Candi Sojiwan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
tambah infobox
 
(36 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building|name=Candi Sojiwan|image=Sojiwan temple 2.jpg|image_size=|alt=|caption=Candi Sojiwan, 2019|map_alt=|map_relief=|map_caption=|map_type=Indonesia Java#Indonesia|map_size=258|latitude=-7.6107|longitude=110.4961|coordinates_region=|coordinates_format=|coordinates_display=|coordinates_footnotes=|religious_affiliation=[[Buddhisme]]|deity=|rite=|sect=|tradition=|cercle=|sector=|municipality=[[Kabupaten Klaten|Klaten]]|district=|territory=|prefecture=|state=|province=[[Jawa Tengah]]|region=|country=Indonesia|administration=|consecration_year=|organisational_status=<!-- or | organizational_status = -->|heritage_designation=|governing_body=BPCB Jawa Tengah|leadership=|bhattaraka=|patron=|website=|architect=|architecture_type=[[Candi]]|architecture_style=|founded_by=|creator=|funded_by=|general_contractor=|established=|groundbreaking=842|year_completed=850|construction_cost=|date_demolished=<!-- or | date_destroyed = -->|facade_direction=|capacity=|width_nave=|interior_area=|height_max={{convert|27|m|ft}}|dome_quantity=|dome_height_outer=|dome_height_inner=|dome_dia_outer=|dome_dia_inner=|minaret_quantity=|minaret_height=|spire_quantity=|spire_height=|site_area={{convert|8140|m2|sqft|abbr=on}}|temple_quantity=|monument_quantity=|shrine_quantity=|inscriptions=[[Prasasti Rukam]]|materials=[[Batu andesit]]|elevation_m=<!-- or | elevation_ft = -->}}'''Candi Sojiwan''' '''(Candi Sajiwan)''' adalah sebuah [[candi]] [[Buddha|Buddhis]] yang terletak di desa [[Kebon Dalem Kidul, Prambanan, Klaten|Kebon Dalem Kidul]], kecamatan [[Prambanan, Klaten|Prambanan]], kabupaten [[Klaten]], [[Jawa Tengah]]. Sebuah ciri khas candi ini ialah adanya sekitar 20 [[relief]] di kaki candi yang berhubungan dengan cerita-cerita ''[[Pancatantra]]'' atau [[Jataka]] dari [[India]]. Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada.
__NOTOC__
[[Berkas:Sojiwan front.jpg|thumb|Candi Sojiwan]]
'''Candi Sojiwan''' adalah sebuah [[candi]] [[Buddha]] yang terletak di desa [[Kebon Dalem Kidul, Prambanan, Klaten|Kebon Dalem Kidul]], kecamatan [[Prambanan, Klaten|Prambanan]], kabupaten [[Klaten]], [[Jawa Tengah]].
 
Candi ini terletak kurang lebih dua kilometer ke arah selatan dari [[Candi Prambanan]], dari gerbang Taman Wisata Candi Prambanan meyeberang jalan raya Surakarta-Yogyakarta masuk ke jalan kecil menuju ke arah selatan, menyeberang rel kereta api, lalu pada perempatan pertama berbelok ke kiri (timur) sejauh beberapa ratus meter hingga candi terlihat di sisi selatan. Candi ini telah rampung dipugar pada tahun 2011.
Candi yang masih direnovasi ini terletak kurang lebih dua kilometer ke arah selatan dari [[candi Prambanan|Candi Rara Jonggrang]].
 
== Masa pembuatanSejarah ==
=== Masa pembuatan ===
Menurut beberapa [[prasasti]] yang sekarang disimpan di [[Museum Nasional Republik Indonesia]] di Jakarta, candi Sojiwan kurang lebih dibangun antara tahun [[842]] dan [[850]] Masehi. Candi ini dibangun kurang lebih pada saat yang sama dengan [[candi Plaosan]].
[[Berkas:Reruntuhan batu di candi Sojiwan.JPG|thumbjmpl|Reruntuhan batu di candi Sojiwan yang masih dalam proses pemugaran|kiri]]
Menurut beberapa [[prasasti]] yang sekarang disimpan di [[Museum Nasional Republik Indonesia]] di Jakarta, Candi Sojiwan kurang lebih dibangun antara tahun [[842]] dan [[850]] Masehi, kurang lebih pada kurun yang sama dengan [[Candi Plaosan]] di dekatnya. [[Prasasti Rukam]] berangka tahun 829 Saka (907 M) yang kini disimpan di Museum Nasional, menyebutkan mengenai upacara peresmian perbaikan Desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana, sebelumnya desa ini hancur akibat letusan gunung berapi. Sebagai balasannya, warga Desa Rukam diberi kewajiban menjaga dan memelihara bangunan suci yang terletak di Limwung. Bangunan suci ini kemudian dikaitkan dengan candi Sojiwan, sementara tokoh pelindung yang disebutkan dalam prasasti ini: Nini Haji Rakryan Sanjiwana, disamakan dengan Ratu [[Pramodhawardhani]]. Candi dinamai berdasarkan Ratu ini, dan dipercaya dipersembahkan untuknya sebagai candi pedharmaan.
=== Penemuan kembali ===
[[Berkas:Sojiwan front.jpg|thumbjmpl|Candi utama Sojiwan sewaktu pemugaran awal (2005).|kiri]]
Candi Sojiwan untuk pertama kalinya ditemukan oleh para penjelajah [[Dunia Barat|Barat]]dilaporkan pada tahun [[1813]] oleh Kolonel [[Colin Mackenzie]], seorang anak buahutusan [[Raffles]], yang kala itu tengah mendata informasi kepurbakalaan di Jawa. Ia yang sedang meneliti peninggalan-peninggalan kuno di sekitar daerah Prambanan, menemukan kembali sisa-sisa tembok yang mengelilingi candi ini.
 
{{Clr}}
[[Berkas:Reruntuhan batu di candi Sojiwan.JPG|thumb|Reruntuhan batu di candi Sojiwan yang masih dalam proses pemugaran]]
 
== PenemuanArsitektur kembalicandi ==
[[Berkas:Sajiwan main.JPG|jmpl|Candi Sojiwan (2014)|kiri]]
Candi Sojiwan untuk pertama kalinya ditemukan oleh para penjelajah [[Dunia Barat|Barat]] pada tahun [[1813]] oleh Kolonel [[Colin Mackenzie]], seorang anak buah Raffles. Ia yang sedang meneliti peninggalan-peninggalan kuno di sekitar daerah Prambanan, menemukan kembali sisa-sisa tembok yang mengelilingi candi ini.
Candi ini bergaya arsitektur Jawa Tengah abad ke-9, terdiri atas tiga bagian, kaki atau dasar, tubuh candi, dan atap candi. Kompleks candi ini seluas 8.140 meter persegi, dengan bangunan utama berukuran 401,3 meter persegi dan tinggi 27 meter. Candi ini menghadap ke barat. Ditemukan arca [[Dwarapala]] yang sudah rusak yang kini tersimpan di pos penjagaan di kompleks candi ini. Pada kaki candi ini terukir relief fabel kisah satwa [[Jataka]] mengelilingi kaki candi. Tangga candi di sisi timur diapit arca makara, hanya satu yang masih utuh, satu makara lainnya sudah hilang. Pada ujung atas tangga terdapat gawang pintu gerbang berukir kala.
 
Tubuh candi aslinya penuh berukir sulur-sulur, akan tetapi karena banyak batu yang hilang maka batu pengganti polos yang dipasang. Ruangan bilik dalam kini kosong, hanya terdapat relung dan singgasana yang aslinya mungkin menyimpan arca Buddha atau Boddhisatwa yang kini sudah hilang. satu arca Buddha yang telah rusak dan hilang kepalanya ditemukan di candi ini dan kini tersimpan di pos penjagaan candi ini. Atap candi bersusun tiga yang bertingkat-tingkat. Pada tingkatan-tingkatan ini terdapat jajaran [[stupa]]-stupa. Bagian puncak candi dimahkotai stupa yang besar.
== Ciri-ciri khas ==
Sebuah ciri khas candi ini ialah adanya sekitar 20 [[relief]] di kaki candi yang berhubungan dengan cerita-cerita ''[[Pancatantra]]'' atau [[Jataka]] dari [[India]]. Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada.
 
=== Relief-relief di Sojiwan ===
DiPada bawahkaki inicandi disajikan setiap relief adegan yang dipetik dari cerita [[fabel]] ''[[Pancatantra]]'' atau ''jatakaJataka'' yang berada di candi Sojiwan. Jumlah relief yang dibicarakan ada sekitar 12 adegan. Cerita relief dibaca menuju ke selatan (''mapradakṣiṇa''). SayangKondisi sekali kondisibeberapa relief-relief ini banyak yang sudah aus dan memprihatinkan.
 
=== Relief 1 (Dua pria yang berkelahi) ===
[[Berkas:Soj-two fighting men.jpg|thumbjmpl|Dua pria yang berkelahi]]
Relief ini menggambarkan dua orang pria yang sedang berkelahi satu sama lain. Pria sebelah kiri berada dalam posisi menyerang. Ia memegang sebuah pedang pada tangan kanannya yang tegak berdiri ke atas. Tangan kirinya dikepalkan dan menuding kepada figur yang berada di sebelah kanan. Kaki kirinya berdiri dan memberi kesan seakan-akan menendang.
 
Baris 26 ⟶ 29:
 
Ada kemungkinan cerita yang dilukiskan di sini adalah kisah "Dhawalamukha" yang dimuat dalam "[[Kathasaritsagara|Kathâsaritsâgara]]".
{{clr}}
 
=== Relief 2 (Angsa dan kura-kura) ===
[[Berkas:Soj-bulus02.jpg|thumbjmpl|Relief sekarang sudah rusak dan hanya tersisa bagian kanannya saja]]
 
Relief ini melukiskan fabel seekor kura-kura yang dibawa terbang oleh sepasang angsa. Pada relief ini terdapat lukisan cerita hewan atau fabel yang dikenal dari Pancatantra atau jataka. Cerita lengkapnya disajikan di bawah ini. Namun cerita yang disajikan di bawah ini agak berbeda versinya dengan lukisan di relief ini:
 
:''Ada kura-kura bertempat tinggal di danau Kumudawati. Danau itu sangat permai, banyak tunjungnya beranekawarna, ada putih, merah dan (tunjung) biru.
:''Ada angsa jantan betina, berkeliaran mencari makan di danau Kumudawati yang asal airnya dari telaga Manasasara.Adapun nama angsa itu, si Cakrangga (nama) angsa jantan, si Cakranggi (nama) angsa betina. Mereka itu bersama-sama tinggal di telaga Kumudawati.
:''Maka sudah lamalah bersahabat dengan kura-kura. Si Durbudi (nama) si jantan, sedangkan si Kacapa (nama) si betina.
:''Maka sudah hampir tibalah musim kemarau. Air di danau Kumudawati semakin mengeringlah. [Kedua] angsa, si Cakrangga dan si Cakranggi lalu berpamitan kepada kawan mereka si kura-kura; si Durbudi dan si Kacapa. Katanya:
:'' “Wahai kawan kami meminta diri pergi dari sini. Kami ingin pergi dari sini, sebab semakin mengeringlah air di danau. Apalagi menjelang musim kemarau.Tidak kuasalah kami jauh dari air. Itulah alasannya kami ingin terbang dari sini, mengungsi ke sebuah danau di pegunungan Himawan yang bernama Manasasana. Amat murni airnya bening dan dalam. Tidak mengering walau musim kemarau sekalipun. Di sanalah tujuan kami kawan.” Begitulah kata si angsa.Maka si kura-kurapun menjawab, katanya:
:''“Aduhai sahabat, sangat besar cinta kami kepada anda, sekarang anda akan meninggalkan kami, berusaha untuk hidupmu sendiri.
:''Bukankah (keadaannya) sama kami dengan anda, tidak bisa jauh dari air? Ke mana pun anda pergi kami akan ikut, dalam suka dan duka anda. Inilah hasil persahabatan kami dengan kalian.
 
:''Angsa menjawab: “Baiklah kura-kura. Kami ada akal. Ini ada kayu, pagutlah olehmu tengah-tengahnya, kami akan memagut ujungnya sana dan sini dengan isteriku. Kuatlah kami nanti membawa terbang kamu, [hanya] janganlah kendor anda memagut, dan lagi jangan berbicara. Segala yang kita atasi selama kami menerbangkan anda nanti, janganlah hendaknya anda tegur juga. Jika ada yang bertanya jangan pula dijawab. Itulah yang harus anda lakukan, jangan tidak mentaati kata-kata kami. Apabila anda tidak mematuhi petunjuk kami tak akan berhasil anda sampai ke tempat tujuan, akan berakhir mati.”Maka demikianlah kata angsa.
:''Lalu dipagutlah tengah-tengah kayu itu oleh si kura-kura, ujung dan pangkalnya dipatuk oleh angsa, di sana dan di sini, laki bini, kanan kiri.Segera terbang dibawa oleh angsa, akan mengembara ke telaga Manasasara, tempat tujuan yang diharapkannya. Telah jauh terbang mereka, sampailah di atas ladang Wilanggala.Maka adalah anjing jantan dan betina yang bernaung di bawah pohon mangga. Si Nohan nama si anjing jantan, si Babyan nama si betina. Maka mendongaklah si anjing betina, melihat si angsa terbang, keduanya sama menerbangkan kura-kura. Lalu katanya.“Wahai bapak anakku, lihatlah itu ada hal yang amat mustahil. Kura-kura yang diterbangkan oleh angsa sepasang!”Lalu si anjing jantan menjawab: “Sungguh mustahil kata-katamu. Sejak kapan ada kura-kura yang dibawa terbang oleh angsa? Bukan kura-kura itu tetapi tahi kerbau kering, sarang karu-karu! Oleh-oleh untuk anak angsa, begitulah adanya!” Begitulah kata si anjing jantan.
:''Terdengarlah kata-kata anjing itu oleh kura-kura, marahlah batinnya. Bergetarlah mulutnya karena dianggap tahi kerbau kering, sarang karu-karu.
:''Maka mengangalah mulut si kura-kura, lepas kayu yang dipagutnyam jatuhlah ke tanah dan lalu dimakan oleh serigala jantan dan betina.Si angsa malu tidak dipatuhi nasehatnyanasihatnya. Lalu mereka melanjutkan perjalanan melayang ke danau Manasasara.
{{clr}}
 
=== Relief 3 (Perlombaan antara Garuda dan kura-kura) ===
[[Berkas:Soj-gar-bulus02.jpg|thumbjmpl|Perlombaan antara Garuda dan kura-kura]]
Relief ini melukiskan cerita perlombaan antara [[Garuda]] dan kura-kura menyeberangi [[samudra]]. Akhirnya Garuda kalah karena disiasati oleh para kura-kura.
 
Pada relief ini kita bisa menyaksikan seekor burung Garuda dan kura-kura di belakangnya dan di antara kakinya.
Baris 53 ⟶ 56:
Cerita lengkapnya seperti dimuat dalam kitab Tantri disajikan di bawah ini:
 
:''Alkisah adalah seekor kura-kura tua yang menjadi pemimpin sekelompok kura-kura. Ia sangat berprihatin karena setiap hari anggota kelompoknya pasti ada yang dimangsa oleh Garuda. Maka ia berpikir-pikir mencari siasat. Lalu ia berdiskusi dengan kura-kura lainnya supaya lolos dari sang Garuda.
 
:''Lalu si kura-kura tua memiliki sebuah siasat. Mereka bertaruhan dengan sang Garuda. Bercepat-cepatan terbang menyeberang laut. Kalau kalah, maka semua kura-kura tetap dimakan sang Garuda. Namun jika menang, mereka akan berhenti menjadi makanan sang Garuda.
 
:''Para kura-kura ragu bagaimana bisa mengalahkan sang Garuda, bahkan bertaruhan akan menyeberang lautan.
 
:''Maka sang kura-kura tua menjawab bahwa mereka tidak usah khawatir, ia punya siasat. Katanya: “Pasti akan kalahlah sang Garuda oleh kalian. Turutilah semua kataku. Berjajarlah satu sama lain di dalam laut. Isilah lautan dengan penuh sampai di pinggir olehmu. Kalau sang Garuda memanggil, menyahutlah dulu yang di depan sang Garuda, semuanya begitu satu-satu sampai di pinggir. Sapalah duluan, siapapun yang dijumpai olehnya.”
 
:''Begitulah inti diskusi mereka diharapkan supaya tidak dimangsa lagi. Maka tersusunlah mereka di dalam lautan lalu datanglah sang Garuda meminta makanannya.
 
:''Sahut si kura-kura tua, katanya: “Aduh wahai sang Raja Burung, nanti akan saya berikan makanan anda. Lawanlah kami dulu. Memang kami ingin bertaruhan dengan anda. Bercepat-cepatan menyeberang laut. Kalau kami kalah, ya anda dapat memakan kami. Tetapi jika anda kalah, berhentilah memangsa kami sampai dengan keturunan kami dipada masa depan!”
 
:''Begitulah kata si kura-kura, tertawalah sang Garuda, kemudian katanya: “Wahai kura-kura asal kalian patuhi omonganmu saja. Kalian berani menantangku bertaruhan? Kapankah kalian bisa menang? Pastilah kalah!” Begitu kata mereka berdua dan keduanya setuju.
Baris 69 ⟶ 72:
:''Segeralah kemudian melayang sang Garuda, sedangkan semua kura-kura sudah tersusun sebelumnya dari batas dan pinggir lautan. Sampai sudah sang Garuda di tengah laut dan memanggillah ia si kura-kura yang dengan segera menyahutinya.
 
:''Masing-masing yang dijumpainya dari depan sama-sama mendahului teriakan sang Garuda: “Hah anda tertinggal wahai sang Garuda!” Begitulah kata semua kura-kura menjawab.
 
:''Sang Garuda berkata: “Aduh cepat sekali kalian, sungguh lelah saya!” Kemudian ia melayang. Ia mempercepat penerbangannya. Baru saja kelihatan tepi lautan pantai utara olehnya. Terlihat si kura-kura sudah sampai dan bersantai-santai, katanya dengan tenang: “Aduh lama Tuan saya menunggu kedatangan anda. Saya capai dan lesu, terhenti melaju sampai kedatangan Tuan.”
 
:''Sahut sang Garuda: “Aduh kalian sungguh kencang. Saya mengaku kalah.” Maka sang Garuda sungguh sudah berhenti memangsa kura-kura bahkan sampai sekarang juga.
{{clr}}
 
=== Relief 4 (Kera dan buaya) ===
[[Berkas:Soj-kera buaya02.jpg|thumbjmpl|Kera dan buaya]]
Relief ini melukiskan cerita seekor [[kera]] yang menyiasati seekor [[buaya]] sehingga dapat menyeberangi [[sungai]]. Cerita ini merupakan cerita [[jataka]].
 
Baris 82 ⟶ 85:
 
:''Alkisah ketika sang Brahmadatta merupakan raja Benares, sang [[Bodhisattwa]] lahir sebagai raja kera dan hidup pada tepi [[sungai Gangga]]. Seekor buaya betina melihatnya dan ingin memakan jantungnya. Maka untuk menangkapnya, yang jantan ingin menyiasatinya dengan menawarkannya menyeberangi sungai Gangga di punggungnya di mana ia dapat menemukan banyak buah-buahan yang sedap. Si kera menerima tawarannya. Pada tengah sungai si buaya mengaku bahwa ia telah menipu si kera. Lalu si kera untuk menyelamatkan dirinya, bersiasat. Ia mengatakan bahwa jantungnya telah digantungkan pada sebuah pohon. Kemudian ia bisa mengambilkannya kalau si buaya mengantarkannya ke tepi sungai. Lalu sang Bodhisattwa menertawakan si buaya.
{{clr}}
 
=== Relief 5 (Tikus dan ular) ===
[[Berkas:Soj-mouse and snake cannot be friends.jpg|thumbjmpl|Tikus dan ular]]
Relief ini melukiskan cerita persahabatan antara seekor [[tikus]] dengan seekor [[ular]]. Persahabatan mereka tidaklah lestari.
 
Cerita ini secara rinci adalah sebagai berikut:
 
:''Alkisah adalah seekor tikus yang ditangkap oleh seorang pemburu. Tikus ini akan dipakainya sebagai makanan ular, hewan piaraannya. Maka si ular ingin memakannya tetapi si tikus meminta jangan dulu. Katanya kalau sudah memakannya si ular menjadi gemuk dan akan dimakan oleh si pemburu. Sebaiknya berteman saja dengan si tikus dan mendengarkan nasehatnyanasihatnya. Si tikus menyuruhnya untuk menggigit tutup keranjang di mana mereka ditaruh. Maka loloslah mereka dan setelah beberapa saat si ular lapar dan memakan si tikus.''
{{clr}}
 
=== Relief 6 (Serigala dan wanita serong) ===
[[Berkas:Soj-jackal and unfaithful woman.jpg|thumbjmpl|Serigala dan wanita serong]]
 
Pada relief ini terdapatkan adegan seekor [[serigala]], sebuah [[kolam]] dan seorang [[wanita]]. Di kolam bisa terlihat ikan dan setangkai bunga [[teratai]]. Serigala ini melihat ke arah kanan, ekor si serigala ini ditandai dengan garis-garis untuk menunjukkan bahwa ekornya berbulu. Lalu sang wanita yang duduk berjongkok di sebelah kanan melihat ke dalam air.
Baris 101 ⟶ 104:
 
:''Tak lama kemudian ada seekor serigala yang menggondol daging di moncongnya. Serigala ini lalu melihat seekor ikan di sungai dan dagingya dijatuhkannya karena tergiur. Namun akhirnya ikannya menyelam dan dagingnya diambil oleh seekor burung pemangsa. Maka sang wanita yang melihat adegan ini menertawakannya. Si serigala yang mendengarnya mencemoohnya dan mengatakan bahwa ini adalah kasus maling teriak maling dan sang wanita ini lebih bodoh dari padanya.
{{clr}}
 
=== Relief 7 (Raja dan putri patih) ===
[[Berkas:Soj-Tantri.jpg|thumbjmpl|centerkanan|Raja dan putri patih]]
 
Pada relief ini kita bisa melihat seorang wanita yang duduk bersila sementara ia memangku kepala seorang pria yang sedang bertiduran.
 
Relief ini oleh para pakar diidentifikasikan sebagai relief dari cerita bingkai ''Tantri Kâmandaka''.
{{clr}}
 
=== Relief 8 (Gajah dan kambing) ===
Belum diketahui cerita yang terkait dengan relief ini.
<center><gallery>
Berkas:Soj-elephant goat02.jpg|Gajah dan kambing
Berkas:Soj-gajah.jpg|Gajah
</gallery></center>
{{clr}}
 
=== Relief 9 (Manusia singa) ===
Cerita yang terkait dengan relief ini belum dapat ditentukan.
[[Berkas:Soj-man lion02.jpg|thumbjmpl|centerkanan|Manusia singa]]
{{clr}}
 
=== Relief 10 (Serigala dan banteng) ===
[[Berkas:Soj-bull-jackal02.jpg|thumbjmpl|centerkanan|Serigala dan banteng]]
Relief ini menceritakan cerita seekor [[serigala]] yang mengikuti seekor [[banteng]] karena mengira bahwa [[buah zakar]] si banteng ini merupakan buah benaran dan menunggu sampai matang lalu jatuh dan bisa dimakan.
{{clr}}
 
=== Relief 11 (Kinnara) ===
[[Berkas:Soj-kinnara002.jpg|thumbjmpl|centerkanan|Kinnara]]
Pada relief ini terdapat lukisan ''[[kinnara]]'', atau sejenis makhluk sorgawi. Makhluk ini biasanya dihubungkan dengan kebahagiaan berumah-tangga. Selain di Sojiwan, relief ini banyak ditemukan di candi-candi di Jawa Tengah lainnya.
{{clr}}
 
=== Relief 12 (Singa dan banteng) ===
[[Berkas:Soj-bull lion.jpg|thumbjmpl|centerkanan|Singa dan banteng]]
Relief ini melukiskan pertempuran seekor singa melawan seekor banteng.
{{clr}}
 
== Referensi ==
*Jan Rambout van Blom, [[1935]], ''Tjandi Sadjiwan''. [[Amsterdam|Leiden-Amsterdam]]: Stenfert Kroese.
*Marijke Klokke, [[1993]], ''The Tantri Reliefs on Ancient Javanese Candi''. [[Leiden]]: KITLV Press. ISBN 90 6718 0504.8
 
== Lokasi ==
[http://wikimapia.org/#lat=-7.760788&lon=110.496197&z=18&l=0&m=a&v=2 di wikimapia]
 
== Lihat pula ==
* [[Candi]]
* [[Candi Mendut]], sebuah candi di [[Kabupaten Magelang]] yang mirip dengan candi ini.
 
== Daftar pustaka ==
{{indo-stub}}
* Jan Rambout van Blom, [[1935]], ''Tjandi Sadjiwan''. [[Amsterdam|Leiden-Amsterdam]]: Stenfert Kroese.
* Marijke Klokke, [[1993]], ''The Tantri Reliefs on Ancient Javanese Candi''. [[Leiden]]: KITLV Press. ISBN [tel:90 -6718-0504-8 90-6718-0504.-8]
 
{{Candi Buddha Indonesia}}
 
[[nlKategori:Candi Buddha|Sojiwan]]
[[Kategori:Candi di Jawa Tengah|Sojiwan]]
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Sojiwan]]
[[Kategori:Pancatantra]]
[[Kategori:BuddhismePrambanan, Klaten]]
 
[[nl:Candi Sojiwan]]