Beton Romawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ Kegunaan modern |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230813sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
== Sumber sejarah ==
[[Berkas:Caesarea Concrete Bath.jpg|jmpl|[[Kaisarea Maritima|Kaisarea]] merupakan contoh penggunaan teknologi beton Romawi di dalam air dengan skala besar pertama.|alt=Gambar menunjukkan reruntuhan pelabuhan Romawi Kuno]]
[[Berkas:Baia-Complesso Termal Romano 2010-by-RaBoe-115.jpg|jmpl|ka|alt=Interior kubah beton sederhana yang hari ini dikenal sebagai Kuil Merkurius dengan dua jendela persegi di tengah kubah pada sisi jauh, okulus lingkaran di bagian atas, dan permukaan air yang mencapai dasar kubah|Reruntuhan "Kuil Merkurius" di [[Baia]], kolam ''{{lang|la|[[frigidarium]]}}'' [[thermae|pemandian]] Romawi yang dibangun pada abad ke-1 sebelum Masehi selama [[Republik Romawi]] akhir,<ref>{{cite encyclopedia |url=https://www.britannica.com/topic/Temple-of-Mercury |title= Baiae, historic site, Italy |encyclopedia =[[Encyclopedia Britannica]]}}</ref> memuat [[Sejarah kubah Romawi dan Bizantium|kubah beton]] tertua yang masih berdiri,{{sfn|Lancaster|2009|page=40}} dan terbesar setelah [[Pantheon, Roma|Pantheon]].<ref>{{cite journal| last1 = Mark| first1 = Robert| last2 = Hutchinson| first2 = Paul| date = March 1986| title = On the Structure of the Roman Pantheon| url = https://archive.org/details/sim_art-bulletin_1986-03_68_1/page/24| journal = The Art Bulletin| volume = 68| number = 1| publisher = College Art Association| location = New York, NY| jstor = 3050861| page = 24| doi=10.2307/3050861}}</ref>]]
[[Vitruvius]], menulis di dalam bukunya yang berjudul [[De architectura|''Sepuluh Buku Arsitektur'']] sekitar tahun 25 SM, membedakan jenis agregat yang sesuai untuk penggunaan [[lepa kapur]]. Untuk lepa struktural, ia merekomendasikan penggunaan [[pozolana]] (dalam bahasa Latin ''{{lang|la|pulvis puteolanus}}''), yaitu pasir vulkanik dari lapisan sedimen di [[Pozzuoli]], dengan warna kuning abu kecoklatan untuk pozolana yang ditemukan di wilayah sekitar Naples dan berwarna coklat kemerahan di dekat Roma. Vitruvius menentukan rasio 1 bagian kapur dan 3 bagian pozolana untuk semen yang digunakan pada bangunan serta rasio kapur dan pozolana 1:2 untuk pekerjaan bawah air, rasio ini secara esensial merupakan rasio campuran yang sama pada beton yang digunakan di laut saat ini.{{sfn|Lechtman|Hobbs|1986}}<ref>{{cite book |author= [[Vitruvius]] |title=[[De Architectura]], Book II:v,1; Book V:xii2}}</ref>
Baris 22:
Beton Romawi, seperti [[beton]] pada umumnya, tersusun atas [[Agregat (komposit)|agregat]] dan [[lepa]] hidraulis–bahan pengikat dicampur dengan air yang mengeras seiring waktu. Agregat yang digunakan bermacam-macam, seperti batu, ubin [[keramik]], dan bongkahan puing dari sisa bangunan yang dihancurkan sebelumnya.
Bahan pengikat yang digunakan dalam beton Romawi adalah [[gipsum]] dan [[kapur tohor]]. Abu vulkanik, disebut [[pozolana]] atau "pasir galian", lebih direkomendasikan untuk digunakan jika material tersebut dapat diperoleh. Pozolana membuat beton lebih tahan terhadap air garam dibandingkan dengan beton modern.<ref>{{cite web
Beton, dan khususnya, lepa hidraulis dengan kohesinya, merupakan jenis keramik struktural yang kegunaannya sebagian besar berasal dari sifat [[Reologi|plastisitas reologi]] pada wujud pasta. Pengerasan semen berasal dari hidrasi bahan serta, setelahnya, interaksi fisika dan kimiawi dari hasil reaksi hidrasi. Proses pengerasan ini berbeda dengan proses yang dihasilkan campuran air dengan [[lepa kapur]], semen yang paling banyak digunakan pada masa pra-Romawi Kuno. Setelah mengeras, beton Romawi menunjukkan plastisitas yang rendah, walaupun sebagian sifat tahanan terhadap tegangan tarik bertahan.
Baris 44:
Pada 2013, mekanisme senyawa kalsium-aluminum-silikat-hidrat suprastabil dalam mengikat bahan menjadi satu kesatuan pertama kali dijelaskan.<ref>{{Cite web |title=Modern concrete modernization using Roman technologies |url=https://www.concreteformworkmelbourne.com/modern-concrete-modernization-using-roman-technologies/ |date=15 Februari 2022 |access-date=27 Juni 2022 |website=concreteformworkmelbourne.com}}</ref> Dalam pembuatannya, karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer lebih sedikit dibandingkan semua proses pembuatan beton modern.<ref>{{Cite web |first1=Chris |last1=Bennett |first2=Rae |last2=Taylor |title=Renaissance of Roman Concrete: Cutting carbon emissions |url=https://www.constructionspecifier.com/renaissance-of-roman-concrete-cutting-carbon-emissions/3/ |date=29 Desember 2016 |access-date=27 Juni 2022 |website=constructionspecifier.com}}</ref> Sementara itu, kekurangan beton Romawi adalah waktu pengeringan yang lebih lama dan kekuatannya sedikit lebih rendah dari beton modern walaupun memiliki durabilitas yang lebih tinggi. Untuk itu, bukan kebetulan bahwa dinding bangunan Romawi lebih tebal dari bangunan modern. Akan tetapi, beton Romawi tetap memperoleh kekuatan selama beberapa dekade setelah konstruksi diselesaikan yang tidak terjadi pada beton modern.<ref>{{Cite web |first=Guarino |last=Ben |title=Ancient Romans made world’s ‘most durable’ concrete. We might use it to stop rising seas. |url=https://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2017/07/04/ancient-romans-made-worlds-most-durable-concrete-we-might-use-it-to-stop-rising-seas/ |date=4 Juli 2027 |access-date=27 Juni 2022 |website=washingtonpost.com}}</ref>
== Lihat juga ==
|