Histosol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Histosol''' (berasal dari bahasa [[Yunani]], yaitu "histos" bermakna "jaringan")<ref>{{Cite web|title=Histosols {{!}} Soil & Water Systems {{!}} University of Idaho|url=https://www.uidaho.edu/cals/soil-orders/histosols|website=www.uidaho.edu|access-date=2021-09-11}}</ref> salah satu lapisan tanah dari 12 ordo tanah dalam sistem [[taksonomi tanah]] [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat|USDA]] 1975.<ref>{{Cite web|title=Histosol {{!}} soil|url=https://www.britannica.com/science/Histosol-soil|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2021-09-09}}</ref> Histosol atau yang sering diketahui sebagai tanah gambut adalah jenis lapisan tanah yang di dalamnya lebih banyak terkandung [[Bahan organik tanah|bahan organik]] dengan keadaan kedalaman lebih dari 40
Histosol memiliki nama lain, seperti [[gambut]] (''peat'') atau ''muck''. Dalam taksonomi tanah [[Australia]], Histosol disebut sebagai Organosol. Histosol sering kali terjadi di daerah khatulistiwa, seperti di [[Amerika Utara]] bagian [[Utara]], [[Eropa]], dan [[Asia]]. Histosol banyak ditemukan di [[Kanada]], [[Skandinavia]], Dataran [[Siberia]] Barat, [[Sumatra]], [[Kalimantan]], dan [[Papua]]. Di [[Amerika Serikat]], paling tersebar luas di [[dataran rendah]] mulai dari wilayah [[Danau-Danau Besar (Amerika)|danau-danau besar]], laut timur, dataran Pesisir Atlantik dan [[Florida]], Pacific Northwest, dan Alaska. Lahan histosol terbesar di dunia terjadi di dataran rendah Siberia Barat dan[[Teluk Hudson]] di Kanada Tengah. Histosol terjadi terutama di [[Asia Tenggara]] dan [[Indonesia]] di lintang yang lebih rendah secara lokal di dataran pantai yang lembab. Histosol jarang digunakan untuk kebutuhan [[konstruksi]] karena struktur berat cenderung ambles di tanah basah. Histosol tidak memiliki horizon dan berwarna kroma (derajat kejenuhan suatu warna) atau meningkat sesuai dengan bertambahnya kedalaman.
Histosol/tanah gambut merupakan tanah yang bersifat [[hidrofilik]], yaitu tanah yang mudah melarut, menyerap/bercampur dengan air. Namun, histosol juga memiliki sifat [[tanah]] yang [[hidrofobik]] (mengering tidak balik), yaitu terjadi ketika gambut mengering dengan [[kadar air]] kurang dari 100%, maka tidak dapat menyerap air lagi jika dibasahi sama halnya dengan kayu kering dan tidak dapat berfungsi lagi tanahnya. Jika gambut sudah mengering, maka mudah hanyut terbawa aliran air dan mudah terbakar. Sehingga ada potensi kebakaran [[hutan]] atau [[lahan]] disebabkan gambut yang terbakar karena menghasilkan [[energi panas]] yang lebih besar dari [[kayu]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Hartatik|first=Wiwik, dkk..|date=2011|title=Sifat Kimia dan Fisik Tanah Gambut|url=https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/wiwik%20hartatik.pdf|website=Balai Penelitian Tanah|access-date=08-09-2021}}</ref> Secara [[
Histosol/tanah gambut terbentuk dari tumpukan bahan organik, maka dari itu, kandungan [[karbon]]<nowiki/>nya cukup besar. Tanah gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan pH 3--4. Di [[Indonesia]], sebagian besar tanah gambutnya bereaksi masam hingga sangat masam dengan pH kurang dari 4,0 yang berhubungan erat dengan asam-asam organik, yaitu [[asam humat]] dan [[asam vulvat]]. Pada umumnya, pH gambut yang berada di [[pantai]] (gambut topogen) lebih tinggi dan tanahnya lebih subur dibandingkan dengan gambut yang berada di pedalaman (gambut ombrogen) karena adanya pengayaan [[Basa|basa-basa]] (gambut oligotropik) dari air pasang surut. Gambut ombrogen sering ditemukan di Indonesia.<ref name=":0" />
Baris 17:
# Tidak memiliki permafrost ataupun bahan gelik dalam 100% dari permukaan tanah.
# TIdak memiliki lapisan es dalam jarak 200
# Tidak memiliki sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalan antara permukaan tanah.
# Konsep utama tanahnya adalah pembentukan tanah dalam bahan tanah organik.<ref>{{Cite book|last=Soil Survey Staff|first=|date=1999|url=https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE_DOCUMENTS/nrcs142p2_051232.pdf|title=Soil Taxonomy (A Basic System of Soil Classification for Making and Interpreting Soil Surveys)|location=Washington, DC|publisher=United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service|pages=473--480|url-status=live|access-date=2021-09-11|archive-date=2021-07-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210719184918/https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE_DOCUMENTS/nrcs142p2_051232.pdf|dead-url=yes}}</ref>
== Subordo Histosol ==
Baris 26:
# Folist, histosol yang mengalami jenuh air untuk jangka waktu yang lama sepanjang tahun. Folist mudah dijumpai pada iklim yang lembab di daerah [[Tropika|tropis]], [[subtropis]], dan daerah ketinggian. Folist dibagi menjadi 4, yaitu Cryofolist, Torrifolist, Ustifolist, dan Udifolist.
# Fibrist, histosol yang selalu tergenang air, bahan organik yang terkandung di dalamnya baru mulai melapuk, masih banyak mengandung serabut, dan dekomposisi rendah. Fibrist mudah dijumpai pada daerah yang mengalami depresi dan daerah datar yang luas sekitar pantai. Folist dibagi menjadi 3, yaitu Cryofibrist, Sphagnofibrist, dan Haplofibrists.
# Saprist, histosol yang memiliki kadar air cukup rendah, dekomposisi tinggi dan sempurna, dan kurang mengandung serabut. Saprist mudah ditemukan pada daerah yang mempunyai muka [[air tanah]] cenderung naik-turun. Saprist dibagi menjadi 4, yaitu Sulfosaprist, Sulfisaprist, Cryosaprist, dan Haplosaprists.
# Hemist, histosol yang memiliki kadar air banyak, dekomposisi sedang, dan masih banyak mengandung serabut. Hemist mudah dijumpai pada daerah RKT tanah lebih panas daripada cyrik dan tidak memliki horison sulfurik. Hemist dibagi menjadi 5, yaitu Sulfohemist, Sulfihemist, Luvihemist, Cryohemist, dan Haplohemist.<ref name=":1" />
== Referensi ==
<references />
== Bacaan lebih lanjut ==
* IUSS Working Group WRB: ''World Reference Base for Soil Resources, fourth edition''. International Union of Soil Sciences, Vienna 2022, ISBN 979-8-9862451-1-9. ([https://www3.ls.tum.de/boku/?id=1419]).
* W. Zech, P. Schad, G. Hintermaier-Erhard: Soils of the World. Springer, Berlin 2022, Chapter 3.3.1. {{ISBN|978-3-540-30460-9}}
[[Kategori:Jenis tanah]]
[[Kategori:Pedologi]]
|