Liem Seeng Tee: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{family name hatnote|Liem(林)|lang=Chinese}}
{{Infobox
| birth_name = Liem Seeng Tee
|
|
|
|
|
| relatives = Liem Swie Hwa<br>Liem Swie Ling<br>Liem Sin Nio<br>Liem Hwee Nio<br>Liem Kwang Nio
▲|birth_place = {{negara|Dinasti Qing}} [[Fujian]], [[Dinasti Qing|Tiongkok]]
▲|death_date = [[1956]]
}}
{{Infobox Chinese|t=林生地|s=林生地|p=Lín Shēngdì|bpmf=ㄌㄧㄣˊ ㄕㄥ ㄉㄧˋ}}
'''Liem Seeng Tee''' (1893 – 1956) adalah pendiri [[Sampoerna|PT HM Sampoerna Tbk.]], salah satu perusahaan tembakau terbesar di Indonesia. Pada tahun 1930-an, Liem Seeng Tee mengadopsi [[nama Indonesia|Nama Indonesia]] Sampoerna (lih. [[wikt:sempurna|sempurna]]) yang berarti "kesempurnaan" sebagai nama keluarganya, sehingga menjadi nama perusahaan tersebut. Sampoerna memproduksi [[Dji Sam Soe]] pada tahun 1913, Panamas 1 pada tahun 1971, Sampoerna Hijau (A Kretek) pada tahun 1979, Sampoerna A Mild pada tahun 1989, dan Dji Sam Soe Magnum Filter pada tahun 2004.
== Kehidupan pribadi ==
Liem merupakan generasi pertama keluarga Sampoerna.
*Istri Liem adalah Liem Tjiang Nio.
*Anak Liem adalah Liem Swie Hwa, Liem Swie Ling ([[Aga Sampoerna]]), Liem Sien Nio (Sinta Dewi Sampoerna), Liem Hwee Nio, dan Liem Kwang Nio. Cucu Liem adalah [[Putera Sampoerna]].
== Riwayat Hidup dan PT. HM. Sampoerna ==
Baris 31 ⟶ 24:
Liem Seeng Tee adalah seorang imigran dari sebuah keluarga miskin di [[Fujian|provinsi Fujian]] di [[Tiongkok]]. Dia datang ke [[Indonesia]] pada tahun [[1898]] bersama kakak perempuan dan ayahnya. Tak lama setelah tiba di Indonesia, ayahnya meninggal.
Sebelum ayahnya meninggal, Liem Seeng Tee dititipkan disebuah keluarga Tionghoa di Bojonegoro. Di keluarga Tionghoa tersebut Liem Seeng Tee menerima pelajaran-pelajaran tentang keuangan. Hingga umur sebelas (11) tahun
Tidak lama setelah menikah dengan [[Siem Tjiang Nio]] tahun [[1912]], Liem Seeng Tee mendapatkan pekerjaan sebagai peracik dan pelinting rokok di sebuah pabrik rokok di Lamongan. Dari situ
Tak lama kemudian ternyata datang kesempatan kedua, sebuah perusahaan tembakau bangkrut, dan Liem Seeng Tee ditawari untuk membeli unit usaha itu dengan harga murah, tetapi harus dilunasi dalam waktu kurang dari 24 jam. Liem Seeng Tee merasa beruntung sekali, karena kesempatan yang tak mungkin muncul lagi itu berhasil diraihnya, karena diam-diam istrinya menabung pada salah satu tiang bambu rumahnya. Di unit usaha inilah Liem Seeng Tee berkesempatan memamerkan keahliannya sebagai peracik tembakau yang sangat andal. Di sini suami istri yang kemudian dikaruniai dua putra dan tiga putri ini melayani pesanan rokok dengan aneka citarasa, menggunakan mesin pelinting sederhana.
Baris 42 ⟶ 35:
Namun pada tahun [[1942]] Jepang mendarat di [[Surabaya]], dan dalam waktu kurang dari enam jam, Seeng Tee ditangkap dan dibawa ke [[Jawa Barat]] untuk menjalani kerja paksa, sementara keluarganya lari dalam persembunyian. Tak diketahui ke mana larinya harta milik keluarga dan perusahaan. Tetapi yang pasti, setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, harta Liem Seeng Tee yang masih tersisa tak lebih dari keluarganya sendiri dan merek dagang “Dji Sam Soe”.
Liem Seeng Tee kembali memulai usahanya, dan kembali mengusung merek “Dji Sam Soe” ke pasar. Perlahan tapi pasti usahanya kembali berkembang, kapasitas produksinya semakin baik, dan pasar mulai kembali berhasil dikuasainya. Tetapi hambatan kembali muncul, kali ini dari iklim politik berupa suburnya
== [[HM Sampoerna]] sepeninggal Liem Seeng Tee ==
HM Sampoerna mengalami kesulitan besar sepeninggal Liem Seeng Tee, ketika usaha itu dikelola oleh dua putri Liem Seeng Tee (Sien dan Hwee) dan menantunya, yakni suami kedua putrinya tersebut. Kesulitan besar itu muncul karena datangnya investor asing yang masuk ke Indonesia membangun industri rokok putih dengan teknologi linting mesin. Sementara itu dua putra Seeng Tee, [[
Khawatir akan nasib HM Sampoerna,
Di tangan [[Aga Sampoerna]] perusahaan itu semakin berkibar. Di awal tahun 70an, seiring dengan masuknya [[Putera Sampoerna]], putera Liem Swie Ling / Aga Sampoerna, ke jajaran manajemen, perusahaan terus berkembang pesat. Jumlah karyawan sudah mencapai 1200 orang, dengan produksi 1,3 juta batang rokok per hari. Tahun [[1979]] pabrik milik HM Sampoerna sempat kembali terbakar habis, tetapi dalam waktu 24 hari Dji Sam Soe sudah berhasil kembali mendatangi konsumennya. Aga Sampoerna meninggal dunia pada tanggal [[13 Oktober]] [[1995]], meninggalkan perusahaan yang terus semakin maju pesat.
Ide untuk menjadi perusahaan publik adalah ide [[Putera Sampoerna]] yang awalnya tidak secara bulat diterima oleh keluarganya. Tetapi dengan penuh kesabaran Putera
Maret [[2005]] merupakan masa penting dalam perjalanan bisnis Putera Sampoerna dan keluarganya, di mana Putera memutuskan untuk menjual menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke [[Philip Morris International]].
Baris 58 ⟶ 51:
== Sumber ==
* {{id}} http://lee-nux79.blogdrive.com/archive/10.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050407034230/http://lee-nux79.blogdrive.com/archive/10.html |date=2005-04-07 }}
* {{id}} http://jurutulis.com/hm-sampoerna-contoh-sempurna-usaha-rumahan.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090405174717/http://jurutulis.com/hm-sampoerna-contoh-sempurna-usaha-rumahan.html |date=2009-04-05 }}
Baris 65 ⟶ 58:
{{DEFAULTSORT:Seeng Tee, Liem}}
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Marga Lin]]
[[Kategori:Keluarga Sampoerna]]
|