Izaac Hindom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Timivhbhj (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-semi-protected|small=yes}}
 
{{Nama Papua|[[Suku Sebyar|Sebyar]]|Hindom}}
{{Infobox officeholder
|honorific-prefix =
Baris 9 ⟶ 12:
|term_end = 31 Juli 2003
|president = [[Soeharto]]<br>[[B.J. Habibie]]<br>[[Abdurrahman Wahid]]<br>[[Megawati Sukarnoputri]]
|office1 = [[Gubernur Irian Jaya]]
|order1 = ke-8
|term_start1 = 4 Agustus 1982
|term_end1 = 13 April 1988
Baris 30 ⟶ 34:
|birth_place = Adora, [[Teluk Patipi, Fakfak]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2009|03|11|1934|12|23|df=y}}
|death_place = RSUD Dok II Jayapura, [[Jayapura]], [[Papua]], Indonesia
|party = [[Golkar]]
}}
Baris 37 ⟶ 41:
 
Lahir di [[Kabupaten Fakfak|Fakfak]], Hindom memulai pendidikannya di sekolah Belanda untuk orang asli Papua dan menempuh pendidikan kejuruan dalam bidang kepamongprajaan. Hindom bekerja dalam berbagai jabatan pegawai negeri di tingkat [[Distrik (Indonesia)|distrik]] pada [[Nugini Belanda|masa Nugini Belanda]]. Ia juga mencalonkan diri sebagai anggota [[Dewan Nugini]] tetapi tidak terpilih. Setelah Nugini Belanda menjadi bagian dari Indonesia, Hindom diangkat menjadi anggota Badan Pemerintahan Harian pada tahun 1965 dan terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] selama dua periode pada tahun 1971 dan 1977. Dia mengakhiri masa jabatan keduanya sebagai anggota Dewan setelah diangkat sebagai [[Wakil Gubernur Papua|wakil gubernur]] pada tahun 1980 dan menjadi gubernur dua tahun kemudian setelah pendahulunya meninggal.
 
Baca juga: [https://jamberita-id.blogspot.com/ dapatkan berita terpercaya hanya di JAMBERITA.COM]
 
Selama ia menjadi gubernur, Hindom merencanakan [[Transmigrasi|program transmigrasi]] besar-besaran, yang akan memindahkan lebih dari setengah juta transmigran ke provinsi tersebut. Program transmigrasinya dikritik oleh berbagai pihak, mulai dari para transmigran itu sendiri hingga aktivis lingkungan Barat dan [[lembaga swadaya masyarakat]] (LSM) yang bergerak dalam bidang [[hak asasi manusia]]. Dia juga mengawasi pembagian provinsi menjadi tiga wilayah pembantu gubernur serta eksploitasi hutan di provinsi tersebut.
Baris 59 ⟶ 61:
 
== Wakil Gubernur Irian Jaya ==
{{multiple image|align=right|direction=vertical|width=200|image1=Inauguration of Izaac Hindom as the Vice Governor of Irian Jaya.jpg|image2=Inauguration of Izaac Hindom as the Governor of Irian Jaya.jpg|caption2=Pelantikan Hindom sebagai Wakil Gubernur (atas) dan gubernur (bawah).}}Hindom diangkat sebagai Wakil Gubernur Irian Jaya pada 22 November 1980 oleh Gubernur [[Soetran]], menggantikan [[Elias Paprindey]].<ref name="IH">{{Cite news|date=23 November 1980|title=Dilantik Sabtu pagi: Izaac Hindom wakil gubernur Irian Jaya|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19293845|work=Kompas}}</ref> Pengangkatan Hindom sebagai Wakil Gubernur mengecewakan beberapa kelompok masyarakat adat Papua yang percaya bahwa orang asli Papua harus diangkat sebagai gubernur dan bukan hanya sebagai wakil gubernur.<ref>{{Cite news|date=29 November 1980|title=Dari Wagub Sampai Trikora|url=https://majalah.tempo.co/read/daerah/52966/dari-wagub-sampai-trikora|url-access=limited|work=[[Tempo.co]]|location=[[Jakarta]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073239/https://majalah.tempo.co/read/daerah/52966/dari-wagub-sampai-trikora|archive-date=15 Desember 2020|access-date=13 Desember 2020|url-status=live|last=Administrator|language=id}}</ref> Namun, asal usul Hindom membuatnya memperoleh dukungan penuh dari elit politik di Papua Selatan.<ref>{{Cite book|last=Griapon|first=Alexander|date=2010|url=https://books.google.com/books?id=R-NRAQAAMAAJ|title=Lembaga musyawarah adat: 10 tahun terakhir dari 30 tahun awal pemerintahan propinsi di tanah Papua|location=Jayapura|publisher=Arika Publisher|isbn=9786029570533|page=266}}</ref>
 
== Gubernur Irian Jaya ==
Baris 70 ⟶ 72:
=== Transmigrasi ===
[[Berkas:Governor_of_Irian_Jaya_Izaac_Hindom_and_Minister_of_Defence_Poniman.jpg|jmpl|Menteri Pertahanan Poniman menyerahkan daftar proyek pembangunan lima tahun di Irian Jaya kepada Gubernur Izaac Hindom.]]
Sebagai gubernur, Hindom sangat mendukung pelaksanaan [[Transmigrasi|program transmigrasi]]. Selama masa pemerintahannya, pemerintah pusat mengalihkan fokus transmigrasi dari Sumatra ke Papua.<ref>{{Cite journal|last=Gietzelt|first=Dale|date=1985|title=Indonesia in West Papua: the dynamics of Indonesianization|url=http://papuaweb.org/dlib/s123/gietzelt/_ba.html|journal=Department of Anthropology, University of Sydney|pages=103|access-date=2021-04-12|archive-date=2022-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220119202238/http://papuaweb.org/dlib/s123/gietzelt/_ba.html|dead-url=yes}}</ref> Menurut Hindom, transmigrasi akan memutus isolasi suku-suku terpencil dan menyediakan teknologi, pendidikan, dan listrik bagi suku-suku terpencil tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan ''[[The Sydney Morning Herald]]'', Hindom berencana untuk memukimkan 700.000 transmigran pada akhir masa jabatannya,<ref name="hp2">{{Cite news|last=Hastings|first=Peter|date=18 April 1984|title=Irian Jaya's leaders prepare to welcome the Javanese tidal wave|url=https://www.newspapers.com/image/?clipping_id=66038003&fcfToken=eyJhbGciOiJIUzI1NiIsInR5cCI6IkpXVCJ9.eyJmcmVlLXZpZXctaWQiOjEyMjU1NzM5NCwiaWF0IjoxNjA4OTg4NDE3LCJleHAiOjE2MDkwNzQ4MTd9.HeYsKKSwmas39eJ3gh9YsRd-cNJrGQszP-3v-aBFxgg|work=The Sydney Morning Herald|location=Jayapura|access-date=26 Desember 2020}}</ref> jauh lebih banyak dibandingkan dengan 58.000 transmigran<ref>75.105 transmigran (tidak termasuk penduduk setempat yang bertransmigrasi) atau 85.547 transmigran (termasuk penduduk setempat yang bertransmigrasi) berdasarkan {{Cite book|last=Purba|first=Prayan|last2=Massie|first2=Anna M.|last3=Achmadi|first3=Baron|last4=Burhan|first4=Martha|date=1987|url=https://books.google.com/books?id=judyAAAAMAAJ&pg=PA32|title=Irian Jaya, the Land of Challenges and Promises|location=Jayapura|publisher=Government of Irian Jaya|pages=32–35}}</ref> pada tahun-tahun sebelumnya.<ref>{{Cite news|date=29 Agustus 1983|title=Gubernur Izaac Hindom tentang Transmigrasi dan Pemecahan Wilayah|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19345799|work=Kompas|location=Jakarta|access-date=26 Desember 2020}}</ref> Program transmigrasi tersebut diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan pusat, meskipun terkadang melibatkan perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut.<ref>{{Cite news|last=Indonesia News Service|date=Desember 1987|title=Resettlement|url=https://nla.gov.au/nla.obj-109133835/view?sectionId=nla.obj-149165884&partId=nla.obj-109138813#page/n12/mode/1up|work=Inside Indonesia|issue=13}}</ref>
 
Untuk mengoptimalkan program transmigrasi, Hindom membagi provinsi menjadi empat wilayah pembangunan. Setiap wilayah berpusat di satu kota. Wilayah pertama berpusat di [[Kota Jayapura|Jayapura]], yang kedua berpusat di [[Pulau Biak|Biak]], yang ketiga berpusat di [[Kota Sorong|Sorong]], dan yang keempat berpusat di [[Merauke, Merauke|Merauke]]. Pemerintah mengklaim bahwa pembentukan wilayah pembangunan berhasil meredakan keterasingan dari tempat-tempat terpencil dan membantu membangun desa dan pusat transportasi baru.<ref>{{Cite book|last=Usman|first=Kustomo|last2=Santoso|first2=Agus Djoko|last3=Fatimah|first3=Siti|date=1999|url=http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/25352-[_Konten_]-IR.%20KUSTOMO%20USMAN,%20CES.pdf|title=Studi Pengembangan Masyarakat Kawasan Trans Wamena-Jayapura|location=Jakarta|publisher=Center for Research and Development, Department of Transmigration and Forest Settlement|pages=43–44}}{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Hindom memandang para transmigran yang kebanyakan beretnis Jawa sebagai orang-orang yang lebih "unggul" secara fisik dan moral bila dibandingkan dengan etnis Papua, yang menurutnya "terbelakang" dan "egois".<ref>{{Cite journal|last=Otten|first=Mariel|date=1986|title=The Myths And Realities of Transmigrasi, Indonesian Resettlement Policy, 1965-1985|url=http://scriptiesonline.uba.uva.nl/document/608707&usg=AOvVaw0fGUGkHS_45CtkpiF_ZWrM|format=PDF|journal=Universiteit van Amsterdam, Antropologisch-Sociologisch Centrum|pages=133}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hindom aktif mempromosikan asimilasi antara orang Papua dan Jawa, dan menyatakan bahwa perkawinan campuran antara orang Papua dan Jawa akan melahirkan ras campuran dan "menabur benih untuk keindahan yang lebih besar". Hindom juga tidak memiliki rasa takut bahwa orang Jawa yang mayoritas Muslim akan mengislamkan orang Papua yang mayoritas Kristen. Ia juga menyatakan bahwa jika memang sebagian besar orang Papua akan menjadi Muslim, hal tersebut sudah menjadi "kehendak Tuhan".<ref>{{Cite journal|last=Otten|first=Mariel|date=1986|title=The Myths And Realities of Transmigrasi, Indonesian Resettlement Policy, 1965-1985|url=http://scriptiesonline.uba.uva.nl/document/608707&usg=AOvVaw0fGUGkHS_45CtkpiF_ZWrM|format=PDF|journal=Universiteit van Amsterdam, Antropologisch-Sociologisch Centrum|pages=132–133}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Dia meramalkan pada tahun 1984 bahwa dalam lima puluh tahun, penduduk asli daerah itu akan terlihat mirip dengan orang Jawa.<ref>{{Cite journal|last=Webster|first=David|date=April 2007|title=From Sabang to Merauke: Nationalist Separation Movements in Indonesia|url=https://davidwebster.files.wordpress.com/2015/01/webster-sabang-to-merauke-nationalist-separation-movements-in-indonesia.pdf|journal=Asia Pacific Viewpoint|volume=48|issue=1|pages=18|doi=10.1111/j.1467-8373.2007.00332.x}}</ref>
 
Pelaksanaan program transmigrasi menuai kritikan dari para transmigran. Keluhan dari transmigran terfokus pada kesulitan-kesulitan praktis, seperti pemilihan lokasi yang buruk, persiapan lahan yang tidak memadai, pasokan air yang buruk, jalan dan transportasi yang kurang baik, penyebaran penyakit malaria, dan hama tanaman pangan.<ref name=":12">{{Cite news|date=3 Desember 1986|title=Indonesia's ambitious resettlement program comes under fire|url=https://gleaner.newspaperarchive.com/politics-clipping-dec-03-1986-2145881/|work=Reuter|location=Merauke}}</ref>
 
Gubernur Irian Jaya pertama, [[Elias Jan Bonai|Eliezer Jan Bonay]], menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan transmigrasi Hindom. Dia menyatakan bahwa para transmigran memaksakan agamanya pada orang Papua dan transmigrasi menyebabkan orang Papua hanya memiliki pekerjaan yang sangat rendah dan bersifat administratif semata.<ref>{{Cite journal|last=Otten|first=Mariel|date=1986|title=The Myths And Realities of Transmigrasi, Indonesian Resettlement Policy, 1965-1985|url=http://scriptiesonline.uba.uva.nl/document/608707&usg=AOvVaw0fGUGkHS_45CtkpiF_ZWrM|format=PDF|journal=Universiteit van Amsterdam, Antropologisch-Sociologisch Centrum|pages=132}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kritik serupa juga dilontarkan oleh kelompok [[aktivis lingkungan|lingkungan]] dan hak asasi manusia Barat, yang meminta [[Bank Dunia]] untuk menghentikan pendanaan [[Transmigrasi|program transmigrasi]].<ref name=":12"/> [[Tapol Bulletin|Tapol]], sebuah LSM yang memantau [[Hak asasi manusia di Indonesia|masalah hak asasi manusia di Indonesia]], menggambarkan Hindom sebagai "corong pemerintah kolonial Indonesia di Jakarta" dan bahwa ia "ingin mempercepat proses pemusnahan orang dan budaya [[Melanesia]]" melalui program transmigrasinya.<ref>{{Cite news|date=Februari 1988|title=Will Governor Hindom stay or go?|url=http://vuir.vu.edu.au/26215/1/TAPOL85_compressed.pdf|work=Tapol: The Indonesia Human Rights Campaign}}</ref>
 
Selain ketidaksetujuan LSM, kebijakan transmigrasi juga dikritik oleh pejabat militer di Irian Jaya. [[Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih|Panglima Daerah Militer di Irian Jaya]] pada masa Hindom, [[Raja Kami Sembiring Meliala]], mengatakan bahwa dampak dari program tersebut "terbukti kontraproduktif" terhadap penduduk asli dan menasihati pemerintah untuk "merevisi program secara drastis" karena membuat orang Papua "merasa seperti pendatang di tanah mereka sendiri".<ref name="hp2"/>
Baris 89 ⟶ 91:
 
=== Pengunduran diri ===
Sesuai perundang-undangan yang berlaku pada masa itu, masa jabatan Hindom sebagai Gubernur Irian Jaya akan berakhir pada 12 November 1987. Karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Irian Jaya mempersiapkan pemilihan tidak langsung untuk memilih gubernur baru. Terdapat tiga calon dalam pemilihan tersebut, yakni Izaac Hindom, SH Gultom yang merupakan asisten Hindom,<ref name=":22"/> dan S. Samiyana, seorang birokrat dari Jawa yang bekerja di Irian Jaya.<ref>{{Cite news|last=Samiyana|first=S.|date=Desember 1983|title=PELAKSANAAN EKAPRASETIA PANCAKARSA DALAM KEDINASAN|url=https://books.google.com/books?id=kBy5AAAAIAAJ&pg=RA5-PA12|work=Mimbar Kekaryaan ABRI|issue=156}}</ref><ref name=":33">{{Cite news|date=21 November 1987|title=Saya Seorang Prajurit|url=https://majalah.tempo.co/read/nasional/32754/saya-seorang-prajurit|url-access=limited|work=[[Tempo.co]]|last=Administrator|language=id}}</ref>
 
Pencalonan Hindom dalam pemilihan gubernur memicu protes dari berbagai kalangan di Irian Jaya. Pada tanggal 2 September 1987, delapan kepala suku besar di Papua mengirimkan surat kepada Presiden Soeharto yang meminta Hindom untuk mundur.<ref name=":33"/> Protes berlanjut hingga pemilihan umum pada 26 September ketika sekelompok mahasiswa [[Universitas Cenderawasih]] mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan melakukan demonstrasi terhadap pencalonan Hindom.<ref>{{Cite news|date=31 Oktober 1987|title=Mundurnya Sangsang Gubernurgubernur|url=https://majalah.tempo.co/read/nasional/32580/mundurnya-sang-gubernur|url-access=limited|work=[[Tempo.co]]|last=Administrator|language=id}}</ref> Hindom kemudian memenangkan pemilihan dengan 35 suara, sementara lawannya Gultom dan Samiyana masing-masing hanya memperoleh enam dan empat suara.<ref>{{Cite news|date=30 November 1987|title=Izaac Hindom Tak Tahu Sampai Kapan Jadi Pejabat Gubernur|url=https://soeharto.co/40974-2/|work=Antara}}</ref>
 
Namun, pada 12 Oktober, Hindom menyatakan pengunduran dirinya dari pemilu, dengan poligami (yang melanggar PP No 10 tahun 1983) sebagai alasan utamanya.<ref name=":33"/> Hindom kemudian bertemu dengan Menteri Dalam Negeri [[Soepardjo Rustam|Soepardjo Roestam]] untuk menjelaskan pengunduran dirinya. Soepardjo menjelaskan, Hindom menyebut ketidakmampuannya mengatasi beban gubernur dan suksesi gubernur oleh generasi muda sebagai alasan lainnya.<ref>{{Cite news|date=3 November 1987|title=Lagi, Soal Izaac Hindom|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19136132|work=Kompas}}</ref> Setelah pengunduran dirinya, Gultom dan Samiyana juga mundur, sehingga membuat pemilihan tersebut menjadi tidak sah.<ref name=":33" />
Baris 98 ⟶ 100:
 
== Anggota Dewan Pertimbangan Agung ==
Setelah mengundurkan diri sebagai Gubernur Irian Jaya, Hindom diangkat sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) untuk masa jabatan 1988-1993.<ref>{{Cite news|date=6 Agustus 1988|title=Presiden Soeharto Hadiri Pelantikan Anggota DPA|url=https://soeharto.co/1988-08-06-presiden-soeharto-hadiri-pelantikan-anggota-dpa/|work=HM Soeharto}}</ref> Ia dilantik pada tanggal 6 Agustus 1988. Ia kemudian diangkat untuk masa jabatan kedua dan ketiga tahun 1993<ref>{{Cite news|date=18 Juni 1993|title=Sudomo, Hartas, Ben Mboi Anggota Baru DPA|url=https://soeharto.co/sudomo-hartas-ben-mboi-anggota-baru-dpa/|work=Antara News Agency|access-date=25 Desember 2020}}</ref> dan 1998<ref name=":0">{{Cite webnews|last=Tim Liputan 6 SCTV|date=31 Juli 2003|title=Anggota DPA Reformasi Dibubarkan|url=https://www.liputan6.com/news/read/59479/anggota-dpa-reformasi-dibubarkan|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=25 Desember 2020}}</ref> dan mengakhiri masa jabatannya yang ketiga setelah dewan tersebut dibubarkan pada tanggal 31 Juli 2003.<ref name=":0" /> Secara keseluruhan, Hindom menjabat sebagai penasehat untuk empat presiden berbeda selama hampir 15 tahun.{{Efn|Dari tanggal 6 Agustus 1988 hingga 31 Juli 2003, menjabat sebagai anggota DPA selama 14 tahun, 11 bulan, dan 25 hari.}}
 
Pada masa jabatan terakhirnya di dewan, Hindom menjadi anggota komisi politik dari DPA.<ref>{{Cite book|last=Dewan Pertimbangan Agung|year=2003|url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e9/Memorabilia_DEWAN_PERTIMBANGAN_AGUNG_RI_Masa_Jabatan_1998-2003_dan_Berakhirnya_Keberadaan_DEWAN_PERTIMBANGAN_AGUNG_RI_dalam_ERA_REFORMASI.pdf|title=Memorabilia Dewan Pertimbangan Agung RI Masa Jabatan 1998-2003 dan Berakhirnya Keberadaan Dewan Pertimbangan Agung RI dalam Era Reformasi|location=Jakarta|pages=257|author-link=Dewan Pertimbangan Agung}}</ref> Hindom mendukung otonomi daerah penuh untuk Papua, tetapi dia menolak untuk mendukung [[Organisasi Papua Merdeka]] yang berupaya untuk memisahkan Papua dari Indonesia. Terkait masalah Papua, Hindom meminta penundaan pelaksanaan otonomi daerah di Papua,<ref>{{Cite news|last=Nicolash LMS|first=Korano|date=2 April 2001|title=Otonomi Khusus Irja Sebaiknya Ditunda|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18053637|work=Kompas|page=19}}</ref> dan meminta pemerintah Indonesia membebaskan [[Theys Hiyo Eluay|Theys Eluay]], seorang aktivis kemerdekaan dari Papua Barat.<ref>{{Cite news|last=Mulyanie|first=Esther|last2=Azril|first2=Andi|date=13 Desember 2000|title=Izak Hindom: Theys Tidak Berpengaruh di Irianjaya|url=https://www.liputan6.com/news/read/5064/izak-hindom-theys-tidak-berpengaruh-di-irianjaya|language=id|work=[[Liputan6.com]]}}</ref>
 
Selain menjadi anggota DPA, Hindom juga menjadi anggota dewan komisaris perusahaan [[Freeport-McMoRan]] sejak pertengahan tahun 1999.<ref>{{Cite book|last=Leith|first=Denise|date=31 Oktober 2002|url=https://books.google.com/books?id=CpT_HleBbEMC&q=%22Issak+Hindom%22&pg=PA136|title=The Politics of Power: Freeport in Suharto's Indonesia|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2566-9|pages=136|language=en}}</ref> Menurut [[Gabrielle Kirk McDonald]], Hindom ditunjuk untuk mewakili kepentingan masyarakat asli Papua di perusahaan tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Yanuarti|first=Sri|date=2012|title=Kemiskinan dan Konflik Papua di Tengah Sumber Daya yang Melimpah|url=http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/446|journal=Jurnal Penelitian Politik|volume=9|issue=1|pages=39}}</ref>
 
== Wafat ==
Hindom meninggal karena [[emboli paru]] pada pukul 9.30 [[WIT]] tanggal 11 Maret 2009 di Rumah Sakit Provinsi Dok II Jayapura.<ref name=":4">{{Cite news|last=Pemerintah Provinsi Papua|date=2009|title=Izaac Hindom Tutup Usia|url=https://www.papua.go.id/view-detail-berita-2015/izaac-hindom-tutup-usia.html|access-date=25 Desember 2020}}</ref> Hindom telah dirawat karena emboli paru selama beberapa bulan sebelum kematiannya di Rumah Sakit Arjoko, Jayapura.<ref name="hindomdied2">{{Cite news|last=Nicolash LMS|first=Korano|date=12 Maret 2009|title=Kilas Daerah: Izaac Hindom Telah Tiada|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/16386854|work=Kompas|page=22}}</ref> Hindom dimakamkan di Pemakaman Umum Kristen Abepura yang berlokasi di Tanah Hitam, Distrik Abepura, Jayapura. Makamnya terletak bersebelahan dengan istrinya.<ref name=":4" /> Mantan Rektor [[Universitas Cenderawasih]], Agustus Kafiar, dan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, [[Michael Manufandu]] menyampaikan belasungkawa bagi Hindom.<ref name="hindomdied2" />
 
== Catatan ==
Baris 126 ⟶ 128:
[[Kategori:Anggota DPR RI 1977–1982]]
[[Kategori:Wakil Gubernur Papua]]
[[Kategori:Politikus]]