Agama Hindu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lembar kemampuan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Konsep ketuhanan: {{Konsep Tuhan}} |
||
(41 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{beralih|Hindu}}
{{Hindu}}
[[Berkas:
'''
Hinduisme diklaim sebagian orang sebagai "[[agama ]]tertua" di [[dunia]] yang masih bertahan hingga kini,{{efn|Ada sejumlah pakar yang menilai "usia" Hinduisme di dunia. Hinduisme sebagai "[[kepercayaan]] tertua" dinyatakan oleh:
* Fowler: "''probably the oldest religion in the world'' (mungkin merupakan kepercayaan tertua di dunia)"{{sfn|Fowler|1997|p=1}}
* Gellman & Hartman: "''Hinduism, the world's oldest religion'' (Hinduisme, kepercayaan tertua di dunia)"{{sfn|Gellman|2011}}
Baris 20 ⟶ 18:
Bandingkan pula dengan:
* [[Ureligion]], [[syamanisme]], [[animisme]], dan [[pemujaan leluhur]] sebagai bentuk-bentuk tradisi kepercayaan tertua di dunia
* [[Sarnaisme]] dan [[sanamahisme]], agama tribal India yang berkaitan dengan migrasi manusia terawal ke [[India]]
* [[Mitologi Aborigin]], salah satu agama tertua yang masih bertahan hingga kini.
}} dan [[umat Hindu]] menyebut agamanya sendiri sebagai ''{{IAST|Sanātana-dharma}}'' ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: {{lang|sa|सनातन धर्म}}),{{efn|Hindu juga dikenal dengan ''{{IAST|Hindū-dharma}}'' atau ''Vaidika-dharma'' dalam beberapa bahasa India modern, seperti [[bahasa Hindi]], [[Bahasa Bengali]], dan beberapa turunan [[Bahasa Indo-Arya]], juga beberapa dialek [[Bahasa Dravida]] seperti [[Bahasa Tamil]] dan [[Bahasa Kannada]].}} artinya "[[darma]] abadi" atau "jalan abadi"<ref name="Harvey" /> yang melampaui asal mula manusia.{{sfn|Knott|1998|p=5}} Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya—tanpa memandang [[stratifikasi sosial|strata]], [[kasta]], atau [[sekte]]—seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.
Para ahli dari [[dunia
Hindu" tersebar ke [[India Selatan|selatan]], hingga sebagian [[ Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya ''[[puja]]'' [sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut [[sadu (Hinduisme)|''sadu'']] (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan [[Sadana|tapa brata]] selama sisa hidupnya demi mencapai [[moksa]].
[[Susastra Hindu]] diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: ''[[Sruti]]'' (apa yang "terdengar") dan ''[[Smerti]]'' (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat [[teologi Hindu|teologi]], [[filsafat Hindu|filsafat]], [[mitologi Hindu|mitologi]], ''[[yadnya
Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa,<ref>{{cite web|title=The Global Religious Landscape - Hinduism|url=http://www.pewforum.org/global-religious-landscape-hindu.aspx|work=Laporan Jumlah dan Persebaran Agama-Agama Besar di Dunia pada 2010|publisher=The Pew foundation|accessdate=31 Maret 2013}}</ref> agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah [[Kristen]] dan [[Islam]].
{{TOC limit|3}}
== Etimologi ==
{{quote box
| source =
| width = 50%
| float = right
Baris 180 ⟶ 179:
|total_width = 400
|image2 =
|width2 =
|height2 =
|caption2 = Prosesi
|image1 = Procession (6336844603).jpg
Baris 197 ⟶ 196:
Salah satu masalah dalam merumuskan satu definisi tentang istilah "agama Hindu" adalah adanya fakta bahwa agama Hindu tidak didirikan oleh seorang tokoh.{{sfn|Flood|1996|p=6}}{{sfn|Osborne|2005|p=9}} Agama ini merupakan [[wikt:sintesis|sintesis]] dari berbagai tradisi, atau himpunan tradisi keagamaan yang berbeda tetapi memiliki persamaan.{{sfn|Hiltebeitel|2007|p=12}}{{sfn|Lockard|2007|p=50}}
Konsep ketuhanan dalam tubuh agama Hindu pun tidak seragam. Beberapa aliran bersifat [[monoteisme]]—mengagungkan [[Wisnu]], [[Kresna]], atau [[Siwa]]—sementara aliran lainnya bersifat [[monisme]], yang memandang bahwa para dewa atau sembahan apa pun merupakan manifestasi beragam dari Yang Maha Esa.{{sfn|Flood|1996|p=14}} Beberapa aliran Hindu bersifat ''[[panenteisme
Di samping itu, agama Hindu tidak mengenal satu sistem saja untuk mencari "keselamatan" (''salvation''),{{sfn|Flood|1996|p=6}} namun mengandung sejumlah aliran dan berbagai bentuk tradisi keagamaan.{{sfn|Michaels|2004|p=21}} Beberapa tradisi Hindu mengandalkan ritus tertentu sebagai hal penting demi keselamatan, tapi berbagai pandangan mengenai hal tersebut juga hadir secara berdampingan. Agama Hindu juga dicirikan dengan adanya kepercayaan akan [[reinkarnasi]] (''[[samsara]]'', atau siklus lahir-mati) yang ditentukan oleh hukum [[karma]], dan gagasan tentang "keselamatan" adalah kondisi saat individu terbebas dari siklus lahir-mati yang terus berputar. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, agama Hindu dipandang sebagai agama yang paling kompleks dari seluruh agama yang masih bertahan hingga saat ini.{{sfn|Beversluis|2000|p=50}}
Baris 240 ⟶ 239:
Menurut Michaels, empat macam [[wikt:religiositas|religiositas]] Hindu yakni:
# Ritualisme: terutama mengacu pada ritualisme Weda-Brahmanistis (''Vedic-Brahmanistic ritualism'') yang domestik dan butuh kurban, tapi dapat juga meliputi beberapa bentuk [[Tantrisme]]''[[Tantrisme]]''.{{sfn|Michaels|2004|p=23}} Ini merupakan ''[[Karma Yoga|karma-marga]]'' klasik.{{sfn|Michaels|2004|p=24}}
# Spiritualisme: kesalehan intelektual, bertujuan untuk mencari kebebasan (''[[moksa
# Devosionalisme: pemujaan kepada Tuhan, seperti yang ditekankan dalam tradisi ''[[bhakti]]'' dan [[Kresnaisme]].{{sfn|Michaels|2004|p=23}} Ini merupakan ''[[bhakti yoga|bhakti-marga]]'' klasik.{{sfn|Michaels|2004|p=24}}
# Heroisme: bentuk religiositas [[politeisme|politeistis]] yang berpangkal dari tradisi militeristis, seperti Ramaisme dan sebagian dari Hinduisme politis.{{sfn|Michaels|2004|p=23}} Ini juga disebut ''[[Wirya (Hinduisme)|wirya-marga]]''.{{sfn|Michaels|2004|p=24}}
Baris 366 ⟶ 365:
* '''[[Kepercayaan tradisional Punjab|Agama Hindu Punjab]]''': kepercayaan tradisional yang dianut sebagian masyarakat [[bangsa Punjab|Punjab]]. Menurut kepercayaan ini, dunia terbagi menjadi tiga alam: alam dewa, manusia, dan naga. Penganut kepercayaan ini melakukan [[penghormatan terhadap leluhur]]. Leluhur, yang menjadi moyang suatu keluarga atau pendiri suatu desa, disebut ''jathera''. Mereka dimuliakan di kuil-kuil khusus.
-->
* '''[[Ayyavazhi]]''': sistem kepercayaan [[monisme|monistis]] berdasarkan [[darma]] yang berasal dari [[India Selatan]]. Aliran ini dikatakan sebagai agama tersendiri oleh media massa dan beberapa penganutnya, tetapi banyak penganutnya yang mengaku sebagai [[umat Hindu]], sehingga Ayyavazhi juga dianggap sebagai sekte Hindu.<ref>{{cite web|url= http://www.hinduonnet.com/thehindu/thscrip/print.pl?file=2008040650670200.htm&date=2008/04/06/&prd=th&|publisher= Hindu on Net|place= Tamil
* '''[[Sekte Balmiki|Balmiki]]''': sekte yang memuja Begawan [[Walmiki]] sebagai leluhur dan dewa mereka. Pengikutnya meyakini bahwa Walmiki adalah [[awatara]] Tuhan, dan menghormati karya-karya gubahannya, seperti ''[[Ramayana]]'' dan ''[[Yoga Vasistha]]'', sebagai kitab suci.
* '''[[Ekasarana Dharma]]''': aliran [[Panenteisme|Hindu-panenteistis]] yang dirintis oleh [[Srimanta Sankardeva]] pada [[abad ke-15]]. Kini, banyak penganutnya yang tinggal di negara bagian [[Assam]]. Aliran kepercayaan ini menolak upacara dan ritus berbasis ''Weda'', menentang pelaksanaan kurban hewan, dan hanya melakukan pemujaan dengan menyebut nama Tuhan berulang-ulang. Kitab pegangan bagi aliran ini adalah ''[[Sankardewa Bhagawata]]''. Aliran kepercayaan ini terbagi menjadi empat golongan: ''Brahma-sanghati'', ''Purusha-sanghati'', ''Nika-sanghati'', dan ''Kala-sanghati''.
Baris 385 ⟶ 384:
* '''[[Arya Samaj]]''': gerakan reformasi Hindu yang diprakarsai oleh [[Swami Dayananda]], dan didirikan pada tanggal {{nowrap|7 April 1875}}.{{sfn|Hastings|2003|p=57}} Gerakan ini bermaksud mengamalkan ''[[Weda]]'' sebagaimana mestinya, dan mengesampingkan kitab-kitab yang ditulis setelah ''Weda''. Gerakan ini bersifat [[monoteisme|monoteistis]] karena tidak mengakui dewa-dewi tertentu,<ref>{{cite web | url=http://aryasamaj.com/global/?page_id=151 | title=Principles of Arya Samaj | publisher=Arya Samaj.com | access-date=2014-03-11 | archive-date=2014-01-01 | archive-url=https://web.archive.org/web/20140101003813/http://aryasamaj.com/global/?page_id=151 | dead-url=yes }}</ref> serta menolak pemujaan Tuhan dengan sarana patung atau lukisan.{{sfn|Naidoo|1982|p=158}}{{sfn|Lata|1990|p=x}}
* '''[[Misi Ramakrishna]]''': gerakan filantropis dan sukarela yang diprakarsai oleh murid [[Ramakrishna]], [[Swami Vivekananda]], pada tanggal {{nowrap|1 Mei 1897}}. Gerakan ini berfokus pada masalah kemanusiaan seperti pemeliharaan kesehatan, bencana alam, kesejahteraan masyarakat desa, pendidikan, dan lain-lain. Misi gerakan ini berdasarkan konsep ''[[Karma Yoga|Karmayoga]]''.{{sfn|Agarwal|1998|p=243}} Dalil-dalil yang digunakan adalah filsafat [[Wedanta]].<ref name="belurmath">{{cite web| url=http://www.belurmath.org/ |title=Belur Math (situs resmi)}}</ref>
* '''[[Masyarakat Internasional Kesadaran Krishna]]''' (''The International Society for Krishna Consciousness''
Di luar [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]], aliran Hindu yang cukup populer adalah tradisi [[Waisnawa]] yang dibawa oleh misionaris [[ISKCON|Gerakan Hare Krishna]]. Tradisi Hindu juga dilaksanakan di beberapa negara dengan jumlah imigran India yang signifikan, seperti [[Mauritius]] (Afrika bagian selatan) dan [[Trinidad dan Tobago]] (Amerika Tengah).
Baris 394 ⟶ 393:
=== Konsep ketuhanan ===
{{Konsep Tuhan}}
[[Berkas:Saraswati.jpg|kiri|jmpl|Agama Hindu memiliki konsep ''[[Nirguna-brahman]]'' (esensi alam semesta; realitas sejati; atau Tuhan impersonal), sementara sebagian mazhab menganut konsep ''[[Saguna-brahman]]'' (zat ilahi yang berkepribadian; Tuhan personal yang memiliki kasih sayang), yang menyebut Tuhan dengan nama [[Wisnu]], [[Siwa]], atau bahkan [[Sakti]] (kualitas feminin dari Tuhan), contohnya [[Saraswati]] (''gambar'').]]
Agama Hindu merupakan sistem kepercayaan yang kaya, mencakup keyakinan yang bersifat [[monoteisme]], [[politeisme]], [[panenteisme]], [[panteisme]], [[monisme]], dan [[Ateisme dalam Hindu|ateisme]].{{sfn|Rogers|2009|p=109}}{{sfn|Chakravarti|1991|p=71}}{{sfn|Pattanaik|2002|p=38}}<ref name="EBpolytheism">{{cite web |url=http://www.britannica.com/eb/article-38143/polytheism |title=Polytheism|accessdate= 5 Juli 2007 |year=2007 |author =Ninian Smart | work= Encyclopædia Britannica |publisher= Encyclopædia Britannica Online}}</ref> Konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan [[filsafat Hindu|filsafat]] yang diikuti. Kadang kala agama Hindu dikatakan bersifat [[henoteisme]] (melakukan pemujaan terhadap satu [[Tuhan]], sekaligus mengakui keberadaan para [[dewa]]), tapi istilah-istilah demikian hanyalah suatu generalisasi berlebihan.<ref name=heno>{{cite web |url=http://ancienthistory.about.com/cs/egyptmyth/g/henotheism.htm |title=Henotheism |accessdate=5 Juli 2007 |last=Gill |first=N.S |work= |publisher=[[About.com|About, Inc]] |archive-date=2007-03-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070317151629/http://ancienthistory.about.com/cs/egyptmyth/g/henotheism.htm |dead-url=yes }}</ref>
Baris 428:
{{quote box
| quote = Umat dari berbagai sekte agama Hindu memuja dewa-dewi tertentu yang tak terhitung banyaknya dan mengikuti aneka upacara untuk memuja dewa-dewi tersebut. Karena merupakan agama Hindu, maka para penganutnya memandang kekayaan tradisi tersebut sebagai ungkapan dari suatu realitas yang kekal. Dewa-dewi yang memanggul senjata dipahami oleh umatnya sebagai simbol-simbol dari suatu realitas sejati yang tunggal.
| source =
| width = 300px
| align = left
Baris 449:
[[Berkas:Sadu Kathmandu Pashupatinath 2006 Luca Galuzzi.jpg|ka|280px|jmpl|Dua [[sadu (Hinduisme)|sadu]] di Kuil Pahupatinatha, [[Nepal]].{{br}}''Sadu'' adalah istilah bagi kaum [[yogi]] yang sedang menempuh ''[[Raja Yoga|Rajayoga]]'', yaitu jalan pengendalian pikiran, demi melepaskan diri dari belenggu duniawi sehingga dapat mencapai kesadaran spiritual tingkat tinggi atau bahkan [[moksa]].]]
''[[Karma]]'' diterjemahkan secara [[harfiah]] sebagai tindakan, kerja, perbuatan,{{sfn|Apte|1997}} dan dapat dideskripsikan sebagai "hukum moral sebab–akibat".<ref>{{Harvnb|Smith|1991|p=64}}</ref> Menurut hukum karma, nasib baik berasal dari tindakan baik terdahulu, dan nasib buruk berasal dari tindakan buruk terdahulu, yang merupakan suatu sistem aksi-reaksi dan membentuk suatu siklus [[reinkarnasi]].<ref>{{cite book|last = Brodd|first = Jefferey|authorlink =|authors =|title = World Religions|publisher = Saint Mary's Press|year = 2003|location = Winona, MN|pages =|url =https://archive.org/details/worldreligionsvo00unse|doi =|isbn = 978-0-88489-725-5 }}</ref> Fenomena sebab-akibat tersebut tidak hanya berlaku bagi dunia material, tapi juga terhadap pikiran, perkataan, tindakan, dan tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah seseorang.<ref name="Mahesh23">[[Paramhans Swami Maheshwarananda]], ''The hidden power in humans'', Ibera Verlag, page 23., ISBN 3-85052-197-4</ref>
Menurut kitab ''[[Upanishad]]'', suatu [[jiwa]] membentuk ''[[sanskara]]'' (kesan) dari tindakan, baik secara fisik atau mental. ''Linga-sarira'' (tubuh yang lebih halus daripada tubuh fisik namun lebih kasar daripada jiwa) dilekati kesan-kesan tersebut, dan membawanya ke kehidupan selanjutnya, sehingga menciptakan jalan kehidupan tersendiri bagi setiap orang.<ref>{{Harvnb|Radhakrishnan|1996|p=254}}</ref> Maka dari itu, konsep karma—yang universal, netral, dan tak pernah meleset—berkaitan dengan [[reinkarnasi]], demikian pula kepribadian, watak, dan keluarga seseorang. Karma menyatukan konsep [[kehendak bebas]] dan [[nasib]].
Baris 530:
Kitab-kitab ''[[Purana]]'' (''{{Unicode|Purāṇa}}'')—yang menguraikan ajaran-ajaran Hindu melalui kisah-kisah yang gamblang—tergolong ke dalam Smerti. ''Purana'' memuat [[mitologi Hindu|mitologi]], [[legenda]], dan kisah-kisah zaman purba yang diyakini kebenarannya oleh umat Hindu. Kata ''Purana'' berarti "sejarah kuno" atau "cerita kuno". Penulisan kitab-kitab ''Purana'' diperkirakan dimulai sekitar tahun {{nowrap|500 SM}}. Terdapat delapan belas kitab ''Purana'' yang disebut ''Mahapurana''.
Kitab lain yang tergolong ke dalam ''Smerti'' meliputi ''[[Dewimahatmya]]'' (''{{IAST|Devīmahātmya}}''), ''[[Tantra]]'', ''[[Yogasutra]]'', ''[[Tirumantiram]]'', ''[[Siwasutra]]'', dan ''[[Agama (kitab Hindu)|Agama]]'' (''{{Unicode|Āgama}}''). Selain itu, ada kitab ''[[Manusmerti]]'', yang merupakan kitab hukum preskriptif yang mendasari aturan kemasyarakatan dan stratifikasi sosial yang kemudian menuntun masyarakat membentuk [[sistem kasta di India]]. Kitab ''[[Tantra]]'' memuat tentang cara pemujaan masing-masing aliran dalam agama Hindu. Kitab ''Tantra'' juga mengatur tentang pembangunan [[tempat suci Hindu]] dan peletakkan [[arca]]. Kitab ''[[Nitisastra]]'' memuat ajaran kepemimpinan dan pedoman untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.<ref>{{Cite journal|last=Yasa|first=Putu Dana|date=2021-01-30|title=Teologi Kepemimpinan Hindu: Kepemimpinan Berlandaskan Ketuhanan|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kt/article/view/10257|journal=Khazanah Theologia|volume=3|issue=1|pages=13–24|doi=10.15575/kt.v3i1.10257|issn=2715-9701}}</ref> Kitab ''[[Jyotisha]]'' merupakan kitab yang memuat ajaran sistem [[astronomi]] tradisional Hindu. Kitab Jyotisha berisi pedoman tentang benda langit dan peredarannya. Kitab Jyotisha digunakan untuk meramal dan memperkirakan datangnya suatu [[musim]].
== Sejarah ==
Baris 551:
! style="border-bottom:2px solid grey; border-right:2px solid grey;" | Detail
|- 2
| (Smart) rowspan="3" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | [[Peradaban Lembah Sungai Indus]]<br>dan<br>[[Periode Weda]]<br>({{circa}}
| (Michaels) overall style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" colspan="2" | Agama-Agama Pra-Weda<br>(
| (Muesse) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | [[Peradaban Lembah Sungai Indus]]<br>(
| (Flood) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | [[Peradaban Lembah Sungai Indus]]<br>({{circa}}
|- 3
| (Michaels overall) rowspan="3" style="text-align:center;" | [[Brahmanisme|Agama Weda Kuno]]<br>({{circa}}
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Weda Awal<br>({{circa}}
| (Muesse) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | [[Periode Weda]]<br>(
| (Flood) rowspan="3" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | [[Periode Weda]]<br>({{circa}}
|- 4
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Weda Pertengahan<br>(dari 1200 SM)
|- 5
| (Smart) rowspan="3" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Praklasik<br>({{circa}} 1000
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Weda Akhir<br>(dari 850 SM)
| (Muesse) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Klasik<br>(
|- 6
| (Michaels overall) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" colspan="2" | [[Sramana|Reformisme Asketis]]<br>({{circa}}
| (Flood) rowspan="3" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode [[Itihasa|Epos]] dan [[Purana]]<br>({{circa}} 500
|- 7
| (Michaels overall) rowspan="3" style="text-align:center;" | Hinduisme Klasik<br>({{circa}} 200
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Hinduisme Praklasik<br>({{circa}} 200
| (Muesse) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode [[Itihasa|Epos]] dan [[Purana]]<br>(200
|- 8
| (Smart) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Klasik<br>({{circa}} 100
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | "Zaman Kejayaan"<br>([[Kemaharajaan Gupta]])<br>({{circa}}
|- 9
| (Michaels detailed) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Hinduisme-Klasik Akhir<br>({{circa}}
| (Muesse) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode-Purana Pertengahan dan Akhir<br>(
| (Flood) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode-Purana Pertengahan dan Akhir<br>(
|- 10
| (Smart) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Peradaban Hindu-Islam<br>({{circa}}
| (Michaels overall) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" colspan="2" | [[Penaklukan Muslim di India|Penaklukan Muslim]] dan<br>Kemunculan Sekte-Sekte Hinduisme<br>({{circa}}
|- 11
| (Muesse) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Abad Modern<br>(
| (Flood) rowspan="2" style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Abad Modern<br>({{circa}}
|- 12
| (Smart) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" | Periode Modern<br>({{circa}}
| (Michaels overall) style="text-align:center; border-right:2px solid grey;" colspan="2"| [[Neo-Vedanta|Hinduisme Modern]]<br>(sejak {{circa}} 1850)
|}
Baris 644:
Peningkatan urbanisasi di India pada [[abad ke-7 SM|abad ke-7]] dan [[abad ke-6 SM|ke-6 SM]] telah mendukung terjadinya gerakan [[wikt:asketisisme|asketis]] atau [[Sramana]] yang menentang fanatisme terhadap berbagai upacara.{{sfn|Flood|1996|p=82}} [[Mahavira]] ({{circa}} 549–477 SM, pemuka [[Jainisme]]) dan [[Buddha Gautama]] ({{circa}} 563–483 SM, penggagas tradisi [[Buddhisme]]) adalah tokoh-tokoh terkemuka dalam gerakan tersebut.{{sfn|Neusner|2009|p=184}} Menurut [[Heinrich Zimmer]], Jainisme dan Buddhisme adalah bagian dari warisan kebudayaan pra-Weda, yang juga meliputi [[Samkhya]] dan [[Yoga]]:
{{quote|
Jainisme tidak berasal dari sumber-sumber [budaya] [[Brahmanisme|Brahman]]-[[Indo-Arya|Arya]],{{efn|Brahman-Arya di sini adalah Brahmanisme dan kebudayaan bangsa Arya.}} tetapi mencerminkan [[kosmologi]] dan [[antropologi]] masyarakat kuno pra-Arya golongan atas [yang tinggal] di India bagian timur
}}
Baris 808:
Umat Hindu menganjurkan praktik [[ahimsa]] (''{{IAST|ahiṃsā}}''; artinya "tanpa kekerasan") dan penghormatan kepada seluruh bentuk kehidupan karena mereka meyakini bahwa "[[atman|percikan dari Tuhan]]" juga meresap ke dalam setiap makhluk hidup, termasuk tumbuhan dan hewan.<ref>Monier-Williams, ''Religious Thought and Life in India'' (New Delhi, edisi 1974)</ref> Istilah ahimsa disebutkan dalam kitab-kitab ''[[Upanishad]]''<ref name="Radhakrishnan">{{harvnb|Radhakrishnan|1929|p=148}}</ref> dan wiracarita ''[[Mahabharata]]''. Ahimsa adalah yang pertama di antara lima ''[[Pancayamabrata|yama]]'' (''pancayamabrata''; lima prinsip pengendalian diri) dalam ''[[Yogasutra]]'' [[Patanjali]],{{sfn|Taimi|1961|p=206}} dan menjadi prinsip pertama bagi seluruh anggota ''[[Warnasramadarma]]'' (brahmana, kesatria, waisya, dan sudra) menurut ''[[Manusmerti]]''.<ref>{{cite web| url=http://www.sacred-texts.com/hin/manu/manu10.htm | title=The Laws of Manu | chapter=Chapter X | publisher=Sacred-Texts.com}}</ref>
Konsep ahimsa dalam Hinduisme tidak seketat [[agama Buddha]] dan [[Jainisme]], karena jejak keberadaan praktik-praktik pengorbanan dapat ditelusuri dalam kitab-kitab ''[[Weda]]'', contohnya mantra-mantra untuk kurban kambing (dalam ''[[Regweda]]''),<ref>{{cite web| url=http://www.intratext.com/IXT/ENG0039/__P4I.HTM |title=Rigveda | chapter= Mandala 1 Sloka 162.2 | publisher=Intratext.com}}</ref> kurban kuda (''[[Aswameda]]'', dalam ''[[Yajurweda]]''), dan kurban manusia (''[[Purusameda]]'', dalam ''Yajurweda''),<ref name="griffith">{{harvnb|Griffith|2003|p=56–66}}</ref> sedangkan dalam ritus ''Jyotistoma'' ada tiga hewan yang dikurbankan melalui upacara yang masing-masing disebut ''Agnisomiya'', ''Sawaniya'', dan ''Anubandya''. ''[[Yajurweda]]'' dianggap sebagai ''Weda'' pengorbanan dan ritual,<ref>[http://books.google.com/books?id=q1KDTh3Vtn0C&pg=PA32&dq=animal+sacrifice+yajur&hl=en&sa=X&ei=T0yfUru7MqfKsASZ9IDoDg&ved=0CDIQ6AEwAQ#v=onepage&q=animal%20sacrifice%20yajur&f=false Ramanuj Prasad. Vedas A Way Of Life, p.32]</ref><ref name="keith">Arthur Berriedale Keith and Ralph T.H. Griffith. The Yajur Veda, iii.2.2 - iii.2.3 [http://books.google.com/books?id=0Z19AAAAQBAJ&pg=PT294&dq=animal+sacrifice+yajur&hl=en&sa=X&ei=T0yfUru7MqfKsASZ9IDoDg&ved=0CC0Q6AEwAA#v=snippet&q=sacrifice%20&f=false]{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> serta menyebutkan beberapa ritus pengurbanan hewan, contohnya mantra dan prosedur pengurbanan kambing putih kepada [[Bayu]],{{sfn|van Bekkum|1997|p=77}} seekor anak lembu kepada [[Saraswati]], seekor sapi bertutul kepada [[Sawitr]], seekor banteng kepada [[Indra]], seekor sapi yang dikebiri kepada [[Baruna]], dan lain-lain.<ref>{{cite web|url= http://books.google.com/books?id=HAHqvUGHO6cC&pg=PA218&lpg=PA218&dq=white+goat+to+vayu&source=bl&ots=FtpFtuappT&sig=rVBpciGqdYb-X9oRzg8NfrgCRh4&hl=en&sa=X&ei=21CfUue_C63lsATwrYCQAQ&ved=0CEEQ6AEwBg#v=onepage&q=animals%20that%20are%20tied%20to%20stakes&f=false |title= The Texts of the White Yajurveda | pages=212-223}}</ref>
Tanggapan yang menentang pelaksanaan kurban datang dari aliran [[Carwaka]] yang menuliskan kritik mereka dalam ''Barhaspatyasutra'' (abad ke-3 SM) sebagai berikut:
Baris 847:
{{Utama|Tempat suci Hindu}}
Tempat suci atau tempat peribadatan umat Hindu pada umumnya disebut [[kuil]]. Beberapa istilah lokal untuk menyebut tempat suci Hindu meliputi [[candi]], [[pura]], ''[[mandir]]'', ''[[tempat suci Hindu|devasthana]]'', ''[[tempat suci Hindu|ksetram]]'', ''[[tempat suci Hindu|dharmakshetram]]'', ''[[koil]]'', ''[[deula]]'', ''[[wat]]'', ''[[kaharingan|balai basarah]]'', dan ''[[kaharingan|bale keramat]]''. Pembangunan kuil dan tata cara persembahyangan diatur dalam beberapa kitab berbahasa Sanskerta yang disebut [[agama (kitab)|''Agama'']], yang berhubungan dengan dewa-dewi individual. Ada perbedaan substansial dalam [[arsitektur]], adat, [[ritual]], dan tradisi mengenai kuil di berbagai wilayah India.<ref name="The Hindu Temple 1946">{{cite book|last=Kramrisch|first=Stella|authorlink=Stella Kramrisch|title=The Hindu Temple|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.59356|publisher=University of Calcutta|place=Calcutta|year=1946}}</ref>
Umat Hindu dapat menyelenggarakan [[puja]] (persembahyangan atau kebaktian) di rumah atau kuil. Untuk peribadatan di rumah, biasanya umat Hindu membuat kamar suci atau kuil kecil dengan [[ikon]] atau [[altar]] yang didedikasikan bagi dewa atau dewi tertentu (''[[istadewata]]''), misalnya [[Kresna]], [[Ganesa]], [[Durga]], dewa-dewi lokal, atau entitas lainnya yang dihormati (misalnya leluhur atau roh pelindung). Umat Hindu melakukan persembahyangan melalui suatu ''[[murti]]'' atau ''pratima'', dapat berupa [[arca]], [[lingga]], atau sesuatu lainnya—sebagai lambang dari dewa yang dipuja—yang disakralkan/disucikan terlebih dahulu melalui suatu upacara.
Baris 853:
Biasanya, bangunan kuil didedikasikan sebagai tempat pemujaan kepada suatu dewa utama beserta dewa-dewi sekunder yang terkait. Adapula bangunan kuil yang didedikasikan untuk beberapa dewa sekaligus. Bagi sebagian besar umat Hindu di India, mengunjungi kuil bukanlah suatu kewajiban,{{sfn|Bhaskarananda|1994|p=157}} dan banyak umat yang mengunjungi kuil hanya pada saat ada perayaan/hari raya. [[Murti]] atau pratima dalam kuil berperan sebagai medium antara umat dan Tuhan.{{sfn|Bhaskarananda|1994|p=137}} Pencitraan murti dianggap sebagai perwakilan atau manifestasi dari Tuhan, sebab umat Hindu meyakini bahwa Tuhan ada di mana-mana. Meskipun demikian, ada golongan umat Hindu yang tidak melakukan persembahyangan dengan murti dalam bentuk apa pun; contoh yang terkemuka adalah aliran [[Arya Samaj]].
<gallery mode="packed" heights="200px" style="text-align:center">
Berkas:New Delhi Temple.jpg | [[Akshardham (Delhi)|Akshardham]], pemegang [[rekor Guiness]] sebagai kuil Hindu terbesar di dunia,{{sfn|Jha|2007}} terletak di [[New Delhi]], [[India]].
Berkas:Angkor wat temple.jpg | [[Angkor Wat]] di [[Kamboja]], dibangun oleh [[Suryavarman II]] pada abad ke-12, merupakan kuil Hindu terluas di dunia.
Berkas:Brihadeeswarar Temple main complex 01.JPG | [[Kuil Brihadiswara]] yang termasuk [[Situs Warisan Dunia UNESCO]], terletak di [[Thanjavur]], negara bagian [[Tamil Nadu]], [[India]].
Berkas:PrayerAtBesakih.jpg | [[Pura Besakih]], kompleks kuil Hindu terbesar di seluruh [[Bali]], [[Indonesia]].
Berkas:Durbar Square, Kathmandu.jpg | Kuil [[Siwa]]-[[Parwati]] di [[Lapangan Durbar]], [[Kathmandu]], [[Nepal]]. Di belakangnya (berjajar) Kuil Taleju, Kuil Degutale, dan Kuil Bhagawati.
Berkas:Ramakrishna Belur Math, Howrah.jpg | [[Belur Math]] di [[Kolkata]], [[Benggala Barat]], [[India]]. Kuil ini didirikan oleh [[Swami Vivekananda]] dari [[Misi Ramakrishna]].
Berkas:London Temple.jpg | Kuil Hindu [[BAPS Shri Swaminarayan Mandir London|Shri Swaminarayan]] di [[London]], [[Inggris]]. Kuil ini merupakan kuil Hindu terbesar di Eropa.
Berkas:Jor Bangla Temple Arnab Dutta 2011.JPG | Kuil bergaya ''jor-bangla'' atau ''char-chala'' dari [[Benggala Barat]], didedikasikan untuk [[Krishna]]-[[Caitanya Mahaprabhu|Gouranga]].
Berkas:Sun Temple at Konark, Odisha, India.JPG | [[Kuil Matahari Konark|Kuil Surya]] di [[Konark]], negara bagian [[Odisha]], [[India]].
Berkas:
Berkas:Balai Basarah Induk Intan Kaharingan Muara Teweh.JPG | Balai Basarah Induk Intan Kaharingan di [[Muara Teweh]], [[Kalimantan Tengah]].
Berkas:Hamm Sri Kamadchi Ampal-Tempel.jpg | Kuil Sri Kamadachi Ampal di [[Hamm]], [[Jerman]].
</gallery>
Baris 872 ⟶ 882:
Dalam agama Hindu ada aturan tentang simbolisme dan ikonografi untuk ditampilkan dalam karya seni, arsitektur, dan pustaka yang disakralkan. Makna simbol-simbol tersebut dicantumkan dalam kitab suci, mitologi, serta tradisi masyarakat. Suku kata ''[[om]]'' (yang melambangkan ''[[Parabrahman]]'') dan [[Swastika#Hinduisme|swastika]] (yang melambangkan keberuntungan) telah berkembang (dalam sejarahnya) sebagai lambang bagi agama Hindu, sedangkan petanda lainnya seperti ''[[tilaka]]'' memberi ciri mengenai aliran atau kepercayaan yang dianut.{{Sfn| Doniger|1999|p= 1041}}<ref>A David Napier (1987), Masks, Transformation, and Paradox, University of California Press, {{ISBN|978-0520045330}}, hlm. 186-187</ref> Umat Hindu juga menyangkutpautkan beberapa simbol—meliputi bunga [[teratai]] ([[seroja|''padma'']]), ''[[cakra]]'', dan ''[[veena]]''—dengan dewa-dewi tertentu.<ref>TA Gopinath Rao (1998), Elements of Hindu iconography, Motilal Banarsidass, {{ISBN|978-8120808782}}, hlm. 1–8</ref><ref>JN Banerjea, The Development Of Hindu Iconography, Kessinger, {{ISBN|978-1417950089}}, hlm. 247–248, 472–508</ref>
<gallery mode="packed" heights="200px" style="text-align:center">
Berkas:Aum Om black.svg|"[[Om]]" yang ditulis dalam [[aksara Dewanagari]].
Berkas:Hinduswastika.jpg|[[Swastika]] dalam agama Hindu.
Baris 896 ⟶ 906:
{{refbegin|2}}
* {{Citation | last = Agarwal | first=Satya P. | title=The Social Role of the Gītā: How and Why |location=New Delhi |publisher=[[Motilal Banarsidass]] |year=1998| isbn=978-81-208-1524-7 |oclc=68037824 }}
* {{Citation| last = Albertson| first = Todd| title = The Gods of Business: The Intersection of Faith and the Marketplace| year = 2009| url = http://books.google.com/?id=ipTZBagrIu0C&pg=PA71| isbn = 978-0-615-13800-8}}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Citation | last1 =Allchin | first1 =Frank Raymond | last2 =Erdosy | first2 =George | year =1995 | title =The Archaeology of Early Historic South Asia: The Emergence of Cities and States | publisher =Cambridge University Press | accessdate =25 November 2008 | url =http://books.google.com/books?id=EfZRVIjjZHYC }}
* {{Citation| last1 = Andrews| last2 = Boyle| first2 = Joyceen| first1 = Margaret| title = Transcultural concepts in nursing care| publisher = Lippincott Williams & Wilkins| year = 2008| url = http://books.google.com/books?id=rdEnV1HWrvgC&pg=PA386| isbn = 978-0-7817-9037-6}}
Baris 925 ⟶ 935:
* {{Citation | last = Coburn | first=Thomas B. | chapter=‘Scripture’ in India: Towards a Typology of the Word in Hindu Life | work=[[Journal of the American Academy of Religion]] | volume=52 | issue=3 | date=September, 1984 | year=1984}}
* {{Citation | last = Comans | first =Michael | year =2000 | title =The Method of Early Advaita Vedānta: A Study of Gauḍapāda, Śaṅkara, Sureśvara, and Padmapāda | place =Delhi | publisher =Motilal Banarsidass}}
* {{Citation | last1 =Cordaux | first1 =Richard | last2 =Weiss | first2 =Gunter | last3 =Saha | first3 =Nilmani | last4 =Stoneking | first4 =Mark | year =2004 | title =The Northeast Indian Passageway: A Barrier or Corridor for Human Migrations? | journal =Molecular Biology and Evolution | publisher =Society for Molecular Biology and Evolution | accessdate =25 November 2008 | url =http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/21/8/1525 | doi =10.1093/molbev/msh151 | pmid =15128876 | issn = 0737-4038}}
* {{Citation|last1=Cornelissen|first1=R. M. Matthijs|last2=Misra|first2=Girishwar|last3=Varma|first3=Suneet|title=Foundations of Indian Psychology Volume 2: Practical Applications|url=http://books.google.com/books?id=BkkgeKXyiOIC&pg=PA116|year=2011|publisher=Pearson Education India|isbn=978-81-317-3085-0}}
* {{Citation | last =Cousins | first =L.S. | year =2010 | title =Buddhism. In: "The Penguin Handbook of the World's Living Religions" | publisher =Penguin | url =http://books.google.nl/books?id=bNAJiwpmEo0C&dq=%22hindu+synthesis%22&hl=nl&source=gbs_navlinks_s }}
Baris 946 ⟶ 956:
* {{Citation | last=Flood | first=Gavin D. | year=2009 | date=24 Agustus 2009 | title=History of Hinduism | url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/hinduism/history/history_1.shtml | publisher=[[BBC]] Religions }}
* {{Citation | last = Fowler | first=Jeaneane D. | year =1997 |title =Hinduism: Beliefs and Practices | publisher =Sussex Academic Press}}
* {{Citation | last=Fowler | first=Jeaneane D. | title=The Bhagavad Gita: A Text and Commentary for Students | url=http://books.google.com/books?id=zU4E5ZidVr0C&pg=PR24 | date=1 Februari 2012 | year=2012 | publisher=Sussex Academic Press | isbn=978-1-84519-346-1 }}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Citation | last = Fuller |first=C. J. |title=The Camphor Flame: Popular Hinduism and Society in India [Paperback] | edition=revisi | date=26 Juli 2004 | year=2004 | publisher=Princeton University Press | isbn=978-0-691-12048-5 |chapter=IV. Sacrifice}}
* {{Citation| last=Gandhi| first=Mahatma| authorlink=Mahatma Gandhi| title=The Collected Works of Mahatma Gandhi| volume=34| place=New Delhi| year=1970| isbn=1443740209| url=http://books.google.co.id/books?id=K8AnY2E3TEsC&dq=collected+works+of+gandhi&hl=id&sa=X&ei=DhMLVMWwHtegugSv94Ag&ved=0CB4Q6AEwAA}}
Baris 956 ⟶ 966:
* {{Citation |last=Geoffray |title=Towards a Transcultural Future: Literature and society in a post-colonial world |first=Davis |author2=Peter Marsden |author3=Benedicte Ledent |author4=Marc Delrez |publisher=Rodopi |year=2005 |isbn=90-420-1736-8 |url=http://books.google.com/books?id=_0QNztm0EHYC&pg=PA106&lr=&sig=odCSau50iKmPQAAYDT22N4YGsVs }}
* {{Citation| last =Ghurye| first =Govind Sadashiv| year =1980| title =The Scheduled Tribes of India| publisher =Transaction Publishers| url =http://books.google.nl/books?id=pTNmCIc9hCUC&dq=australoids+india+religion&hl=nl&source=gbs_navlinks_s}}
* {{Citation| last = Goel| first = Sita| title = Tipu Sultan: Villain or Hero?
* {{Citation | last = Gombrich | first =Richard F. | year =1996 | title =Theravada Buddhism. A Social History from Ancient Benares to Modern Colombo | place =London and New York | publisher =Routledge}}
* {{Citation | last =Gomez | first =Luis O. | year =2013 | title =Buddhism in India. In: Joseph Kitagawa, "The Religious Traditions of Asia: Religion, History, and Culture" | publisher =Routledge | url =http://books.google.nl/books?id=9fyzAAAAQBAJ&pg=PA42 }}
Baris 996 ⟶ 1.006:
* {{Citation | last1 = Koller | first1 =John M. |title=JSTOR: Philosophy East and West | volume=34 | date=April, 1984 | publisher =www.jstor.org | jstor =1398925 | issue=2 | journal=Philosophy East and West | year=1984}}
* {{Citation | last=Kramer | first=Kenneth | year=1986 | title=World scriptures: an introduction to comparative religions | isbn=978-0-8091-2781-8 | url=http://books.google.com/books?id=RzUAu-43W5oC&pg=PA34 }}
* {{Citation | last=Krishnamurti | title=Encyclopedia of Hinduism | first=B.N. | url=http://books.google.com/books?id=UG9-HZ5icQ4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=shiva+madhva+hierarchy&source=bl&ots=dq2q07HLTy&sig=EjbwE8szalkDKB7zF_At4zr09Qs&hl=en&ei=7ErvS4m8IoT7lwfgjvm0CA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CD0Q6AEwCA#v=onepage&q&f=false | publisher=Centre for International Religious Studies | year=1997 | isbn=8174881689 }}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Citation | last1 =Kulke | first1 =Hermann | last2 =Rothermund | first2 =Dietmar | year =1998 | title =High-resolution analysis of Y-chromosomal polymorphisms reveals signatures of population movements from central Asia and West Asia into India | publisher =Routledge | accessdate =25 November 2008 | isbn =0-415-15482-0 | url =http://books.google.com/books?id=V0GEtXp-GsUC }}
* {{Citation | last1 = Kulke | first1 =Hermann | last2 =Rothermund | first2 =Dietmar | year =2004 | title =A History of India | publisher =Routledge}}
Baris 1.027 ⟶ 1.037:
* {{Citation | last = Muesse | first = Mark William | year = 2003 | title = Great World Religions: Hinduism | url = http://www.docshut.com/rquv/lectures-on-great-world-religions-hinduism.html }}
* {{Citation| last=Muesse| first=Mark Willaim| title=The Hindu Traditions: A Concise Introduction| year=2011| publisher=Fortress Press| isbn=9780800697907| url=http://books.google.co.in/books?id=VlQBfbwk7CwC&pg=PA102&dq=Hindus+rituals+daily&hl=en&sa=X&ei=VjtWT4eFBM3QrQes3ayRDQ&ved=0CDcQ6AEwAQ#v=onepage&q=rituals%20daily%20prescribe%20routine&f=false}}
* {{Citation | last1 =Mukherjee | first1 =Namita | last2 =Nebel | first2 =Almut | last3 =Oppenheim | first3 =Ariella | last4 =Majumder | first4 =Partha P. | year =2001 | title =High-resolution analysis of Y-chromosomal polymorphisms reveals signatures of population movements from central Asia and West Asia into India | journal =Journal of Genetics | publisher =Springer India | date =December 2001, Vol. 80, No. 3 | accessdate =25 November 2008 | url =http://www.springerlink.com/content/qw238444x1q3128h/fulltext.pdf | format =[[PDF]] }}{{Pranala mati|date=September 2022
* {{Citation| last = Murthy| first = B.S.| title = Puppets of Faith: theory of communal strife| publisher = Bulusu Satyanarayana Murthy| year = 2003| url = http://books.google.com/?id=OBQ_wWNjpZ4C&pg=PA7| isbn = 978-81-901911-1-1}}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Citation | last = Naidoo | first = Thillayvel | title = The Arya Samaj Movement in South Africa | publisher = [[Motilal Banarsidass]] | year = 1982 | isbn = 81-208-0769-3}}
* {{Citation | last = Nakamura | first =Hajime | year =2004 | title =A History of Early Vedanta Philosophy. Part Two | place =Delhi | publisher =Motilal Banarsidass Publishers Private Limited}}
|