Masjid Wustha Mangkunegaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k ~
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = Masjid Wustho MN tampak tenggara (DSC 0828).JPG
|caption = Masjid WusthoWustha Mangkunegaran dengan minaret
|building_name = Masjid WusthoWustha Mangkunegaran
|map_type = Jawa
|map_size = 250
Baris 14:
|architecture_style = Tajug
|groundbreaking = 1878
|year_completed = 1918
|construction_cost =
|capacity =
Baris 24:
}}
 
'''Masjid WusthoWustha Mangkunegaran''' ({{lang-jv|ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦮꦸꦱ꧀ꦛ​ꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫꦤ꧀ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦮꦸꦱ꧀ꦛꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫꦤ꧀|Masjid Wustha Mangkunagaran}}) adalah [[masjid]] tua yang terletak di [[Kota Surakarta]]. Karena menjadi "masjid negara" pada masa berdirinya [[Praja Mangkunegaran|Kadipaten Praja Mangkunegaran]].
 
Sebenarnya, sejak masa pemerintahan Mangkunagara I telah ada "masjid negara" untuk Praja Mangkunegaran yang terletak di Kauman, daerah Pasar Legi. Namun demikian, untuk kepentingan kemudahan fungsi "panatagama" (urusan agama), lokasi masjid dipindahkan ke lokasi sekarang.<ref>Nino S. Basunindyo & Fendy Fawzi Afian. [https://www.tumblr.com/search/putraputrisolo Blusukan Solo – Putra-Putri Solo: Resume Cerita Nostalgia Soerakarta di Solo Camp Fest Adore]. Diakses 5 Januari 2015.</ref>
 
Pembangunan masjid secara modern dirancang oleh arsitek Belanda, [[Herman Thomas Karsten]]. Saat ini masjid beralamat di Jalan Kartini, di sisi barat [[Pura Mangkunegaran]], secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan [[Ketelan, Banjarsari, Surakarta]].
 
Pada awanya masjid diperuntukkan untuk keluarga kerajaan saja namun sejak tahun 1924 masjid mulai dibuka untuk umum terutama untuk menunjan pendidikan islam yang dilakukan oleh [[Muhammadiyah]].<ref>{{Cite journal|last=Syamsiyah|first=Nur Rahmawati|last2=Mutiari|first2=Dhani|last3=Hidayati|first3=Rini|last4=Setiawan|first4=Wisnu|date=2020-10-14|title=Karakteristik Lingkungan Sonik Kawasan Masjid Kerajaan di Surakarta|url=https://jurnal.untan.ac.id/index.php/lb/article/view/40840|journal=Langaku Betang: Jurnal Arsitektur|language=|publisher=Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura|volume=7|issue=2|pages=175–184|doi=10.26418/lantang.v7i2.40840|issn=2550-1194}}</ref>
 
== Pembangunan ==
Ide pembangunan Masjid Wustho berawal dari [[Mangkunegara I]]. Pembangunan masjid ini adalah perwujudan tugas raja sebagai ''panatagama'' (menata agama). Awalnya masjid ini terletak di belakang [[Pura Mangkunagaran|Pura Mangkunegaran]] sebelum akhirnya oleh [[Mangkunegara IV]] dipindah ke sisi barat Pura Mangkunegaran karena lokasi lama dianggap kurang strategis. Pemindahan ini ditandai dengan peletakkan batu pertama pada tahun 1878.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Musyafa'|first=Mokhammad Fadhil|date=2021-06-30|title=Sinar Surya Dari Balik Pare Muda: Peran KGPAA Mangkunegaran VII Dalam Pendidikan Keagamaan Islam di Mangkunegaran Tahun 1916-1944|url=https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/al-isnad/article/view/4910|journal=Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities|language=en|publisher=Fakultas Adab dan Bahasa, UIN Raden Mas Said Surakarta|volume=2|issue=1|pages=12–27|doi=10.22515/isnad.v2i1.4910|issn=2798-3110}}</ref>
 
Dikarenakan kesulitan ekonomi yang dialami oleh Mangkunegaran, pembangunan masjid ini sempat terabaikan. Raja-raja selepas Mangkunegara IV lebih memilih untuk memulihkan kondisi perekonomian Mangkunegaran. Pembangunan masjid kembali dilanjutkan oleh [[Mangkunegara VII]] yang ditandai dengan peletakkan batu kedua pada tahun 1918 dan disusul dengan pembangunan menara masjid pada tahun 1926.<ref name=":0" />
 
== Arsitektur ==
Masjid menempati lahan seluas luas 4.200 meter persegi, dengan bangunan bertipe "[[tajug]]", suatu bentuk bangunan khas Jawa yang dikhususkan untuk masjid. Bangunan dilengkapi [[serambi]] di sisi timur. Seperti juga [[Masjid Agung Kraton Surakarta]], bagian serambi dilengkapi dengan ''tratag rambat'', semacam lorong beratap yang menjorok ke depan. Kekhasan masjid Mangkunegaran, tratag rambat ini dihiasi dengan dinding tembok ber[[kaligrafi]]. Sisi selatan ditambah ruang untuk salat Jumat bagi perempuan (''pawastren''). Di halaman terdapat menara (sisi timur laut), dan bangunan khusus untuk pelaksanaan [[khitanan]] yang disebut ''maligen''.
 
Pada sisi timur laut masjid terdapat prasasti marmer yang dipasang di tembok, merupakan peringatan pembangunan masjid dan menara dalam bahasa Arab dan bahasa Jawa.
Baris 44 ⟶ 46:
 
</blockquote>
 
 
 
 
 
 
 
== Peran budaya ==
Baris 73 ⟶ 69:
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori:Masjid di Jawa TengahSurakarta|Wustho, Mangkunegaran]]
[[Kategori:Masjid di Kota Surakarta|Wustho, Mangkunegaran]]
[[Kategori:Arsitektur Jawa]]
[[Kategori:Arsitektur Islam di Indonesia]]
 
 
{{Masjid-stub}}