Beton Romawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230813sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
|||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
'''Beton Romawi''', juga disebut '''''{{lang|la|opus caementicium}}''''', adalah bahan yang digunakan dalam konstruksi pada [[Romawi Kuno]]. Beton Romawi berbahan dasar [[semen]] yang mengeras secara hidraulis. Beton ini memiliki durabilitas yang baik akibat oleh salah satu bahan penyusunnya, [[Pozolana|abu tras]], dapat mencegah penyebaran retak. Beton ini sering digunakan di pertengahan abad ke-1, sering kali dengan permukaan batu bata, walaupun variasi agregat mengizinkan susunan beton yang berbeda. Perkembangan inovatif lebih lanjut dari beton ini, disebut [[Revolusi arsitektur Romawi|revolusi beton]], menyumbangkan bentuk struktur yang kompleks, seperti kubah [[Pantheon, Roma|Pantheon]] yang merupakan kubah beton tak bertulang terbesar dan tertua di dunia.<ref name="Ancient Roman Concrete">{{cite web |url=http://www.romanconcrete.com/docs/spillway/spillway.htm | title=The Riddle of Ancient Roman Concrete | publisher=www.romanconcrete.com | work=S Dept. of the Interior, Bureau of Reclamation, Upper Colorado Region | date=Februari 1993 | access-date=20 Mei 2013 | author=Moore, David}}</ref>
Permukaan beton Romawi pada umumnya dilapisi dengan batu atau batu bata dan sisi interior dapat didekorasi lebih lanjut dengan [[stuko]], lukisan [[fresko]], atau pelat tipis marmer berwarna yang indah. Tersusun dari [[Agregat (komposit)|agregat]] dan dua bagian sistem semen, beton Romawi sangat berbeda dengan beton modern. Agregat yang digunakan biasanya jauh lebih besar dibandingkan beton modern, sering kali sebesar bongkahan puing, sehingga dikonstruksi dengan cara diletakkan alih-alih dituangkan atau dicor.
Tidak jelas kapan beton Romawi pertama kali dikembangkan,<ref>{{Cite web|title=National Pozzolan Association: The History of Natural Pozzolans|url=https://pozzolan.org/history-pozzolans.html|access-date=21 Februari 2021|website=pozzolan.org}}</ref> tetapi secara jelas telah digunakan secara umum dan meluas dari sekitar 150 sebelum Masehi. Walaupun demikian, beberapa ahli meyakini beton ini mulai dikembangkan seabad sebelumnya.<ref>{{cite book |author1-link=Axel Boëthius |last1=Boëthius |first1=Axel |author-link2=Roger Ling |last2=Ling |first2= Roger |authorlink3=Tom Rasmussen |last3=Rasmussen |first3=Tom |chapter=Etruscan and Early Roman Architecture |pages=[https://archive.org/details/etruscanearlyrom0000boet/page/128 128]–129 |title=Yale/Pelican history of art |url=https://archive.org/details/etruscanearlyrom0000boet |date= 1978 |publisher= Yale University Press |isbn=978-0300052909}}</ref>
Baris 9:
== Sumber sejarah ==
[[Berkas:Caesarea Concrete Bath.jpg|jmpl|[[Kaisarea Maritima|Kaisarea]] merupakan contoh penggunaan teknologi beton Romawi di dalam air dengan skala besar pertama.|alt=Gambar menunjukkan reruntuhan pelabuhan Romawi Kuno]]
[[Berkas:Baia-Complesso Termal Romano 2010-by-RaBoe-115.jpg|jmpl|ka|alt=Interior kubah beton sederhana yang hari ini dikenal sebagai Kuil Merkurius dengan dua jendela persegi di tengah kubah pada sisi jauh, okulus lingkaran di bagian atas, dan permukaan air yang mencapai dasar kubah|Reruntuhan "Kuil Merkurius" di [[Baia]], kolam ''{{lang|la|[[frigidarium]]}}'' [[thermae|pemandian]] Romawi yang dibangun pada abad ke-1 sebelum Masehi selama [[Republik Romawi]] akhir,<ref>{{cite encyclopedia |url=https://www.britannica.com/topic/Temple-of-Mercury |title= Baiae, historic site, Italy |encyclopedia =[[Encyclopedia Britannica]]}}</ref> memuat [[Sejarah kubah Romawi dan Bizantium|kubah beton]] tertua yang masih berdiri,{{sfn|Lancaster|2009|page=40}} dan terbesar setelah [[Pantheon, Roma|Pantheon]].<ref>{{cite journal| last1 = Mark| first1 = Robert| last2 = Hutchinson| first2 = Paul| date = March 1986| title = On the Structure of the Roman Pantheon| url = https://archive.org/details/sim_art-bulletin_1986-03_68_1/page/24| journal = The Art Bulletin| volume = 68| number = 1| publisher = College Art Association| location = New York, NY| jstor = 3050861| page = 24| doi=10.2307/3050861}}</ref>]]
[[Vitruvius]], menulis di dalam bukunya yang berjudul [[De architectura|''Sepuluh Buku Arsitektur'']] sekitar tahun 25 SM, membedakan jenis agregat yang sesuai untuk penggunaan [[lepa kapur]]. Untuk lepa struktural, ia merekomendasikan penggunaan [[pozolana]] (dalam bahasa Latin ''{{lang|la|pulvis puteolanus}}''), yaitu pasir vulkanik dari lapisan sedimen di [[Pozzuoli]], dengan warna kuning abu kecoklatan untuk pozolana yang ditemukan di wilayah sekitar Naples dan berwarna coklat kemerahan di dekat Roma. Vitruvius menentukan rasio 1 bagian kapur dan 3 bagian pozolana untuk semen yang digunakan pada bangunan serta rasio kapur dan pozolana 1:2 untuk pekerjaan bawah air, rasio ini secara esensial merupakan rasio campuran yang sama pada beton yang digunakan di laut saat ini.{{sfn|Lechtman|Hobbs|1986}}<ref>{{cite book |author= [[Vitruvius]] |title=[[De Architectura]], Book II:v,1; Book V:xii2}}</ref>
Baris 22:
Beton Romawi, seperti [[beton]] pada umumnya, tersusun atas [[Agregat (komposit)|agregat]] dan [[lepa]] hidraulis–bahan pengikat dicampur dengan air yang mengeras seiring waktu. Agregat yang digunakan bermacam-macam, seperti batu, ubin [[keramik]], dan bongkahan puing dari sisa bangunan yang dihancurkan sebelumnya.
Bahan pengikat yang digunakan dalam beton Romawi adalah [[gipsum]] dan [[kapur tohor]]. Abu vulkanik, disebut [[pozolana]] atau "pasir galian", lebih direkomendasikan untuk digunakan jika material tersebut dapat diperoleh. Pozolana membuat beton lebih tahan terhadap air garam dibandingkan dengan beton modern.<ref>{{cite web
Beton, dan khususnya, lepa hidraulis dengan kohesinya, merupakan jenis keramik struktural yang kegunaannya sebagian besar berasal dari sifat [[Reologi|plastisitas reologi]] pada wujud pasta. Pengerasan semen berasal dari hidrasi bahan serta, setelahnya, interaksi fisika dan kimiawi dari hasil reaksi hidrasi. Proses pengerasan ini berbeda dengan proses yang dihasilkan campuran air dengan [[lepa kapur]], semen yang paling banyak digunakan pada masa pra-Romawi Kuno. Setelah mengeras, beton Romawi menunjukkan plastisitas yang rendah, walaupun sebagian sifat tahanan terhadap tegangan tarik bertahan.
Baris 39:
Teknologi lainnya yang digunkan dalam meningkatkan [[kekuatan bahan|kekuatan]] dan kestabilan beton adalah gradasi agregat pada kubah. Contoh pada [[Pantheon, Roma|Pantheon]], agregat pada bagian atas kubah memuat lapisan alternatif dari [[tuf]] dan [[batu apung]], memberikan massa jenis beton sebesar {{convert|1350|kg/m3|lb/cuft}}. Sementara itu, fondasi struktur tersebut menggunakan [[travertin]] sebagai agregat sehingga massa jenis beton sangat lebih tinggi sebesar {{convert|2200|kg/m3|lb/cuft}}.{{sfn|Licht|1968|pages=89–94, 134–135}}{{sfn|Lechtman|Hobbs|1986}}
== Kegunaan modern ==
Terobosan ilmiah terbaru dalam meneliti beton Romawi telah mengumpulkan perhatian media dan industri.<ref>{{cite web |first=Erik |last=Bos |url=http://trebcap.com/fixing-canadas-infrastructure-with-volcanoes/ |title=Fixing Canada's Infrastructure with Volcanoes |publisher=Trebuchet Capital Partners Research |date=15 Oktober 2015 |access-date=19 Agustus 2016}}</ref> Karena sifat durabilitas, masa layan yang panjang, dan berkurangnya jejak lingkungan yang tak biasa, perusahaan dan pemerintah kota mulai mengeksplor penggunaan beton gaya Romawi di Amerika Utara, mengganti abu vulkanik dengan [[abu terbang]] batu bara yang memiliki sifat yang sama. Pendukung penggunaan abu terbang mengatakan beton yang terbuat dari bahan ini dapat menurunkan biaya hingga 60% karena berkurangnya kebutuhan semen dan memiliki jejak lingkungan yang lebih rendah akibat suhu dalam proses pembuatan lebih rendah dan masa layan yang lebih panjang.<ref>{{Cite web |forst=Neil |last=Patrick |url=https://www.thevintagenews.com/2016/09/06/priority-25-bc-ancient-romans-developed-recipe-concrete-specifically-used-underwater-work-essentially-formula-used-today/ |title=By 25 BC, ancient Romans developed a recipe for concrete specifically used for underwater work which is essentially the same formula used today |date = 6 September 2016 |access-date=17 September 2022}}</ref> Contoh penggunaan beton Romawi yang terpapar lingkungan laut yang keras diketahui memiliki masa layan 2000 tahun dengan sedikit atau tanpa kerusakan.<ref>{{cite journal |first1=Marie D. |last1=Jackson |first2=Sejung R. |last2=Chae |first3=Sean R. |last3=Mulcahy |first4=Cagla Meral |first5=Rae |last5=Taylor |first6=Penghui |last6=Li |first7=Abdul-Hamid |last7=Emwas |first8=Juhyuk |last8=Moon |first9=Seyoon |last9=Yoon |first10=Gabriele |last10=Vola |first11=Hans-Rudolf |last11=Wenk |first12=Paulo J. M. |last12=Monteiro |url= https://pubs.geoscienceworld.org/msa/ammin/article-abstract/98/10/1669/45726 |title=Unlocking the secrets of Al-tobermorite in Roman seawater concrete |journal=American Mineralogist |volume=98 |issue=10 |pages=1669–1687 |date=2013 |doi=10.2138/am.2013.4484}}</ref>
Pada 2013, mekanisme senyawa kalsium-aluminum-silikat-hidrat suprastabil dalam mengikat bahan menjadi satu kesatuan pertama kali dijelaskan.<ref>{{Cite web |title=Modern concrete modernization using Roman technologies |url=https://www.concreteformworkmelbourne.com/modern-concrete-modernization-using-roman-technologies/ |date=15 Februari 2022 |access-date=27 Juni 2022 |website=concreteformworkmelbourne.com}}</ref> Dalam pembuatannya, karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer lebih sedikit dibandingkan semua proses pembuatan beton modern.<ref>{{Cite web |first1=Chris |last1=Bennett |first2=Rae |last2=Taylor |title=Renaissance of Roman Concrete: Cutting carbon emissions |url=https://www.constructionspecifier.com/renaissance-of-roman-concrete-cutting-carbon-emissions/3/ |date=29 Desember 2016 |access-date=27 Juni 2022 |website=constructionspecifier.com}}</ref> Sementara itu, kekurangan beton Romawi adalah waktu pengeringan yang lebih lama dan kekuatannya sedikit lebih rendah dari beton modern walaupun memiliki durabilitas yang lebih tinggi. Untuk itu, bukan kebetulan bahwa dinding bangunan Romawi lebih tebal dari bangunan modern. Akan tetapi, beton Romawi tetap memperoleh kekuatan selama beberapa dekade setelah konstruksi diselesaikan yang tidak terjadi pada beton modern.<ref>{{Cite web |first=Guarino |last=Ben |title=Ancient Romans made world’s ‘most durable’ concrete. We might use it to stop rising seas. |url=https://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2017/07/04/ancient-romans-made-worlds-most-durable-concrete-we-might-use-it-to-stop-rising-seas/ |date=4 Juli 2027 |access-date=27 Juni 2022 |website=washingtonpost.com}}</ref>
== Lihat juga ==
Baris 51 ⟶ 56:
{{refbegin|30em|indent=yes}}
* {{cite book |first1=Jean-Pierre |last1=Adam |first2=Anthony |last2=Mathews |title=Roman Building |date=2014 | location=Florence |publisher= Taylor & Francis |isbn= 9780203984369}}
* {{cite book |last=Blagg |first=Thomas |editor-last=Henig |editor-first=Martin |title=A Handbook of Roman Art |url=https://archive.org/details/handbookofromana00mart |chapter=Architecture |publisher=Phaidon |location=London |date=1983 |isbn=0714822140}}
* {{cite book| first=Lynne C. |last=Lancaster |title=Concrete Vaulted Construction in Imperial Rome: innovations in context |publisher=Cambridge University Press |date= 2009 |isbn=9780521842020}}
* {{cite book |first1=Heather |last1=Lechtman |first2=Linn |last2=Hobbs |chapter=Roman Concrete and the Roman Architectural Revolution |title=Ceramics and Civilization |volume= 3: High Technology Ceramics: Past, Present, Future |editor=W.D. Kingery |publisher= American Ceramics Society |date=1986 |isbn=091609488X}}
|