Metode ilmiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
k Mengembalikan suntingan oleh Christian scholey (bicara) ke revisi terakhir oleh Andiazamuddin Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Students at the Science Battle 2017 in Tartu 1.jpg|jmpl|294x294px|Eksperimen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian proses metode ilmiah.]]
'''Metode ilmiah''' adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan [[Masalah|masalah-masalah]] yang dihadapi.<ref name=":0" /> Metode ilmiah melibatkan [[pengamatan]] dan [[pengukuran]] yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi [[hipotesis]].<ref>{{Cite web|last=Lexico|title=SCIENTIFIC METHOD {{!}} Meaning & Definition for UK English {{!}} Lexico.com|url=https://www.lexico.com/definition/scientific_method|website=Lexico Dictionaries {{!}} English|language=en|access-date=2021-12-26|archive-date=2016-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20160821083959/http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/scientific-method|dead-url=yes}}</ref>
Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan
[[Hipotesis]] adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis [[Ilmu|ilmiah]] harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya (falsifikasi). Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.<ref>{{Cite book|last=Popper|first=Karl|date=2002|url=http://strangebeautiful.com/other-texts/popper-logic-scientific-discovery.pdf|title=The Logic of Scientific Discovery|location=London|publisher=Taylor & Francis|isbn=0-203-99462-0|pages=264|url-status=live|access-date=2021-12-27|archive-date=2016-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20161130182507/http://strangebeautiful.com/other-texts/popper-logic-scientific-discovery.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Metode [[Percobaan|eksperimen]] dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.<ref>{{Cite web|last=Onlinepubs|title=CHAPTER 2: Principles of Scientific Inquiry|url=https://onlinepubs.trb.org/onlinepubs/nchrp/cd-22/v1chapter2.html|website=onlinepubs.trb.org|access-date=2021-12-27}}</ref>
Baris 18:
== Ciri-ciri penelitian ilmiah ==
Penelitian ilmiah merupakan penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah dan dipandu dengan teori dan hipotesis mengenai berbagai masalah yang akan dipecahkan.<ref name=":5"
=== Bertujuan (''purposiveness'') ===
Kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan penentuan tujuan yakni untuk memecahkan masalah [[Ilmu|ilmu pengetahuan]] yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, melalui [[penelitian]] yang dilakukan dapat diketahui apakah masalah tersebut dapat terselesaikan atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.<ref name=":5"
=== Sistematik dan terorganisasi ===
Penelitian berlangsung dalam serangkaian proses yang terstruktur dan tersusun atas berbagai tahap yang jelas. Urutan tahapan harus jelas, meskipun tidak berurutan dengan langkah metode ilmiah, tetapi harus dipastikan tahapannya. Hal ini supaya memungkinkan dalam memeriksa relevansi hasil dengan cara untuk mendapatkan hasil tersebut.<ref name=":5"
=== Empirik ===
Pada penelitian ilmiah, data utama yang digunakan untuk memecahkan masalah merupakan [[Empiris|data empiris]] yakni bersumber dari pengamatan dan penyelidikan secara langsung.<ref name=":5"
=== Kritis dan korektif ===
Hasil yang didapati pada penelitian ilmiah harus terbuka untuk dapat diperiksa dan diuji secara objektif melalui penelitian lebih lanjut.<ref name=":5"
=== Dapat diulang ===
Penelitian terkait topik dan masalah yang sama dapat diulangi oleh orang lain untuk memeriksa kebenaran penelitiannya. Hal ini berarti tahapan penelitian yang sama dapat digunakan untuk meneliti masalah yang sama di lingkungan berbeda.<ref name=":5"
=== Objektivitas ===
Baris 39:
=== Dapat digeneralisasi ===
Hasil yang ditemukan pada penelitian diubah ke dalam informasi yang dijabarkan secara umum untuk menggambarkan gejala yang diteliti dan gejala yang sama di tempat lain.<ref name=":5"
== Unsur ==
Baris 63:
Pelibatan panca indra dalam observasi menggunakan indra penglihatan ([[mata]]), indra pendengaran ([[telinga]]), indra peraba ([[kulit]]), indra pembau ([[hidung]]), dan indra perasa ([[lidah]]). Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah [[mikroskop]], [[lup]], [[kertas lakmus]], mistar, dan [[termometer]].<ref name=":1" />
=== Merumuskan hipotesis ===
Penelitian biasanya dimulai dengan sebuah masalah. Pertanyaan, tujuan, dan hipotesis memberikan pernyataan ulang dan klarifikasi dari pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Mourougan|first=Sendil|last2=Sethuraman|date=2017|title=Hypothesis Development and Testing|url=http://aditi.du.ac.in/uploads/econtent/HYPOTHESIS_FORMULATION_AND_TESTING.pdf|journal=IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM|volume=19|issue=5|pages=34|doi=10.9790/487X-1905013440|access-date=2021-12-28|archive-date=2021-12-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20211228042816/http://aditi.du.ac.in/uploads/econtent/HYPOTHESIS_FORMULATION_AND_TESTING.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Hipotesis adalah penjelasan tentatif yang menjelaskan serangkaian [[fakta]] dan dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut.<ref name=":3"
Hipotesis harus menjadi pernyataan menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel terukur. Itu harus membawa implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang dinyatakan.<ref name=":3"
Hipotesis dilandasi dengan kerangka konseptual penelitian yang akan memungkinkan prediksi berdasarkan penalaran [[deduksi]].<ref>{{Cite book|last=Setyawan|first=Febri Endra Budi|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=s5uWDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Hipotesis+yang+berguna+akan+memungkinkan+prediksi+berdasarkan+deduksi.&ots=KiY3WlQFcg&sig=FixvHIPD8hLvppoZuGM4lHGhj3Y&redir_esc=y#v=snippet&q=deduksi&f=false|title=PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN: ( Statistika Praktis)|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Jawara|isbn=978-602-6930-66-8|pages=172|language=id|url-status=live}}</ref> Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu [[eksperimen]] dalam [[laboratorium]] atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat [[statistika|statistik]] dan hanya berupa [[probabilitas]]. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Prediksi harus disertai dengan alasan yang [[rasional]] dan bukan hanya sekedar menebak jawaban.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Muna|first=Izza Alyatul|date=2017|title=Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/washatiya/article/view/3028|journal=El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama|language=en|volume=5|issue=1|pages=79-80|issn=2527-631X}}</ref>
Baris 89:
'''Mengelompokkan informasi dan data'''
Pengelompokkan informasi dan jenis [[data]] dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari objek pengamatan yang disajikan sesuai karakteristik data dalam bentuk tabel, [[diagram]], grafik, atau sajian lainnya. Penyajian data tersebut dilakukan untuk mempermudah analisis guna membuktikan hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.<ref name=":0" />
Tahap ini menekankan penyusunan fakta dalam berbagai kelompok, jenis, dan kelas. Dalam cabang-cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan membandingkan dengan fakta yang relevan disebut [[taksonomi]].<ref name=":6" />
Baris 100:
Langkah selanjutnya dalam metode ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah proses meringkas hasil eksperimen, dan mencocokkan hasil tersebut dengan hipotesis yang telas disusun di awal penelitian. Apabila hasil yang didapati tidak sesuai dengan penelitian maka jangan mengubah hipotesis, melainkan mencoba menelaah kembali kekurangan penelitian. Misalnya, informasi yang digunakan untuk menyusun hipotesis masih ada yang terlewatkan atau kurangnya ketelitian dalam melakukan penelitian.<ref name=":8">{{Cite web|last=Science Made Simple|date=2019|title=The Scientific Method|url=https://www.sciencemadesimple.com/scientific_method.html|website=www.sciencemadesimple.com|access-date=2021-12-28}}</ref>
Dalam menarik kesimpulan tidak selamanya menerima hipotesis, tetapi terdapat kemungkinan hipotesis ditolak.
Pola penarikan kesimpulan dalam metode deduktif merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme. Metode ini bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan. Namun kesimpulan di sini hanya bernilai benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga benar, serta hasilnya juga menunjukkan koherensi data tersebut.<ref name=":7" />
Baris 107:
=== Evaluasi dan pengulangan ===
Metode ilmiah merupakan sebuah proses yang berulang. Hal ini karena ilmu selalu berputar dan berkembang sehingga akan selalu muncul ide-ide baru dan menuntut kembali ilmuwan untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai keilmuan. Hal ini dapat berarti bahwa penyelidikan terkait suatu topik secara berurutan akan mengarah kembali ke pertanyaan yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih dalam lagi.<ref>{{Cite web|last=Understanding Science UCB|title=The reasl process of science|url=https://undsci.berkeley.edu/article/0_0_0/howscienceworks_02|website=Understanding Science|access-date=30-12-2021}}</ref>
Pembuktian hipotesis tidak hanya cukup dengan satu percobaan. Hal ini karena mungkin saja terjadi kesalahan pada tahapan pengujian. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, penelitian sebisa mungkin dilakukan berulang untuk melihat kevalidan hasil yang didapat.<ref name=":8" />
:
Baris 122:
{{Authority control}}
[[Kategori:
[[Kategori:Revolusi ilmiah]]
[[Kategori:Filsafat ilmu]]
[[Kategori:Empirisme]]
[[de:Wissenschaftliche Arbeit]]
|