Cabang olahraga tradisional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref
Eryantii (bicara | kontrib)
k Memparbaiki kata-kata yang typo dan menambahkan sebagian pranala
 
(12 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Olahraga tradisional''' atau '''permainan''' '''tradisional''' merupakan permainan asli rakyat sebagai aset [[budaya]] bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. PermainantradisionalPermainan rakyat yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan karena selalnselain sebagai sarana hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, [[olahraga]] ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas [[jasmani]] pelakunya. Pada umumnya, olahraga tradisional memiliki ciri kedaerahan asli yang sesuai dengan [[tradisi]] budaya setempat dan berkaitan erat dengan kebiasaan atau [[adat]] suatu kelompok masyarakat tertentu.<ref>{{Cite web|last=Herlambang|first=Tubagus|date=2017|title=Olahraga Tradisional Sebagai Identitas Budaya Indonesia|url=http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/SEM_INDO2/sem_indo2017/paper/view/1513/1468|website=prosiding.upgris.ac.id|access-date=2 Februari 2022}}</ref>
{{Sedang ditulis}}
 
Olahraga tradisional memiliki keunikan-keunikan yang jarang atau mungkin tidak ditemukan pada [[masyarakat modern]] karena ia merupakan masyarakat zaman dulu sebagai cerminan dari [[budaya]] mereka. Keunikan-keunikan tersebut tidak hanya menarik untuk ditonton tetapi juga merupakan sajian yang tidak ditemukan di tempat lain. Oleh karena itu, olahraga tradisional juga bisa menjadi [[objek wisata]] yang dapat disajikan kepada para [[wisatawan]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Nasution|first=Alwi Fahruzy|last2=Daulay|first2=Dicky Edwar|date=2021-06-30|title=Sosialisasi Kegiatan Permaianan Rakyat Dan Olahraga Tradisional Disekolah SMP Asy Syafi’iyah Internasional Medan|url=https://j-las.lemkomindo.org/index.php/J-LAS/article/view/36|journal=J-LAS (Journal Liaison Academia and Society)|language=en-US|volume=1|issue=1|pages=68–81|issn=2798-0871}}</ref>
'''Olahraga tradisional''' atau '''permainan''' '''tradisional''' merupakan permainan asli rakyat sebagai aset [[budaya]] bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan karena selaln sebagai sarana hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, [[olahraga]] ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas [[jasmani]] pelakunya. Pada umumnya, olahraga tradisional memiliki ciri kedaerahan asli yang sesuai dengan [[tradisi]] budaya setempat dan berkaitan erat dengan kebiasaan atau [[adat]] suatu kelompok masyarakat tertentu.<ref>{{Cite web|last=Herlambang|first=Tubagus|date=2017|title=Olahraga Tradisional Sebagai Identitas Budaya Indonesia|url=http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/SEM_INDO2/sem_indo2017/paper/view/1513/1468|website=prosiding.upgris.ac.id|access-date=2 Februari 2022}}</ref>
 
Permainan tradisional memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Misalnya, permainan [[congklak]] atau dakon yang bermanfaat dalam mengembangkan [[kecerdasan intelektual]] dan melatih penggunaan [[strategi]] dalam mengumpulkan biji lebih banyak daripada lawannya. Ada pula permainan yang dapat mengembangkan [[Kecerdasan emosional|kecerdasan mental atau emosional]], misalnya permainan [[layang-layang]]. Melalui permainan tersebut anak akan belajar tentang kesabaran dalam mencari arah [[angin]] yang tepat untuk dapat menerbangkan [[layang-layang]].<ref name=":0" />
Olahraga tradisional memiliki keunikan-keunikan yang jarang atau mungkin tidak ditemukan pada masyarakat modern karena ia merupakan masyarakat zaman dulu sebagai cerminan dari budaya mereka. Keunikan-keunikan tersebut tidak hanya menarik untuk ditonton tetapi juga merupakan sajian yang tidak ditemukan di tempat lain. Oleh karena itu, olahraga tradisional juga bisa menjadi [[objek wisata]] yang dapat disajikan kepada para [[wisatawan]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Nasution|first=Alwi Fahruzy|last2=Daulay|first2=Dicky Edwar|date=2021-06-30|title=Sosialisasi Kegiatan Permaianan Rakyat Dan Olahraga Tradisional Disekolah SMP Asy Syafi’iyah Internasional Medan|url=https://j-las.lemkomindo.org/index.php/J-LAS/article/view/36|journal=J-LAS (Journal Liaison Academia and Society)|language=en-US|volume=1|issue=1|pages=68–81|issn=2798-0871}}</ref>
 
Permainan tradisional memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Misalnya, permainan [[congklak]] atau dakon yang bermanfaat dalam mengembangkan [[kecerdasan intelektual]] dan melatih penggunaan [[strategi]] dalam mengumpulkan biji lebih banyak daripada lawannya. Ada pula permainan yang dapat mengembangkan [[Kecerdasan emosional|kecerdasan mental atau emosional]], misalnya permainan layang-layang. Melalui permainan tersebut anak akan belajar tentang kesabaran dalam mencari arah [[angin]] yang tepat untuk dapat menerbangkan [[layang-layang]].<ref name=":0" />
 
== Gambaran umum dan sejarah perkembangan olahraga tradisional di Indonesia ==
Dalam pelaksanaannya, olahraga tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak. Bahkan mungkin juga memasukkan unsur [[seni]] sehingga lazim disebut sebagai [[seni tradisional]]. Suatu kegiatan dapat dikategorikan sebagai olahraga tradisional jika teridentifikasi unsur tradisinya memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu. Kegiatan tersebut juga harus kuat mengandung unsur-unsur fisik yang nyata-nyata melibatkan kelompok [[otot]]-otot besar dan adanya strategi serta dasar-dasar yang tidak terlihat seperti apa yang ditampilkannya.<ref>{{Cite journal|last=Suprayitno|date=2014|title=PERANPeran PERMAINANPermainan TRADISIONALTradisional DALAMdalam MEMBANTUMembantu PERTUMBUHANPertumbuhan DANdan PERKEMBANGANPerkembangan GERAKGerak ANAKAnak SECARASecara MENYELURUHMenyeluruh|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6089/5395|journal=Jurnal Ilmu Keolahragaan|volume=13|issue=2|pages=7-15}}</ref>
 
Pada awalnya olahraga tradisional tercipta dari permainan rakyat sebagai pengisi waktu luang karena permainan tersebut sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya besar. Akhirnya permainan tersebut semakin berkembang dan digemari masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, tergantung karakter permainannya. Beberapa permainan rakyat yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia dan menjadi olahraga tradisional, misalnya [[egrang]], [[Bakiak|terompah panjang]], [[patok lele]], [[gobak sodor]] (hadang), [[sumpitan]], [[gebuk bantal]], [[gasing]], [[lari balok]], [[tarik tambang]], benteng, dagongan, [[Panjat pinang|panjat pohon pinang]], [[sepak raga]], lomba [[perahu]], [[Lompat Batu|lompat batu Nias]], [[karapan sapi]] dan sebagainya.<ref name=":0" />
 
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, pemerintah mulai memberi perhatian pada pelestarian dan pengembangan budaya permainan tradisional. [[Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]] telah mencanangkan dua program kegiatan unggulan tingkat nasional, yaitu [[Festival Olahraga Tradisional]] dan [[Invitasi Olahraga Nasional]]. Kedua kegiatan berskala nasional ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Kegiatan Festival Olahraga Tradisional dilaksanakan pada tahun genap sedangkan Invitasi Olahraga Nasional diselenggarakan pada tahun ganjil. Perbedaan dari dua kegiatan tersebut adalah Festival Olahraga Tradisional bersifat pertunjukan yang memiliki unsur [[cerita rakyat]] asli daerah setempat. Penyajian materi pertunjukan harus memuat unsur [[pendidikan]], [[olahraga]], [[Religius|religiusitasreligius]]itas dan budaya asli daerah setempat. Dari keempat unsur tersebut, unsur olahraga memiliki persentase tertinggi, yaitu 60%. Sementara Invitasi Olahraga Nasional merupakan permainan yang dilombakan oleh para peserta untuk menjadi juara. Beberapa permainan olahraga tradisional yang telah dibakukan di tingkat nasional antara lain egrang, terompah panjang, hadang (gobak sodor), dagongan, tarik tambang, gebuk bantal dan lain-lain. Hingga tahun 2018, Festival Olahraga Tradisional telah dilaksanakan sebanyak sebelas kali dan tujuh kali untuk Invitasi Olahraga Nasional. Sejak tahun 2017 lalu, Invitasi Olahraga Nasional berubah nama menjadi [[Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas]]).<ref name=":0" />
 
== Cabang olahraga tradisional yang dipertandingkan di tingkat nasional ==
 
=== Egrang ===
[[Egrang]] merupakan permainan tradisional yang menggunakan sepasang [[bambu]] berukuran sama dengan panjang kira-kira 1,5 meter, [[Diameter|berdiameter]] seukuran lengan orang dewasa dan di salah satu pangkalnya (sekitar 20-30 20–30&nbsp;cm dari salah satu pangkal bambu) dilubangi untuk memasukkan potongan bambu selebar 20 &nbsp;cm sebagai tempat pijakan kaki. Permainan egrang disebut juga permainan orang dewasa karena permainan ini dulunya digunakan untuk sarana [[transportasi]] ke [[masjid]]. Namun, biasanya anak-anak juga menggunakannya dan tinggi bambu disesuaikan dengan tinggi si anak. Permainan egrang sering pula dilombakan, seperti lomba [[lari]] mulai dari garis awal hingga akhir dengan jarak 100-200 meter. Selain itu, permainan ini dilakukan dengan cara menendang kaki-kaki lawan untuk saling menjatuhkan dan yang jatuh berarti kalah. [[Permainan egrang]] merupakan permainan ketangkasan, di mana kedua bambu harus dipegang erat dalam posisi tegak, lalu salah satu kaki diangkat tepat mengenai bambu pendek tempat pijakan kaki dan kaki satunya ikut dianagkatdiangkat. Keseimbangan juga sangat diperlukan dalam hal ini agar tidak jatuh.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Malik|first=Kendall|date=2019|title=PERBEDAANPerbedaan NILAINilai (VALUEValue) DANdan MAKNAMakna (MEANINGMeaning) BUDAYABudaya PERMAINANPermainan EGRANGEgrang DIdi EMPATEmpat NEGARANegara|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/13166|journal=Gorga : Jurnal Seni Rupa|volume=8|issue=1|pages=197–202|doi=10.24114/gr.v8i1.13166|issn=2580-2380}}</ref>
 
Selain di [[Indonesia]], egrang juga dikenal dan dimainkan di beberapa negara, seperti [[Belgia]], [[Meksiko]] dan [[Nigeria]]. Di Belgia, egrang dijadikan mainan untuk bertarung antar dua kelompok yang saling menjatuhkan. Menurut [[legenda]] Belgia, pada abad ke-14, seorang [[raja]], John dari Flanders yang kemudian menjadi [[maharaja]] di negara [[Namur]] memohon kepada masyarakat untuk tidak menggunakan [[alas kaki]], menunggang [[kuda]] dan naik [[perahu]] atau [[kereta]]. Awalnya orang-orang kota tidak menyukai hal tersebut dengan sejumlah egrang yang muncul. Namun, setelah permainan egrang dapat membuat orang kota terhibur, sejumlah orang kota setuju dengan permohonan tersebut. Sejak saat itulah penduduk Namur memulai kebiasaan menggunakan egrang. Di Meksiko, egrang merupakan bagian dari tradisi Zaachila, di mana orang-orang akan menari di atas egrang. Sementara di Nigeria, egrang tidak lepas dari [[legenda]] Tuhan Moko yang berasal dari [[Republik Kongo|Kongo]] dan Nigeria. Dia digambarkan sebagai sosok laki-laki berperawakan sangat tinggi, berdiri di atas egrang dan melakukan aksinya yang tidak dapat dijelaskan dengan mata manusia biasa.<ref name=":1" />
Baris 25 ⟶ 23:
 
=== Gobak sodor ===
[[Gobak sodor]] terdiri dari dua kata, yaitu gobak dan sodor. Menurut [[Kamus Besar Bahasa Indonesia|Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),]] gobak artinya permainan tradisional yang menggunakan [[lapangan]] berbentuk [[Segi empat|segiempat]] berpetak-petak. Setiap garis dijaga oleh penjaga. Pemain harus masuk melewati penjaga dan bila tersentuh, pemain harus diganti. Sementara kata 'sodor' artinya menyorongkan ke depan atau mengulurkan [[tangan]]. Hal ini merujuk pada penjaga yang menyodorkan badan atau tangannya untuk menyentuh lawan yang mencoba melewati garis.<ref name=":2">{{Cite webnews|last=WeiiantoWelianto|first=Ari|date=2 Januari 2020|title=Mengenal Permainan Tradisional Gobak Sodor Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/02/210000469/mengenal-permainan-tradisional-gobak-sodor|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=3 Februari 2022|editor-last=Welianto|editor-first=Ari}}</ref>
 
Permainan ini dimainkan beregu atau tim. Masing-masing tim terdiri dari 3-5 pemain. Gobak sodor dimainkan di lapangan berbentuk segiempat berukuran 9 meter x 4 meter yang dibagi menjadi 6 bagian. Anggota tim yang bertugas menjaga lapangan dibagi menjadi dua, berjaga di garis horizontal dan batas vertikal. Penjaga di garis horizontal bertugas menghalangi lawan agar tidak melewati garis batas. Penjaga di garis vertikal memiliki akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Tim lawan harus melewati setiap baris untuk mencapai baris paling belakang dan kembali lagi melewati penjagaan hingga tiba di baris awal. Permainan ini tidak hanya dikenal di [[Pulau Jawa]], tetapi juga di daerah lain di Indonesia dengan nama yang berbeda, seperti Galah ([[Kepulauan Natuna]]), Galah Panjang ([[Riau]]), Galah Asin ([[Jawa Barat]]), Asing ([[Makassar]]) dan Margala ([[Batak Toba]]).<ref name=":2" />
 
=== Dagongan ===
Berkebalikan dengan [[tarik tambang]], dagongan dimainkan dengan cara saling mendorong antar dua regu untuk memperoleh kemenangan. Belum diketahui secara pasti mengenai sejarah dan perkembangan permainan [[dagongan]]. Namun, di beberapa wilayah, dagongan telah dimainkan sejak dulu, seperti di [[Minahasa (disambiguasi)|Minahasa]] yang dulu banyak ditemukan [[Bambu|pohon bambu]]. Kemudian masyarakat setempat berinisiatif memanfaatkannya sebagai permainan.<ref name=":3">{{Cite web|last=Traditional Games Returns|date=13 November 2021|title=Mengenal Dagongan, Permainan Tradisional Serupa Tarik Tambang|url=https://tgrcampaign.com/read/292/mengenal-dagongan-permainan-tradisional-serupa-tarik-tambang|website=Traditional Games Returns|language=Indonesia|access-date=3 Februari 2022}}</ref>
 
Dagongan dimainkan beregu yang terdiri dari 5 pemain utama dan 2 pemain cadangan. Poin kemenangan ditentukan dari salah satu regu yang dapat mendorong bambu sebanyak dua kali. [[Interval]] antara dorongan pertama dan kedua adalah 3 menit. Apabila hasilnya seri, harus dilakukan ulang selama 5 menit. Jika salah satu regu keluar dari garis batas lingkaran, yang bersangkutan akan didiskualifikasi.<ref name=":3" />
 
=== Tarik tambang ===
[[Tarik tambang]] adalah salah satu permainan tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat. Permainan tarik tambang dilakukan di area [[persegi panjang]] dengan panjang antara 20-40 meter dan lebar antara 5-8 meter. Di tengah-tengah area diberi garis kapur yang cukup jelas sebagai pembatas dengan area lawan. Dari garis pembatas tengah, dibuatlah garis pembatas peserta terdepan sepanjang 2,5 meter. Cara memainkannya pun sederhana, pemain hanya perlu menarik tali sampai ikatan tengah tali tambang sampai pada garis pembatas. Peserta dinyatakan sebagai pemenang jika salah satu regu dapat mengalahkan regu lain dengan skor 2-0 atau 2-1 jika terjadi seri. Permainan ini dapat mempengaruhi kekuatan otot tangan, [[tungkai]], [[bahu]] dan kerja sama kelompok.<ref>{{Cite journal|last=Prananta|first=I. Gusti Ngurah Agung Cahya|date=2016|title=PENGARUHPengaruh PERMAINANPermainan TARIKTarik TAMBANGTambang DALAMdalam PENINGKATANPeningkatan KEKUATANKekuatan OTOTOtot TUNGKAITungkai MAHASISWAMahasiswa PUTRIPutri FPOK TAHUNTahun 2016|url=https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/jpkr/article/view/202|journal=Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi|language=en|volume=2|issue=2|pages=75–79|issn=2580-1430}}</ref>
 
=== Sumpitan ===
Sumpit atau [[sumpitan]] (bahasa [[Kalimantan Tengah]]: sipet) adalah [[senjata]] yang dipakai untuk dan dimanfaatkan untuk pembunuhan diam-diam dalam pertempuran terbuka. Permainan sumpitan dapat dimainkan baik secara individu maupun tim dan jumlah anggota tiap tim disesuaikan dengan keadaan atau keputusan penyelenggara. Pada permainan sumpitan yang dicari adalah ketepatan hasil sumpitan, seperti halnya yang terjadi pada olahraga [[panahan]] maupun [[Olahraga menembak|menembak]]. Peranan fisik, terutama kekuatan otot [[lengan]], dan konsentrasi yang baik diperlukan untuk mendapatkan ketepatan hasil sumpitan secara maksimal.<ref>{{Cite journal|title=The Journal of Universitas Negeri Surabaya|url=https://ejournal.unesa.ac.id/|language=en-US}}</ref>
 
== Olahraga tradisional sebagai sarana pendidikan ==
[[Pendidikan jasmani|Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan]] merupakan bagian integral pendidikan secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan aspek [[Kebugaran jasmani|kebugaran jasmani,]], keterampilan gerak, keterampilan kritis, keterampilan sosial, [[penalaran]], stabilitas emosional, tindakan [[moral]], [[Gaya Hidup Sehat|pola hidup sehat]] dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah, terutama pada anak usia [[sekolah dasar]], dirancang dalam bentuk permainan karena anak-anak di usia tersebut merupakan masanya untuk bermain. Olahraga tradisional sebagai aset negara yang tidak ternilai harganya perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Salah satu caranya adalah dengan dikenalkan dan diajarkan dalam bentuk materi pendidikan jasmani di sekolah dasar berupa permainan. Melalui permainan ini, peserta didik tidak hanya mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani, tetapi juga nilai-nilai pendidikan, seperti ''fair play'', [[sportivitas]], kejujuran, kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah dan kemampuan bekerja sama.<ref>{{Cite journal|last=Septaliza|first=Dewi|last2=Victorian|first2=A. Richard|date=2017|title=SURVEISurvei PERMAINANPermainan DANdan OLAHRAGAOlahraga TRADISIONALTradisional DALAMdalam PEMBELAJARANPembelajaran PENDIDIKANPendidikan JASMANIJasmani, OLAHRAGAOlahraga DANdan KESEHATANKesehatan (PENJASORKES)|url=https://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalbinaedukasi/article/view/198/126|journal=Jurnal Ilmiah Bina Edukasi|volume=10|issue=1|pages=43-54}}</ref>
 
== Olahraga tradisional sebagai sarana hiburan dan pariwisata ==
Perkembangan olahraga saat ini dimanfaatkan oleh beberapa sektor untuk ikut berkembang, termasuk sektor [[pariwisata]], karena adanya perkembangan [[industri olahraga]] dan [[wisata olahraga]]''.'' Wisata olahraga adalah industri yang relatif baru dan terus meningkat dalam industri pariwisata yang berfokus pada target perencanaan di [[negara-negara berkembang]]. Wisata olahraga merupakan jenis perjalanan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, baik sekadar [[rekreasi]], [[Kompetisi|berkompetisi]] maupun bepergian ke situs-situs olahraga, seperti [[stadion]]. Secara umum, wisata olahraga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu menonton acara olahraga, mengunjungi situs-situs olahraga dan berpartisipasi aktif dalam acara olahraga. Dengan adanya kegiatan bergengsi olahraga di setiap daerah dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kunjungan ke destinasi wisata suatu daerah. Berbagai kegiatan olahraga bergengsi seperti perlombaan balap lari dan [[Balap Sepeda|sepeda]] adalah contoh yang saat ini sedang berkembang. Namun, bisa juga dengan memanfaatkan olahraga tradisional sebagai daya tarik wisata.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Sugito|last2=Allsabah|first2=Akbar Husein|date=2019|title=Permainan Tradisional Sebagai Pengembangan Daya Tarik Parawisata|url=https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/semnassenalog/article/view/611|journal=Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga (SENALOG)|language=en|volume=2|issue=1|pages=Tradisional–Or 1–6|issn=2622-0156}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pradana|first=Febryansah Gilang Aris|last2=Asha|first2=Asha|last3=Hidayat|first3=Nurul|last4=Juniarisca|first4=Dwi Lorry|last5=Imron|first5=Ali|date=2020|title=Strategi Pengembangan Wisata Tradisi Ojhung Berbasis Sport Tourism di Kabupaten Sumenep|url=https://journal31.unesa.ac.id/index.php/jossae/article/view/5027|journal=JOSSAE (Journal of Sport Science and Education)|language=en|volume=5|issue=2|pages=83–93|doi=10.26740/jossae.v5n2.p83-93|issn=2548-4699|access-date=2022-02-04|archive-date=2022-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220204025656/https://journal31.unesa.ac.id/index.php/jossae/article/view/5027|dead-url=yes}}</ref> Ada pun beberapa manfaat yang dapat diambil dari mengembangkan wisata budaya berbasis olahraga atau permainan tradisional antara lain:
 
* membantu pelestarian budaya daerah di Indonesia. Dalam rangka melestarikan budaya Indonesia, pengembangan wisata olahraga tradisional dapat menjadi media yang tepat untuk menarik minat masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara untuk kembali mengenal dan mengadopsi budaya sendiri,
Baris 52 ⟶ 50:
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Cabang olahraga]]