Fatahillah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Penambahan Data dan Pranala pada Tabel Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
(138 revisi perantara oleh 75 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix = As-Syekh
| name = Fadhillah Khan <br> ( Fatahillah )
| image = Stamps of Indonesia, 001-08.jpg
| alt =
| caption = Fatahillah (kanan) dalam perangko keluaran tahun 2008
| religion = [[Islam]]
| denomination = Sunni
| known_for = {{plainlist|
*~[[Wali Sanga]]
*~Panglima Perang [[Kesultanan Demak]]
*~Penakluk [[Banten]] & [[Sunda Kelapa]] (Dari wilayah [[Kerajaan Sunda]])
*~Adipati Jayakarta I
*~Sultan Cirebon Ke-2 }}
| predecessor = [[Maulana Muhammad Al-Maghribi]]
| successor = [[Maulana Yusuf]]
| birth_name = Fadhillah Khan
| birth_date = Tidak diketahui
| birth_place = [[Samudera Pasai]]{{efn|Ada perbedaan pendapat mengenai asal usulnya Fatahillah<ref>{{Cite news|title=Sejarah HUT Jakarta & Benarkah Fatahillah Membantai Rakyat Betawi?|url=https://tirto.id/sejarah-hut-jakarta-benarkah-fatahillah-membantai-rakyat-betawi-crhj|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-12-12|archive-date=2022-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20221207140713/https://tirto.id/sejarah-hut-jakarta-benarkah-fatahillah-membantai-rakyat-betawi-crhj|dead-url=no}}</ref>}}
| death_date = 1570 M
| death_place = [[Cirebon]], [[Kesultanan Cirebon]]
| children =
*Fatimah <br> (Istri [[Pangeran Tubagus Angke]])
*Nawati Rarasa <br>(Ibu dari [[Panembahan Ratu I]])
*Kiai Bagus Abdurrahman
*Kiai Mas Abdul Aziz
*Maulana Abdullah
*Pangeran Sendang Garuda
*Minak Kejala Biddien dari [[Keratuan Melinting|Lampung]]
*Minak Kejala Khatu dari [[Keratuan Darah Putih|Lampung]]
| father = Syarif Abdullah bin Jarullah Abdul Aziz (Aceh)
| mother =
| spouse =[[Ratu Wulung Ayu]]
|era=[[Penyebaran Islam di Nusantara]], [[Kolonialisme Portugis di Indonesia]]|predecessor1=[[Sunan Gunung Jati]]|successor1=[[Panembahan Ratu I]]|office1=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]] ke-2|term_start1=1568|term_end1=1570|title=Pangeran Jayakarta I|office2=Adipati [[Jayakarta]] ke - 1|office3=Panglima Perang [[Demak]] ke - 4|predecessor2=Jabatan Baru|predecessor3=[[Pati Unus]]|successor2=[[Pangeran Tubagus Angke]]|successor3=Belum Diketahui|term_start2=1530|term_end2=1550|term_end3=1530|term_start3=1521}}
'''Fatahillah''', '''Fadhillah Khan''', '''Falatehan''' (ejaan orang [[Portugis]])<ref>{{Cite book |last=Wain |first=Alexander |title=Islamisation: Comparative Perspectives from History |editor-last=Peacock |editor-first=A. C. S. |publisher=Edinburgh University Press |year=2017 |location=Edinburgh |pages=419–443 |chapter=China and the Rise of Islam on Java}}</ref>{{rp|433}}, '''Tubagus Pase''' atau '''Pangeran Jayakarta I''' adalah Laksamana [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan tokoh penyebar Islam yang dikenal karena memimpin penaklukan [[Sunda Kelapa]] pada tahun 1527 dan mengganti namanya menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta#Jayakarta (1527–1619)|Jayakarta]].
Penaklukkan ini adalah salah satu misinya untuk menyebarkan Islam ke wilayah [[Kerajaan Sunda]] di [[Jawa Barat]] dan mencegah bangsa [[Imperium Portugal|Portugis]] membentuk benteng disana.{{sfn|Kotapradja Djakarta Raya|1953|p=491}}
Nama ''Falatehan'' pertama kali disebutkan oleh [[João de Barros]] dalam seri bukunya yang berjudul ''Décadas da Ásia'' (Dekade-dekade dari Asia).
Ia melaporkan bahwa salah satu kapal [[brigantin]] armada {{Interlanguage link|Duarte Coelho|en}} yang terdampar di Sunda Kelapa, telah diserang oleh pasukan muslim di bawah pimpinan Fatahillah dan membunuh semua laskar Portugis di kapal tersebut.{{Sfn|Barros|1777|p=85}}
== Latar belakang ==
Barros mencatat bahwa Fatahillah berasal dari [[Pasai]], [[Aceh Utara]], yang kemudian pergi meninggalkan Pasai ketika daerah tersebut dikuasai Portugis. Fatahillah pergi ke [[Mekkah]] untuk mempelajari agama Islam, dan setelah dua atau tiga tahun lalu kembali ke Pasai. Karena masih diduduki oleh Portugal, Fatahillah melanjutkan perjalanannya ke [[Jawa|Pulau Jawa]], ke [[Jepara]], dan mengabdikan diri kepada sultan Demak di sana. Merasa puas atas pengabdiannya, Raja memberikan seorang adiknya kepada Fatahillah untuk diperistri.{{Sfn|Barros|1777|p=86}} [[H. J. de Graaf|Graaf]] dan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Pigeaud]] menganggap bahwa raja Jepara yang dimaksud adalah Raja [[Demak]] ketika itu, [[Sultan Trenggana]].<ref name=graaf/>{{rp|112-3}}
Setelah mengabdi pada Sultan Trenggana, Fatahillah lalu berangkat ke [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] untuk mempersiapkan angkatan laut Demak dalam perang melawan kerajaan Sunda yang saat itu dipimpin prabu [[Surawisesa]]. Selama di Cirebon, ia menikah dengan putri [[Sunan Gunung Jati]] bernama Ratu Ayu.<ref>{{Cite book|last=Adhim|first=Alik al|date=2016-06-18|url=https://books.google.com/books?id=tPnrDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA60&dq=Fatahillah+menantu+%22Sunan+Gunung+Jati%22&hl=en|title=Sunan Gunung Jati-Peletak dasar kerajaan Islam di Jawa|publisher=JPBOOKS|isbn=978-602-206-205-9|language=id|access-date=2023-03-09|archive-date=2023-03-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230309112255/https://books.google.com/books?id=tPnrDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA60&dq=Fatahillah+menantu+%22Sunan+Gunung+Jati%22&hl=en|dead-url=no}}</ref> Ia juga mengemban peran untuk mengislamkan daerah pesisir utara seperti [[Banten]], dan diberi dukungan 2.000 orang prajurit dan pembantu oleh sultan. Dengan dukungan pasukan muslim itulah Fatahillah menaklukkan pelabuhan Sunda (Kalapa dan Banten).{{Sfn|Barros|1777|p=86,87}} [[Adolf Heuken]] berpendapat bahwa peristiwa terdamparnya armada Duarte Coelho di pantai Kalapa terjadi pada akhir November 1526,<ref>{{aut|[[Adolf Heuken|Heuken, A.]]}} (1999). ''Sumber-sumber asli sejarah Jakarta'', Jilid '''I'''. Jakarta: Cipta Loka Caraka</ref>{{rp|66, 76}} jadi penaklukan Fatahillah atas Kalapa mungkin terjadi pada pertengahan bulan November itu.
== Keluarga ==
=== Silsilah ===
Kedatangan Fatahillah ke Jayakarta sebenarnya bertujuan untuk membendung ekspansi Portugis di Nusantara. :
=== Daftar Anak ===
*Kiai Bagus Abdurrahman, <!--beliau-->ia menurunkan gelar Kiagus-Nyayu [[Kesultanan Palembang|Kesultanan Palembang Darussalam]]
*Kiai Mas Abdul Aziz, <!--beliau-->ia menurunkan gelar Kemas-Nyimas [[Kesultanan Palembang|Kesultanan Palembang Darussalam]]
* Minak Kejala Biddien (Muhammad Sholeh) <!--beliau-->ia menurunkan raja-raja [[Keratuan Melinting]] [[Lampung]]
* Minak Kejala Khatu (Muhammad Aji Saka) <!--beliau-->ia menurunkan raja-raja [[Keratuan Darah Putih]] [[Lampung]]
*Maulana Abdullah
*Pangeran Sendang Garuda
*Ratu Wanawati Raras ( Ibu dari [[Panembahan Ratu I]] )
== Sultan kedua di Cirebon ==
Ketika Sunan Gunung Jati wafat di tahun 1568, Fatahillah menjadi [[sultan]] Kesultanan Cirebon dimana ia berperan sebagai kepala pemerintahan di [[Keraton Kasepuhan|Pakungwati]] selama 2 tahun antara tahun 1568 sampai ia wafat di tahun 1570.<ref>{{Cite book|last=M.A|first=Prof Dr H. J. Suyuthi Pulungan|date=2022-02-16|url=https://books.google.com/books?id=fzFfEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA180&dq=Fatahillah+1568+1570&hl=en|title=Sejarah Peradaban Islam di Indonesia|publisher=Amzah|isbn=978-602-0875-48-4|language=id|access-date=2023-02-04|archive-date=2023-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230204085255/https://books.google.com/books?id=fzFfEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA180&dq=Fatahillah+1568+1570&hl=en|dead-url=no}}</ref>
Setelah ia wafat, Fatahillah dimakamkan bersebelahan dengan makam Sunan Gunung Jati di komplek pemakaman [[Astana Gunung Sembung]] yang sekarang terletak di [[Gunungjati, Cirebon|Kec. Gunungjati]], [[Kabupaten Cirebon|Kab Cirebon]].<ref>{{Cite book|last=X|first=SASTRAWAN|url=https://books.google.com/books?id=NDhMEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA49&dq=Fatahillah+1568+1570&hl=en|title=BEDUG BEDUG PENGUASA|publisher=Guepedia|isbn=978-623-7953-26-5|language=id|access-date=2023-02-04|archive-date=2023-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230204085249/https://books.google.com/books?id=NDhMEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA49&dq=Fatahillah+1568+1570&hl=en|dead-url=no}}</ref>
Takhta Kesultanan Cirebon selanjutnya diwariskan kepada [[Panembahan Ratu I|Zainul Arifin]], cicit Sunan Gunung Jati yang bergelar Panembahan Ratu.<ref>{{Cite book|last=Hernawan|first=Wawan|last2=Kusdiana|first2=Ading|date=2020-05-12|url=https://books.google.com/books?id=UOviDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA102&dq=Panembahan+Ratu+1570&hl=en|title=BIOGRAFI SUNAN GUNUNG DJATI: Sang Penata Agama di Tanah Sunda|publisher=LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-93720-1-9|language=id|access-date=2023-02-04|archive-date=2023-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230204085255/https://books.google.com/books?id=UOviDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA102&dq=Panembahan+Ratu+1570&hl=en|dead-url=no}}</ref>
== Penghargaan ==
Untuk menghormati jasa-jasa<!--beliau-->nya dalam mempertahankan [[Sunda Kelapa]] dari cengkraman Portugis, Pemerintah Republik Indonesia menjadikan <!--beliau-->ia sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.{{fact}}
* [[Masjid Fatahillah]]
* [[KRI Fatahillah (361)]]
* [[Museum Fatahillah]]
** [[Museum Fatahillah (Transjakarta)|Halte BRT Museum Fatahillah]]
* Sekolah Tinggi Teknologi Fatahillah
* Lapangan Fatahillah
== Catatan ==
<references group="lower-alpha" />
== Referensi ==
{{reflist|3}}{{S-start}}
{{s-hou|[[Azmatkhan|Wangsa Azmatkhan]]||tidak diketahui||1570}}
{{s-reg|}}
{{s-bef|before=[[Sunan Gunung Jati]]}}
{{s-ttl|title=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]]|years=1568–1570}}
{{s-aft|after=[[Panembahan Ratu I]]}}
{{end}}
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|ref=harv|last=Barros|first=J. de.|date=1777|url=https://books.google.co.id/books?id=2_hgAAAAcAAJ|title=Da Asia De Joāo De Barros: Dos Feitos, Que Os Portuguezes Fizeram No Descubrimento, E Conquista Dos Mares, E Terras Do Oriente. Decada Quarta. Parte Primeira (Bagian IV)|location=|publisher=Na Regia Officina Typografica|url-status=live|access-date=2020-04-26|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718030818/https://books.google.co.id/books?id=2_hgAAAAcAAJ|dead-url=no}}
* {{Cite book|ref={{harvid|Kotapradja Djakarta Raya|1953}}|date=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=e24SAAAAMAAJ|title=Kotapradja Djakarta Raya|location=Jakarta|publisher=Departemen Penerangan RI|url-status=live|access-date=2020-12-11|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718030822/https://books.google.co.id/books?id=e24SAAAAMAAJ|dead-url=no}}
* {{Cite book|ref={{harvid|Sedjarah Pemerintahan Kota Djakarta|1958}}|date=1958|url=https://books.google.co.id/books?id=wD4QPddBMcwC|title=Sedjarah Pemerintahan Kota Djakarta|location=Jakarta|publisher=Kotapradja Djakarta Raja|url-status=live|access-date=2020-12-11|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718030830/https://books.google.co.id/books?id=wD4QPddBMcwC|dead-url=no}}
[[Kategori:Kelahiran 1448]]
[[Kategori:Arab-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Aceh]]
[[Kategori:Ulama Aceh Utara]]
[[Kategori:Ulama Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Aceh Utara]]
[[Kategori:Tokoh Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
|