Puritan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Kaum Puritan Pada pertengahan abad ke-16, gereja di Inggris terpecah menjadi dua kekuatan; anglikan yang memiliki kekuatan dan puritan yang menjadi saingan.…'
 
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(40 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:PuritanGallery.jpg|jmpl|ka|300px|Galeria pakar [[teologi]] Puritan abad ke-17 yang terkenal: [[Thomas Gouge]], [[William Bridge]], [[Thomas Manton]], [[John Flavel]], [[Richard Sibbes]], [[Stephen Charnock]], [[William Bates|William Bates]], [[John Owen|John Owen]], [[John Howe|John Howe]], [[Richard Baxter]].]]
Kaum Puritan
 
Kaum '''Puritan''' adalah orang-orang [[Protestan]] Inggris pada abad ke-16 dan 17 yang berusaha membersihkan [[Gereja Inggris]] dari apa yang mereka anggap sebagai praktik-praktik [[Katolik Roma]], berpendapat bahwa Gereja Inggris belum sepenuhnya tereformasi dan harus menjadi lebih Protestan.{{Sfn|Spraggon|2003|p=98}} Puritanisme memainkan peran utama dalam sejarah Inggris dan sejarah awal Amerika, khususnya selama [[masa Protektorat]].
Pada pertengahan abad ke-16, gereja di Inggris terpecah menjadi dua kekuatan; anglikan yang memiliki kekuatan dan puritan yang menjadi saingan. Pada masa itu, Ratu Elizabeth sebagai Ratu Inggris memiliki perasaan tidak suka terhadap Kaum Puritan. Ratu Elizabeth ini baragama Protestan, dia mengubah ajaran dan upacara-upacara ajaran Protestan. Hal ini mendapat protes dari kaum Protestan, mereka ingin pemurnian ajaran Protestan yang sudah banyak diubah Ratu Elizabeth. Kaum yang ingin memurnikan kembali ajaran Protestan ini disebut Kaum Puritan. Walaupun mendapat protes, namun Ratu Elizabeth tidak memperdulikan dan tetap menjalankan prinsip agama yang dia anut. Kaum protestan ini menuntut agar kembali kepada ajaran Alkitab saja, tanpa terlalu bermegah-megah dan mengadakan upacara-upacara.
 
Kaum Puritan tidak puas dengan lingkup [[Reformasi Inggris]] yang terbatas dan dengan tolerasi Gereja Inggris terhadap praktik-praktik tertentu yang terkait dengan Gereja Katolik Roma. Mereka membentuk dan mengidentifikasikan diri dengan berbagai kelompok agama yang memperjuangkan kemurnian yang lebih besar dalam ibadah dan [[doktrin]], serta [[kesalehan]] pribadi dan bersama. Kaum Puritan mengadopsi sebuah [[teologi kovenan]], dan dalam hal tersebut mereka adalah [[Calvinis]] (begitu juga dengan banyak dari lawan awal mereka). Mengenai tata gereja, kaum Puritan terpecah antara pendukung pemerintahan gereja [[Episkopal|episcopal]], [[Presbiterial sinodal|presbiterian]], dan [[Kongregasionalisme|kongregasional]]. Beberapa dari mereka percaya bahwa reformasi yang seragam dari [[gereja negara]] diperlukan untuk menciptakan sebuah bangsa yang saleh, sementara yang lain menganjurkan pemisahan dari, atau akhir dari, gereja negara sepenuhnya demi [[gereja yang berkumpul]] yang otonom, yang terpanggil dari dunia. Kaum [[Pengingkar Inggris|Separatis]] dan [[Independen (agama)|Independen]] menjadi lebih menonjol pada tahun 1640-an, ketika para pendukung pemerintahan presbiterian di [[Sidang Westminster]] tidak dapat membentuk sebuah gereja nasional Inggris yang baru.
Ketika Ratu Elizabeth meninggal dunia pada tahun 1603, dia diagantikan oleh sepupunya, Raja James VI dari Skotland. Kemudian Raja James menjadi Raja Inggris menggantikan Ratu Elizabeth dan dikenal sebagai James I. Seperti Ratu Elizabeth Raja James I ini juga memiliki rasa tidak suka terhadap kaum Puritan. Maka keadaan kaum Puritan di Inggris menjadi semakin buruk. Karena mendapat perlakuan yang buruk dari Raja James I, maka kaum puritan merasa harus pergi keluar dari Inggris. Pada tahun 1607, kaum separatis -sekte puritan radikal yang tidak percaya Gereja Negara dapat direformasi- memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapat suaka dari penguasa di sana. Namun, kaum kalvinis Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja kasar dengan bayaran yang murah. Beberapa dari mereka merasa tidak puas dan memutuskan untuk pindah[1].
 
== Sejarah ==
. Pada tahun 1620, sekelompok Kaum Peziarah (Pilgrims) menggunakan kapal Mayflower untuk berpindah menuju ke Amerika, sebuah kepulauan dimana mereka bisa bebas dalam menjalankan agama yang mereka anut tanpa ada tekanan lagi dari kerajaan Inggris maupun dari pihak lain. Ketka putra James, Charles I naik tahta dalam tahun 1625, ketegangan di Inggris menjadi begitu hebat bahkan bagi kaum Puritan moderat sehingga sejumlah besar diantara mereka itu bersedia untuk mengarungi laut lepas dan hutan belantara untuk menemukan masyarakat lain[2].
Pada pertengahan abad ke-16, [[gereja]] di [[Inggris]] terpecah menjadi dua kekuatan; [[anglikan]] yang memiliki kekuatan dan puritan yang menjadi saingan. Pada masa itu, Ratu [[Elizabeth I dari Inggris]] sebagai [[Ratu Inggris]] memiliki perasaan tidak suka terhadap Kaum Puritan. Ratu Elizabeth ini baragamaberagama [[Protestan]], dia mengubah ajaran dan upacara-upacara ajaran Protestan. Hal ini mendapat protes dari kaum Protestan, mereka ingin pemurnian ajaran Protestan yang sudah banyak diubah Ratu Elizabeth. Kaum yang ingin memurnikan kembali ajaran Protestan ini disebut Kaum Puritan. Walaupun mendapat protes, namun Ratu Elizabeth tidak memperdulikanmemedulikan dan tetap menjalankan prinsip agama yang dia anut. Kaum protestan ini menuntut agar kembali kepada ajaran [[Alkitab]] saja, tanpa terlalu bermegah-megah dan mengadakan upacara-upacara.
 
Ketika Ratu Elizabeth meninggal dunia pada tahun [[1603]], dia diagantikandigantikan oleh sepupunya, Raja [[James I dari Inggris|James VI]] dari Skotland[[Skotlandia]]. Kemudian [[Raja James]] menjadi Rajaraja Inggris menggantikan Ratu Elizabeth dan dikenal sebagai James I. Seperti Ratu Elizabeth, Raja James I ini juga memiliki rasa tidak suka terhadap kaumKaum Puritan. Maka keadaan kaumKaum Puritan di Inggris menjadi semakin buruk. Karena mendapat perlakuan yang buruk dari [[James I dari Inggris|Raja James I]], maka kaum puritan merasa harus pergi keluar dari [[Inggris]]. Pada tahun 1607, kaum separatis - sekte [[puritan radikal]] yang tidak percaya bahwa [[Gereja Negara]] dapat direformasi - memisahkan diri ke [[Leiden]], [[Belanda]], tempat mereka mendapat suaka dari penguasa di sana. Namun, kaum kalvinis[[John Calvin|Calvin]] Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja kasar dengan [[upah|bayaran]] yang murah. Beberapa dari mereka merasa tidak puas dan memutuskan untuk pindah[1].
 
. Pada tahun [[1620]], sekelompok Kaum Peziarah (''Pilgrims'') menggunakan [[Mayflower|kapal Mayflower]] untuk berpindah menuju ke [[Benua Amerika|Amerika]], sebuah kepulauan[[benua]] di dimanamana mereka bisa bebas dalam menjalankan agama yang mereka anut tanpa ada tekanan lagi dari [[kerajaan Inggris]] maupun dari pihak lain. KetkaKetika putraputera James, [[Charles I]] naik tahtatakhta dalam tahun [[1625]], ketegangan di Inggris menjadi begitu hebat, bahkan bagi kaum [[Puritan moderat]], sehingga sejumlah besar diantaradi antara mereka itu bersedia untuk mengarungi [[samudra|laut lepas]] dan menyusuri [[hutan]] belantara untuk menemukan masyarakat lain[2].
[1] Garis Besar Sejarah Amerika, hal. 18
 
[2] George M. Marsden, Agama dan Budaya Amerika, hlm. 24.
== Kepustakaan ==
[1]* '''Garis Besar Sejarah Amerika''', hal.halaman 18
[2]* George M. Marsden, '''Agama dan Budaya Amerika''', hlm.halaman 24.
 
[[Kategori:Protestanisme]]
[[Kategori:Puritanisme]]