Ular-sendok India: Perbedaan antara revisi

'''KobraUlar-sendok India''' (''Naja naja'') atau dalam bahasa Inggris disebut '''''Indian cobra''''', '''''spectacled cobra''''', '''''Asian cobra''''', atau '''''binocellate cobra''''', adalah spesies [[ular sendok]] yang tersebar di [[Asia Selatan]], dan salah satu dari beberapa jenis ular yang banyak menimbulkan kasus gigitan mematikan di [[India]].<ref name="Whitaker & Captain">{{Cite book|last=Whitaker|first=Romulus|author2=Captain, Ashok|year=2004|title=Snakes of India: The Field Guide|url=https://archive.org/details/snakesofindiafie0000whit|publisher=Draco Books|location=Chennai, India|isbn=81-901873-0-9}}</ref><ref>{{cite journal | title=Green medicine as a harmonizing tool to antivenom therapy for the clinical management of snakebite: The road ahead | journal=Indian J Med Res | year = 2012 | volume= 136| issue=1| pages= 10–12 | first=Ashis K. | last=Mukherjee | pmid=22885258 | pmc=3461710}}</ref> KobraUlar-sendok India sangat terkenal dalam [[mitologi]] dan kultur India, serta menjadi bahan pertunjukan pawang ular.

Nama genus dan sekaligus nama spesifik ular ini, ''Naja'', diambil dari kata bahasa Sansekerta: नाग (''nāgá''), yang berarti "kobraular-sendok".<ref name=Naja>{{cite web|title=Naja|url=http://www.thefreedictionary.com/naja|work=The Free Dictionary|publisher=[[Princeton University]]|accessdate=28 March 2014}}</ref> Spesies ini dideskripsikan pertama kali oleh ilmuwan [[Carl Linnaeus]] pada tahun 1758.<ref name="itis">{{ITIS|id=700632 |taxon=''Naja naja''|accessdate=23 March 2014}}</ref><ref name=Linn1758>{{cite book |last=Linnaeus |first=Carl |title=Systema naturae per regna tria naturae :secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis |publisher=Laurentius Salvius |location=[[Stockholm]] |year=1758 |url=https://www.biodiversitylibrary.org/bibliography/542 |language=Latin |edition=[[10th edition of Systema Naturae|10th]]}}</ref> Sebutan-sebutan lokal untuk ular ini di India di antaranya: ''Nag'' (Hindi/Marathi), ''Moorkhan'' (Malayalam), ''Naya'' (Sinhale), ''Nagu Paamu'' (Telugu),<ref name="Daniels">{{Cite book|last=Daniel|first=J.C.|year=2002|title=The Book of Indian Reptiles and Amphibians|publisher=Bombay Natural History Society and Oxford University Press|location=Oxford, England|isbn=0-19-566099-4|pages=136–140}}</ref> dan ''Nalla pambu'' (Tamil).<ref name="Daniels"/>

Seekor kobraular-sendok India berukuran panjang antara 1 sampai 1,5 meter. Beberapa spesimen, misalnya yang ditangkap di [[Sri Lanka]], panjangnya sekitar 2 sampai 2,2 meter.<ref name="Wüster98">{{cite journal |last1=Wüster |first1=W. |title=The Cobras of the genus ''Naja'' in India |journal=Hamadryad |date=1998 |volume=23 |issue=1 |pages=15–32 |url=http://www.venomstreet.com/images/pdf/Asian%20Cobras/The%20cobras%20of%20the%20genus%20Naja%20in%20India.pdf |accessdate=15 September 2014 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304214957/http://www.venomstreet.com/images/pdf/Asian%20Cobras/The%20cobras%20of%20the%20genus%20Naja%20in%20India.pdf |dead-url=yes }}</ref> Sisik-sisik dorsal (tubuh bagian atas) terdiri dari 23 baris (21–25) di bagian tengah badan. Sisik-sisik ventral (bagian bawah tubuh) sebanyak 171–197 buah. Sisik-sisik subkaudal sebanyak 48–75 dan terbagi (''divided''), serta sisik anal tunggal. Sisik labial (bibir) atas sebanyak 7 buah, salah satu sisiknya bersentuhan dengan sisik nasal anterior, dan beberapa sisik bersentuhan dengan mata. Sisik labial bawah sebanyak 9–10 buah, dan terdapat sisik angular ''cuneate'' kecil di antara dua sisik dari sisik-sisik labial bawah tersebut. Sisik preokular bersentuhan dengan sisik internasal, dan 3 sisik postokular. Sisik temporal sebanyak 2 + 3.<ref name="ct">{{cite web|title= ''Naja naja''|work=University of Adelaide|url=http://toxinology.com/fusebox.cfm?fuseaction=main.snakes.display&id=SN0041}}</ref>

Pewarnaan tubuh kobraular-sendok India bervariasi berdasarkan sebarannya. Pewarnaan pada bagian bawah tubuhnya di antaranya kelabu, kuning, cokelat, kemerahan, atau hitam. Tubuh bagian atasnya bisa memiliki motif atau pola warna tertentu. Beberapa spesimen, misalnya dari Sri Lanka, memiliki sedikit belang pada punggungnya. Di Pakistan, ular muda berwarna kelabu dan bisa memiliki tanda pada leher atau tidak, sedangkan ular dewasa berwarna kehitaman pada tubuh atas, serta warna lebih terang pada tubuh bawah (kecuali bagian leher). Sebagian besar spesimen kobraular-sendok India yang ditemukan memiliki belang lebar berwarna gelap di lehernya. KobraUlar-sendok India adalah salah satu jenis kobraular-sendok yang memiliki tanda di leher belakangnya. Ketika ular ini mengembangkan lehernya, tanda tersebut berubah menjadi dua [[Mata sederhana (invertebrata)|motif]] yang saling terhubung melalui garis kurva, membentuk pola menyerupai kacamata (''spectacles'').<ref name="Wüster98"/>

KobraUlar-sendok India tersebar di [[Pakistan]], India (hampir semua daerah, termasuk Madhya Pradesh, Assam, Tamil Nadu, Punjab, Maharashtra, Kerala, Gujarat), Sri Lanka, [[Bangladesh]], [[Nepal]], [[Bhutan]], dan Afganistan (masih dipertanyakan).<ref name=NRDB/>

KobraUlar-sendok India menghuni daerah dataran rendah hingga ketinggian 2000 mdpl. Habitat ular ini cukup beragam, meliputi hutan terbuka, dataran luas (''plains''), lahan pertanian, daerah berbatu, dataran basah (''wetland''), dan bahkan di sekitar permukiman manusia, misalnya perkampungan. Ular ini tidak dapat ditemukan di gurun atau padang pasir. Ular ini menyukai tempat-tempat tersembunyi seperti celah pohon, bebatuan, dan sarang mamalia kecil.<ref name="ct"/><ref name=W&C04>{{cite book|last=Whitaker, Captain|first=Romulus, Ashok|title=Snakes of India, The Field Guide|url=https://archive.org/details/snakesofindiafie0000whit|year=2004|publisher=Draco Books|location=India|isbn=81-901873-0-9|page=[https://archive.org/details/snakesofindiafie0000whit/page/n371 354]}}</ref>

KobraUlar-sendok India berkembangbiakberkembang biak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 10 sampai 30 butir dan akan menetas setelah diinkubasi selama 48 sampai 69 hari. Anak ular yang baru menetas berukuran panjang antara 20 sampai 30 &nbsp;cm dan kelenjar bisanya sudah dapat berfungsi.

Image:Najacobra.jpeg|KobraUlar-sendok India mengembangkan lehernya

Image:Albino specticled cobra.jpg|KobraUlar-sendok India, spesimen berwarna albino

Image:Indian cobra.jpg|KobraUlar-sendok India di keranjang pawang ular

Seperti halnya ular sendok lain, kobraular-sendok India adalah ular berbisa yang mematikan. Racun bisanya memiliki kandungan post-[[sinapsis|sinaptik]] [[neurotoksin]]<ref name="ct"/> dan [[kardiomiopati|kardiotoksin]].<ref name="ct"/><ref name=j1>{{cite journal|author1=Achyuthan, K. E. |author2=Ramachandran, L. K. |year=1981|title= Cardiotoxin of the Indian cobra (''Naja naja'') is a pyrophosphatase|journal= Journal of Biosciences |volume=3|issue=2|pages=149–156 |url=http://www.ias.ac.in/jarch/jbiosci/3/149-156.pdf|doi=10.1007/BF02702658}}</ref> Bisa ular ini melumpuhkan saraf, menimbulkan [[paralisis]], dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan berhentinya kerja jantung. Komponen bisanya juga mengandung enzim seperti ''Hyaluronidase'' yang mengakibatkan [[lisis]] dan mempercepat penyebaran bisa. Gejala-gejala akibat bisa ular ini mulai terasa dalam waktu 15 menit sampai 2 jam setelah gigitan.<ref name="Davidson">{{cite web|url=http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja2.htm|title=IMMEDIATE FIRST AID for bites by Indian or Common Cobra (''Naja naja naja'')|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120402114820/http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja2.htm|archivedate=2012-04-02}}</ref>

KobraUlar-sendok India adalah salah satu dari "empat besar" jenis ular India, yang banyak menimbulkan kasus kematian manusia akibat gigitan ular di Asia. Antibisa Polivalen tersedia untuk mengobati gigitan dari ular ini.<ref name='BBCSNAKEBITES'>[http://news.bbc.co.uk/earth/hi/earth_news/newsid_9401000/9401974.stm Snake-bites: a growing, global threat]. BBC News (2011-02-22). Retrieved on 2013-01-03.</ref> Tanaman [[Temu putih]] (''Curcuma zedoaria'') yang dianggap obat efektif untuk gigitan ular,<ref>{{Cite journal | last1 = Martz | first1 = W. | title = Plants with a reputation against snakebite | journal = Toxicon | volume = 30 | issue = 10 | pages = 1131–1142 | year = 1992 | pmid = 1440620 | doi=10.1016/0041-0101(92)90429-9}}</ref> tampak menjanjikan dalam uji eksperimennya terhadap bisa kobraular-sendok.<ref>{{Cite journal| author1 = Daduang| first2 = N.| first3 = J.| first4 = P.| first5 = A.| first6 = A.| first7 = M.| title = Screening of plants containing ''Naja naja siamensis'' cobra venom inhibitory activity using modified ELISA technique| journal = Analytical Biochemistry| volume = 341| issue = 2| pages = 316–325| year = 2005| pmid = 15907878| doi = 10.1016/j.ab.2005.03.037| last2 = Sattayasai| last3 = Sattayasai| last4 = Tophrom| last5 = Thammathaworn| last6 = Chaveerach| last7 = Konkchaiyaphum}}</ref>