Akmal Nasery Basral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Sumatera
 
(27 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Riset asli}}
{{Infobox person
|name = Akmal Nasery Basral
Baris 15 ⟶ 14:
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]] <br/> [[Institut Agama Islam Tazkia]]
|occupation = [[novelis]] <br/> [[da'i]]
|awards = Fiksi Utama Islamic Book Fair 2011 (novel [[Sang Pencerah]]) <br/> <br/>National Writer's Award 2021 SATUPENA <br/> <br/>Anugerah Sastra Andalas 2022<br/>
|spouse = Sylvia Horo (m. 1998)
|children = Jihan Maghfira <br /> Aurora ElenaZaslin<br /> Maryam Aylatira
|parents = Basral Sutan Ma'ruf (1941-2005)<br /> Asmaniar </br />(1941-2004)
|relatives = Betrina Basral (adik)
}}
'''Akmal Nasery Basral''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|28|4|1968}}) adalah seorang [[novelis]], [[penulis]], dan mantan [[wartawan]] asal [[Indonesia]] berdarah [[Minangkabau]] yang sudah menulis 2425 judul buku.<ref>https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1462905-akmal-nasery-basral-luncurkan-buku-kisah-buya-hamka</ref>. Dia menerima penghargaan National Writer's Award 2021 kategori fiksi dari Perkumpulan Penulis Nasional SATUPENA.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=CGZ8WI3teZU</ref>
 
Akmal menerima penghargaan National Writer's Award 2021 kategori fiksi dari Perkumpulan Penulis Nasional SATUPENA.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=CGZ8WI3teZU</ref>. Pada 15 Desember 2022, dia menerima Anugerah Sastra Andalas 2022 dari Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Andalas]], Sumatera Barat, untuk kategori Sastrawan/Budayawan Nasional.<ref>https://www.antaranews.com/berita/3304011/anugerah-sastra-andalas-2022-digelar-fakultas-ilmu-budaya-unand</ref>
 
== Kehidupan awal ==
Akmal Nasery Basral merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Basral Sutan Ma'ruf bin Umar Datuk Batungkek (1941-2005) dari [[Lubuk Basung, Agam]], [[SumatraSumatera Barat]] seorang wiraswastawan yang pernah kuliah di FE [[Universitas Andalas]].<ref>{{Cite web|last=Suluah.com|date=2022-09-14|title=Perjalanan Akmal Nasery Basral, Novelis yang Tekun Menggarap Genre Sejarah|url=https://suluah.com/perjalanan-akmal-nasery-basral-novelis-yang-tekun-menggarap-genre-sejarah/|website=Suluah.com|language=id|access-date=2022-12-29}}</ref> Ibunya Asmaniar binti Barakan Sutan Rajo Ameh (1941-2004) dari [[Magek, Kamang Magek, Agam]], SumatraSumatera Barat, adalah alumna [[IKIP]] [[Padang]] (sekarang [[Universitas Negeri Padang]]) dan memulai karir sebagai guru SMP sebelum menjadi kepala sekolah SMP [[PGRI]] di Jakarta.<ref>https://forumterkininews.id/berhari-raya-tanpa-orang-tua/</ref>. Mereka menikah pada 2 November 1966.
 
Akmal lahir di RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Tak lama kemudian orang tuanya membeli rumah sederhana di kelurahan [[Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan]]. Akmal menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja sampai lulus SMA di daerah yang tak jauh dari aliran sungai [[Ciliwung]] itu. Di daerah tersebut tinggal juga keluarga Raja Dangdut [[Rhoma Irama]] bersama istri pertama (Hj. Veronica Agustina).<ref>https://zh-cn.facebook.com/notes/forsa-fans-of-rhoma-irama-and-soneta-banjarmasin/rhoma-irama-tentang-sejarah-deklarasi-soneta-the-voice-of-moeslim/419757681418388</ref>
 
Akmal dan adiknya Betrina disekolahkan orang tua mereka di TK [['Aisyiyah]] dan [[SD Muhammadiyah]] VI Pagi, Tebet Timur. Mulai kelas 3 SD, setiap hari dari jam 14-17 keduanya mendalami agama Islam di Madrasah Muhammadiyah. Ini berlangsung sampai lulus SD.<ref>https://sdmuh06tebet.sch.id/sejarah-singkat-perguruan-muhammadiyah-tebet-timur.html</ref>. Akmal melanjutkan pendidikan ke [[SMP Negeri 73 Jakarta]] yang lokasinya juga di Tebet Timur. [[Titi DJ]], [[Astri Ivo]] dan [[Marissa Haque]]<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Marissa_Haque</ref> adalah kakak kelasnya yang kemudian berkibar sebagai artis nasional.
 
Lulus SMP Akmal diterima sebagai siswa [[SMA Negeri 8 Jakarta]] di Taman [[Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan]].<ref name="gpu.id">{{Cite web |url=https://www.gpu.id/author-detail/38456/akmal-nasery-basral |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-07 |archive-date=2022-09-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220907045633/https://www.gpu.id/author-detail/38456/akmal-nasery-basral |dead-url=yes }}</ref>. Kelak sekolah yang populer disebut SMANDEL ini muncul dalam novel ''Te o Toriatte (Genggam Cinta)'' (2019) sebagai bentuk apresiasinya bagi alma maternya.<ref>{{Cite web |url=https://www.gpu.id/book-detail/92772/te-o-toriatte-genggam-cinta |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-08 |archive-date=2022-09-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220908004328/https://www.gpu.id/book-detail/92772/te-o-toriatte-genggam-cinta |dead-url=yes }}</ref>. Sebagai siswa jurusan IPA, Akmal yang bercita-cita ingin melanjutkan ke [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]]. Namun dia gagal dalam Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) 1986. Alih-alih malah diterima di Jurusan Sosiologi, [[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia]].<!--
 
== Karier ==
=== Awal '90'an: Radio ===
Menjelang lulus kuliah, Akmal menemani seorang kakak kelas yang ingin melamar kerja di radio ''ARH'' ([[Arif Rahman Hakim]]) milik pengusaha [[Fahmi Idris]]. (Sejak 2005 nama radio menjadi ARH Global Radio dan pada 2017 berubah lagi menjadi [[Global Radio]]) 88.4 FM.<ref>http://mncnetworks.com/index.php/radio-stations/detail/1/global-radio</ref> Ketika menunggu di lobi, Akmal disodori formulir pendaftaran oleh resepsionis dan diminta mengikuti wawancara juga. Tak dinyana, bukannya kakak kelas yang diterima melainkan Akmal yang dinyatakan lulus dan ditempatkan sebagai Assistant Program Director.
 
Direktur Utama Radio ARH adalah Zainal Abidin Suryokusumo (1939-2007), aktivis mahasiswa 1966 dan tokoh radio yang memiliki nama julukan sohor Bung Daktur. <ref>http://bungdaktur-arh.blogspot.com/</ref> Bung Daktur kemudian mendirikan ''Anggit Radio Nusantara'' (ARN), sindikasi radio nasional yang membuat aneka program siap putar bagi puluhan radio anggota di seantero tanah air. Akmal ikut dalam gerbong karyawan yang meninggalkan ''ARH'' dan pindah ke ''ARN''.<ref>https://pantau.or.id/liputan/2003/01/centang-perenang-industri-radio/</ref>. Targetnya bukan untuk berkarier di dunia radio melainkan agar tetap punya pendapatan untuk membiayai kursus bahasa Jerman di [[Goethe-Institut]] Jakarta dan kursus bahasa Prancis di CCF (sekarang [[Institut Français Indonesia]]) Jakarta yang lumayan mahal untuk kantong mahasiswa bukan dari keluarga kaya. Dua bahasa asing itu dibutuhkannya untuk menambah bekal bagi mimpinya menjadi jurnalis [[Tempo (majalah Indonesia)]] yang diincarnya.
 
=== 1994-1998: Gatra ===
Namun saat dia usai diwisuda, ''Tempo'' sedang tak membuka lowongan jurnalis. Majalah berita mingguan itu justru membuka Program Pengembangan Pemasaran bagi sarjana baru. Akmal melamar dan lolos seleksi sebagai satu dari 25 orang yang diterima dari 300-an pelamar. Peserta menjalani pelatihan intensif di Wisma Tempo Sirnagalih, [[Megamendung, Bogor]], [[Jawa Barat]] selama sepekan dengan jadwal harian aneka topik promosi, pemasaran dan penjualan, juga pemahaman atas bisnis media cetak di Indonesia. Para mentor selain direksi dan para manajer ''Tempo'', juga praktisi dan akademisi kampus seperti [[Rhenald Kasali]] yang baru meraih gelar doktor dari AS. Usai pelatihan peserta disebar ke bagian iklan atau sirkulasi grup ''Tempo'' yang saat itu memiliki cukup banyak media (''Forum Keadilan, Matra, Swa, Humor, Vista'', dan ''Aku Anak Saleh''). Akmal mendapat penempatan di ''Tempo'' sebagai ''account executive''. Dia berencana jika ''Tempo'' membuka lowongan untuk reporter baru, maka akan mengikuti seleksi yang disyaratkan.
 
Baru tiga bulan dia bekerja, ''Tempo'' diberedel [[Orde Baru]]. Presiden [[Soeharto]] berang membaca laporan utama korupsi impor 39 kapal perang bekas Jerman Timur yang menyinggung dugaan keterlibatan anak emasnya, [[B.J. Habibie]] dalam skandal itu. <ref>https://nasional.tempo.co/read/458741/habibie-heboh-kapal-perang-jerman-dan-beredel</ref>. Bersama ''Tempo'' diberedel juga majalah ''Editor'' dan tabloid ''Detik''.<ref>https://nasional.tempo.co/read/1474929/kronologi-pembredelan-majalah-tempo-editor-dan-detik-27-tahun-silam</ref>. Sebagian wartawan dan karyawan berinisiatif mendirikan majalah baru, [[Gatra]], yang beredar mulai 19 November 1994. Akmal ikut bergabung sebagai reporter di majalah yang dinakhodai wartawan senior [[Herry Komar]] mantan redaktur eksekutif ''Tempo''.<ref>http://koleksikemalaatmojo.blogspot.com/2011/07/majalah-lama-gatra-edisi-perdana.html</ref>.
 
April 1995 terjadi lonjakan 'manusia perahu' (pengungsi) dari [[Timor Timur]] (sekarang [[Timor Leste]]) ke [[Australia]].<ref>https://espace.curtin.edu.au/handle/20.500.11937/86770</ref>. Akmal mendapat tugas melakukan investigasi sekaligus merupakan liputan pertamanya ke luar negeri setelah lima bulan bekerja. Dia mengumpulkan informasi di [[Melbourne]] dan [[Sydney]] melalui jaringan [[klandestin]] dan simpatisan [[Fretilin]] di kedua kota yang sulit menerimanya karena citra ''Gatra'' sebagai majalah yang pro-Soeharto. Untungnya di Melbourne dia bertemu seorang mantan pejabat protokol Gubernur Timor Timur [[José Abílio Osório Soares]] yang membelot dan bersedia membawa Akmal ke pertemuan tertutup komunitas mereka bahkan ke rumah pribadinya di kawasan Richmond yang tak jauh dari [[Stasiun kereta api Richmond, Melbourne]]. Sementara di Sydney Akmal mendapat bantuan dari Max Lane, penerjemah karya-karya [[Pramoedya Ananta Toer]],<ref>https://jakartaglobe.id/news/max-lane-not-get-lost-translating-pramoedya-ananta-toer</ref> yang memperkenalkannya dengan beberapa orang Timor Timur.
 
Saat liputan ke Australia, Akmal belum pernah mengunjungi provinsi ke-27 yang berjuluk Timor Loro Sa'e ("matahari terbit"). Baru dua tahun kemudian dia mendapat kesempatan menjejakkan kaki. Ketika itu suasana sudah begitu panas dengan keinginan masyarakat untuk lepas dari Indonesia yang berujung pada [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999]] yang diawasi PBB. Dengan hasil referendum 80 persen masyarakat Timor Timur ingin berpisah, maka wilayah itu tak lagi bagian Indonesia dan menjadi negara merdeka dengan nama [[Timor Leste]].<ref>https://intisari.grid.id/read/032690242/timor-leste-lepas-dari-indonesia-pada-masa-pemerintahan-presiden-habibie-ternyata-ini-alasan-cerdas-presiden-ke-3-indonesia-biarkan-bumi-lorosae-merdeka-meski-s?page=all</ref>
 
Pengalaman liputan lain yang berkesan baginya adalah tugas liputan ke [[London]], [[Inggris]] awal September 1997 untuk pemakaman Diana Spencer ([[Diana, Putri Wales]] yang tewas secara tragis di terowongan Place de L'Alma, [[Paris]], [[Prancis]].<ref>https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/06/160800382/pemakaman-putri-diana-kesedihan-dunia-dan-prosesi-yang-ditonton-2-5</ref>. Diana yang merupakan janda Pangeran Charles, saat itu sedang menjalani hubungan pribadi dengan [[Dodi al-Fayed]] dari keluarga miliuner al-Fayed.<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170901144039-277-238870/dodi-al-fayed-teman-kencan-pengantar-maut-putri-diana</ref>
Baris 55 ⟶ 56:
 
Namun suasana kerja di ''Gamma'' yang tetap intrik membuat Akmal tak betah. Dia mencari mitra usaha yang
berminat menerbitkan majalah tren digital yang berbeda dengan majalah-majalah komputer yang sudah beredar di pasaran. Maka berdirilah PT Koridor Sinergi Paramedia penerbit majalah ''@-ha''. Akmal yang juga menjadi pemimpin redaksi mengambil inspirasi dari [[Wired (majalah)]] dan [[T3 (majalah)]] dengan sejumlah penyesuaian untuk pembaca Indonesia. Dalam perjalanannya, perbedaan strategi dengan mitra usaha kian membesar dan tak terjembatani dalam kompromi membuat mereka pecah kongsi.
 
Di tengah gelombang eforia portal berita digital yang baru muncul, Akmal menerima ajakan Nandi D. Nadpodo (CEO Enterprise), promotor musik yang mendatangkan musisi dunia seperti [[Julio Iglesias]], [[Roxette]], dll, di Jakarta, untuk membuat situs berita ''Komunitasmusik.com''. Bersama Abang Edwin SA (CTO), Akmal sebagai CCO mengembangkan situs berita musik ini. Munculnya situs-situs berita hiburan baru yang dibiayai grup perusahaan raksasa dan rela 'membakar uang' untuk promosi jorjoran melalui baliho-baliho di berbagai lokasi strategis Jakarta serta membom iklan media cetak dan televisi nyaris secara intensif membuat ''Komunitasmusik.com'' tak mampu menghadapi perang iklan sehingga perlahan-lahan menepi ke pinggir lapangan. ''Komunitasmusik.com'' mengibarkan bendera putih di awal tahun kedua beroperasi.
 
=== 2002: MTV Trax ===
Di awal 2002, Akmal direkrut pemimpin redaksi pertama ''MTV Trax'', majalah musik proyek kolaborasi [[MRA Media]] (anak perusahaan [[MRA Group]]} dengan kanal musik [[MTV]] dengan bendera PT Media Tiara Victory.<ref>http://eprints.binus.ac.id/4668/</ref>. Pada jajaran dewan direksi terdapat [[Meuthia Kasim]] (direktur [[MRA Media]]) dan [[Yoris Sebastian]] (GM [[Hard Rock Cafe]] [[Jakarta]]). Untuk GM ''MTV Trax'' ditempati [[Erwin Arnada]] (sebelum mundur dan mendirikan majalah [[Playboy Indonesia]], 2007)
 
Akmal merumuskan isi ''MTV Trax'' dari nama rubrik sampai deskripsi konten. Versi ''dummy'' majalah edisi perdana diperbaiki oleh [[Reda Gaudiamo]], jurnalis senior yang menjadi konsultan media grup MRA. Setelah konsep final disepakati, Akmal membentuk jajaran redaksi dengan merekrut tiga penulis baru yang masih ''fresh'' di dunia jurnalistik. Mereka adalah [[Arian13]] (vokalis band indie [[Puppen]] dan [[Seringai]]); [[Salman Aristo]] yang baru lulus dari [[Universitas Padjajaran]] (sekarang [[penulis skenario]] [[film]] yang produktif) dan Gupta Mahendra (gitaris grup jazz Chlorophyl, sarjana Sastra Cina UI). Untuk liputan lapangan, ''MTV Trax'' merekrut lima orang mahasiswa/i dari berbagai kampus yang memiliki pergaulan luas dan menyukai musik. Mereka tak harus ke kantor setiap hari seperti kewajiban reporter media konvensional karena ''MTV Trax'' terbit bulanan. Mereka menyesuaikan kehadiran di kantor dengan jadwal kuliah dan ujian kampus masing-masing.
 
Setelah enam bulan persiapan, edisi perdana ''MTV Trax'' beredar Agustus 2002 menampilkan wajah ''rapper'' (penyanyi [[rap]]) [[Eminem]] di sampul depan dengan Laporan Utama "25 Musisi Paling Berpengaruh di Indonesia".
Pada Oktober 2002 muncul ''MTV Trax Thailand'' sebagai ''franchisee'' (penerima [[waralaba]]) yang mengadopsi model bisnis ''MTV Trax'' (Indonesia).
 
Akmal sangat menikmati pekerjaannya namun sulit beradaptasi dengan gaya hidup sekelilingnya yang "work hard, party harder" yang dirasakannya glamor, liberal, permisif. Apalagi paket remunerasi yang diterimanya tidak sebanding dengan ''image'' MRA Group dan ''MTV'' sebagai perusahaan global kelas atas. Dengan berat hati dia putuskan mundur setelah membangun ''MTV Trax'' dari nol besar. Posisinya sebagai pemimpin redaksi digantikan Hagi Hagoromo. Nama ''MTV Trax'' berubah menjadi ''Trax'' setelah kerjasama ''MRA Group'' dan ''MTV'' tak berlanjut. Setelah Hagi juga mundur pada 2005, Andre James Oscar Sumual (Andre Opa)<ref>http://kencomm-id.com/portfolio/andre-opa/</ref>menempati kursi pemimpin redaksi sampai ''Trax'' berhenti terbit pada 2016.</ref>https://www.rappler.com/world/120718-trax-magazine-akan-terbitkan-edisi-terakhir/</ref>
Baris 71 ⟶ 72:
=== 2004-2010: Tempo ===
 
Dalam keadaan tak terikat komitmen dengan perusahaan manapun, majalah ''Tempo'' melalui Arif Zulkifli dan Toriq Hadad memberikan kesempatan kepada Akmal untuk bergabung. Padahal saat itu santer beredar kabar bahwa orang-orang ''Tempo'' yang pindah haluan ke ''Gatra'' pasca pembredelan 1994, tak akan diterima lagi di ''Tempo'' karena dianggap sebagai 'pengkhianat'. Namun hal itu tak berlaku terhadap Akmal. Mungkin juga karena saat pembredelan terjadi status Akmal adalah ''account executive'' bukan reporter atau staf redaksi.
 
Juli 2005, Akmal meluncurkan novel perdana berjudul ''Imperia'' yang bergenre [[thriller]] [[politik]] di sebuah acara buku nasional di [[Istora Gelora Bung Karno]]. Pembahas adalah penulis-jurnalis senior Leila S. Chudori (''Tempo'') dan pengamat politik Eep S. Fatah. Moderator Krisnadi Yuliawan, redaktur ''Gatra''.
 
Di tahun 2006 Akmal mendapat tugas liputan ke [[Busan]], [[Korea Selatan]] untuk meliput [[Festival Film Internasional Busan]] dan fenomena kebangkitan [[K-Pop]] yang sedang menyaingi [[J-Pop]] di seluruh dunia.<ref>https://books.google.co.id/books?id=d0vODwAAQBAJ&pg=PA34&lpg=PA34&dq=Akmal+Nasery+Basral++K-Pop+Tempo&source=bl&ots=N0gJISWkIT&sig=ACfU3U01-xc_5aNS5DQPFKsk-izMPiCEDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj83s2mqoT6AhVnSmwGHUzZCasQ6AF6BAgREAM#v=onepage&q=Akmal%20Nasery%20Basral%20%20K-Pop%20Tempo&f=false</ref>. Tugas lain yang berkesan baginya liputan di [[Pakistan]] usai pembunuhan Benazir Bhutto, Desember 2007. Akmal berkeliling empat kota ([[Karachi]], [[Islamabad]], [[Rawalpindi]], [[Lahore]]) sampai berlangsung Pemilu Februari 2008. Kendati negara itu tidak sedang dilanda perang saudara, namun dentum bom dan tembakan sesekali terdengar juga. <ref>https://dunia.tempo.co/read/117667/pemilu-di-pakistan-super-sederhana</ref><ref>https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612136451/selamat-tinggal-q</ref>.
 
Setelah enam tahun berkiprah sebagai wartawan ''Tempo'' dan melahirkan tiga buku (''Imperia'', ''Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku'' dan ''Nagabonar Jadi 2''), Akmal memutuskan meninggalkan dunia jurnalistik, masuk kuadran kehidupan baru sebagai penulis kreatif penuh waktu. Keputusan itu dilakukannya pada awal 2010.
Baris 90 ⟶ 91:
 
== Kehidupan pribadi ==
Akmal menikah dengan Sylvia Emilia Horo, kolega kerjanya di bagian promosi majalah ''Gatra'' (non-redaksi), pada 9 April 1998. Mereka dikaruniai tiga orang putri yakni Jihan Maghfira Nasery, Aurora Zaslin Elena Nasery dan Maryam Aylatira Nasery. Mereka tinggal di kawasan Cibubur.<ref>https://www. name="gpu.id"/author-detail/38456/akmal-nasery-basral</ref>
 
== Pendidikan ==
Baris 98 ⟶ 99:
* SMA Negeri 8 Taman Bukit Duri, Jakarta Selatan
* Jurusan Sosiologi FISIP UI, Depok <ref>https://indonews.id/artikel/319963/Jejak-Alumni-FISIP-UI-Sastrawan-Akmal-Nasery-FISIP-UI-Menempa-dan-Mengembangkan-Wawasan-Saya/</ref>
* Ekonomi Islam TAZKIA University College of Islamic Economics, Depok<ref>{{Cite web |url=https://alumni.tazkia.ac.id/tag/akmal-nasery-basral/ |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-07 |archive-date=2022-09-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220907061714/https://alumni.tazkia.ac.id/tag/akmal-nasery-basral/ |dead-url=yes }}</ref>
 
== Karya ==
Ke-2425 karya Akmal Nasery Basral yang sudah terbit terdiri dari 1 biografi, 1 nonfiksi (tentang orkestra), 2 antologi cerpen, 1 antologi puisi esai, dan 20 novel.
=== Biografi ===
* ''[[Degan Septoadji]] Sebuah Perjalanan Kuliner: Behind The Chef'' (2022)<ref>https://seleb.tempo.co/read/1654541/akmal-nasery-basral-luncurkan-buku-biografi-chef-degan-di-iibf-2022</ref>
 
=== Nonfiksi ===
* ''Simfoni Untuk Negeri: ''[[Twilite Orchestra]]'' & Magenta Orchestra'' (2011)<ref>https://www.viva.co.id/amp/foto/showbiz/5184-peluncuran-buku-simfoni-untuk-negeri</ref>
 
=== Antologi Cerpen ===
* ''Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku'' (2006), catatan akhir oleh Prof. Dr. [[Budi Darma]])<ref>http://bukuygkubaca.blogspot.com/2006/12/ada-seseorang-di-kepalaku-yang-bukan.html</ref>
* ''Putik Safron di Sayap Izrail'' (2020, endorsement oleh Prof. Dr. [[Budi Darma]], "Kumpulan cerita pendek ini mengokohkan Akmal Nasery Basral sebagai pengarang yang kuat dengan pemikiran penting dalam sastra kita.")<ref>{{Cite web |url=https://adesolihat.com/2021/01/16/review-kumpulan-cerpen-putik-safron-di-sayap-izrail-anb/ |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-06 |archive-date=2022-08-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220819162301/https://adesolihat.com/2021/01/16/review-kumpulan-cerpen-putik-safron-di-sayap-izrail-anb/ |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Antologi Puisi Esai ===
Baris 132 ⟶ 136:
* ''Dwilogi Dayon & Sabai: Sabai Sunwoo (2022)<ref>https://www.republika.co.id/berita/r7cjz0282/sabai-secangkir-kopi-model-blasteran-minangkorea</ref>
* ''Serangkai Makna di Mihrab Ulama (2022, dwilogi novel sejarah Buya ''[[Hamka]]'')<ref>https://news.detik.com/berita/d-6011499/novel-akmal-nasery-tentang-buya-hamka-terbit-royalti-untuk-warga-mentawai</ref>
* ''Kincir Waktu 2'' (2022-segera terbit)
 
== Penghargaan ==
Baris 140 ⟶ 143:
* National Writer's Award SATUPENA (2021)<ref>https://www.dailynewsindonesia.com/news/sastrawan-akmal-nasery-basral-raih-penghargaan-national-writers-award-2021/</ref>
* Nominator Best Crime Story & Best Novel Scarlet Pen Awards (2022)<ref>https://www.indozone.id/life/Z8sPDM0/persaingan-scarlet-pen-awards-2022-para-nominasi-bersaing-ketat-di-11-kategori</ref>
* Anugerah Sastra Andalas 2022 kategori Budayawan/Sastrawan Nasional dari Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Andalas]]<ref>https://padek.jawapos.com/sumbar/padang/15/12/2022/perkuat-kesusastraan-fib-unand-beri-anugerah-sastra-andalas-2022/</ref>
 
== Referensi ==
Baris 150 ⟶ 154:
* [http://republikmemanggil.org/tokoh/tokoh-45/30-akmal-nasery-basral.html AKMAL NASERY BASRAL] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131008174338/http://republikmemanggil.org/tokoh/tokoh-45/30-akmal-nasery-basral.html |date=2013-10-08 }}
* [http://www.mail-archive.com/rantaunet@googlegroups.com/msg107585.html Akmal N. Basral di Milis Rantaunet]
 
 
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:SenimanSastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]