Amran Waly: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Ulama Aceh; Menambah Kategori:Ulama Aceh Selatan menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
Meskipun ayahnya adalah seorang ulama besar dan memiliki [[Pesantren|dayah]] dengan tingkat pendidikan yang cukup lengkap, Amran tidak hanya menuntut ilmu di [[Pesantren|dayah]] milik orang tuanya tersebut namun ia juga menempuh pendidikan umum. Pendidikan dasar ia tempuh di Sekolah Rakyat kemudian dilanjutkan dengan Tsanawiyah dan Aliyah, semua sekolah itu berlokasi di Labuhan Haji.
 
Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat Aliyah, ia kemudian melanjutkan ke [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry|IAIN Ar-Araniry]] di [[Darussalam, Aceh Besar|Darussalam]], [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]] selama dua tahun karena tidak puas dengan sistem pelajaran di situ. Ia merasa pelajaran yang didapatkannya hanya berupa perulangan dari pelajaran yang pernah ia dapatkan di Dayah Darussalam. Setelah keluar dari [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry|IAIN Ar-Araniry]] akhirnya ia pindah ke [[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol|IAIN Imam Bonjol]] di [[Sumatra Barat|Sumatera Barat]] namun ia juga merasa tidak betah dan kemudian mencoba kuliah di Kelantan College Islam Nilam Puri, [[Kelantan]], [[Malaysia]]. Karena merasa belum cukup puas, akhirnya ia kembali ke Aceh dan masuk kembali ke Fakultas Ushuluddin, [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry|IAIN Ar-Araniry]]. Namun di sini ia juga tidak menempuh pendidikannya hingga tamat karena ada berbagai perdebatan panjang dengan gurunya sehingga ia harus meninggalkan bangku kuliah.<ref name=":0" />
 
Tidak hanya menempuh pendidikan formal di sekolah umum, Abuya Amran Waly juga belajar di beberapa dayah yang ada di Aceh dan Sumatera Barat. Pada awalnya, ia belajar di Dayah Darussalam yang dipimpin oleh ayahnya. Ketika ia melanjutkan pendidikannya di Banda Aceh, ia melanjutkan pelajaran agamanya di Dayah Lam Ateuk di bawah pimpinan Abu Daud Zamzami yang juga merupakan murid dari Abuya Muda Waly. Ia belajar di Dayah [[Lam Ateuk, Lho'nga, Aceh Besar|Lam Ateuk]] ini selama empat bulan untuk kemudian pindah ke [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], [[Sumatra Barat|Sumatera Barat]] dan bergabung di [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)]].
 
== Hubungan dengan Tarikat Naqsyabandiah ==
Abuya Amran Waly adalah salah satu [[mursyid]] [[Tarekat Naqsyabandiyah|Tariqat Naqsyabandiah]] yang berasal dari Aceh Selatan. Ia pertama sekali dibaiat sebagai pengikut tarikat oleh ayahnya yang bernama [[Abuya Muda Waly]].
 
Pada perkembangan selanjutnya, ia mendalami ilmu tasawuf di bawah bimbingan [[Zakaria Labai Sati|Syekh Zakaria Labai Sati]] dan Hajisyekh Aidarus dibin abdul ghani alkampari mengangkat abuya amran waly sebagai mursyid thariqat naqsabandyah dari jalur ayah Padangnya Panjang,abuya Sumateramuda Baratwaly.<ref name=":0" />
 
Silsilah thariqat naqsabandy dan kemursyidan nya nya sampai kepada syekh Abdul Ghany memberikan kepada Abuya muda waly memberikan kepada Abuya Aidarus memberikan kepada Abuya Amran Waly .
 
== Karier ==
 
=== Politik ===
Karier politik Abuya Amran Waly adalah menjadi salah satu anggota DPRD Aceh Selatan pada periode 1982-1987 dari [[Golongan Karya]] (Golkar). Ia menjadi anggota DPRD hanya untuk satu periode saja dan kemudian menginggalkannya dengan alasan ingin lebih fokus mengembangkan dayah yang didirikannya.
 
Bergabungnya Abuya Amran Waly ke Golkar tidaklah terjadi secara tiba-tiba. Namun disebabkan karena TARBIYAH (pecahan [[Perti|PERTI]]) saat orde baru berafiliasi politik melalui Golkar.
 
=== Pendidikan ===
Ketika Abuya Amran Waly belajar di Padang Panjang, ia tidak hanya menjadi murid tetapi juga ikut mengajar di [[:Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|Madrasah Tarbiyah Islamiyah]] (MTI).
 
Pada tahun 1972, ia diminta untuk memimpin [[Dayah Darussalam Labuhan Haji|Dayah Darussalam]] yang telah ditinggalkan oleh Abuya Muda Waly. Ia menjadi pimpinan dayah tersebut selama 10 tahun hingga tahun 1982. Selepas dari memimpin Dayah Darussalam, ia mendirikan sebuah dayah sendiri yang dinamakan Dayah Darul Ihsan yang terletak tidak jauh dari Dayah Darussalam. Walaupun begitu, ia juga tetap mengajar di Dayah Darussalam yang menjadi peninggalan orang tuanya.
Baris 28 ⟶ 32:
== Referensi ==
<references />
 
 
{{Ulama Aceh}}
 
[[Kategori:Ulama Aceh Selatan]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
Baris 34 ⟶ 42:
[[Kategori:Tokoh dari Aceh Selatan]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Waly]]
[[Kategori:Pimpinan pesantren Indonesia]]