Sirete, Gido, Nias: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(7 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
|peta =
|nama =Sirete
|provinsi =
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Nias
Baris 12:
}}
'''Sirete''' merupakan salah satu [[desa]] yang ada di kecamatan [[Gido, Nias|Gido]], Kabupaten [[Kabupaten Nias|Nias]], Provinsi [[
---Sejarah Singkat---
Desa Sirete berdiri pada Tahun 1912 oleh seorang Tokoh dari Öri Gidö pada saat itu yang bernama BALUGU SULU MBANUA. Nama Sirete sendiri diambil dari nama salah satu
1. Tuada Tambali Ngaotu
2. Tuada Fangulu
3. Tuada Bagölö.
Salah satu anak dari Tuada Bèla, yaitu Tuada Tambali Ngaotu adalah yang kemudian pindah dari Huno dan kemudian mendirikan sebuah "banua" yang diberi nama "Sirete". Banua Sirete ini terletak diantara Halambawa dan Nifalo'olauru.
BALUGU SULU MBANUA sendiri merupakan generasi ke tiga (cicit) dari Tuada Tambali Ngaotu (Tuada Tambali Ngaotu - Fatema Luo - Balugu Gomböi - Balugu Sulu Mbanua)
---Zaman Penjajahan Belanda---
Pada awal tahun 1900an ketika masa penjajahan Belanda, dibukalah jalan-jalan melalui metode
Walaupun tidak mudah, mereka terus mencari cara agar masyarakat mau pindah sekaligus ikut dalam kerja rodi. Salah satunya adalah dengan mendekati Tokoh Masyarakat tertentu yang dianggap berpengaruh dan didengarkan oleh masyarakat sekitar.
Di salah satu daerah pegunungan di Öri Gido yang bernama Sirete, seorang Tokoh yang bernama BALUGU SULU MBANUA didatangi oleh seorang Komandan tentara Belanda yang saat itu diberi gelar Ama Mbu'u Geu oleh masyarakat setempat karena kekejamannya. Dia meminta agar BALUGU SULU MBANUA mau bekerjasama dengan Belanda untuk membuka akses jalan di sekitar Öri Gido melalui kerja rodi. Selain itu, dia juga berjanji akan membantu BALUGU SULU MBANUA untuk membuka lokasi perkampungan didataran kaki gunung untuk didiami serta Belanda menjamin kemananan mereka dari serangan banua atau öri lain, serta ancaman dari
▲Desa Sirete berdiri pada Tahun 1912 oleh seorang Tokoh dari Öri Gidö pada saat itu yang bernama BALUGU SULU MBANUA. Nama Sirete sendiri diambil dari nama salah satu daerah di pegunungan öri Gido.
▲Pada awal tahun 1900an ketika masa penjajahan Belanda, dibukalah jalan-jalan melalui metode keja rodi. Oleh karena sebagian besar penduduk Nias pada saat itu masih tinggal didaerah pegunungan, maka Belanda berusaha membujuk masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan untuk pindah dan menempati daerah dataran rendah. Walaupun tidak mudah, mereka terus mencari cara agar masyarakat mau pindah sekaligus ikut dalam kerja rodi. Salah satunya adalah dengan mendekati Tokoh Masyarakat tertentu.
▲Di salah satu daerah pegunungan di Öri Gido yang bernama Sirete, seorang Tokoh yang bernama BALUGU SULU MBANUA didatangi oleh seorang Komandan tentara Belanda yang saat itu diberi gelar Ama Mbu'u Geu oleh masyarakat setempat karena kekejamannya. Dia meminta agar BALUGU SULU MBANUA mau bekerjasama dengan Belanda untuk membuka akses jalan di sekitar Öri Gido melalui kerja rodi. Selain itu, dia juga berjanji akan membantu BALUGU SULU MBANUA untuk membuka lokasi perkampungan didataran kaki gunung untuk didiami serta menjamin kemananan mereka dari serangan banua atau öri lain, serta ancaman dari Suku Aceh (Dawa Asé)
Akhirnya BALUGU SULU MBANUA setuju dan bersama dengan Komandan Tentara Belanda Ama Mbu'u Geu akhirnya berhasil merintis jalan utama dari Sungai Gidö Si'ite (Lasara Idanoi) hingga ke Sungai Ho (Geho) - sekarang perbatasan Desa Hilizoi dan Baruzö.
Ama Mbu'u Geu pun menepati janjinya dengan membantu membuka lahan perkampungan baru yang oleh BALUGU SULU MBANUA diberi nama Sirete (sesuai dengan nama daerah asalnya di pegunungan). Dia pun mengajak seluruh anggota keluarganya yang ada didaerah pegunungan untuk pindah dan menetap di dataran rendah kaki gunung
Hingga pada Tahun 1912, secara administrasi di zaman Belanda {{Gido, Nias}}
{{Authority control}}
{{Desa-stub}}
|