Vibrio parahaemolyticus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref
6QTRZY94S4N7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
 
== Pendahuluan ==
Vibrio merupakan bakteri akuatik yang dapat ditemukan di sungai, muara, kolam, dan lautan. Vibrio ini merupakan bakteri ''anaerobic'' ''fakultif'', yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 – 85–8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann ''et al.,'' 1984 cit. Herawati, 1996). Salah satu jenis bakteri dari marga Vibrio yang hidup di laut dan merupakan patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia adalah ''Vibrio Parahaemolyticus''.<ref>{{Cite journal|last=Widowati|first=Retno|date=2008|title=Keberadaan Bakteri Vibrio Parahaemolyticus pada Udang yang Dijual di Rumah Makan Kawasan Pantai Pangandaran|url=https://media.neliti.com/media/publications/221889-none.pdf|journal=VIS VITALIS|volume=01|issue=1|pages=9-14}}</ref> ''Vibrio parahaemolyticus'' adalah bakteri [[laut]] yang bersifat [[halofil]] (habitatnya ada pada lingkungan dengan kondisi garam yang tinggi).<ref name="Fratamico et al.">Fratamico PM, Bhunia AK, Smith JL. 2005. ''Foodborne Pathogens: Microbiology and Molecular Biology''. Norfolk: Caister Academic.</ref> Bakteri ini muncul secara musiman, biasanya pada musim panas dan ''Vibrio Parahaemolyticus''ini ini relatif mudah dideteksi pada air laut, sedimen, plankton, ikan, krustasea dan moluska yang merupakan tempat hidupnya di ekosistem. ''Vibrio Parahaemolyticus'' adalah jenis bakteri yang hidup di laut yang memiliki daya tahan terhadap salinitas cukup tinggi dan merupakan bakteri yang menyebabkan gastroenteritis akut setelah memakan makanan laut seperti ikan mentah, udang vanname mentah, kerang, dan makanan laut lainnya yang setengah matang atau kurang sempurna memasaknya.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Datu|first=Syeiqido Sora|date=2017|title=Skrining Antibakteri Ekstrak Sargassum sp. terhadap Bakteri Vibrio Parahaemolyticusdan Vibrio Harveyi|journal=Skripsi FIKP UNSUD. UNSUD Makassar.}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 33:
 
== Karakteristik ==
''Vibrio parahaemolyticus'' adalah bakteri yang termasuk dalam family Vibrionaceae yang merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang (''curvedatau straight'') atau melengkung, dengan diameter 0,5 hingga 1 tom, anaerob fakultatif, tidak membentuk spora, pleomorfik, bersifat motil dengan ''single polar flagellum''. Bakteri ''Vibrio parahaemolyticus'' ini hidup di muara sungai (''brackish water'' atau ''estuaries''), pantai (''coastal waters'') tetapi tidak hidup pada laut dalam (''open sea''), dan hidup diperairan Asia Timur. Bakteri ini merupakan bakteri halofilik (tumbuh paling baik pada media yang berkadar garam 3 %), tidak memfermentasi sukrosa dan laktosa, dan dapat tumbuh pada suhu 10-44<sup>o</sup>C (suhu optimum 37<sup>o</sup>C), dimanadi mana waktu generasi bakteri pada fase eksponensial adalah 9-13 menit dalam keadaan pertumbuhan optimal.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Yennie|first=Yusma|date=2011|title=Isolasi Dan Identifikasi Vibrio Parahaemolyticus Patogenik Pada Udang Tambak.|url=https://docplayer.info/50377841-C-tinjauan-pustaka-karakteristik-vibrio-parahaemolyticus.html|journal=Tesis IPB. IPB Bogor}}</ref> Bakteri ini dapat diisolasi dari perairan dekat pesisir dengan suhu di atas 15&nbsp;°C. Organisme ini dapat dideteksi pada sedimen dengan suhu di bawah 15&nbsp;°C. Bakteri ini berasosiasi dengan [[zooplankton]] yang akan naik ke permukaan pada suhu hangat. Sebagian besar ''[[strain]]'' bakteri ini menunjukkan aktivitas [[hemolisis]] tipe β bila ditumbuhkan pada agar darah khusus, yaitu [[Wagatsuma agar]].<ref name="Miliotis & Bier.">Miliotis MD, Bier JW. 2003. ''International Handbook of Foodborne Pathogens''. New York: Marcel Dekker.</ref> Sementara itu kisaran pH dan Aw pertumbuhannya berturut-turut adalah 4.8 – 118–11 (optimum 7.8 – 88–8.6) dan 0.94 – 094–0.99 (optimum 0.981) (Baumann dan Schubert, 1984; Jay et al. 2005; Lake et al. 2003).<ref name=":2" />
 
Beberapa karakteristik ''Vibrio parahaemolyticus'' yang membedakannya dengan spesies Vibrio lainnya diantaranya tidak memfermentasi sukrosa seperti ''Vibrio cholerae'' dan ''Vibrio alginolyticus''. Selain itu pada media padat bakteri ini tumbuh dengan menggunakan ''  lateral flagella'' serta sifatnya yang halofilik dengan kisaran garam 0.5-8%, sedangkan bakteri ''Vibrio cholera'' mampu tumbuh pada media tanpa garam (Holt dan Krieg, 1984). Berdasarkan antigennya, ''Vibrio parahaemolyticus'' terdiri dari kelompok antigen, yaitu: tipe H (''flagellar''), tipe O (''somatic'') dan tipe K (''capsular'').  Antigen tipe H adalah antigen yang paling umum dari semua strain ''Vibrio Parahaemolyticus'', sedangkan antigen tipe O bersifat ''thermolabile'' (labil terhadap panas) dan antigen tipe K bersifat ''thermostable'' (tahan terhadap panas). Saat ini, terdapat 12 grup antigen O dan lebih dari 70 antigen K yang telah menghasilkan 76 serotipe, dimanadi mana 5 dari  antigen K dengan 2 antigen O membentuk serotipe O:K, yang kemudian digunakan untuk investigasi penyebaran  penyakit yang disebabkan oleh ''Vibrio Parahaemolyticus'' (Kaysner dan DePaola, 2004).<ref name=":2" />
 
== Patogenesis ==
''Vibrio Parahaemolyticus'' merupakanadalah bakteri halofilik yang menyebabkan gastroenteritis akut setelah memakan makanan laut seperti ikan mentah, udang vanname mentah atau kurang matang. Udang vanname merupakan salah satu agen transmisi bakteri ''V. Parahaemolyticus'' menuju inang manusia. Berbagai hewan laut yang sering mengandung bakteri ini adalah cumi-cumi, tuna, kepiting, udang, dan kerang (''oyster dan clams''). Orang-orang yang sering berenang atau bekerja di daerah terpapar, dapat mengalami infeksi pada mata, telinga atau luka-luka terbuka (Soedarto, 2015). Penyakit akibat Vibrio parahaemolyticus, sesudah melalui masa inkubasi selama 12 – 2412–24 jam, muncul gejala mual, muntah, kram perut, demam, dan diare encer sampai berdarah. Sering ditemukan leukosit pada feses. Infeksi cenderung mereda secara spontan dalam waktu 1 - 4 hari tanpa terapi selain pemulihan keseimbangan air dan elektrolit.<ref>{{Cite journal|last=Anisa|first=Nur|date=2018|title=Analisa Bakteri Vibrio sp pada Kerang Rebus yang Diperdagangkan di Kecamatan Tanjung Morawa.|journal=KTI Poltekes. Poltekes Medan.}}</ref>
 
Bakteri patogen ini dapat mencemari pangan hasil laut, tapi tidak semua bakteri ''V. Parahaemolyticus'' ini adalah patogen, sehingga ''V. Parahaemolyticus'' yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah yang mengandung toksin ''Thermostable Direct Hemolysin'' (TDH) atau ''Thermostable Direct Hemolysin Related Hemolysin'' (TRH). Adanya gen tdh dan gen trh tersebut menentukan tingkat patogenitas strain ''V.'' parahaemolyticus''. Thermostable direct hemolysin'' (TDH) dikenal sebagai faktor virulensi karena aktivitas b hemolisisnya yang dapat melisis sel darah merah pada agar Wagatsuma (fenomena Kanagawa positif /KP+) sehingga mengakibatkan gastroenteritis dan kematian sel (Bhunia, 2008; Nishibuchi & Kaper, 1995). Sementara keberadaan TRH dikaitkan dengan fenomena Kanagawa negative yang strainnya terisolasi dari sumber-sumber alam (air muara, plankton, kerang, dan ikan). Namun, beberapa strain Kanagawa-negatif juga telah dikaitkan dengan wabah bawaan makanan. Tingkat produksi racun berhubungan dengan pertumbuhan sel, konsentrasi sel, dan pH lingkungan. Jika bentuk racun sudah terdapat dalam makanan, pemanasan tidak akan merusak toksin tersebut (Ray 2004).<ref name=":1" /><ref>{{Cite journal|last=Kusmarwati|first=Arifah. et al|date=2020|title=Prevalensi Vibrio Parahaemolyticuspada Udang Vaname di Unit Pengolahan Ikan Jawa Tengah dan Jawa Timur|journal=JPB Kelautan dan Perikanan|volume=15|issue=1|pages=21-31}}</ref>
Baris 51:
Keberadaan ''Vibrio Parahaemolyticus'' patogenik pada produk perikanan dapat menyebabkan penyakit pada manusia melalui konsumsi pangan terutama melalui pangan mentah atau yang tidak dimasak sempurna. Keberadaan ''Vibrio Parahaemolyticus'' dapat disebabkan oleh lingkungan alam, kontaminasi ulang setelah memasak, kontakminasi silang antar pangan olahan dan mentah atau melalui pencucian pangan dengan air yang mengandung ''Vibrio parahaemolyticus''. Infeksi ''Vibrio Parahaemolyticus'' dapat menyebabkan tiga kondisi medis yang berbeda yaitu gastroenteritis, infeksi luka dan septicemia.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Muhammad|first=Fuadi|title=Fucoidan vs VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS|url=https://www.academia.edu/27196706/Fucoidan_vs_VIBRIO_PARAHAEMOLYTICUS}}</ref>
 
Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi ''Vibrio parahaemolyticus'', ada kemungkinan akan terkena gastroenteritis bila sistem kekebalan tubuh dalam keadaan buruk. Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menggambarkan pasien yang mengalami perkembangan diare dan/atau muntah akut (Lee ''et al'' 2008). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200100–200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arif Mansjoer. 1999: 501). Diare mengacu pada jumlah buang air besar dan volume tinja tidak normal, dan jumlah diare melebihi 4 kali sehari. Diare akut akibat bakteri ''Vibrio Parahaemolyticus'' ini disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah sehingga disebut diare inflamasi. Akibatnya terjadi kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar.   Masa inkubasi bakteri ''Vibrio Parahaemolyticus'' biasanya antara 12 sampai 24 jam, tetapi dapat bervariasi antara 4 dan 96 jam.   Gejala utamanya adalah Sakit perut, kram, diare berair, dalam beberapa kasus diare berdarah. Gejala lainnya adalah mual, muntah, sakit kepala dan demam. Durasi gejalanya rata-rata 1 hingga 3 hari, tetapi dapat diperpanjang hingga 7 hari.<ref name=":4" /><ref>{{Cite journal|last=ANSES|date=2012|title=Vibrio parahaemolyticus. [Family Vibrionaceae, Genus Vibrio, Bacterium]|url=https://www.anses.fr/en/system/files/MIC2011sa0210FiEN.pdf|journal=}}</ref><ref name=":4" /><ref name=":5">{{Cite web|title=Europe PMC|url=https://europepmc.org/article/PMC/3384537|website=europepmc.org|access-date=2021-07-02}}</ref>
 
Infeksi luka sering terjadi pada nelayan dan umumnya didapat ketika luka kecil terjadi di dalam atau di sekitar air laut. Bentuk infeksi ''Vibrio Parahaemolyticus'' ini kadang-kadang terbatas pada selulitis, tetapi dapat berkembang menjadi fascilitis nekrotikans, infeksi yang jarang terjadi pada jaringan lunak yang ditandai dengan penyebaran bakteri yang cepat disertai peradangan dan nekrosisi jaringan.<ref name=":5" />
 
Septikemia terjadi ketika ''Vibrio Parahaemolyticus'' memasuki aliran darah pasien dan menyebar ke seluruh tubuh. Aktivitas imun sistemik menyebabkan inflamasi dan peningkatan permeabilitas vascular. Hal ini dapat mengakibatkan syok hipovolemik, kegagalan organ multisystem dan kematian. Subpopulasi pasien yang paling berisiko untuk septicemia termasuk mereka dengan kondisi medis yang mendasari termasuk penyakit hati, diabetes, kanker, dan lambung.<ref name=":5" /><ref>{{Cite web|title=VIBRIO PARAHAEMOLUTICUS PENYEBAB diare akut) adalah bakteri ... Klasifikasi Super kingdom : Bacteria ... transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden - [PDF Document]|url=https://fdokumen.com/document/vibrio-parahaemoluticus-penyebab-diare-akut-adalah-bakteri-klasifikasi.html|website=fdokumen.com|language=id|access-date=2021-07-02}}</ref><ref name=":5" />
 
== Referensi ==
Baris 65:
[[Kategori:Vibrionales]]
[[Kategori:Bakteri]]
[[Kategori:Bakteri yang dideskripsikan tahun 1951]]