Parijata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Daftar pustaka: (QuickEdit) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
}}
'''Parijata''' atau '''Parijoto'''
== Etimologi ==
Sementara, nama “parijata” berasal dari sebuah tembang Jawa berjudul Sinom Parijoto Gending Jawa yang digunakan oleh [[Sunan Muria]] dan [[Sunan Kalijaga]] ketika menyebarkan agama Islam di Jawa. Bagi orang Jawa, Sinom Parijoto mengajak pada pengendalian nafsu; baik berupa keinginan marah, nafsu terhadap lawan jenis, keinginan bermalas-malasan, serta nafsu makan dan tidur.<ref>{{Cite journal|last=Hanum|first=Alima Saida|last2=Prihastanti|first2=Erma|last3=Jumari|year=2017|title=Ethnobotany of utilization, role, and philosopical meaning of parijoto (Medinilla, spp) on Mount Muria in Kudus Regency, Central Java|url=http://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/1.4995210|journal=AIP Conference Proceedings 1868|pages=090018|doi=10.1063/1.4995210}}</ref>
== Deskripsi ==
Parijata merupakan tanaman semak [[epifit]] dengan ketinggian 0,45–1,2 meter
Parijata memiliki buah yang tersusun dalam [[malai]] yang besar dengan masing-masing buah berbentuk bulat kecil. Saat masih muda, buah berwarna merah muda dan semakin memerah keunguan saat masak.<ref name=":0" /> Buah parijata memiliki rasa yang sepat dan asam.<ref>{{Cite web|last=Kundori|first=Moch|date=22 Agustus 2022|title=Ini Khasiat Buah Parijoto, yang Tidak Banyak Diketahui|url=https://www.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-044237565/ini-khasiat-buah-parijoto-yang-tidak-banyak-diketahui|website=Suara Merdeka|language=id|access-date=22 September 2022}}</ref>
== Persebaran dan habitat ==
Parijata tumbuh alami di Pulau [[Kalimantan]], [[Kepulauan Filipina|Filipina]], dan [[Jawa]] pada awal abad ke-19. Ia dapat ditemukan di ketinggian [[Gunung Kinabalu|Kinabalu]] di bagian utara pulau Kalimantan yang termasuk wilayah [[Malaysia]]. Sementara, di sekitar kepulauan [[Mauritius]] dan Filipina, parijata dikenal sebagai buah Medinilla. Persebaran parijata di Jawa berada di [[Gunung Muria|Pegunungan Muria]] dan [[Gunung Andong]] di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Beberapa literatur baru menunjukkan bahwa parijata juga tersebar di [[Sumatra]], [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]], [[Pulau Lombok|Lombok]], [[Sulawesi]], dan [[Maluku]].{{Sfn|Faza|2021|p=152}}
Parijata biasa ditemukan di hutan pegunungan yang teduh dan bertanah lembap dengan ketinggian antara 300 meter dan 750
== Habitat ==▼
▲Parijata biasa ditemukan di hutan pegunungan yang teduh dan bertanah lembap dengan ketinggian antara 300 meter dan 750 meter [[dari permukaan laut]].{{Sfn|Faza|2021|p=151}}
== Legenda dan kepercayaan ==
Terdapat tradisi lisan yang menyebutkan bahwa parijata pertama kali ditanam oleh [[Sunan Muria]]. Kapal ''Dampo Awang'' yang karam di sekitar [[Selat Muria|Pulau Muria]] menumpahkan muatan yang telah terkumpul dari berbagai pulau di kawasan perdagangan rempah [[Nusantara]], salah satunya adalah biji parijata. Ceceran biji parijata kemudian diambil Sunan Muria dan ditanamnya di hutan [[Gunung Muria|Pegunungan Muria]]. Saat istri Sunan Muria, Nyai Sujinah (Dewi Ayu Nawangsih) hamil dan mengidam buah masam, Sunan Muria kemudian memerintahkan para santrinya untuk mencari buah di hutan Pegunungan Muria. Para santri tersebut kemudian pulang membawa buah parijata dan menyerahkannya kepada Sunan Muria.{{Sfn|Faza|2021|p=
Buah parijata diyakini dapat menyuburkan kandungan pasangan yang sulit memiliki keturunan. Bagi ibu yang sedang hamil, parijata juga diyakini dapat menjadikan [[janin]] memiliki paras rupawan.{{Sfn|Faza|2021|p=150}}
Parijata biasa dimanfaatkan sebagai [[obat tradisional]] dengan cara direbus, direndam, atau dimakan langsung. Buah parijata mengandung [[antioksidan]] dan [[beta-karoten]] dalam kadar yang signifikan sehingga dipercaya akan meningkatkan kesuburan kehamilan. Selebihnya, parijata juga dapat digunakan untuk membantu penanganan penyakit [[diare]] dan [[Seriawan|sariawan]], serta dipakai sebagai [[Antiinflamasi|anti-inflamasi]], antikanker, dan [[antibakteri]].{{Sfn|Faza|2021|p=151}}
== Galeri ==
Baris 35 ⟶ 41:
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last=Faza|first=Muhammad Iqbal|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara
▲* {{cite book|last=Faza|first=Muhammad Iqbal|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|location=|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|ref=harv|authorlink=|url-status=live}}
== Pranala luar ==
Baris 46 ⟶ 50:
{{Taxonbar|from=Q2439762}}
[[Kategori:Tumbuhan obat]]▼
[[Kategori:Medinilla|speciosa]]
▲[[Kategori:Tumbuhan]]
[[Kategori:Tumbuhan epifit]]
|