Katamso Darmokusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Provinsi saat itu masih belum terbentuk
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
|death_place = [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|resting_place = [[TMP Kusuma Negara]], [[Yogyakarta]]
|criminal_charge =
|criminal_penalty =
|death_cause =
|parents =
|occupation = Tentara
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|serviceyears = 1945 - 1965
|rank = [[Berkas:Pdu19-TNI brigjendtni stafArmy-BG.pngsvg|25px]] [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] [[Anumerta]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|unit = [[Infanteri]]
Baris 23:
}}
 
'''[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) Katamso Darmokusumo''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦏꦠꦩ꧀ꦰꦣꦂꦩꦏꦸꦱꦸꦩ}})
({{lahirmati|[[Kabupaten Sragen|Sragen]], [[Jawa Tengah]]|5|2|1923|[[Yogyakarta]]|1|10|1965}}) adalah salah satu [[pahlawan nasional Indonesia]], Ia merupakan mantan [[Korem 072/Pamungkas|Komandan Korem 072/Pamungkas]]. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]]. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan [[Kusuma Negara]], [[Yogyakarta]].
 
==LatarRiwayat BelakangHidup==
Katamso Darmokusumo dilahirkan pada hari Senin, 5 Februari 1923 di [[Sragen]], [[Jawa Tengah]] dekat [[Jawa Timur]] Selepas menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
 
=== Latar Belakang ===
==Karier Militer==
Katamso Darmokusumo dilahirkan pada hari Senin, 5 Februari 1923 di [[Sragen]], [[JawaHindia TengahBelanda]]. dekat [[Jawa Timur]] SelepasIa menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
Ia melanjutkan pada pendidikan tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]] di Bogor. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Beliau bergabung dengan TKR yang berangsur-angsur berubah menjadi TNI. Ketika terjadi agresi militer belanda, beliau memimpin pasukan untuk berkali-kali melakukan pertempuran mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa awal kedaulatan Republik Indonesia masih sering dirongrong dengan berbagai peristiwa baik dalam maupun luar negeri.
 
=== Karier Militer ===
Setelah kedaulatan Negara Indonesia di akui di mata Internasional, terjadi pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah. Brigjen Katamso dan pasukannya diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan tersebut. Pada Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo disebutkan, bahwa pada tahun 1958 beliau menjabat sebagai Komandan batalyon ``A`` yang tergabung dalam pasukan Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pasukan ini bertugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.
Ia melanjutkan pada pendidikan tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]] di Bogor. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, BeliauIa bergabung dengan TKR yang berangsur-angsur berubah menjadi TNI. Ketika terjadi agresi militer belanda, beliauia memimpin pasukan untuk berkali-kali melakukan pertempuran mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa awal kedaulatan Republik Indonesia masih sering dirongrong dengan berbagai peristiwa baik dalam maupun luar negeri.
 
Setelah kedaulatan Negara Indonesia di akui di mata Internasional, terjadi pemberontakan[[Pemberontakan Eks Batalyon 426|Pemberontakan Batalyon 426]] di Jawa Tengah. Brigjen Katamso dan pasukannya diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan tersebut. Pada Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo disebutkan, bahwa pada tahun 1958 beliauia menjabat sebagai Komandan batalyon ``A`` yang tergabung dalam pasukan Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pasukan ini bertugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.
Pada tahun 1963 Brigjen Katamso diamanahi jabatan sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada masa itu ideologi PKI telah menyebar luas dilapisan masyarakat. PKI juga menyasar kalangan terpelajar untuk bergabung dengan mereka dan diharapkan menjadi kekuatan intelektual mereka. Brigjen Katamso mencium gelagat itu sangat kuat penyebaran PKI di daerah Solo, maka beliau memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada para mahasiswa di daerah Solo. Para Mahasiswa tersebut diberi Pelatihan Militer guna meningkatkan kecintaan kepada Negara Republik Indonesia diatas kelompok dan golongan.
 
Pada tahun 1963 Brigjen Katamso diamanahi jabatan sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada masa itu ideologi PKI telah menyebar luas dilapisan masyarakat. PKI juga menyasar kalangan terpelajar untuk bergabung dengan mereka dan diharapkan menjadi kekuatan intelektual mereka. Brigjen Katamso mencium gelagat itu sangat kuat terkait penyebaran PKI di daerah Solo, makasehingga Ia beliau memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada para mahasiswa di daerah Solo. Para Mahasiswa tersebut diberi Pelatihan Militer guna meningkatkan kecintaan kepada Negara Republik Indonesia diatas kelompok dan golongan.
Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai RRI Yogyakarta. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka beliau juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.
 
Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai [[RRI Yogyakarta]]. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka beliauia juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.
[[Berkas:Grave of Katamso Darmo Koesoemo.JPG|jmpl|Makam Katamso Darmokusumo di TMP Kusuma Negara, Yogyakarta]]
 
PKI melancarkan penculikan terhadap komandan Korem 072/Pamungkas dan Kepala Staf Korem [[Sugiyono Mangunwiyoto|Letnan Kolonel Sugiono]] pada tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Katamso dan Sugiono dibawa ke daerah [[Condongcatur, Depok, Sleman|Kentungan]], dan sesampainya ditempat, mereka dipukul pakai kunci mortir hingga tewas. PKI telah mempersiapkan segala sesuatunya di daerah tersebut. Lubang telah disiapkan khusus untuk menyembunyikan jasad kedua perwira tersebut yang memang sudah menjadi target pembunuhan. Jenazah keduanya baru diketemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran semenjak peristiwa hilangnya mereka berdua. Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah mereka berdua dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara|Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta]]. Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo menjelaskan, atas jasa dan perjuangan beliauperjuangannya, pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/ tahun 1965 yang tertanggal 19 Oktober 1965.
 
==Riwayat Jabatan==
Baris 99 ⟶ 102:
 
{{DEFAULTSORT:Darmokusumo, Katamso}}
 
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
Baris 111 ⟶ 113:
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
 
{{Indo-bio-stub}}
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]