Akmal Nasery Basral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Sumatera
 
(73 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{riset asli}}
{{Infobox person
|name = Akmal Nasery Basral
Baris 15 ⟶ 14:
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]] <br/> [[Institut Agama Islam Tazkia]]
|occupation = [[novelis]] <br/> [[da'i]]
|awards = Fiksi Utama Islamic Book Fair 2011 (novel [[Sang Pencerah]]) <br/> <br/>National Writer's Award 2021 SATUPENA <br/> <br/>Anugerah Sastra Andalas 2022<br/>
|spouse = Sylvia Horo (m. 1998)
|religion = [[Islam]]
|children = Jihan Maghfira <br /> Aurora Zaslin<br /> Maryam Aylatira
|spouse = Sylvia Horo
|childrenparents = JihanBasral MaghfiraSutan Ma'ruf (1941-2005)<br /> AuroraAsmaniar Zaslin Elena<br /> Maryam Aylatira(1941-2004)
|parents = Basral Sutan Ma'ruf (1941-2005)<br /> Asmaniar </br>(1941-2004)
|relatives = Betrina Basral (adik)
}}
'''Akmal Nasery Basral''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|28|4|1968}}) adalah seorang [[novelis]], [[penulis]], dan mantan [[wartawan]] asal [[Indonesia]] berdarah [[Minangkabau]]. Diayang sudah menulis 2425 judul buku (sampai [[Agustus]] [[2022]]).<ref>https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1462905-akmal-nasery-basral-luncurkan-buku-kisah-buya-hamka</ref>
 
Akmal menerima penghargaan National Writer's Award 2021 kategori fiksi dari Perkumpulan Penulis Nasional SATUPENA.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=CGZ8WI3teZU</ref>. Pada 15 Desember 2022, dia menerima Anugerah Sastra Andalas 2022 dari Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Andalas]], Sumatera Barat, untuk kategori Sastrawan/Budayawan Nasional.<ref>https://www.antaranews.com/berita/3304011/anugerah-sastra-andalas-2022-digelar-fakultas-ilmu-budaya-unand</ref>
 
== Kehidupan awal ==
Akmal Nasery Basral adalahmerupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya Basral Sutan Ma'ruf bin Umar Datuk Batungkek (1941-2005) dari [[Lubuk Basung, Agam]], [[SumatraSumatera Barat]] seorang wiraswastawan yang pernah kuliah di FE [[Universitas Andalas]].<ref>{{Cite (tidakweb|last=Suluah.com|date=2022-09-14|title=Perjalanan selesai)Akmal Nasery Basral, Novelis yang Tekun Menggarap Genre Sejarah|url=https://suluah.com/perjalanan-akmal-nasery-basral-novelis-yang-tekun-menggarap-genre-sejarah/|website=Suluah.com|language=id|access-date=2022-12-29}}</ref> Ibunya Asmaniar binti Barakan Sutan Rajo Ameh (1941-2004) dari [[Magek, Kamang Magek, Agam]], SumatraSumatera Barat, adalah lulusanalumna [[IKIP]] [[Padang]] (sekarang [[Universitas Negeri Padang]]) dan memulai karir sebagai seorang guru berprofesiSMP sebelum menjadi kepala sekolah SMP [[PGRI]] di Jakarta sampai akhir hayatnya.<ref>https://forumterkininews.id/berhari-raya-tanpa-orang-tua/</ref>. Mereka menikah pada 2 November 1966.
 
Akmal lahir di RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Tak lama kemudian orang tuanya membeli rumah kecil di kelurahan [[Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan]]. Akmal menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja sampai lulus SMA di daerah yang tak jauh aliran sungai [[Ciliwung]] itu. Di daerah tersebut tinggal juga keluarga Raja Dangdut [[Rhoma Irama]] bersama istri pertama (Hj. Veronica Agustina).<ref>https://zh-cn.facebook.com/notes/forsa-fans-of-rhoma-irama-and-soneta-banjarmasin/rhoma-irama-tentang-sejarah-deklarasi-soneta-the-voice-of-moeslim/419757681418388</ref>
 
Basral dan Asmaniar menyekolahkan Akmal dan adiknya Betrina di TK [['Aisyiyah]] dan [[SD Muhammadiyah]] VI Pagi, Tebet Timur. Ketika masuk kelas 3-6 SD, setiap hari dari jam 14-17 keduanya mendalami pelajaran agama Islam di Madrasah Muhammadiyah.<ref>https://sdmuh06tebet.sch.id/sejarah-singkat-perguruan-muhammadiyah-tebet-timur.html</ref>. Lulus SD Akmal melanjutkan pendidikan ke [[SMP Negeri 73 Jakarta]] yang juga berlokasi di Tebet Timur. Beberapa kakak kelasnya seperti [[Titi DJ]], [[Astri Ivo]] dan [[Marissa Haque]]<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Marissa_Haque</ref> kemudian menjadi artis nasional.
 
Akmal lahir di RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Tak lama kemudian orang tuanya membeli rumah kecilsederhana di kelurahan [[Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan]]. Akmal menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja sampai lulus SMA di daerah yang tak jauh dari aliran sungai [[Ciliwung]] itu. Di daerah tersebut tinggal juga keluarga Raja Dangdut [[Rhoma Irama]] bersama istri pertama (Hj. Veronica Agustina).<ref>https://zh-cn.facebook.com/notes/forsa-fans-of-rhoma-irama-and-soneta-banjarmasin/rhoma-irama-tentang-sejarah-deklarasi-soneta-the-voice-of-moeslim/419757681418388</ref>
Selesai SMP, Akmal mendaftar ke [[SMA Negeri 8 Jakarta]] di [[Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan]].<ref>https://www.gpu.id/author-detail/38456/akmal-nasery-basral</ref>. Kelak sekolah yang populer disebut Smandel ini muncul dalam novel '''Te o Toriatte (Genggam Cinta)''' (2019) sebagai bentuk apresiasinya bagi alma maternya.<ref>https://www.gpu.id/book-detail/92772/te-o-toriatte-genggam-cinta</ref>. Sebagai siswa jurusan IPA, target Akmal ingin melanjutkan ke [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]]. Namun dia gagal dalam Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) 1986. Alih-alih malah diterima di Jurusan Sosiologi, [[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia]].
 
BasralAkmal dan Asmaniaradiknya menyekolahkanBetrina Akmaldisekolahkan danorang adiknyatua Betrinamereka di TK [['Aisyiyah]] dan [[SD Muhammadiyah]] VI Pagi, Tebet Timur. Ketika masukMulai kelas 3-6 SD, setiap hari dari jam 14-17 keduanya mendalami pelajaran agama Islam di Madrasah Muhammadiyah. Ini berlangsung sampai lulus SD.<ref>https://sdmuh06tebet.sch.id/sejarah-singkat-perguruan-muhammadiyah-tebet-timur.html</ref>. Lulus SD Akmal melanjutkan pendidikan ke [[SMP Negeri 73 Jakarta]] yang lokasinya juga berlokasi di Tebet Timur. Beberapa kakak kelasnya seperti [[Titi DJ]], [[Astri Ivo]] dan [[Marissa Haque]]<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Marissa_Haque</ref> kemudianadalah menjadikakak artis nasional.kelasnya yang kemudian berkibar sebagai artis nasional.
Awalnya dia akan menjadi mahasiswa sosiologi hanya untuk setahun, menunggu Sipenmaru tahun berikutnya dengan tujuan yang sama untuk masuk FK UI. Namun pada hari pertama penataran, dia bertemu seorang
kawan satu kelas yang cara bicara, keluasan pengetahuan, dan energi positifnya memukau Akmal. Mahasiswa itu bernama [[Radhar Panca Dahana]], dramawan-sastrawan-budayawan yang pamornya sudah berkibar kencang. RSetelah itu Radhar sering menyuntikkan motivasi dan inspirasi kepada Akmal untuk menekuni dunia penulisan melalui obrolan mereka di kampus, atau saat [[lesehan]] di emperan Melawai [[Blok M]] pada malam hari saat Radhar bertemu kawan-kawannya sesama seniman. Hasil interaksi itu membuat Akmal melupakan cita-citanya menjadi dokter dan mengubahnya menjadi keinginan untuk menjadi sosiolog yang bisa menulis renyah dan mudah dikunyah.
 
SelesaiLulus SMP, Akmal mendaftarditerima kesebagai siswa [[SMA Negeri 8 Jakarta]] di Taman [[Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan]].<ref name="gpu.id">{{Cite web |url=https://www.gpu.id/author-detail/38456/akmal-nasery-basral |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-07 |archive-date=2022-09-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220907045633/https://www.gpu.id/author-detail/38456/akmal-nasery-basral |dead-url=yes }}</ref>. Kelak sekolah yang populer disebut SmandelSMANDEL ini muncul dalam novel '''Te o Toriatte (Genggam Cinta)''' (2019) sebagai bentuk apresiasinya bagi alma maternya.<ref>{{Cite web |url=https://www.gpu.id/book-detail/92772/te-o-toriatte-genggam-cinta |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-08 |archive-date=2022-09-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220908004328/https://www.gpu.id/book-detail/92772/te-o-toriatte-genggam-cinta |dead-url=yes }}</ref>. Sebagai siswa jurusan IPA, target Akmal yang bercita-cita ingin melanjutkan ke [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]]. Namun dia gagal dalam Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) 1986. Alih-alih malah diterima di Jurusan Sosiologi, [[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia]]. <!--
Oleh sebab itu ketika Radhar wafat (22 April 2021) setelah menjalani penderitaan panjang akibat komplikasi belasan penyakit dan proses cuci darah yang harus dialaminya bertahun-tahun,<ref>https://nationalgeographic.grid.id/read/132663247/sastrawan-budayawan-dramawan-radhar-panca-dahana-berpulang?page=all</ref> Akmal menulis obituari untuk sosok yang menginspirasinya masuk ke dalam dunia penulisan itu. <ref>https://kumparan.com/akmal-nasery-basral/mengenang-radhar-panca-dahana-1965-2021-hidup-harus-lebih-dari-sekadarnya-1vbo18LXdVv</ref><ref>https://mediaindonesia.com/opini/400362/mengenang-radhar-hidup-harus-lebih-daripada-sekadarnya</ref>
 
== Karier ==
=== Awal '90'an: Radio ===
Menjelang lulus kuliah, Akmal menemani seorang kakak kelas yang ingin melamar kerja di radio '''Radio ARH''' ([[Arif Rahman Hakim]]) milik pengusaha [[Fahmi Idris]]. (Sejak 2005 nama radio menjadi ARH Global Radio dan pada 2017 berubah lagi menjadi [[Global Radio]]) 88.4 FM.<ref>http://mncnetworks.com/index.php/radio-stations/detail/1/global-radio</ref> Ketika menunggu kawannya di lobi, Akmal disodori formulir pendaftaran oleh resepsionis dan diminta mengikuti wawancara juga. Tak dinyana, bukannya sang kakak kelas yang diterima melainkan justru Akmal yang dinyatakan lulus dan mendapat posisiditempatkan sebagai Assistant Program Director.
 
Direktur Utama Radio ARH adalah '''Zainal Abidin Suryokusumo''' (1939-2007), aktivis mahasiswa 1966 dan tokoh radio yang memiliki nama julukan sohor 'Bung Daktur'. <ref>http://bungdaktur-arh.blogspot.com/</ref> Bung Daktur kemudian mendirikan sindikasi radio '''Anggit Radio Nusantara''' (ARN), sindikasi radio nasional yang membuat aneka program siap putar bagi puluhan radio anggota sindikasidi se-Indonesiaseantero tanah air. Akmal ikut dalam gerbong karyawan yang meninggalkan ''ARH'' dan pindah ke ''ARN''.<ref>https://pantau.or.id/liputan/2003/01/centang-perenang-industri-radio/</ref>. Targetnya bukan untuk berkarier di dunia radio melainkan agar tetap punya pendapatan untuk membiayai kursus bahasa Jerman di [[Goethe-Institut]] Jakarta dan kursus bahasa Prancis di CCF (sekarang [[Institut Français Indonesia]]) Jakarta yang cukuplumayan mahal untuk kantong mahasiswa bukan dari keluarga kaya. Dua bahasa asing itu diyakini Akmal akan dibutuhkandibutuhkannya untuk menambah bekal bagi keinginannyamimpinya menjadi jurnalis majalah berita [[Tempo (majalah Indonesia)]] yang diincarnya.
 
=== 1994-1998: Gatra ===
Namun saat dia usai diwisuda, ''Tempo'' sedang tak membuka lowongan jurnalis. Majalah berita mingguan itu justru membuka Program Pengembangan Pemasaran bagi sarjana baru. Akmal memutuskan melamar dan berhasillolos menjadiseleksi sebagai satu dari 25 orang yang lulusditerima saringan (dari 300-an pelamar dari seluruh Indonesia). Peserta yang diterima menjalani pelatihan khususintensif di Wisma Tempo Sirnagalih, [[Megamendung, Bogor]], [[Jawa Barat]] selama sepekan dalamdengan jadwal harian aneka topik promosi, pemasaran dan penjualan, juga pemahaman atas bisnis media cetak di Indonesia. Para mentor selain direksi dan para manajer TEMPO''Tempo'', juga praktisi dan akademisi kampus seperti [[Rhenald Kasali]] yang baru pulangmeraih gelar doktor dari AS. Usai pelatihan peserta disebar ke bagian iklan atau sirkulasi majalah-majalah grup TEMPO''Tempo'' yang saat itu memiliki cukup banyak media (''Forum Keadilan, Matra, Swa, Humor, Vista'', dan ''Aku Anak Saleh''). Akmal mendapat tugaspenempatan di ''Tempo'' sebagai ''account executive''. diDia majalahberencana TEMPO.jika ''Tempo'' membuka lowongan untuk reporter baru, maka akan mengikuti seleksi yang disyaratkan.
 
Baru tiga bulan dia bekerja, majalah''Tempo'' TEMPO dibredeldiberedel [[Orde Baru]] atas perintah. Presiden [[Soeharto]] yang marahberang akibatmembaca laporan utama korupsi impor 39 kapal perang bekas Jerman Timur yang menyinggung dugaan keterlibatan anak emasnya, [[B.J. Habibie]] dalam skandal itu.<ref>https://nasional.tempo.co/read/458741/habibie-heboh-kapal-perang-jerman-dan-beredel</ref>. MediaBersama lainnya yang''Tempo'' dibredeldiberedel adalahjuga majalah ''Editor'' dan tabloid ''Detik''.<ref>https://nasional.tempo.co/read/1474929/kronologi-pembredelan-majalah-tempo-editor-dan-detik-27-tahun-silam</ref>. Sebagian wartawan dan karyawan berinisiatif mendirikan majalah baru, [[Gatra]], yang beredar mulai 19 November 1994. Akmal ikut bergabung sebagai reporter di majalah yang dinakhodai wartawan senior [[Herry Komar]] mantan redaktur eksekutif TEMPO itu''Tempo''.<ref>http://koleksikemalaatmojo.blogspot.com/2011/07/majalah-lama-gatra-edisi-perdana.html</ref> .
 
April 1995 terjadi lonjakan 'manusia perahu' (pengungsi) dari [[Timor Timur]] (sekarang [[Timor Leste]]) ke [[Australia]].<ref>https://espace.curtin.edu.au/handle/20.500.11937/86770</ref>. Akmal mendapat tugas melakukan investigasi sekaligus tugasmerupakan liputan pertamanya ke luar negeri setelah lima bulan bekerja. Dia meliputmengumpulkan keinformasi di [[Melbourne]] dan [[Sydney]] melalui jaringan [[klandestin]] dan simpatisan [[Fretilin]] di kedua kota yang sulit menerimanya karena citra ''Gatra'' sebagai majalah yang pro-Soeharto. DiUntungnya di Melbourne dia berhasil bertemu seorang mantan pejabat protokol Gubernur Timor Timur [[José Abílio Osório Soares]] yang membelot dan bersedia membawa Akmal ke pertemuan tertutup komunitas mereka bahkan ke rumah pribadinya di kawasan Richmond yang antitak jauh dari [[Stasiun kereta Indonesiaapi Richmond, Melbourne]]. DiSementara di Sydney, Akmal mendapat bantuan dari Max Lane, penerjemah karya-karya [[Pramoedya Ananta Toer]],<ref>https://jakartaglobe.id/news/max-lane-not-get-lost-translating-pramoedya-ananta-toer</ref> yang memperkenalkannya dengan beberapa orang Timor Timur di kantor media Green Left. Saat liputan ke Australia ini Akmal belum pernah mengunjungi Timor Timur. Dia baru menjejakkan kaki di bumi Loro Sa'e ("matahari terbit") itu dua tahun kemudian (1997) ketika suasana sudah semakin panas keinginan masyarakat untuk lepas dari Indonesia yang berujung pada [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999]].
 
Saat liputan ke Australia, Akmal belum pernah mengunjungi provinsi ke-27 yang berjuluk Timor Loro Sa'e ("matahari terbit"). Baru dua tahun kemudian dia mendapat kesempatan menjejakkan kaki. Ketika itu suasana sudah begitu panas dengan keinginan masyarakat untuk lepas dari Indonesia yang berujung pada [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999]] yang diawasi PBB. Dengan hasil referendum 80 persen masyarakat Timor Timur ingin berpisah, maka wilayah itu tak lagi bagian Indonesia dan menjadi negara merdeka dengan nama [[Timor Leste]].<ref>https://intisari.grid.id/read/032690242/timor-leste-lepas-dari-indonesia-pada-masa-pemerintahan-presiden-habibie-ternyata-ini-alasan-cerdas-presiden-ke-3-indonesia-biarkan-bumi-lorosae-merdeka-meski-s?page=all</ref>
Pengalaman liputan lain yang unik baginya adalah ketika mendadak ditugaskan ke [[London]], [[Inggris]] di awal September 1997 untuk meliput pemakaman '''Putri Diana Spencer''' janda cerai [[Charles, Pangeran Wales]] yang tewas secara tragis di terowongan Place de L'Alma, [[Paris]], [[Prancis]].<ref>https://seleb.tempo.co/read/1500754/kilas-balik-24-tahun-kecelakaan-mobil-yang-menewaskan-putri-diana</ref>. Akibat sempitnya waktu, staf sekretariat redaksi di Jakarta tak bisa mencarikan hotel di London yang dibanjiri pelayat dari berbagai pelosok dunia untuk mengikuti pemakaman. Untungnya, sebelum berangkat Akmal sempat melakukan reservasi internet ke sebuah hotel kecil. Ini merupakan pengalaman pertamanya melakukan reservasi online di awal kebangkitan internet. Akmal menggunakan pengalaman itu, termasuk mengunjungi *Althorp Estate* kawasan pribadi keluarga Spencer yang menjadi lokasi pemakaman Sang Putri dan perjuangan mencari makam [[Dodi al-Fayed]] (pacar Diana) di pemakaman Brookwood, [[Surrey]], sebagai bagian konstruksi kisah dalam novel '''Dilarang Bercanda dengan Kenangan''' (2018).<ref>https://www.goodreads.com/book/show/43228281-dilarang-bercanda-dengan-kenangan</ref>
 
Pengalaman liputan lain yang berkesan baginya adalah tugas liputan ke [[London]], [[Inggris]] awal September 1997 untuk pemakaman Diana Spencer ([[Diana, Putri Wales]] yang tewas secara tragis di terowongan Place de L'Alma, [[Paris]], [[Prancis]].<ref>https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/06/160800382/pemakaman-putri-diana-kesedihan-dunia-dan-prosesi-yang-ditonton-2-5</ref>. Diana yang merupakan janda Pangeran Charles, saat itu sedang menjalani hubungan pribadi dengan [[Dodi al-Fayed]] dari keluarga miliuner al-Fayed.<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170901144039-277-238870/dodi-al-fayed-teman-kencan-pengantar-maut-putri-diana</ref>
 
Akibat sempitnya waktu persiapan liputan, staf sekretariat redaksi ''Gatra'' tak bisa mencarikan kamar hotel di London yang sedang dibanjiri pelayat dari berbagai pelosok dunia.<ref>https://www.liputan6.com/global/read/2594876/6-9-1997-25-miliar-orang-saksikan-prosesi-pemakaman-putri-diana</ref>. Untungnya, sebelum terbang Akmal sempat melakukan reservasi online ke sebuah hotel kecil di kawasan Knightsbridge tak jauh dari [[Harrods]], toko serba ada kelas atas milik keluarga al-Fayed. Dalam liputan itu Akmal bukan hanya meliputi prosesi pemakaman yang melintasi Hyde Park ([[Taman Hyde, London]]) yang disesaki peziarah, juga mengunjungi Althorp Estate kawasan pribadi keluarga Spencer sebagai lokasi pemakaman Diana dan ke pemakaman Brookwood, [[Surrey]], kuburan Dodi. Pengalaman liputan ini kemudian digunakan Akmal sebagai elemen kisah novelnya ''Dilarang Bercanda dengan Kenangan'' yang terbit dua dekade kemudian.<ref>https://www.goodreads.com/book/show/43228281-dilarang-bercanda-dengan-kenangan</ref><ref>https://www.dipidiff.com/review-buku/indonesia-dan-terjemahan/114-review-buku-dilarang-bercanda-dengan-kenangan-akmal-nasery-basral</ref>
 
=== 1999-2001: Gamma, @-ha & Komunitasmusik.com ===
''Gatra'' pecah di akhirpengujung 1998 akibat konflik internal yang tak bisa diselesaikan. Seluruh direksi (Herry Komar, Mahtum Mastoem, Harjoko Trisnadi, Lukman Setiawan) dan sebagianseparuh karyawan hengkang dan mendirikan majalah baru '''Gamma'''. Akmal memilih bergabung dengan Gammamajalah ini. Selain sebagaimenjadi staf redaksi di desk Seni & Budaya dan desk International, jugadia membuatmendapat suplementugas tambahan sebagai pembuat sisipan (''booklet'Virtual') ''Virtual'' berisi topik-topik teknologi informasi. Dalam waktu singkat, perolehan iklan ''Virtual'' melebihi pendapatan iklan sang induknya, majalah ''Gamma,'' seperti diamati dan ditulis wartawan-sastrawan kawakan [[Sori Siregar]].<ref>http://pantaulama.klienakses.com/?/=d/79</ref>
 
Namun suasana kerja di ''Gamma'' yang tetap intrik membuat Akmal tak betah. Dia mencari mitra usaha yang
Namun suasana kerja di Gamma yang penuh intrik membuat Akmal memutuskan membuat majalah tren digital mandiri dengan mengambil inspirasi dari [[Wired (majalah)]] dan [[T3 (majalah)]]. Akmal menjadi pemimpin redaksi majalah yang diberi nama '''@-ha''' dan mendapat sambutan positif pasar domestik yang sebelumnya hanya mengenal majalah komputer dari perspektif perangkat keras. Namun perbedaan visi dan strategi dengan investor yang menangani bisnis dan pemasaran secara konvensional membuat mereka pecah kongsi.
berminat menerbitkan majalah tren digital yang berbeda dengan majalah-majalah komputer yang sudah beredar di pasaran. Maka berdirilah PT Koridor Sinergi Paramedia penerbit majalah ''@-ha''. Akmal yang juga menjadi pemimpin redaksi mengambil inspirasi dari [[Wired (majalah)]] dan [[T3 (majalah)]] dengan sejumlah penyesuaian untuk pembaca Indonesia. Dalam perjalanannya, perbedaan strategi dengan mitra usaha kian membesar dan tak terjembatani dalam kompromi membuat mereka pecah kongsi.
 
Di tengah gelombang eforia portal berita digital yang baru beroperasimuncul, Akmal bergabungmenerima denganajakan '''KomunitasmusikNandi D.com''' anakNadpodo usaha Adhitama(CEO Enterprise), yangpromotor sebelumnyamusik dikenal sebagai promotoryang pentasmendatangkan musisi dunia seperti [[Julio Iglesias]], [[Roxette]], dll., Bersamadi '''NandiJakarta, D.untuk Nadpodo'''membuat (CEO)situs danberita ''Komunitasmusik.com''. Bersama Abang Edwin SA''' (CTO), Akmal sebagai CCO mengembangkan salah satu situs berita musik pertama di tanah air ini. Komunitasmusik.comMunculnya menjadisitus-situs leaderberita bagihiburan portal sejenisbaru yang bermunculandibiayai sepertigrup jamur di musim hujan termasuk yang didanai korporasi-korporasiperusahaan raksasa yangdan rela 'membakar uang dengan enteng' untuk promosi jorjoran dengan memasangmelalui baliho-baliho raksasa di berbagai lokasi strategis Jakarta serta membom iklan media cetak dan televisi tanpanyaris henti.secara intensif membuat ''Komunitasmusik.com'' ketetertak danmampu menghadapi perang iklan sehingga perlahan-lahan menepi ke pinggir lapangan. ''Komunitasmusik.com'' mengibarkan bendera putih di awal tahun kedua beroperasi.
 
=== 2002: MTV Trax ===
Di awal 2002, Akmal menjadidirekrut pemimpin redaksi pertama [[''MTV Trax]]'', majalah musik hasilproyek kerjasamakolaborasi [[MRA Media]] (anak perusahaan [[MRA Group]]} dandengan kanal musik [[MTV]] yangdengan terbitbendera bulananPT Media Tiara Victory.<ref>http://eprints.binus.ac.id/4668/</ref>. DiPada jajaran BODdewan direksi terdapat [[Meuthia Kasim]] (direktur [[MRA Media]]) dan [[Yoris Sebastian]] (GM [[Hard Rock Cafe]] [[Jakarta]]),. sedangkanUntuk untukGM posisi''MTV GMTrax'' Bisnis ditempati oleh [[Erwin Arnada]] (yang belakangansebelum mundur untukdan mendirikan majalah [[Playboy Indonesia]], 2007)
 
Akmal merumuskan isi ''MTV Trax,'' dari nama rubrik sampai deskripsi konten. DiaVersi ''dummy'' majalah edisi perdana diperbaiki oleh [[Reda Gaudiamo]], jurnalis senior yang menjadi konsultan media grup MRA. Setelah konsep final disepakati, Akmal membentuk timjajaran kecilredaksi tigadengan orangmerekrut tiga penulis baru yang semuanya masih baru''fresh'' di dunia jurnalistik. Mereka yakniadalah [[Arian13]] (vokalis band indie [[Puppen]] dan [[Seringai]]); [[Salman Aristo]] yang baru lulus dari [[Universitas Padjajaran]] (kinisekarang [[penulis skenario]] [[film]] yang produktif) dan Gupta Mahendra (gitaris grup jazz Chlorophyl, sarjana Sastra Cina UI). Untuk reporterliputan lapangan, direkrut''MTV Trax'' merekrut lima orang mahasiswa/i dari berbagai kampus yang aktifmemiliki pergaulan bergaulluas dan menyukai musik. Mereka tak harus ke kantor setiap hari layaknyaseperti kewajiban reporter media konvensional karena majalah''MTV Trax'' terbit bulanan. Mereka boleh menyesuaikan kehadiran di kantor dengan jadwal kuliah dan ujian kampus masing-masing.
 
Setelah enam bulan persiapan, edisi perdana ''MTV Trax'' beredar Agustus 2002 menampilkan wajah ''rapper'' (penyanyi [[rap]]) [[Eminem]] di sampul depan dengan Laporan Utama "25 Musisi Paling Berpengaruh di Indonesia".
Pada Oktober 2022 konsep MTV Trax digunakan MTV Trax Thailand sebagai franchisee (penerima [[waralaba]]). Akmal yang penggemar berat musik menikmati kiprahnya namun sulit beradaptasi dengan lingkungan yang glamor, liberal dan permisif. Dengan berat hati dia putuskan mundur dari majalah yang ikut dibangunnya dari nol besar. Posisinya kemudian digantikan Hagi Hagoromo--nama MTV Trax menjadi Trax saja setelah kerjasama MRA dan MTV tak berlanjut--kemudian setelah Hagi juga mundur, Andre Sumual (Andre Opa) yang menempati posisi pemimpin redaksi sampai Trax berhenti terbit pada 2016.<ref>http://kencomm-id.com/portfolio/andre-opa/</ref>.
Pada Oktober 2002 muncul ''MTV Trax Thailand'' sebagai ''franchisee'' (penerima [[waralaba]]) yang mengadopsi model bisnis ''MTV Trax'' (Indonesia).
 
Akmal sangat menikmati pekerjaannya namun sulit beradaptasi dengan gaya hidup sekelilingnya yang "work hard, party harder" yang dirasakannya glamor, liberal, permisif. Apalagi paket remunerasi yang diterimanya tidak sebanding dengan ''image'' MRA Group dan ''MTV'' sebagai perusahaan global kelas atas. Dengan berat hati dia putuskan mundur setelah membangun ''MTV Trax'' dari nol besar. Posisinya sebagai pemimpin redaksi digantikan Hagi Hagoromo. Nama ''MTV Trax'' berubah menjadi ''Trax'' setelah kerjasama ''MRA Group'' dan ''MTV'' tak berlanjut. Setelah Hagi juga mundur pada 2005, Andre James Oscar Sumual (Andre Opa)<ref>http://kencomm-id.com/portfolio/andre-opa/</ref>menempati kursi pemimpin redaksi sampai ''Trax'' berhenti terbit pada 2016.</ref>https://www.rappler.com/world/120718-trax-magazine-akan-terbitkan-edisi-terakhir/</ref>
 
=== 2004-2010: Tempo ===
 
Dalam keadaan tak terikat komitmen dengan perusahaan manapun, majalah ''Tempo'' melalui Arif Zulkifli dan Toriq Hadad memberikan kesempatan kepada Akmal untuk bergabung. Padahal saat itu santer beredar kabar bahwa orang-orang ''Tempo'' yang pindah haluan ke ''Gatra'' pasca pembredelan 1994, tak akan diterima lagi di ''Tempo'' karena dianggap sebagai 'pengkhianat'. Namun hal itu tak berlaku terhadap Akmal. Mungkin juga karena saat pembredelan terjadi status Akmal adalah ''account executive'' bukan reporter atau staf redaksi.
Setelah mendapat cukup pengalaman di luar majalah berita Akmal berlabuh di majalah Tempo, yang pernah menjadi profesi impiannya saat masih kuliah. Pada 2005, Akmal meluncurkan novel perdana berjudul [[Imperia]] yang bergenre [[thriller]][[politik]] di sebuah acara buku nasional di [[Istora Gelora Bung Karno]]. Bertindak sebagai pembahas adalah penulis senior Leila S. Chudori ([[Leila Salikha Chudori]] dan pengamat politik Eep S. Fatah.
 
Setelah mendapat cukup pengalaman di luar majalah berita Akmal berlabuh di majalah Tempo, yang pernah menjadi profesi impiannya saat masih kuliah. PadaJuli 2005, Akmal meluncurkan novel perdana berjudul [[''Imperia]]'' yang bergenre [[thriller]] [[politik]] di sebuah acara buku nasional di [[Istora Gelora Bung Karno]]. Bertindak sebagai pembahasPembahas adalah penulis-jurnalis senior Leila S. Chudori ([[Leila Salikha Chudori]]''Tempo'') dan pengamat politik Eep S. Fatah. Moderator Krisnadi Yuliawan, redaktur ''Gatra''.
 
PadaDi tahun 2006 Akmal mendapat tugas liputan ke [[Busan]], [[Korea Selatan]] untuk meliput [[Festival Film Internasional Busan]] dan fenomena kebangkitan [[K-Pop]] yang sedang menyaingi [[J-Pop]] di seluruh dunia.<ref>https://books.google.co.id/books?id=d0vODwAAQBAJ&pg=PA34&lpg=PA34&dq=Akmal+Nasery+Basral++K-Pop+Tempo&source=bl&ots=N0gJISWkIT&sig=ACfU3U01-xc_5aNS5DQPFKsk-izMPiCEDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj83s2mqoT6AhVnSmwGHUzZCasQ6AF6BAgREAM#v=onepage&q=Akmal%20Nasery%20Basral%20%20K-Pop%20Tempo&f=false</ref>. LiputanTugas lain yang berkesan baginya adalah melaporkan perkembanganliputan di [[Pakistan]] usai pembunuhan Benazir Bhutto di akhir, Desember 2007. Akmal berkeliling empat kota ([[Karachi]], [[Islamabad]], [[Rawalpindi]], [[Lahore]]) sampai berlangsung Pemilu Februari 2008. diKendati negerinegara yangitu penuhtidak kemelutsedang itudilanda perang saudara, namun dentum bom dan tembakan sesekali terdengar juga. <ref>https://dunia.tempo.co/read/117667/pemilu-di-pakistan-super-sederhana</ref><ref>https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612136451/selamat-tinggal-q</ref>.
 
Setelah enam tahun berkiprah sebagai wartawan TEMPO''Tempo'' dan melahirkan tiga buku (''Imperia'', '''Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku''' dan '''Nagabonar Jadi 2'''), Akmal memutuskan untuk pindah kuadran, meninggalkan dunia jurnalistik dan, masuk kuadran kehidupan baru sebagai penulis kreatif penuh waktu. Keputusan itu dilakukannya pada awal 2010.
 
=== 2010-sekarang: Novelis, Kolumnis, Da'i ===
 
Juli 2010 Akmal meluncurkan novel sejarah '''Sang Pencerah''' dalam momentum Satu Abad Muhammadiyah dan Muktamar ke-46 yang berlangsung di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].<ref>https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100706_muhammadiyahintro#:~:text=Muhammadiyah%20menggelar%20Muktamar%20ke%2D46,dan%20Tajdid%20Menuju%20Peradaban%20Utama</ref>. Sampai Agustus 2022, Akmal sudah menghasilkan 24 buku yang mayoritas merupakan novel beragam genre (untuk judul lengkap lihat '''Karya''').
 
Untuk melatih kepekaannya terhadap fenomena sosial, Akmal menulis kolom (nonfiksi) bertajuk SKEMA (Sketsa Masyarakat) yang dimulai sejak bulan [[Ramadan]] 1443 H (April 2022) yang dipostingnya setiap hari ke sejumlahbeberapa WAG (grup [[WhatsApp]]) yang diikutinya. Ternyata hampir setiap tulisan diunggah ulang oleh berbagai portal dan situs berita di laman mereka masing-masing.<ref>https://jakarta.suaramerdeka.com/opini/pr-1343197379/masjid-isa-dan-perawan-maria</ref>. MengingatMelihat sambutan positif pembaca, usai Ramadan Akmal melanjutkan menulis SKEMA dengan frekuensi 1-2 tulisan per pekan, tidak harian seperti saat Ramadan.<ref>https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1511735-endgame-dua-akhir-dramatis-dari-hidup-yang-sebelumnya-manis?page=2</ref>. Akmal tidak mengirimkan tulisan SKEMA ke media cetak konvensional lebih dulu selain untuk memangkas waktu tunggu penerbitan, juga karena ingin berwakaf tulisan kepada para pembaca kritis. Beberapa topik yang ditulisnya bahkan menempati artikel terpopuler di beberapa situs yang mengunggah. Misalnya tulisan tentang wafatnya santri Gontor asal Palembang setelahdi [[Pondok Modern Darussalam Gontor]] akibat dianiaya sesama santri.<ref>https://www.orbitindonesia.com/kolom/pr-5444546317/ke-gontor-apa-yang-kau-cari-penganiayaan-berbuah-kematian-di-perkemahan-kamis-dan-jumat</ref>
 
Pada 2014, Akmal mendapat tawaran beasiswa pascasarjana untuk studi [[Ekonomi syariah]] di [[Institut Agama Islam Tazkia]], [[Sentul City]], melalui [[Ahmad Mukhlis Yusuf]], mantan Pemimpin Umum [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara]]. Sejak itu dia mulai sering mendapatkan permintaan mengisi kajian di masjid komplek (pemukiman) atau perkantoran. Namun Akmal membatasi hanya menyampaikan materi yang berkaitan dengan sejarah Islam dan tokoh-tokoh Islam atau fenomena sosial budaya yangdalam masih berkaitan denganbingkai pendidikan formalnya sebagai sarjana sosiologiperadaban, bukan berkaitan dengan [[fikih]] [[ibadah]] atau [[fikih]] [[muamalah]]. yang lebih spesifik.
 
Untuk itu diaAkmal tak pernah mau dipanggil ustaz., Diadia selalu meminta dipanggil '''Uda Akmal''' karena dua alasan. Pertama karena, panggilan itu beraroma Minang (uda = kakak), dan kedua sebagai. selorohKedua, "Uda berarti ustaz dadakan," ujarselorohnya dalam beberapa kesempatan. Namun dia tak keberatan jika disebut [[da'i]]. karenaSebab berbeda dengan ustaz yang berarti 'guru besar', maka 'da';i' berarti 'penyeru'. Bagi AkmalBaginya apapun profesi dan latar belakang pendidikan seseorang, jika orang tersebut menyerukan ajakan kebaikan kepada orang lainsesama maka individusang itupenyeru memenuhi syaratbisa dipanggil da'i.<ref>https://muslim.or.id/26662-syarat-syarat-menjadi-dai.html</ref> -->
 
Sebagai seorang sastrawan, Akmal Nasery Basral telah menghasilkan beberapa karya sastra, di antaranya novel ''Imperia'' yang merupakan karya pertamanya yang dibuat pada tahun 2005. Pada tahun 2010 ia menyelesaikan ''Sang Pencerah'', sebuah novel yang berkisah tentang kehidupan dan perjuangan [[Ahmad Dahlan|KH Ahmad Dahlan]] yang dikenal sebagai pendiri organisasi massa Islam [[Muhammadiyah]]. Novel tersebut telah difilmkan dengan sutradara [[Hanung Bramantyo]] dan mendapatkan sambutan luas dari masyarakat.<ref>http://www.goodreads.com [http://www.goodreads.com/book/show/8605561-sang-pencerah Sang Pencerah]</ref>.
 
 
 
Pada tahun 2012, Akmal meluncurkan ''Anak Sejuta Bintang'', novel tentang masa kecil [[Aburizal Bakrie]].<ref>nasional.news.viva.co.id [http://nasional.news.viva.co.id/news/read/285933-mau-nilai-musik--dengarkan--nilai-buku--baca- Mau Nilai Musik: Dengarkan, Nilai Buku: Baca!]</ref> Karya Akmal yang lain, di antaranya cerpen ''Legenda Bandar Angin'' pernah dinobatkan sebagai cerpen terbaik harian [[Pikiran Rakyat]] pada tahun 2006.
 
== Kehidupan pribadi ==
Akmal menikah dengan Sylvia Emilia Horo, kolega kerjanya di bagian promosi majalah ''Gatra'' pada 9 April 1998. Mereka dikaruniai tiga orang putri yakni Jihan Maghfira Nasery, Aurora Zaslin Elena Nasery dan Maryam Aylatira Nasery. Mereka tinggal di [[kawasan Cibubur]].<ref>https://www. name="gpu.id"/author-detail/38456/akmal-nasery-basral</ref>
 
== Pendidikan ==
Baris 99:
* SMA Negeri 8 Taman Bukit Duri, Jakarta Selatan
* Jurusan Sosiologi FISIP UI, Depok <ref>https://indonews.id/artikel/319963/Jejak-Alumni-FISIP-UI-Sastrawan-Akmal-Nasery-FISIP-UI-Menempa-dan-Mengembangkan-Wawasan-Saya/</ref>
* Ekonomi Islam TAZKIA University College of Islamic Economics, Depok<ref>{{Cite web |url=https://alumni.tazkia.ac.id/tag/akmal-nasery-basral/ |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-07 |archive-date=2022-09-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220907061714/https://alumni.tazkia.ac.id/tag/akmal-nasery-basral/ |dead-url=yes }}</ref>
 
== Karya ==
Ke-2425 karya Akmal Nasery Basral yang sudah terbit terdiri dari 1 biografi, 1 nonfiksi (tentang orkestra), 2 antologi cerpen, 1 antologi puisi esai, dan 20 novel.
=== Biografi ===
* ''[[Degan Septoadji]] Sebuah Perjalanan Kuliner: Behind The Chef'' (2022)<ref>https://seleb.tempo.co/read/1654541/akmal-nasery-basral-luncurkan-buku-biografi-chef-degan-di-iibf-2022</ref>
 
=== Nonfiksi ===
* ''Simfoni Untuk Negeri: ''[[Twilite Orchestra]]'' & Magenta Orchestra'' (2011)<ref>https://www.viva.co.id/amp/foto/showbiz/5184-peluncuran-buku-simfoni-untuk-negeri</ref>
 
=== Antologi Cerpen ===
* ''Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku'' (2006), catatan akhir oleh Prof. Dr. [[Budi Darma]])<ref>http://bukuygkubaca.blogspot.com/2006/12/ada-seseorang-di-kepalaku-yang-bukan.html</ref>
* ''Putik Safron di Sayap Izrail'' (2020, endorsement oleh Prof. Dr. [[Budi Darma]], "Kumpulan cerita pendek ini mengokohkan Akmal Nasery Basral sebagai pengarang yang kuat dengan pemikiran penting dalam sastra kita.")<ref>{{Cite web |url=https://adesolihat.com/2021/01/16/review-kumpulan-cerpen-putik-safron-di-sayap-izrail-anb/ |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-06 |archive-date=2022-08-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220819162301/https://adesolihat.com/2021/01/16/review-kumpulan-cerpen-putik-safron-di-sayap-izrail-anb/ |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Antologi Puisi Esai ===
Baris 133 ⟶ 136:
* ''Dwilogi Dayon & Sabai: Sabai Sunwoo (2022)<ref>https://www.republika.co.id/berita/r7cjz0282/sabai-secangkir-kopi-model-blasteran-minangkorea</ref>
* ''Serangkai Makna di Mihrab Ulama (2022, dwilogi novel sejarah Buya ''[[Hamka]]'')<ref>https://news.detik.com/berita/d-6011499/novel-akmal-nasery-tentang-buya-hamka-terbit-royalti-untuk-warga-mentawai</ref>
* ''Kincir Waktu 2'' (2022-segera terbit)
 
== Penghargaan ==
Baris 141 ⟶ 143:
* National Writer's Award SATUPENA (2021)<ref>https://www.dailynewsindonesia.com/news/sastrawan-akmal-nasery-basral-raih-penghargaan-national-writers-award-2021/</ref>
* Nominator Best Crime Story & Best Novel Scarlet Pen Awards (2022)<ref>https://www.indozone.id/life/Z8sPDM0/persaingan-scarlet-pen-awards-2022-para-nominasi-bersaing-ketat-di-11-kategori</ref>
* Anugerah Sastra Andalas 2022 kategori Budayawan/Sastrawan Nasional dari Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Andalas]]<ref>https://padek.jawapos.com/sumbar/padang/15/12/2022/perkuat-kesusastraan-fib-unand-beri-anugerah-sastra-andalas-2022/</ref>
 
== Referensi ==
Baris 151 ⟶ 154:
* [http://republikmemanggil.org/tokoh/tokoh-45/30-akmal-nasery-basral.html AKMAL NASERY BASRAL] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131008174338/http://republikmemanggil.org/tokoh/tokoh-45/30-akmal-nasery-basral.html |date=2013-10-08 }}
* [http://www.mail-archive.com/rantaunet@googlegroups.com/msg107585.html Akmal N. Basral di Milis Rantaunet]
 
 
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:SenimanSastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]