilangan Mestika]] (1935)
* [[Said Daeng Muntu]]
** [[Pembalasan]]
** [[Karena Kerendahan Boedi]] (1941)
* [[Karim Halim]]
** [[Palawija (novel)|Palawija]] (1944)
|}
=== Angkatan
{{lihat|Angkatan 1945}}
[[Berkas:Chairil Anwar.jpg|ka|jmpl|[[Chairil Anwar]] pelopor Angkatan 1945]]
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya
==== Penulis dan karya Angkatan 1945 ====
* [[Chairil Anwar]]
** [[Kerikil
** [[Deru
* [[Asrul Sani]], bersama [[Rivai Apin]] dan Chairil Anwar
** [[Tiga Menguak Takdir]] (1950)
* [[Bakri Siregar]]
** Tanda Bahagia (1944)
** [[Tugu Putih]]. Drama (1950)
** Jejak Langkah (1953)
* [[Idrus]]
** [[Dari Ave Maria ke
** [[Aki (novel)|Aki]] (1949)
** [[Perempuan dan Kebangsaan]]
* [[Achdiat K. Mihardja]]
** [[Atheis (karya sastra)|Atheis]] (1949)
* [[Muhammad Balfas]]
** [[Lingkaran-lingkaran Retak]] (1952)
** [[Tamu Malam]]. Drama (1957)
* [[Pramoedya Ananta Toer]]
** [[Kranji dan Bekasi Jatuh]] (1947)
** [[Bukan Pasar Malam]] (1951)
** [[
** [[
** [[
** [[
** [[
** [[
** [[Tetralogi Buru]]
* [[
** [[
** Tandus (1952)
* [[Suman Hasibuan|Suman Hs.]]
** [[Pertjobaan Setia]] (1940)
** [[
** [[Mentjari Pentjuri Anak Perawan]] (1957)
* [[Trisno Sumardjo]]
** [[Katahati dan Perbuatan]] (1952)
* [[Utuy Tatang Sontani]]
** [[Suling (drama)]] (1948)
** [[Tambera]] (
** [[Awal dan Mira]] - drama satu babak (1962)
=== Angkatan
{{Main|Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965}}
{{Quote box|quote=<poem>
''Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti
matematika:''
''aku rajin beribadah,''
''maka selayaknyalah derita menjauh dariku,''
''dan nikmat dunia kerap menghampiriku.''
''Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,''
''dan bukan kekasih.''
''Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,''
''dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku …''</poem>|author=[[W.S. Rendra]]|source=dari ''Makna Sebuah Titipan''|align=right|width=41%}}
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra [[Kisah (majalah)|''Kisah'']] asuhan [[H.B. Jassin]]. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, [[Sastra (majalah)|''Sastra'']].
[[Berkas:Rendra di Halam Bengkel Teater.JPG|jmpl|''[[W.S. Rendra|Rendra]]'' di halam Bengkel Teater.]]
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis di kalangan sastrawan, yang bergabung dalam [[Lembaga Kebudajaan Rakjat]] (Lekra) yang berkonsep sastra [[realisme sosialis]]. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun [[1960]]; menyebabkan lumpuhya perkembangan sastra karena masuk ke dalam politik praktis dan berakhir pada tahun [[1965]] dengan pecahnya [[G30S]] di Indonesia.
==== Penulis dan karya Angkatan 1950–1960-an ====
{{col|2}}
* [[Ajip Rosidi]]
** [[Tahun-tahun Kematian]] (1955)
** [[Ditengah Keluarga]] (1956)
** [[Sebuah Rumah Buat Hari Tua]] (1957)
** [[Cari Muatan]] (1959)
** [[Pertemuan Kembali]] (1961)
* [[Ali Akbar Navis]]
** [[Robohnya Surau Kami]] - 8 cerita pendek pilihan (1955)
** [[Bianglala]] - kumpulan cerita pendek (1963)
** [[Hujan Panas]] (1964)
** [[Kemarau (novel)|Kemarau]] (1967)
* [[Bokor Hutasuhut]]
** [[Datang Malam]] (1963)
* [[Iwan Simatupang]]
** Bulan Bujur Sangkar (1960)
** Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air (1963)
** Petang di Taman (1966)
** RT Nol /RW Nol (1966)
** [[Merahnya Merah]] (1968 [1961])
** [[Ziarah (novel)|Ziarah]] (1969 [1960])
** [[Kering (novel)|Kering]] (1972 [1961])
** [[Keong (novel)|Keong]] (1975)
** Ziarah malam: sajak-sajak 1952–1967 (1993)
* [[Marius Ramis Dayoh]]
** [[Putra Budiman]] (1951)
** [[Pahlawan Minahasa]] (1957)
* [[Mochtar Lubis]]
** [[Tak Ada Esok]] (1950)
** [[Jalan Tak Ada Ujung]] (1952)
** [[Tanah Gersang]] (1964)
** [[Si Djamal]] (1964)
* [[Nh. Dini]]
** [[Dua Dunia]] (1950)
** [[Hati jang Damai]] (1960)
* [[Nugroho Notosusanto]]
** [[Hujan Kepagian]] (1958)
** [[Rasa Sajangé]] (1961)
** [[Tiga Kota]] (1959)
* [[Purnawan Tjondronagaro]]
** [[
** [[
** [[Dalam Sadjak]] (1950)
** [[Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara]] (1954)
** [[Pertempuran dan Saldju di Paris]] (1956)
** [[Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak]] (1953)
** [[Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak]] (1955)
* [[Subagio Sastrowardojo]]
** [[Simphoni]] (1957)
* [[Toha Mochtar]]
** [[Pulang (novel)|Pulang]] (1958)
** [[
** [[
* [[Toto Sudarto Bachtiar]]
** [[Etsa]] sajak-sajak (1956)
** [[Suara]] - kumpulan sajak 1950-1955 (1958)
* [[Trisnojuwono]]
** [[Angin Laut]] (1958)
** [[Dimedan Perang]] (1962)
** [[Laki-laki dan Mesiu]] (1951)
* [[W.S. Rendra]]
** [[Balada Orang-orang Tercinta]] (1957)
** [[Empat Kumpulan Sajak]] (1961)
** [[Ia Sudah Bertualang]] (1963)
{{EndDiv}}
=== Angkatan 1966 - 1970-an ===
{{see also|Angkatan 70}}
[[Berkas:Taufik ismail.jpg|ka|jmpl|[[Taufik Ismail]] sastrawan Angkatan 1966]]
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya [[Horison (majalah sastra)]] pimpinan [[Mochtar Lubis]].{{sfn|Yudiono|2010|p=167}} Semangat ''avant-garde'' sangat menonjol pada angkatan ini. Pada angkatan ini, muncul karya sastra dengan aliran yang sangat beragam, seperti surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Pada masa ini, penerbit [[Pustaka Jaya]] sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah [[Motinggo Busye]], [[Purnawan Tjondronegoro]], [[Djamil Suherman]], [[Bur Rasuanto]], [[Goenawan Mohamad]], [[Sapardi Djoko Damono]] dan [[Satyagraha Hoerip Soeprobo]] dan termasuk paus sastra Indonesia, [[H.B. Jassin]].
Beberapa satrawan lainnya pada angkatan ini, yaitu: [[Umar Kayam]], [[Ikranegara]], [[Leon Agusta]], [[Arifin C. Noer]], [[Darmanto Jatman]], [[Arief Budiman]], [[Goenawan Mohamad]], [[Budi Darma]], [[Hamsad Rangkuti]], [[Putu Wijaya]], [[Wisran Hadi]], [[Wing Kardjo]], [[Taufik Ismail]], dan masih banyak lainnya.
==== Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966 ====
{{col|2}}
** [[Meditasi (kumpulan puisi)|Meditasi]] (1976)
** [[Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur]] (1975)
** [[Tergantung Pada Angin]] (1977)
* [[Ahmad Tohari]]
** [[Kubah (novel)|Kubah]] (1980)
** [[Ronggeng Dukuh Paruk]] (1982)
** [[Di Kaki Bukit Cibalak]] (1986)
** [[Nyanyian Malam]] (2000)
* [[Budi Darma]]
** Kritikus Adinan (1974)
** [[Orang-Orang Bloomington]] (1980)
** [[Olenka]] (1983)
** Rafilus (1988)
* [[Chairul Harun]]
** [[Warisan]] (1979)
* [[Djamil Suherman]]
** [[Perjalanan ke Akhirat]] (1962)
** [[Manifestasi]] (1963)
* [[Danarto]]
** [[Godlob]]
** [[Adam Makrifat]]
** [[Berhala (novel)|Berhala]]
* [[Goenawan Mohamad]]
** [[Parikesit]] (1969)
** [[Interlude]] (1971)
** [[Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang]] (1972)
** [[Seks, Sastra, dan Kita]] (1980)
* [[Ismail Marahimin]]
** [[Dan Perang Pun Usai]] (1979)
* [[M.A Salmoen]]
** [[Masa Bergolak]] (1968)
* [[Kuntowijoyo]]
** [[Khotbah di Atas Bukit]] (1976)
* [[Leon Agusta]]
** [[Monumen Safari]] (1966)
** [[Catatan Putih]] (1975)
** [[Di Bawah Bayangan Sang Kekasih]] (1978)
** [[Hukla]] (1979)
* [[M. Balfas]]
** [[Lingkaran-lingkaran Retak]] (1978)
* [[Mahbub Djunaidi]]
** [[Dari Hari ke Hari]] (1975)
* [[Marianne Katoppo]]
** [[Raumanen (novel)|Raumanen]] (1975)
** [[Rumah di Atas Jembatan]] (1981)
* [[Harijadi S. Hartowardojo]]
** Perjanjian dengan Maut (1976)
* [[Nasjah Djamin]]
** [[Hilanglah si Anak Hilang]] (1963)
** [[Gairah untuk Hidup dan untuk Mati]] (1968)
* [[Parakitri Tahi Simbolon]]
** [[Ibu (novel)|Ibu]] (1969)
* [[Putu Wijaya]]
** [[Bila Malam Bertambah Malam]] (1971)
** [[Telegram (novel)|Telegram]] (1973)
** [[Stasiun (novel)|Stasiun]] (1977)
** [[Pabrik (novel)|Pabrik]]
** [[Gres]]
** [[Bom (novel)|Bom]]
* [[Sapardi Djoko Damono]]
** [[Dukamu Abadi]] (1969)
** [[Mata Pisau]] (1974)
* [[Sutardji Calzoum Bachri]]
** [[O (kumpulan sajak)|O]]
** [[Amuk (kumpulan sajak)|Amuk]]
** [[Kapak (kumpulan sajak)|Kapak]]
* [[Taufik Ismail]]
** [[Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia]]
** [[Tirani dan Benteng]]
** [[Buku Tamu Musim Perjuangan]]
** [[Sajak Ladang Jagung]]
** [[Kenalkan]]
** [[Saya Hewan]]
** [[Puisi-puisi Langit]]
* [[Titis Basino]]
** [[Dia, Hotel, Surat Keputusan]] (1963)
** [[Lesbian (cerpen)|Lesbian]] (1976)
** [[Bukan Rumahku]] (1976)
** [[Pelabuhan Hati]] (1978)
** [[Pelabuhan Hati]] (1978)
* [[Umar Kayam]]
** [[Seribu Kunang-kunang di Manhattan]]
** [[Sri Sumarah dan Bawuk]]
** [[Lebaran di Karet]]
** [[Pada Suatu Saat di Bandar Sangging]]
** [[Kelir Tanpa Batas]]
** [[Para Priyayi]]
** [[Jalan Menikung]]
* [[Wildan Yatim]]
** [[Pergolakan]] (1974)
* [[Wisran Hadi]]
** [[Empat Orang Melayu]]
** [[Jalan Lurus]]
* [[Emha Ainun Nadjib]]
** "M" Frustasi dan Sajak-sajak Cinta (1975)
** Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978)
** Tak Mati-Mati (1978)
** Nyanyian Gelandangan (1982)
** 99 Untuk Tuhanku (1983)
** Iman Perubahan (1986)
** Suluk Pesisiran (1988)
** Syair Lautan Jilbab (1989)
** Seribu Masjid Satu Jumlahnya: Tahajjud Cinta Seorang Hamba (1990)
** Cahaya Maha Cahaya (1991)
** Sesobek Buku Harian Indonesia (1993)
** Abacadabra Kita Ngumpet... (1994)
** Syair-syair Asmaul Husna (1994)
** Doa Mohon Kutukan (1995)
** Ibu, Tamparlah Mulut Anakmu (2000)
** Trilogi Doa Mencabut Kutukan, Tarian Rembulan, Kenduri Cinta (2001)
** Karikatur Cinta (2005)
** Rahman Rahim Cinta (2021)
{{EndDiv}}
=== Angkatan 1980 - 1990an ===
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun [[1980]] ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masanya ialah [[Marga T]]. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an, antara lain [[Remy Sylado]], Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan [[Tajuddin Noor Ganie]].
Nh. Dini (Nurhayati Dini), sastrawan perempuan terkemuka pada dekade 1980-an, dikenal melalui karya-karyanya seperti ''Pada Sebuah Kapal'', ''Namaku Hiroko'', ''La Barka'', ''Pertemuan Dua Hati'', dan ''Hati Yang Damai''. Ciri khas novel-novelnya terletak pada pergulatan tokoh utama dengan benturan pemikiran antara budaya Barat dan tradisi Timur, yang mencerminkan kompleksitas identitas dan konflik batin.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis sebagai ciri khas dari novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 di mana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme. Selain itu, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh [[Hilman Hariwijaya]] dengan serial [[Lupus (tokoh fiksi)|Lupusnya]]. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani [[Titie Said]], antara lain: [[La Rose]], [[Lastri Fardhani]], [[Diah Hadaning]], [[Yvonne de Fretes]], dan [[Oka Rusmini]].
==== Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980–1990an ====
{{col|2}}
* [[Afrizal Malna]]
** Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)
** Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)
** Pistol Perdamaian (1996)
* [[Ahmadun Yosi Herfanda]]
** Ladang Hijau (1980)
** Sajak Penari (1990)
** Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
** Sembahyang Rumputan (1997)
* [[Arswendo Atmowiloto]]
** [[Canting]] (1986)
* [[Bambang Widiatmoko]]
** Pertempuran (1980)
** Agama Jam (2002)
** Hikayat Kata (2011)
* [[Darman Moenir]]
** Bako (1983)
** [[Dendang]] (1988)
* [[Diah Hadaning]]
** Denyut-denyut (1984)
** Sang Matahari (1986)
** Senandung Rumah Ibu (1993)
* [[Dorothea Rosa Herliany]]
** Nyanyian Gaduh (1987)
** Matahari yang Mengalir (1990)
** Nikah Ilalang (1995)
** Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
* [[Gustaf Rizal]]
** Segi Empat Patah Sisi (1990)
** Segi Tiga Lepas Kaki (1991)
** [[Ben]] (1992)
** Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)
* [[Hilman Hariwijaya]]
** [[Lupus (tokoh fiksi)|Lupus]] - 28 novel (1986-2007)
** Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
** Olga Sepatu Roda (1992)
** Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)
* [[Lintang Sugianto]]
** Matahari Di atas Gilli (1997)
** Kusampaikan kumpulan puisi (2002)
** Menyapa Pagi Anak Aceh (2004)
* [[Y.B. Mangunwijaya]]
** [[Burung-burung Manyar]] (1981)
* [[Ratna Indraswari]]
** Lampor (1994)
** Lemah Tanjung (2003)
** Lipstik di Tas Doni (2007)
* [[Remy Sylado]]
** [[Ca Bau Kan]] (1999)
** [[Kerudung Merah Kirmizi]] (2002)
* [[Seno Gumira Ajidarma]]
** [[Manusia Kamar]] (1988)
** [[Saksi Mata]] (1994)
** [[Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (kumpulan cerita pendek)|Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi]] (1995)
* [[Sindhunata]]
** [[Anak Bajang Menggiring Angin]] (1984)
* [[Soni Farid Maulana]]
** Sehampar Kabut (2006)
** Angsana (2007)
** Telapak Air (2013)
** Menulis Puisi Sebuah Pengalaman (2013)
* [[Tan Lioe Ie]]
** Kita Bersausara (1991)
** Ciam Si: Puisi-puisi Ramalan (2015)
* [[Widji Thukul]]
** Puisi Pelo (1984)
** Darman dan Lain-lain (1994)
** Mencari Tanah Lapang (1994)
{{EndDiv}}
===
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan [[Soeharto]] ke [[BJ Habibie]] lalu [[Abdurahman Wahid|KH Abdurahman Wahid]] ([[Gus Dur]]) dan [[Megawati Sukarnoputri]], yaini [[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|periode Reformasi]] tahun 1998–2004, muncul wacana tentang sastrawan "Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian [[Republika]] misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya [[Orde Baru]]. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra—puisi, cerpen, dan novel—pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Ahmadun Yosi Herfanda]], [[Acep Zamzam Noer]], dan [[Hartono Benny Hidayat]] dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Angkatan Reformasi juga diyakini merupakan angkatan yang mempunyai nafas kebebasan yang lega dari pemberangusan dan pembatasan rezim Orde Baru.
Periodisasi atau angkatan pada masa Orde Baru yang dibatasi kebijakan pemerintah, kini diyakini mesti didasarkan pada puncak karya sastra serta pengaruhnya (pengaruh cirinya) pada keseluruhan angkatan itu sendiri. Hal ini juga disebabkan oleh melimpahnya karya yang ada khususnya di internet. Orang-orang bebas menentukan tema karyanya dan publiklah yang menilai karya mereka. Puncak karya sastra berarti bahwa karya sastra mempunyai banyak pengikut (misalnya dari sisi tema, amanat, ciri angkatan, dan sebagainya). Kemudian, lahir pula penanatangnya seperti novel ''Ayat-Ayat Cinta'' karya [[Habiburrahman El Shirazy]].
[[Berkas:Ayu Utami at the International Conference on Feminism, 2016-09-24 02.jpg|jmpl|[[Ayu Utami]] di konferensi internasional feminis, 2016.]]
Sejumlah karya sastra Angkatan Reformasi bahkan mengusung tema kebebasan yang cenderung vulgar seperti novel ''[[Saman (Novel)|Saman]]'' oleh [[Ayu Utami]], ''[[Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh]]'' karya [[Dewi Lestari]], novel ''Mereka Bilang, Saya Monyet!'' karya [[Djenar Maesa Ayu|Djenar Mahesa Ayu]], novel ''Jendela-jendela'' karya [[Fira Basuki]], novel ''Ode untuk Leopold von Sacher-Masoch'' oleh [[Dinar Rahayu]].
Salah satu buah masa Reformasi menjadi [[sastra wangi]], gerakan sastra wanita.<ref>{{cite web |url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3093038.stm |author=Lipscombe, Becky |title=Chick-lit becomes Hip Lit in Indonesia |language=en |publisher=BBC News |date=10 September 2003 |access-date=21-03-2023}}</ref>
[[Berkas:Supernova All.jpg|jmpl|483x483px|center|Sampul seri ''[[Supernova (novel)|Supernova]]'' oleh [[Dewi Lestari]] (Dee).]]
==== Penulis dan karya Angkatan Reformasi ====
{{col|2}}
* [[Ayu Utami]]
** [[Saman (Novel)|Saman]] (1998)
** [[Larung]] (2001)
** [[Bilangan Fu]] (2008)
* [[Azhari Aiyub]]
** Perempuan Pala (2004)
** Kura-Kura Berjanggut (2018)
* [[Dewi Lestari|Dewi "Dee" Lestari]]
** seri [[Supernova (novel)|Supernova]] (2001–2016)
** [[Aroma Karsa]] (2018)
* [[Dinar Rahayu]]
** Ode to Leopold Von<br> Sacher-Masoch (2002)
* [[Djenar Maesa Ayu]]
** [[Mereka Bilang, Saya Monyet!|Mereka Bilang, Saya<br> Monyet!]] (2002)
** Jangan Main-Main (dengan<br> Kelaminmu) (2004)
* [[Eka Kurniawan]]
** [[Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis]] (1999)
** [[Cantik itu Luka]] (2002)
** [[Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas]] (2014)
** O (2016)
* [[Evi Idawati]]
** Pengantin Sepi (2002)
** Mahar (2003)
** Teratak (2009)
** 9 Kubah (2013)
* [[F. Aziz Manna]]
** [[Playon]] (2016)
* [[Fira Basuki]]
** trilogi Jendela-jendela (2001),<br> Pintu (2002), Atap (2003)
** Rojak (2004)
** 140 Karakter: Kumpulan Tweets (2012)
* [[Habiburrahman El Shirazy]]
** [[Ayat-Ayat Cinta]] (2004)
** Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
** [[Ketika Cinta Bertasbih 2]] (2007)
* [[Herlinatiens]]
** Garis Tepi Seorang Lesbian (2003)
** Jilbab Britney Spears (2004)
* [[Linda Christanty]]
** Militerisme dan Kekerasan di Timor Timur (1998)
** [[Kuda Terbang Maria Pinto]] (2004)
** [[Rahasia Selma]] (2010)
* [[Nova Riyanti Yusuf]]
** Mahadewa Mahadewi (2003)
** Imipramine (2004)
** 3some (2005)
* [[Oka Rusmini]]
** Monolog Pohon (1997)
** Tarian Bumi (2000)
* [[Ratih Kumala]]
** Tabula Rasa (2004)
** [[Gadis Kretek]] (2012)
* [[Raudal Tanjung Banua]]
** Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
** Parang Tak Berulu (2005)
* [[Rida K. Liamsi]]
** Tempuling (2002)
** Rose (2013)
* [[Sekar Ayu Asmara]]
** [[Biola Tak Berdawai]] (2003)
** [[Pintu Terlarang (novel)|Pintu Terlarang]] (2004)
* [[Wa Ode Wulan Ratna]]
** Perempuan Noktaria (2003)
** [[Cari Aku di Canti]] (2008)
* [[Wowok Hesti Prabowo]]
** Buruh Gugat (1999)
** Presiden dari Negeri Pabrik (1999)
** Lahirnya Revolusi (2000)
{{EndDiv}}
=== Angkatan pascareformasi (2005 – kini) ===
[[Berkas:Andrea Hirata.jpg|ka|jmpl|[[Andrea Hirata]] salah satu novelis tersukses pada dekade pertama abad ke-21]]
Selewat sastrawan Angkatan Reformasi (1998–2004), muncul beberapa penulis pendatang baru, kadang disebut "pascareformasi", namun tidak berhasil dikukuhkan karena kurang memiliki juru bicara (kritikus atau akademisi yang mengkonfirmasi puncak kesusastraan) [[Korrie Layun Rampan]] sudah pada tahun 2000 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000".{{sfn|Rampan|2000|p=}} Akan tetapi, seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra yang dimasukkan dia ke dalam Angkatan 2000, tentu termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti [[Afrizal Malna]], [[Ahmadun Yosi Herfanda]] dan [[Seno Gumira Ajidarma]], serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti [[Ayu Utami]], dan [[Dorothea Rosa Herliany]], sementara itu, belum meliputi pendatang baru tahun 2000-an. Dengan maknanya sama, pada tahun 2001, di [[Gramedia Pustaka Utama]] diterbitkan kumpulan karya ''Angkatan 2000''.<ref>Angkatan 2000. — Jakarta: Gramedia, 2001.</ref>
Sejak tahun 2016, [[Badan Bahasa|Badan Bahasa Kemdikbud]] juga menyelenggarakan pertemuan sastrawan dengan tajuk [[Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia]] yang diikuti para sastrawan, pegiat sastra, dan pengamat sastra melalui mekanisme pengumpulan karya sastra dan undangan khusus dengan acara diskusi, berbagi informasi, dan silaturahim antarsastrawan.<ref>Badan Bahasa Kemdikbud: [http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/2264 Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170724014133/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/2264 |date=2017-07-24 }} diakses 15 Juli 2017</ref><ref>Badan Bahasa Kemdikbud: [http://www.badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Hasil%20seleksi.pdf Munsi II] diakses 17 Juli 2017</ref>
Era [[internet]] memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi nirlaba, maupun [[situs pribadi]]. [[Medy Loekito]] telah mengawali era ini pada awal [[dasawarsa]] 2000-an, dengan mengelola laman sastra Cybersastra.net yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi.
==== Penulis dan karya Angkatan 2000an ====
<!-- Tokoh sejak Th 2005. Di daftar ini hanya karya utama, janganlah semua, untuk semua ada artikel tentang penulis -->
{{col|2}}
* [[Ahmad Fuadi]]
** [[Negeri 5 Menara]] (2009)
** [[Ranah 3 Warna]] (2011)
** [[Rantau 1 Muara]] (2013)
* [[Aloysius Slamet Widodo]]
** Kentut (2006)
** Namaku Indonesia (2012)
* [[Andina Dwifatma]]
** Semusim, dan Semusim Lagi (2012)
* [[Andrea Hirata]]
** [[Laskar Pelangi]] (2005)
** [[Sang Pemimpi]] (2006)
** [[Edensor]] (2007)
** [[Maryamah Karpov]] (2008)
** [[Padang Bulan]] (2010)
* [[Benny Arnas]]
** Cinta Tak Pernah Tua (2014)
** Kepunan (2016)
** Curriculum Vitae (2017)
* [[Dimas Indiana Senja]]
** Nadhom Cinta (2012)
** Sastra Nadhom (2015)
** SulukSenja (2015)
* [[Erni Aladjai]]
** Pesan Cinta dari Hujan (2010)
** Kei (2012)
* [[Ibe S. Palogai]]
** Cuaca Buruk Sebuah Buku Puisi (2018)
** Struktur Cinta yang Pudar (2019)
* [[Ika Natassa]]
** [[Twivortiare (novel)|Twivortiare]] (2012)
** [[Critical Eleven (novel)|Critical Eleven]] (2015)
* [[Ilana Tan]]
** [[Summer in Seoul]] (2006)
** [[Autumn in Paris]] (2007)
** [[Winter In Tokyo|Winter in Tokyo]] (2008)
** [[Spring in London]] (2010)
* [[Irma Agryanti]]
** Requiem Ingatan (2013)
** Anjing Gunung (2018)
* [[Kiki Sulistyo]]
** [[Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari?]] (2017)
* [[Lily Yulianti Farid]]
** Maiasaura (2008)
** Makkunrai (2008)
** Ruang Keluarga (2010)
* [[Mahfud Ikhwan]]
** [[Kambing dan Hujan|Kambing dan Hujan: Sebuah Roman]] (2015)
** Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu (2017)
** Anwar Tohari Mencari Mati (2021)
* [[Marina Novianti]]
** Aku Mati Di Pantai (2012)
** Lelaki Berusia Sehari (2018)
** Seribu Mimpi Si Boru Pareme (2020)
* [[Norman Erikson Pasaribu]]
** Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya (2020)
* [[Nunuk Y. Kusmiana]]
** Lengking Burung Kasuari (2016)
** Gadis Pesisir (2019)
** Wipassana (2019)
* [[Okky Madasari]]
** [[Entrok]] (2010)
** [[Maryam (buku)|Maryam]] (2012)
** [[Pasung Jiwa (novel)|Pasung Jiwa]] (2013)
* [[Primadonna Angela]]
** Resep Cinta (2007)
** Dunia Aradia (2009)
* [[Ria N. Badaria]]
** [[Fortunata]] (2008)
* [[Rio Johan]]
** [[Ibu Susu (novel)|Ibu Susu]] (2017)
** Rekayasa Buah (2021)
* [[Sabda Armandio]]
** Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya (2015)
** [[24 Jam Bersama Gaspar (novel)|24 Jam Bersama Gaspar: Sebuah Cerita Detektif]] (2017)
* [[Yusi Avianto Pareanom]]
** Grave Sin No. 14 and Other Stories (2015)
** [[Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi]] (2016)
* [[Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie]]
** Di Tanah Lada (2015)
** Semua Ikan di Langit (2016)
** Jakarta Sebelum Pagi (2016)
{{EndDiv}}
== Aliran-aliran ==
=== Realisme ===
{{lihat pula|Realisme sastra}}
Realisme sastra adalah aliran asal Barat dengan gaya penggambaran kehidupan dan masyarakat kontemporer apa adanya. Dalam kesusastraan Indonesia abad ke-20 nama tokoh-tokoh utamanya meliputi [[Abdoel Moeis]], [[Marah Roesli]], [[Achdiat K. Mihardja]], [[Utuy Tatang Sontani]], [[Pramoedya Ananta Toer]],<ref>{{cite book |surname=Kurniawan |given=Eka |authorlink=Eka Kurniawan |title=[[Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis]] |publisher=Aksara Indonesia |place=Jakarta |year=1999 |isbn=}}</ref> [[W.S. Rendra]], dan [[Taufiq Ismail]]. Para sastrawan dari [[Lembaga Kebudayaan Rakyat]] (Lekra) masa 1950–1960-an dipandu oleh [[realisme sosialis]].{{sfn|Yudiono|2010|p=133}}
=== Realisme magis ===
{{lihat pula|Realisme magis}}
Realisme magis merupakan aliran sastra yang menggunakan pendekatan realitas sehari-hari dengan gabungan elemen magis di dalamnya. Di Indonesia, aliran ini pertama diperkenalkan oleh [[Danarto]].<ref>{{cite journal |last=Syarifudin |first=Ahmad |date=2018 |title=Kajian Karya-Karya Danarto sebagai Realisme Magis |url=http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/154953 |publisher=Universitas Gadjah Mada}}</ref> Tokoh-tokoh lainnya adalah [[Eka Kurniawan]], [[Iwan Simatupang]], dan [[Putu Wijaya]]. Penulis yang menggunakan realisme magis dalam karya-karyanya ialah [[Ayu Utami]], dan lainnya.
=== Simbolisme ===
{{lihat pula|Simbolisme}}
Tidak seperti Realisme dan [[Naturalisme (sastra)|Naturalisme]], tokoh-tokoh dari aliran Simbolis menggunakan [[simbol]], sindiran, kiasan, gambar misterius dan penuh teka-teki, seperti puisi [[Toto Sudarto Bachtiar]] serta [[W.S. Rendra]] (masa awalnya).
===
{{lihat pula|Modernisme|Avant-garde}}
Modernisme seni dan Avant-garde di Eropa telah dimulai sejak abad ke-19 sebagai gerakan yang meliputi beberapa aneka aliran. Karya-karya mereka yang bersifat eksperimental, radikal, dan tidak lazim. Di Indonesia, misalnya, gaya ini ditemukan di dalam sajak-sajak bebas oleh penyair-novator [[Chairil Anwar]] dan karya [[Iwan Simatupang]].
=== Neo-romantisisme ===
{{lihat pula|Neo-romantisisme}}
Gerakan Neoromantik muncul pada dasawarsa 1880-an sebagai reaksi terhadap [[Modernisme]] dan mencoba untuk memberikan tekanan pada perasaan dan kehidupan sang hero, bagai di karya zaman [[Romantisisme]]. Sastrawan Indonesia menyambut gerakan tersebut lewat sastra Belanda. Sifat romantik ada di karya oleh [[Sutan Takdir Alisjahbana]]<ref>{{cite book |surname=Jassin |given=Hans Bague |authorlink=Hans Bague Jassin |title=Pujangga Baru: Prosa dan Puisi |year=1987 |orig-year=1963 |publisher=Haji Masagung |place=Jakarta |pages=21–25}}</ref> serta [[Rivai Apin]].
=== Surealisme ===
{{lihat pula|Surealisme}}
Surealisme merupakan salah satu aliran Modernis dan Avangardis. Selain dari Realisme, karya Surealis memiliki unsur nonlogis, kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Penyair [[Dimas Arika Mihardja]] merupakan sastrawan Indonesia yang menggunakan gaya aliran ini.
=== Absurdisme ===
{{lihat pula|Fiksi absurd}}
Filsafat [[Absurdisme]] didasarkan pada kepercayaan pada ketidakadaan makna, bahwa usaha manusia untuk mencari arti dari kehidupan ialah absurd dan akan berakhir dengan kegagalan. Di antara sastrawan Indonesia, pengikut gaya absurdis adalah [[Budi Darma]],{{sfn|Teeuw|1989|p=200}} [[Putu Wijaya]] serta [[Aloysius Slamet Widodo]].
=== Sastra pop ===
{{lihat pula|Fiksi populer|Fiksi metropop}}
Fiksi populer sebagai gejala [[budaya populer]] ditujukan untuk kesuksesan komersial. Sastra pop berbentuk genre [[cerita detektif]], cerita cinta, cerita kembara, [[fantasi]], dan lainnya. Misalnya di Indonesia, novel-novel cinta oleh [[Herlinatiens]] serta [[Primadonna Angela]].
Salah satu bentuk sastra pop adalah fiksi "metropop", karya sastra yang mengangkat cerita tentang [[kawasan perkotaan]] menengah yang tinggal di kota-kota besar dengan segala sisi kehidupannya, disajikan dengan gaya bahasa pop.<ref>{{cite web |date=11-07-2019 |title=Tahukah Kamu Apa itu Fiksi Metropop?|url=https://ebooks.gramedia.com/blog/tahukah-kamu-apa-itu-fiksi-metropop |website=gramedia.com |language=en |access-date=17-09-2020 |archive-date=2022-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220808154701/https://ebooks.gramedia.com/blog/tahukah-kamu-apa-itu-fiksi-metropop/ |dead-url=yes}}</ref> Penulis Indonesia yang terkenal dengan karya-karya metropop di antaranya: [[Ika Natassa]], [[Ilana Tan]], dan [[Ria N. Badaria]].
=== Sastra wangi ===
{{utama|Sastra wangi}}
Sastra wangi adalah sebutan yang diberikan untuk karya-karya sastra Indonesia dari beberapa penulis wanita ([[Ayu Utami]], [[Dewi Lestari]], [[Djenar Maesa Ayu]], [[Fira Basuki]], [[Nova Riyanti Yusuf]]) bertema pembebasan dan seksualitas perempuan.<ref>{{cite book |surname=Bandel |given=Katrin |title=Sastra, Perempuan, Seks |year=2006 |publisher=Jala Sutra |place=Yogyakarta |page=xviii-xix}}</ref><ref>{{cite journal |author=Khristanto |year=2008 |publisher=Universitas Muhammadiyah Purwokerto |title=Beberapa Aspek Seputar Sastra Wangi |journal=}}</ref>
== Gerakan-gerakan temu ==
Sejak dasawarsa 1980-an, para sastrawan Indonesia sudah mulai menyelenggarakan temu sastra dalam bentuk gerakan kesusastraan, kemah sastra, kajian sastra, dan peluncuran buku-buku sastra.
=== Sastra kontekstual ===
{{utama|Sastra kontekstual}}
"Sastra kontekstual" merupakan perintis gerakan kesusatraan yang diselenggarakan di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], pada tahun 1984, dipelopori oleh [[Ariel Heryanto]], [[Arief Budiman]], [[Murtidjono]], dan [[Halim HD]], yang menyorot perkembangan sastra modern Indonesia yang memiliki kecenderungan yang kebarat-baratan. Gerakan ini menolak nilai universal dalam ranah sastra dan membebaskan nilai itu tumbuh dan berubah sepanjang sejarah yang berbeda dari suatu tempat dan waktu, dari kelompok ke kelompok lainnya.
Sastra kontekstual merupakan gerakan kesusastraan yang berawal dari pemahaman bahwa nilai-nilai sastra tidak mengenal universalitas, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai waktu, tempat, dan peradabannya. Konsep ini digagas dalam acara Sarasehan Kesenian Sastra Kontekstual, di Surakarta, 28 sampai 29 Oktober 1984 oleh sastrawan Ariel Heryanto dan Arief Budiman. Keduanya merupakan akademikus dari [[Universitas Kristen Satyawacana]], [[Salatiga]], Jawa Tengah. Perhelatan ini berhasil menghimpun karya-karya sejumlah sastrawan dalam sebuah buku bertajuk ''Perdebatan Sastra Kontekstual'' yang disunting oleh Ariel Heryanto.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2009/06/25/ariel-heryanto-valuing-popular-culture.html The Jakarta Post: Ariel Heryanto, Valuing popular culture], diakses 6-03-2015</ref>
=== Revitalisasi sastra pedalaman ===
{{utama|Revitalisasi sastra pedalaman}}
Selanjutnya, pada dasawarsa 1990-an, muncul gerakan "Revitalisasi sastra pedalaman" (RSP) yang lebih mengutamakan pemasyarakatan karya secara langsung kepada publik dengan cara pembacaan karya dan penyelenggaraan berbagai macam pertunjukan seni. Gerakan ini dirintis oleh [[Triyanto Triwikromo]], [[Sosiawan Leak]], [[Kusprihyanto Namma]], [[Beno Siang Pamungkas]], [[Wijang Wharek|Wijang Wharek Al-Mauti]], dan [[Bagus Putu Parta]].{{sfn|Rampan|2000|p=}}<ref>Salihara: [http://salihara.org/kalam/back-issues/detail/suara-suara-dari-tepian-negeri Suara-suara dari Tepian Negeri]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 24-02-2017</ref><ref>Komunitas Sastra: [https://komunitassastra.wordpress.com/2009/12/31/tentang-sastra-pedalaman-itu/ Tentang "Sastra Pedalaman" Itu], diakses 24-02-2017</ref>
Revitalisasi sastra pedalaman mencakup tiga hal, yaitu menghindari pemusatan sosialisasi nilai-nilai sastra hanya pada Jakarta, [[surat kabar]] bukan menjadi satu-satunya alternatif dalam melakukan sosialisasi sastra, dan membentuk jaringan serta komunikasi/kantung-kantung budaya di mana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu aktivitas RSP adalah menerbitkan ''Jurnal Revitali Sastra Pedalaman'' yang terbit sampai edisi ke-3, pada tahun 1995.
=== Angkatan Kosong-kosong ===
{{utama|Angkatan Kosong-kosong}}
"Angkatan Kosong-kosong" (AKK) adalah nama gerakan kesusasteraan yang dimulai di [[Kota Tegal]] pada tahun 2010, dengan mengambil tema ''Membongkar Politisasi Kesusasteraan Indonesia''. Tiga hal penting yang diangkat dalam gerakan tersebut antara lain: tidak adanya angkatan dalam kesenian indonesia, tidak perlu adanya pembedaan antara pusat dan daerah, dan menolak anggapan bahwa masyarakat tidak tahu seni. Istilah "Angkatan Kosong-kosong" kali pertama dicetuskan oleh [[W.S. Rendra]] yang memberikan gelar kepenyairan kepada penyair Tegal, [[Widjati]].<ref>Pantura News: [http://www.panturanews.com/index.php/panturanews/baca/1046/20/03/2010/sejumlah-penyair-jakarta-hadiri-diskusi-angkatan-kosongkosong Sejumlah Penyair Hadiri Diskusi Angkatan Kosong-kosong], diakses, 21-03-2017</ref>
Senapas dengan dua gerakan kesusastraan Indonesia sebelumnya, gerakan ini menolak dikotomi pusat-daerah dalam sastra, dan menganggap setiap sastrawan adalah angkatan yang memiliki otonomi khusus dalam melahirkan karya-karya. Kelompok ini dimotori oleh [[Eko Tunas]], [[Nurngudiono]], [[Enthieh Mudakir]], Joshua Igho, pada tahun 2010. Temu sastra lainnya seperti [[Komunitas Sastra Indonesia]], [[Temu Sastrawan Indonesia]], [[Pertemuan Penyair Nusantara]], [[Tiffa Nusantara]], lebih banyak diwarnai dengan perayaan kemerdekaan berkarya yang dituangkan melalui pertunjukan seni sastra dan peluncuran buku-buku sastra. Berbeda dengan [[Dari Negeri Poci|Komunitas Negeri Poci]] yang telah dimulai pada tahun 1993. Komunitas ini bergerak dari tahun ke tahun dengan cara merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari lintas genre, lintas jender, dan lintas usia dengan menghimpun karya ribuan para penyair yang diterbitkan berseri dengan judul ''Dari Negeri Poci''. Komunitas ini dipelopori oleh [[Piek Ardijanto Soeprijadi]], [[Adri Darmadji Woko]], [[Kurniawan Junaedhie]], [[Handrawan Nadesul]], [[Prijono Tjiptoherijanto]], [[Widjati]], [[Rahadi Zakaria]], [[Eka Budianta]], dan lain-lain.<ref>Kompas: [http://regional.kompas.com/read/2017/03/26/07171261/sekjen.mpr.apresiasi.sastrawan.negeri.poci Sekjen MPR Apresiasi Sastrawan Negeri Poci], diakses 28-03-2017</ref>
== Perkumpulan sastrawan ==
Berikut adalah nama beberapa komunitas sastrawan Indonesia yang terkenal:{{sfn|Eneste|2001|loc=|p=}}
* [[
* [[Komunitas Sastra Indonesia]]
* [[Penyair DNP|Penyair Dari Negeri Poci]]
== Penghargaan kesusastraan ==
Dalam rangka memberikan apresiasi sebagai tanda penyemangat bagi para sastrawan Indonesia atas prestasi mereka, beberapa lembaga [[nirlaba]] telah menyelenggarakan perhelatan tahunan berupa penganugerahan penghargaan di bidang kesusastraan, antara lain:{{sfn|Eneste|2001|loc=|p=}}
* [[Festival Hari Puisi Indonesia|Anugerah Hari Puisi Indonesia]]
* [[Anugerah Pembaca Indonesia]]
* [[Anugerah Sastra Penakencana]]
* [[Cerpen Pilihan Kompas]]
* [[Hadiah Sastra Rancage]]
* Hadiah [[Yayasan Buku Utama]]
* [[Komunitas Sastra Indonesia]] Awards
* [[Kusala Sastra Khatulistiwa]]
* Lomba Menulis Cerber majalah ''[[Femina]]''
* [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]]
== Lihat pula ==
{{Commons category|Literature of Indonesia}}
* [[Daftar sastrawan Indonesia]]
==
{{reflist}}
== Kepustakaan ==
* {{cite book |surname=Balfas |given=Muhammad |authorlink=Muhammad Balfas |editor=L. F. Brakel |year=1976 |chapter=Modern Indonesian Literature in Brief |title=Handbuch der Orientalistik |trans-title=Buku Pedoman Ilmu Oriental |language=en |volume=1 |publisher=[[Brill]] |place=Leiden |isbn=978-90-04-04331-2 |url-status=live |url={{Google books|id=NbY3AAAAIAAJ|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Damono |given=Sapardi Djoko |authorlink=Sapardi Djoko Damono |title=[[Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan]] |year=2003 |place=Jakarta |publisher=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|Pusat Bahasa RI]] |isbn=979-685-316-7 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Eneste |given=Pamusuk |title=Buku pintar sastra Indonesia: biografi pengarang dan karyanya, majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan |edition=3 |publisher=[[Gramedia Pustaka Utama|Kompas]] |place=Jakarta |year=2001 |isbn=9799251788 |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia |title=Ensiklopedi Sastra Indonesia |year=2004 |publisher=Titian Ilmu |place=Bandung |isbn=979-9012-12-0 |ref={{harvid|Ensiklopedi Sastra Indonesia|2004}}}}
* {{cite encyclopedia |editor-surname=Greene |editor-given=Roland |display-editors=etal |entry=Indonesian poetry |title=The Princeton Encyclopedia of Poetry and Poetics |edition=4 rev. |year=2012 |pages= |language=en |url-status=live |entry-url= |url={{Google books|id=uKiC6IeFR2UC|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |place=Princeton, NJ |publisher=[[Princeton University Press]] |isbn=978-0-691-15491-6 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Jassin |given=Hans Bague |authorlink=Hans Bague Jassin |url-status=live |title=Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei |year=1954–1967 |volume=1–4 |publisher=Gunung Agung |place=Jakarta |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Kosasih |given=E. |year=2008 |title=Apresiasi Sastra Indonesia |place=Jakarta |publisher=Nobel Edumedia |isbn=978-602-8219-57-0 |url=https://tabloidsastra.files.wordpress.com/2015/11/apresiasi-sastra-indonesia-_-e-kosasih.pdf |format=PDF |url-status=live |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Mahayana
|given=Maman S. |authorlink=Maman S. Mahayana |surname2=Sofyan |given2=Oyon |surname3=Dian |given3=Achmad |year=1995 |title=Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern |place=Jakarta |publisher=Grasindo |isbn=978-979-553-123-4 |url-status=live |url={{Google books|id=Bq8caP8yvqwC|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |ref=harv}}
* {{cite book |editor-surname=Mahayana |editor-given=Maman S. |editorlink=Maman S. Mahayana |display-editors=etal |title=[[Apa & Siapa Penyair Indonesia]] |publisher=[[Festival Hari Puisi Indonesia|Yayasan Hari Puisi]] |place=Jakarta Barat |year=2017 |isbn=978-602-50502-0-6 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Rampan |given=Korrie Layun |authorlink=Korrie Layun Rampan |title=[[Leksikon Susastra Indonesia]] |publisher=[[Balai Pustaka]] |place=Jakarta |year=2000 |isbn=978-979-666-358-3 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Rosidi |given=Ajip |authorlink=Ajip Rosidi |title=Sejarah Sastra Indonesia |edition=2 |publisher=Bina Aksara |place=Jakarta |year=1988 |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Siregar |given=Bakri |authorlink=Bakri Siregar |year=1964 |title=Sedjarah Sastera Indonesia |publisher=Akademi Sastera dan Bahasa "Multatuli" |place=Jakarta |oclc=63841626 |url-status=live |url={{Google books|id=xXjiAAAAMAAJ|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia |title=Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern |editor-surname=Sugono |editor-given=D. |display-editors=etal |year=2003 |format=PDF |url-status=live |url=https://www.researchgate.net/profile/Puji-Santosa/publication/330889150_Ensiklopedia_Sastra_Indonesia_Modern/links/5c5a264045851582c3d173e0/Ensiklopedia-Sastra-Indonesia-Modern.pdf |place=Jakarta |publisher=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|Pusat Bahasa RI]] |isbn=979-685-308-6 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Teeuw |given=Andries|authorlink=A. Teeuw |title=Sastra Baru Indonesia|trans-title=Modern Indonesian Literature (1967)|place=Ende|publisher=Nusa Indah|volume=1|year=1980|series=Seri terjemahan KITLV-LIPI |oclc=222168801 |url-status=live |url={{Google books|id=YVSjHAAACAAJ|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Teeuw |given=Andries|authorlink=A. Teeuw |title=Sastra Indonesia Modern |trans-title=Modern Indonesian Literature (1967) |place=Jakarta |publisher=Pustaka Jaya |volume=2 |year=1989 |series=Seri terjemahan KITLV-LIPI |isbn=9794190683 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Teeuw |given=Andries|authorlink=A. Teeuw |title=Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan |place=Jakarta |year=1994 |publisher=Pustaka Jaya |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Yudiono |given=K.S. |title=Pengantar Sejarah Sastra Indonesia |publisher=Grasindo |year=2010 |place=Jakarta |isbn=978-979-759-849-5 |url-status=live |url={{Google books|id=4SZPPIHUSpYC|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |ref=harv}}
== Pranala luar ==
{{cite encyclopedia |url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/daftar_isi/|title=Ensiklopedia Sastra Indonesia versi Daring |year=[2016] |publisher=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |ref={{harvid|Ensiklopedia Sastra Indonesia versi Daring}}}}
{{Topik Indonesia}}
{{Authority control}}
[[
|