Gunung Lawu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori Gunung di Ngawi dengan Gunung di Kabupaten Ngawi
 
(48 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|layanan [[kereta api]] milik [[PT Kereta Api Indonesia]]|kereta api Argo Lawu}}
{{bukan|Gunung Awu}}{{More citations needed|date=Juni 2021}}{{Infobox mountain
| name = Gunung Lawu
| native_name = [[bahasa Jawa|Jawa]]: {{jav|ꦒꦸꦤꦸꦁ​ꦭꦮꦸꦒꦸꦤꦸꦁꦭꦮꦸ}}
| photo = Lawu.jpg
| photo_caption =
| elevation_m = 3265
| elevation_ref = <ref name="gvp">{{cite web|title=Lawu|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=2006-12-26|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-26=|archive-date=2008-06-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20080623205529/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-26=|dead-url=yes}}</ref>
| prominence_m = 3118
| prominence_ref = <ref name="peaklist">{{cite web|url=http://peaklist.org/WWlists/ultras/indonesia.html|title=Indonesian high-prominence peaks|publisher=peaklist.org|accessdate=2006-12-30|archive-date=2012-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20120809014400/http://www.peaklist.org/WWlists/ultras/indonesia.html|dead-url=no}}</ref><br /><small>Posisi ke-76 gunung tertinggi di dunia</small>
| listing =
| location = [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], dan[[Kendal, Ngawi|Kendal]], [[KabupatenJogorogo]], Magetan[[Ngrambe, Ngawi|Ngrambe]], [[Sine, Ngawi|Sine]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[JawaKabupaten TimurMagetan]], [[IndonesiaJawa Timur]], Indonesia
| range =
| map = Indonesia Java
Baris 27 ⟶ 28:
}}
 
'''Gunung Lawu''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦒꦸꦤꦸꦁ​ꦭꦮꦸꦒꦸꦤꦸꦁꦭꦮꦸ}}) (3.265adalah MDPL)sebuah [[gunung berapi]] aktif yang terletak di [[Pulau Jawa]], [[Indonesia]], tepatnya di perbatasan [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], Indonesia. Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 mdpl. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten, yaitu [[Kabupaten Karanganyar]] di Jawa Tengah;, [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], dan [[Kabupaten Magetan|Magetan]] di Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat", yang (diperkirakan terakhir meletus pada tanggal [[28 November]] [[1885]]<ref>[{{Cite web |url=http://sutrisno-budiharto.blogspot.com/2014/02/usai-erupsi-28-november-1885-gunung.html |title="Usai Erupsi 1885, Gunung Lawu Masih Bisa Meletus"] |access-date=2015-07-05 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305065811/http://sutrisno-budiharto.blogspot.com/2014/02/usai-erupsi-28-november-1885-gunung.html |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite webnews|last=Bramantyo|date=14 Maret 2014|title=Ini Bukti Gunung Lawu Dahulu Berada di Dasar Laut|url=https://news.okezone.com/read/2014/03/13/511/954670/ini-bukti-gunung-lawu-dahulu-berada-di-dasar-laut|websitework=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=30 September 2022|archive-date=2022-10-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20221003161940/https://news.okezone.com/read/2014/03/13/511/954670/ini-bukti-gunung-lawu-dahulu-berada-di-dasar-laut|dead-url=no}}</ref>) dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya [[vegetasi]] serta puncaknya yang [[Erosi|tererosi]]. Studi pada 2019 tentang ''geothermal heat flow'' menyugestikan bahwa Gunung Lawu masih aktif sampai sekarang.<ref>{{cite journal |last1=B. Nurhandoko |first1=Bagus Endar |last2=Kurniadi |first2=Rizal |last3=Triyoso |first3=Kaswandhi |last4=Widowati |first4=Sri |last5=Asmara Hadi |first5=M. Rizka |last6=Abda |first6=M. Rizal |last7=K. Martha |first7=Rio |last8=Fatiah |first8=Elfa |last9=Rizal Komara |first9=Insan |title=Integrated Subsurface Temperature Modeling beneath Mt. Lawu and Mt. Muriah in The Northeast Java Basin, Indonesia |journal=Open Geosciences |date=17 August 2019 |volume=11 |issue=1 |pages=341–351 |doi=10.1515/geo-2019-0027 |url=https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/geo-2019-0027/html |doi-access=free |access-date=2022-04-15 |archive-date=2023-03-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230306193726/https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/geo-2019-0027/html |dead-url=no }}</ref> Pada tahun 1978, serangkaian gempa bumi dilaporkan dirasakan diarea sekitar Gunung Lawu dan diikuti oleh suara mirip dentuman dari arah gunung.<ref>{{Cite web|title=Global Volcanism Program {{!}} Lawu|url=https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263260|website=Smithsonian Institution {{!}} Global Volcanism Program|language=en|access-date=2023-05-20|archive-date=2023-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618141348/https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263260|dead-url=no}}</ref> Gunung Lawu merupakan salah satu gunung terdingin di Jawa, setelah [[Gunung Semeru]], dan [[Gunung Slamet]] yang merupakan titik terdingin di Jawa.<ref name=":1">{{Cite news|last=Arum|first=Rifda|date=Januari 2023|title=52 Nama-Nama Gunung Di Pulau Jawa Berdasarkan Ketinggiannya|url=https://www.gramedia.com/best-seller/nama-nama-gunung-di-pulau-jawa/|work=[[Gramedia|Gramedia.com]]|language=id|access-date=Januari 2023|archive-date=2023-03-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230330063319/https://www.gramedia.com/best-seller/nama-nama-gunung-di-pulau-jawa/|dead-url=no}}</ref>
 
Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air ([[fumarol]]) dan belerang ([[solfatara]]). Gunung Lawu mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montane]], dan [[hutan Ericaceous]]. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api [[Kereta api Argo Lawu|Argo Lawu]], kereta api eksekutif yang melayani [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan–]][[Stasiun Gambir|Jakarta Gambir]].
 
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, yakni Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah.<ref name=":1">{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N|date=24 Juli 2020|title=Sejarah Gunung Lawu, Legenda Brawijaya V, dan Misteri Pendakian|url=https://tirto.id/sejarah-gunung-lawu-legenda-brawijaya-v-dan-misteri-pendakian-fThv|website=[[Tirto]]|language=id|access-date=21 Agustus 2020}}</ref>
 
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah [[Tawangmangu, Karanganyar|Tawangmangu]], [[Ngancar, Plaosan, Magetan|Cemorosewu]], dan [[Sarangan, Plaosan, Magetan|Sarangan]]. AgakSedikit ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir [[Majapahit]]:, yaitu [[Candi Sukuh]] dan [[Candi Cetho]]. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat [[Praja Mangkunagaran]]: [[Astana Girilayu]] dan [[Astana Mangadeg]]. Di dekat komplek ini terletak [[Astana Giribangun]], [[mausoleum]] untuk keluarga presiden ke-2 Indonesia, [[Suharto|Soeharto]].
 
== Etimologi ==
Baris 41 ⟶ 42:
Nama Gunung Lawu, yang berarti unggul, oleh masyarakat setempat disebut juga sebagai ''Wukir Mahendra Giri''. Kata tersebut berasal dari [[bahasa Jawa]], dan ketiganya memiliki arti yang sama yaitu gunung; sehingga dapat diartikan sebagai tiga gunung. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa Gunung Lawu memang memiliki tiga puncak besar yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah.{{Sfn|Purwanto|Titasari|p=41|2018}}
 
Nama-nama puncak gunung kemungkinan besar bersumber dari ''[[Serat Centhini]]'', yang menyebutkan bahwa Gunung Lawu memiliki lima belas puncak. Di sebelah selatan, terdapat tujuh puncak yaitu Hargo Dalem, Dumilah, Pethapralaya, Mayang, Cakrakembang, Tenjomaya, dan Kepanasan. Sementara itu, di sebelah utara terdapat delapan puncak yaitu Hargo Tiling, Pekareman, Sadewa, Pamenang, Candhirenggo, Bayu, Rimbi, dan Kalithi. Dalam ''Serat Centhini'', hanya Hargo Dumiling yang tidak disebutkan. Kemungkinan nama tersebut merupakan modifikasi dari Hargo Tiling. Perkiraan ini didukung oleh puncaknya yang sama rata di bagian utara Gunung Lawu.{{Sfn|Purwanto|Titasari|p=41|2018}}
 
[[Poerbatjaraka]] menyebutkan bahwa nama asli Gunung Lawu adalah ''Katong'' yang berarti dewa. Nama tersebut tertulis dalam ''[[Tantu Panggelaran]]''. Gunung Katong adalah bagian dari reruntuhan [[Gunung Mahameru]] ketika dibawa oleh para dewa melalui langit [[Jawa|Pulau Jawa]]. Reruntuhan lainnya menjadi [[Gunung Wilis]], Kamput, [[Gunung Kawi|Kawi]], [[Gunung Arjuno|Arjuno]], dan [[Kumukus|Kemukus]]. Menurut Poerbatjaraka, Gunung Katong diidentikkan dengan Gunung Lawu. Dengan kata lain, Gunung Katong adalah nama kuno untuk Gunung Lawu.{{Sfn|Purwanto|Titasari|p=41|2018}}
 
Menurut [[Petrus Josephus Zoetmulder|Zoetmulder]] arti kata ''katong'' adalah dewa, rasa hormat, penghormatan, dan kekaguman. Sementara, kata ''lawu'' berarti tertinggi dan unggul. Makna kedua kata tersebut sama-sama mengandung makna kekaguman; sehingga meskipun namanya diubah, tetapi tidak menggeser makna yang terkandung di dalamnya.{{Sfn|Purwanto|Titasari|p=42|2018}}
Baris 52 ⟶ 53:
Karya sastra yang lebih tua adalah ''[[Babad Tanah Jawi]]''. Dalam kitab tersebut, Gunung Lawu disebut sebagai tempat ''[[moksa]]'' terakhir [[Prabu Brawijaya]] yang memiliki nama lain yaitu [[Sunan Lawu|Sunan Gunung Lawu]].{{Sfn|Purwanto|Titasari|2018|p=41}} Mitos yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa ia melakukan moksa di pertapaan Pringgodani.{{Sfn|Agusta|2021|p=61}} Pernyataan ini merupakan indikasi bahwa sampai saat penulisan ''Babad Tanah Jawi'', yaitu pada masa [[Mataram-Islam|Mataram Islam]], Gunung Lawu masih dipandang sebagai tempat suci. Setidaknya, ia merupakan gunung yang dianggap berharga oleh umat Hindu.{{Sfn|Purwanto|Titasari|2018|p=41}}
 
Naskah tertua adalah ''[[Bujangga Manik|Bhujangga Manik]]''. Gunung Lawu juga disebut ketika Bhujangga Manik melakukan perjalanan dari [[Kerajaan Sunda|Sunda]] ke [[Majapahit]] dan Bali.{{Sfn|Purwanto|Titasari|2018|p=41}} Berikut adalah petikan kutipan dari naskah tersebut beserta terjemahan dalam bahasa Indonesia.{{Sfn|Purwanto|Titasari|2018|p=41}}{{Sfn|Noorduyn|Teeuw|p=304|2009}}
<blockquote><poem>''1080. Sacu (n) duk Kaka Pasugihan,''
''Dipipirnadi pipirna gunung Wilis,''
''Kuku ngaing tebehtébéh kudilnakidulna,''
''Datangdatang aing ka Dawuhan,''
''Ngalalarngalalar ka gunung Lawu,''
''1085. inya na lurah Urawan.''</poem></blockquote>
 
Terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.{{Sfn|Noorduyn|Teeuw|p=304|2009}}
<blockquote><poem>1080. SampaiLalu sampai Pasugihan,
Berbaringyang ada di balik Gunung Wilis,
kulalui sebelah selatannya,
Saya pergi melalui selatan,
Sayaaku tibadatang dike Dawuhan,
Berjalanberjalan melaluilewat Gunung Lawu,
1085. Didi situlah daerah Urawan.</poem></blockquote>
 
== Legenda ==
Baris 86 ⟶ 87:
Selain tiga jalur tersebut, ada beberapa jalur pendakian lain yakni Jalur Pendakian Jagaraga, Ngrambe, Jamus, Tambak, Sukuh, Pringgodani, Cemara Bulus, Mojosemi, Sidalangu, dan Maospati. Jalur pendakian tidak resmi ini sering digunakan masyarakat setempat untuk mencari kayu, mencari tanaman obat, ritual, dan kepentingan tertentu lainnya. Jalur pendakian Pringgodani tercatat dalam ''[[Serat Centhini]]'' sebagai jalur pendakian spiritual. Salah satu tokoh yang melalui jalur tersebut adalah [[Seh Amongraga]]. ''Serat Centhini'' [[Pupuh]] 417-421 menceritakan perjalanan Seh Amongraga memulai pendakian melalui Desa Gandasuli lalu menuju puncak Lawu.{{Sfn|Agusta|2021|p=59–60}}
 
Melansir dari [https://napaktilas.net/ napaktilas.net], ada 5 jalur pendakian Gunung Lawu yang secara resmi dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Berikut 5 jalur pendakian resmi di Gunung Lawu:
Jalur pendakian melalui Cemorosewu lebih curam jika dibandingkan dengan jalur lainnya. Meskipun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak lebih singkat. Jalur pendakian ini juga cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata. Pada jalur ini, pendaki akan melalui lima pos dan dua sumber mata air. Pertama, pendaki akan melalui sumber air bernama [[Sendang Panguripan]] yang terletak di antara Cemorosewu dan pos 1. Pendaki kemudian melanjutkan pendakian hingga melewati pos 2 dan pos 3. Jalur pendakian setelah pos 3 hingga pos 4 sudah berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Ketika sampai di pos 4, pendaki akan disuguhi pemandangan [[Telaga Sarangan]] dari kejauhan. Jalur pendakian dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak lagi securam jalur menuju pos-pos sebelumnya. Setelah pos 5, pendaki dapat menemukan sumber air [[Sendang Drajat]]. Jalur pendakian melalui Cemorosewu tidak direkomendasikan bagi pemula yang ingin mendaki di malam hari.
 
# Jalur pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
# Jalur pendakian gunung Lawu via Cemoro Kandang
# Jalur pendakian gunung Lawu via Candi Cetho
# Jalur pendakian gunung Lawu via Singolangu
# Jalur pendakian gunung Lawu via Tambak
 
Kelima jalur pendakian di atas dikelola secara resmi dan memiliki tiket pendakian resmi. Sehingga, jika ada kecelakaan di Gunung, tim SAR (Search and Rescue) dari basecamp setiap jalur pendakian akan segera melakukan pertolongan kepada pendaki.
Meskipun ketiga jalur pendakian tersebut sudah dikenal secara umum oleh kalangan awam para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu, sebenarnya terdapat satu jalur pendakian lain yang memiliki keunikannya tersendiri. Jalur pendakian tersebut adalah [[wikivoyage:Jalur Klasik Pendakian Gunung Lawu via Singolangu|Jalur Pendakian Klasik Gunung Lawu via Singolangu]]. Jalur pendakian ini berada di Singolangu, [[Sarangan, Plaosan, Magetan|Kelurahan Sarangan]]; atau sekitar 3 km dari Telaga Sarangan. Sesuai dengan namanya, jalur pendakian ini diyakini sebagai jalur pendakian tertua di antara semua jalur pendakian Gunung Lawu. Selain itu, jalur ini juga diyakini sebagai napak tilas [[Prabu Brawijaya|Prabu Brawijaya V]] saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan [[Raden Patah]]. Di sepanjang jalur pendakian ini nantinya para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Adanya situs-situs petilasan tersebut semakin membuktikan bahwa jalur ini merupakan jalur pendakian tertua dan sudah ada sejak lama.
 
Untuk pendaki pemula, jalur pendakian Cemoro Sewu adalah jalur yang paling direkomendasikan. Karena jalur Cemoro Sewu memiliki trek yang jelas, dan mudah. Jalur pendakian ini tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Pendakian melalui Jalur Klasik via Singolangu akan melalui 5 pos, yakni Pos 1 Kerun-Kerun, Pos 2 Banyu Urip, Pos 3 Cemaran, Pos 4 Taman Edelweis, dan Pos 5 Cokro Paningalan. Setelah melalui kelima pos tersebut, para pendaki akan sampai di Sendang Drajat, sebelum mencapai puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. Medan yang akan dihadapi oleh para pendaki sangat komplet, mulai dari medan yang landai hingga curam. Selain itu di jalur pendakian ini kondisi alam sangatlah asri, dengan berbagai jenis vegetasi tumbuhan dan satwa yang dapat ditemui sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu memiliki daya tarik tersendiri untuk dicoba oleh para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu.
 
Jalur pendakian melalui Cemoro Sewu memiliki waktu tempuh yang lebih singkat daripada jalur pendakian Gunung Lawu yang lain. Untuk pendaki pemula, waktu tempuh dari basecamp sampai puncak biasanya sekitar 7 jam perjalanan.
 
JalurJika pendakianpendaki melaluinaik Cemorosewu lebih curam jika dibandingkan dengandari jalur lainnya.Cemoro Meskipun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak lebih singkat. Jalur pendakian ini juga cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata. Pada jalur iniSewu, pendaki akan melalui lima pos dan dua sumber mata air. Pertama, pendaki akan melalui sumber air bernama [[Sendang Panguripan]] yang terletak di antara Cemorosewu dan pos 1. Pendaki kemudian melanjutkan pendakian hingga melewati pos 2 dan pos 3. Jalur pendakian setelah pos 3 hingga pos 4 sudah berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Ketika sampai di pos 4, pendaki akan disuguhi pemandangan [[Telaga Sarangan]] dari kejauhan. Jalur pendakian dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak lagi securam jalur menuju pos-pos sebelumnya. Setelah pos 5, pendaki dapat menemukan sumber air [[Sendang Drajat]]. JalurDi pendakianpos melalui5, Cemorosewupendaki tidakbisa direkomendasikanmendirikan bagitenda pemulauntuk beristirahat dan lanjut ke puncak keesokan harinya. Pendaki yang inginmasih mendakimemiliki stamina juga bisa naik sedikit lagi ke area Hargo Dalem, di malamsana harijuga terdapat banyak tempat camping yang nyaman.<ref>{{Cite web|last=Watson|first=Sony|date=2023-07-13|title=5 Jalur Pendakian Resmi Gunung Lawu (Update 2023)|url=https://napaktilas.net/pendakian-gunung-lawu/|language=en-us|access-date=2023-08-24}}</ref>
 
Jalur pendakian selanjutnya adalah jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang. Pendakian melalui Cemoro Kandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik. Meskipun ketiga jalur pendakian tersebut sudah dikenal secara umum oleh kalangan awam para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu, sebenarnya terdapat satu jalur pendakian lain yang memiliki keunikannya tersendiri. Jalur pendakian tersebut adalah [[wikivoyage:Jalur Klasik Pendakian Gunung Lawu via Singolangu|Jalur Pendakian Klasik Gunung Lawu via Singolangu]]. Jalur pendakian ini berada di Singolangu, [[Sarangan, Plaosan, Magetan|Kelurahan Sarangan]]; atau sekitar 3 &nbsp;km dari Telaga Sarangan. Sesuai dengan namanya, jalur pendakian ini diyakini sebagai jalur pendakian tertua di antara semua jalur pendakian Gunung Lawu. Selain itu, jalur ini juga diyakini sebagai napak tilas [[Prabu Brawijaya|Prabu Brawijaya V]] saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan [[Raden Patah]]. Di sepanjang jalur pendakian ini nantinya para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Adanya situs-situs petilasan tersebut semakin membuktikan bahwa jalur ini merupakan jalur pendakian tertua dan sudah ada sejak lama.
 
Selanjutnya ada jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu. Pendakian melalui Jalur Klasik via Singolangu akan melalui 5 pos, yakni Pos 1 Kerun-Kerun, Pos 2 Banyu Urip, Pos 3 Cemaran, Pos 4 Taman Edelweis, dan Pos 5 Cokro Paningalan. Setelah melalui kelima pos tersebut, para pendaki akan sampai di Sendang Drajat, sebelum mencapai puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. Medan yang akan dihadapi oleh para pendaki sangat komplet, mulai dari medan yang landai hingga curam. Selain itu di jalur pendakian ini kondisi alam sangatlah asri, dengan berbagai jenis vegetasi tumbuhan dan satwa yang dapat ditemui sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu memiliki daya tarik tersendiri untuk dicoba oleh para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu.
 
== Objek wisata ==
Baris 121 ⟶ 134:
* Air Terjun Suwono
* Kebun Teh Jamus
* Air Terjun SuwonoSelondo
* Air Terjun pengantinPengantin
* Watu jonggol
 
Baris 133 ⟶ 146:
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.
 
Kehadiran Pasar Setan di Gunung Lawu menjadi pembicaraan hangat di kalangan para pendaki, banyak para pendaki yang pernah mendengar suara bising, seperti berada di pasar, bahkan tidak jarang terdengar orang-orang yang menawarkan dagangan, saat melakukan pendakian di gunung Lawu. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, apabila anda mendengar suara bising di atas gunung Lawu, sebaiknya buanglah salah satu barang yang anda punya, sebagaimana orang yang sedang melakukan transakitransaksi barter
 
=== Hasil peneliti NASA di Gunung Lawu ===
Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur, telah menarik perhatian banyak peneliti dari luar negeri, termasuk dari [[NASA]]. Hal ini disebabkan oleh penampakan cahaya beraturan yang membentuk segi delapan atau [[Segi delapan|oktagon]] di lereng Gunung Lawu, khususnya di kawasan [[Candi Sukuh]].<ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2014-03-20|title=Cahaya Aneh dari Gunung Lawu Bikin Peneliti NASA Bingung : Okezone News|url=https://news.okezone.com/read/2014/03/19/513/957628/cahaya-aneh-dari-gunung-lawu-bikin-peneliti-nasa-bingung|website=Okezone|language=id-ID|access-date=2023-09-23}}</ref>
 
Cahaya ini terpantau oleh satelit NASA dan telah menjadi subjek penelitian. Meskipun cahaya tersebut terdeteksi, lokasi pasti asal cahaya dan posisi Gunung Lawu sendiri sulit terdeteksi oleh satelit, membuat para peneliti semakin penasaran.
 
Beberapa peneliti bahkan datang langsung ke Gunung Lawu untuk menginvestigasi fenomena ini, namun hasilnya tetap sama, yaitu kesulitan dalam mendeteksi posisi Gunung Lawu melalui peralatan canggih mereka.<ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2014-03-20|title=Cahaya Aneh dari Gunung Lawu Bikin Peneliti NASA Bingung : Okezone News|url=https://news.okezone.com/read/2014/03/19/513/957628/cahaya-aneh-dari-gunung-lawu-bikin-peneliti-nasa-bingung|website=okezone.com|language=id-ID|access-date=2023-09-23}}</ref>
 
''Pak Polet'', pengamat yang juga petugas senior [[SAR|SAR Gunung Lawu]], menjelaskan, cahaya yang terpantau satelit [https://news.okezone.com/read/2014/03/19/513/957628/cahaya-aneh-dari-gunung-lawu-bikin-peneliti-nasa-bingung NASA] tersebut bukan rahasia lagi. Masyarakat sekitar lereng gunung juga sering melihatnya.<ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2014-03-20|title=Cahaya Aneh dari Gunung Lawu Bikin Peneliti NASA Bingung : Okezone News|url=https://news.okezone.com/read/2014/03/19/513/957628/cahaya-aneh-dari-gunung-lawu-bikin-peneliti-nasa-bingung|website=okezone|language=id-ID|access-date=2023-09-23}}</ref>
== Insiden ==
 
=== Peristiwa meninggalnya 16 orang di kegiatan kemah pada tahun 1987 ===
Berikut adalah kronologi peristiwa tragis di Gunung Lawu pada tahun 1987 yang melibatkan santri [[Pondok Pesantren Al Mu'min|Pondok Pesantren Al-Mukmin]] Ngruki, Sukoharjo. Berikut kronologinya<ref>{{Cite web|last=Isnanto|first=Bayu Ardi|title=16 Orang Meninggal di Gunung Lawu 1987 Silam, Begini Kisah Saksi Hidupnya|url=https://www.detik.com/jateng/berita/d-6003115/16-orang-meninggal-di-gunung-lawu-1987-silam-begini-kisah-saksi-hidupnya|website=detikjateng|language=id-ID|access-date=2023-09-23}}</ref> :
 
# 10 Desember 1987: Ratusan santri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, mengikuti kemah liburan akhir tahun di Gunung Lawu. Sebanyak 16 orang meninggal dunia selama kegiatan kemah tersebut. Slamet Jafar, salah satu saksi hidup, bersama rombongan kelompok II tersesat dan harus bermalam di alam liar tanpa perlengkapan yang memadai.
# 16 Desember 1987: Jafar dan rombongannya menemukan pipa air dan menyusurinya hingga kembali ke perkemahan sekitar pukul 10.00 WIB.
# Desember 1987: Jafar dan beberapa kawan lainnya kembali mendaki untuk mencari kelompok III yang belum kembali. Mereka menemukan anggota kelompok III di kawasan Ceret, dengan tiga orang yang masih hidup.
# 19 Desember 1987: Sebanyak 15 jenazah dimakamkan, dengan sembilan di dekat Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki dan enam lainnya di daerah asal masing-masing korban.
# 20 Desember 1987: Abdul Wahab dan Ahmad Khumaidi, dua anggota yang tersisa dari kelompok III, berjuang mencari jalan pulang. Abdul Wahab meninggal setelah jatuh dari ketinggian.
# 21 Desember 1987: Khumaidi ditemukan oleh seorang pencari jamur dan dievakuasi bersama jenazah Abdul Wahab.
 
=== Kebakaran hutan ===
Pada 18 Oktober 2015, terjadi kebakaran hutan di Gunung Lawu. Peristiwa tersebut dipicu oleh perapian para pendaki yang belum dipadamkan. Enam orang meninggal, sedangkan dua orang lainnya terluka. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat [[Badan Nasional Penanggulangan Bencana|Badan Nasional Penanggulangan Bencana,]], [[Sutopo Purwo Nugroho]], kebakaran terjadi sekitar pukul 13.40 WIB di petak 73 KPH Gunung Lawu.<ref name=":0">{{Cite webnews|last=Ferdianto|first=Riky|date=18 Oktober 2015|title=Kronologi Pendaki Tewas Terbakar di Gunung Lawu|url=https://nasional.tempo.co/read/710701/kronologi-pendaki-tewas-terbakar-di-gunung-lawu|websitework=[[Tempo.co]]|language=Idid|access-date=30 September 2022|editor-last=Ferdianto|editor-first=Riky|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913180134/https://nasional.tempo.co/read/710701/kronologi-pendaki-tewas-terbakar-di-gunung-lawu|dead-url=no}}</ref> Berikut kronologinya:<ref name=":0" />
</ref> Berikut kronologinya:<ref name=":0" />
 
1. Pukul 08.00 WIB terlihat kepulan asap di sekitar Pos 3 Cemoro Sewu.
Baris 307 ⟶ 338:
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Gunung_Lawu'19.jpg|Pemandangan gunung lawi dilihat dari kali botok batu jamus
Berkas:Hargo dumilah.jpg|Tugu Hargo Dumilah, Puncak tertinggi Gunung Lawu.
Berkas:Gunung Lawu.jpg|Pemandangan pada puncak Gunung Lawu.
Berkas:Sta SK 120827 0134 slo.jpg|[[Stasiun Solo Jebres]] dengan Gunung Lawu di kejauhan.
Berkas:Gunung Lawu1.jpg|Pemandangan Gunung Lawu dari arah [[Magetan]].
Berkas:Pasar Dieng Gunung Lawu.jpg| Pasar Dieng / Pasar Setan Gunung Lawu
Berkas:Warung Mbok Yem Gunung Lawu.jpg|Warung Mbok Yem Gunung Lawu
Berkas:Gupakan Menjangan Gunung Lawu via Candi Ceto.jpg|Pemandangan Padang Savana Gupakan Menjangan, Gunung Lawu via Candi Ceto
Berkas:Cemoro Sewu Gunung Lawu.jpg|Gerbang Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.
Berkas:Langit Puncak Gunung Lawu.jpg|
Berkas:Gunung Lawu'19.jpg|
Berkas:Gunung Lawu Magetan.jpg|
Berkas:Lawu.jpg|
Berkas:Gunung Lawu dari sisi Madiun 2014-07-15 03-00.jpg|
Berkas:Gunung Lawu.jpg|
Berkas:Gunung lawu.jpg|
</gallery>
 
Baris 322 ⟶ 360:
== Daftar pustaka ==
=== Jurnal ===
* {{Cite journal|last=Purwanto|first=Heri|last2=Titasari|first2=Coleta Palupi|year=2018|title=The Worship of Parwatarajadewa in Mount Lawu|url=https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/472|journal=Jurnal Kapata Arkeologi|language=en|volume=14|issue=1|doi=10.24832/kapata.v14i1.472|issn=1858-4101|ref=harv|access-date=2022-09-30|archive-date=2020-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20200717004731/https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/472|dead-url=yes}}
=== Buku ===
* {{cite book|last=Agusta|first=Rendra|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|chapter=Gunung-gunung dalam Serat Centhini: Sebuah Catatan Etnografi Budaya|ref=harv|authorlink=|url-status=live|access-date=2022-09-29|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810181145/https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|dead-url=no}}
* {{citeCite book|last=WahyudiNoorduyn|first=MJ. Ilham|yearlast2=2021Teeuw|urlfirst2=https://wwwA.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv|year=02009|title=BenantaraTiga Pesona Sunda Kuna|publisher=[[KepustakaanPustaka Populer GramediaJaya]]|isbn=978-602979-481419-654356-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|chapter=Gunung Lawu sebagai Muara Dua Peradaban Kuno3|ref=harv|authorlink=|url-status=live}}
* {{cite book|last=Wahyudi|first=M. Ilham|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|chapter=Gunung Lawu sebagai Muara Dua Peradaban Kuno|ref=harv|authorlink=|url-status=live|access-date=2022-09-29|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810181145/https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|dead-url=no}}
 
== LihatPranala pulaluar ==
{{Commonscat|Mount Lawu|Gunung Lawu}}
 
* [[Daftar-daftar gunung di Indonesia]]
 
{{Gunung di Indonesia}}
Baris 336 ⟶ 373:
 
{{DEFAULTSORT:Lawu, Gunung}}
{{indo-gunung-stub}}
[[Kategori:Gunung di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Gunung di Jawa Timur]]
[[Kategori:Gunung di Karanganyar]]
[[Kategori:Gunung di Kabupaten Ngawi]]
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Timur]]
[[Kategori:Gunung berapi di Kabupaten Ngawi]]
[[Kategori:DAS Solo]]