Stasiun Palmerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
k Berdasarkan Perpustakaan Nasional, sepur simpan Palmerah masih terlihat di tahun 1989.
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
 
(37 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
| tinggi = +13 m
| kode = PLM
| image = Commuter train at Palmerah stationStasiunPLM2023.jpg
| caption = BangunanKRL memasuki jalur 2 Stasiun Palmerah.
| kota = Jakarta Pusat
| kecamatan kota = Tanah Abang
| kelurahan kota = Gelora
| alamat = Jalan Palmerah Timur
| kodeposprov = 11410DKI Jakarta
| kodepos = 10270
| open = 1 Oktober 1899<ref>{{cite book|author=Staatsspoorwegen|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. |location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken}}</ref>
| oldnameopen = Paal1 MerahOktober 1899
| oldname = Palmerah
| electrification = 1992-1994
| original = Staatsspoorwegen
| renovated = 2015
| electrification = 19921993-19941997
| renovated = 2013-2015
| operator = [[KAI Commuter]]
| class = IIBesar tipe C
| nomor = 0217
| letak = km 10+116 lintas [[Stasiun Angke|Angke]]–[[Stasiun Tanah Abang{{sta|Tanah Abang]]}}<br>[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]–[[Stasiun Merak|Merak]]
| line = [[KRL Commuter Line]]
| ticketting = Hanya melayani kartu multi-trip dan kartu uang elektronik dari [[Bank di Indonesia|perbankan]] yang beredar yang bekerjasama dengan KAI Commuter dan aplikasi [[LinkAja]].
| services = {{adjacent stations|system=KRL Jabodetabek|line=green|type=Rangkasbitung–Tanah Abang|left=Tanah Abang|right=Kebayoran}}
| other_services_header = Layanan penghubung
| other_services_collapsible = yes
| other_services = {{adjacent stations|system=LRT Jabodebek
|line=Cibubur|right=Dukuh Atas|to-right=Bogor Raya|left=Gelora Bung Karno|to-left=Senayan|transfer=Palmerah
|line2=Bekasi|right2=Dukuh Atas|left2=Tomang|to-left2=Bandara Soekarno-Hatta|transfer2=Palmerah}}
| track = 2:
* jalur 1: sepur lurus arah [[Stasiun Serpong|Serpong]]-[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]
* jalur 2: sepur lurus arah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]
| platform = Dua peron sisi yang tinggi
| fasilitas = {{Infobox stasiun/fasilitas|tangga}}{{Infobox stasiun/fasilitas|musala}}{{Infobox stasiun/fasilitas|toilet}}{{Infobox stasiun/fasilitas|mesintiket}}{{Infobox stasiun/fasilitas|loket}}{{Infobox stasiun/fasilitas|isi baterai}}
}}
'''Stasiun Palmerah (PLM)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas IIbesar tipe C yang terletak di Jalan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] Timur, [[Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat]]. Meskipunyang bernamaberjarak [[Palmerah,3 Jakartakm Barat|Palmerah]],sebelah barat dari [[Stasiun keretaTanah apiAbang|stasiunTanah Abang]]. Meskipun bernama Palmerah stasiun ini tidak terletak di kecamatanKecamatan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], tetapi berada pada perbatasan antara kecamatan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], dengantetapi berada di kecamatanKecamatan [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]]., [[Stasiun keretaJakarta apiPusat]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +13 meter ini hanya melayani perjalanan [[KRL Commuter Line]] saja.
 
Letaknya cukup strategis karena berada di dekat perkantoran, termasuk stasiun televisi [[SCTV]] serta dekat dengan [[Gelora Bung Karno]] & [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia]].
 
== Sejarah ==
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Serang|Serang]], melalui daerah [[Stasiun Tangerang|Tangerang]] dan [[Cikande, Jayanti, Tangerang|Cikande]].<ref name=":022">{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1916|title=Indische Spoorweg-Politiek|location=Batavia|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref> Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah [[Parung Panjang, Bogor|Parung Panjang]] hingga ke [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]],<ref name=":022" /> jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Palmerah).<ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref> Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai [[Jalur kereta api Tangerang–Duri|jalur kereta api Tangerang-Duri]] yang berstatus sebagai [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]]. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.<ref>{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1928|title=Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen|location=Weltevreden|publisher=G. KOLLF & Co|url-status=live}}</ref>
Pada masa [[Hindia Belanda]], daerah [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] merupakan salah satu kecamatan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] yang letaknya sangat strategis. Asal mula nama [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] berasal dari patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan pada wilayah tersebut, dan masyarakat setempat pun kemudian menyebutnya sebagai [[Palmerah, Jakarta Barat|Paal Merah]]. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah [[Batavia]] ke arah [[Buitenzorg]]. Dahulu, jalan ini sering dilewati oleh [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] yang berkuasa saat itu ketika ia hendak mengendarai [[kereta kuda]] dari [[Batavia]] menuju ke [[Istana Bogor]].<ref>{{cite book|last=H.M.|first=Zaenuddin|title=212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe|year=2012|publisher=Ufuk Press}} sebagaimana dikutip dalam {{cite web|url=http://jakarta.bisnis.com/read/20150106/387/388422/tahukah-anda-nama-palmerah-di-jakarta-barat|title=Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?|publisher=Bisnis.com|last=Maskur|first=Fatkhul|date=6 Januari 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref>
 
Jalur kereta api dari [[Stasiun Rangkasbitung]] diteruskan pembangunannya oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) hingga ke daerah [[Stasiun Serang|Serang]] pada 1 Juli 1900,<ref>{{Cite book|last=Staatsspoorwegen|first=|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|isbn=|pages=}}</ref><ref name=":02">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan [[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]] pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di [[Stasiun Krenceng]] yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi [[Pelabuhan Merak]] yang lebih dekat untuk menyeberang ke [[Lampung]].<ref>{{Cite web|title=ZWP - Haltestempels Ned.Indië|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|website=studiegroep-zwp.nl|access-date=2022-10-22}}</ref> Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] menuju [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] membangun sebuah [[Rel|jalur kereta api]] beserta [[Stasiun kereta api|stasiun-stasiunnya]] (termasuk [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]]) yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]], melewati daerah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalankan [[Kereta api|kereta api-kereta api]] reguler yang melayani rute tersebut.<ref>{{cite web|title=Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|publisher=Studiegroep Zuid-West Pacific|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref><ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref>
 
Nama Palmerah merujuk pada patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan pada wilayah tersebut, dan masyarakat setempat pun kemudian menyebutnya sebagai Paal Merah. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah [[Batavia]] ke arah [[Buitenzorg]].<ref>{{Cite web|last=Abdullah|first=Nurudin|date=2015-01-06|title=Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?|url=https://kabar24.bisnis.com/read/20150106/387/388422/tahukah-anda-nama-palmerah-di-jakarta-barat|website=Bisnis.com|language=id|access-date=2023-10-29}}</ref>
Pada awal era 1960-an, [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] (GBK) dibangun dalam rangka menjadi tuan rumah [[Pesta Olahraga Asia 1962]], serta paket pembangunan ini diperkirakan juga meliputi 2 buah ''flyover,'' yaitu ''flyover'' Jalan Arteria Raya yang terletak di daerah [[Simprug (Transjakarta)|Rawa Simprug]], dan juga ''flyover'' Jalan Tol Dalam Kota yang terletak di daerah [[Pejompongan]]. Untuk membantu memudahkan mengirim serta bongkar muat bahan material pembangunan tersebut, dibuatlah sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] dari [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menuju ke lokasi pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]]. Bahan material pembangunan seperti pasir, batu, kapur, dan sejenisnya dibawa menggunakan angkutan [[Kereta api barang|kereta api]], material-material ini diambil dari [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] di dekat [[Stasiun Rawa Buntu]] yang mengarah ke tepi [[Ci Sadane|sungai Cisadane]]. Hal yang sama pun juga pernah terjadi di [[Stasiun Kebayoran]], pada era 1950-60-an [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini sempat memiliki sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ke arah [[gudang]] yang dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian Pekerjaan Umum]] (PU) untuk membongkar muat material-material yang diangkut melalui moda [[Rel|jalur rel]] guna keperluan pembangunan kota [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]].<ref>{{Cite journal|last=A|first=Susanto|title=Stasiun Keabyoran Ambles?|journal=Stasiun Kebayoran Ambles?}}</ref> [[Gerbong|Gerbong-gerbong]] pengangkut bahan material pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|GBK]] diparkir di [[emplasemen]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] yang kala itu masih memiliki banyak [[Sepur simpang|sepur simpan]] untuk keperluan proyek, dan [[gerbong]] tersebut [[langsir|dilangsir]] menuju ke lokasi pembangunan menggunakan [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]]. Serta, kala itu sempat dibuat pula sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke [[Pejompongan]] untuk keperluan pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|Perusahaan Air Minum]] (PAM), bahan material untuk pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|PAM]] ini dibawa menggunakan angkutan [[Kereta api barang|kereta api]] dan dibongkar di lokasi pembangunan tersebut. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]] hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja serta tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya dibongkar pada suatu waktu dan [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]] sudah menjadi Jalan Gelora. Hal yang sama pun juga terjadi pada [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Perusahaan Daerah Air Minum|Perusahaan Air Minum]], [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] tersebut hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja dan tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ini ditutup pada suatu waktu serta [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]] sudah menjadi pemukiman padat di sebelah Jalan [[Pejompongan]] Raya. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] yang satu ini tidak sepenuhnya dibongkar, namun ada sebagian hanya ditimbun saja dengan tanah maupun aspal. Masih terdapat sisa [[Penampang rel|potongan rel]] yang terletak di sebuah gang pemukiman padat [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]], sisa [[Penampang rel|potongan rel]] ini sengaja tidak dibongkar dan dimanfaatkan oleh warga sebagai jembatan kecil untuk penyeberangan selokan atau got.
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM..jpg|jmpl|Sisa rel cabang PAM (dari arah Pejompongan).|al=Sisa rel cabang PAM (dari arah Pejompongan).]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (2).jpg|jmpl|Sisa rel cabang PAM (dari arah Palmerah).|al=Sisa rel cabang PAM (dari arah Palmerah).]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (3).jpg|jmpl|Sisa batang rel.|al=Sisa batang rel.]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (4).jpg|jmpl|Sisa batang rel.|al=Sisa batang rel.]]
Pada era 1960-70-an, [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] memiliki [[emplasemen]] yang luas dan [[Rel|jalur]] yang cukup banyak. Diperkirakan terdapat 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] di sebelah kiri [[emplasemen]] dan 2 buah [[sepur badug]] atau [[Sepur badug|jalur buntu]] di sebelah kanan [[emplasemen]] (dari arah [[Stasiun Tanah Abang]]), serta 2 buah [[Rel|jalur]] untuk lalu-lalang dan persilangan. 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] yang berada di sisi kiri [[emplasemen]] ini digunakan untuk menyimpan atau ''stabling'' [[Gerbong|gerbong-gerbong barang]], yang dimana [[Sepur simpang|sepur simpan]] ini juga pernah digunakan untuk menyimpan [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[gerbong]] guna keperluan pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]]. Sedangkan, 2 buah [[sepur badug]] atau [[Sepur badug|jalur buntu]] yang berada di sisi kanan [[emplasemen]] digunakan untuk bongkar muat pasir, batu, kapur, arang kayu, dan sejenisnya. Pada masa itu, [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]], [[lokomotif C300]], serta [[lokomotif BB300]] digunakan untuk kegiatan [[langsir]]an di [[emplasemen]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] ini.
 
Desain bangunan Stasiun Palmerah memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, seperti bangunan [[Stasiun Kebayoran]], [[Stasiun Sudimara|Sudimara]], dan [[Stasiun Serpong|Serpong]]. Layaknya stasiun-stasiun kecil [[Staatsspoorwegen]] pada umumnya, bangunan Stasiun Palmerah pada awalnya tidak memiliki ruangan untuk petugas [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA), dan [[Bingkai tuas|tuas persinyalan]] diletakkan di tempat terbuka di samping bangunan stasiun. Pada masa [[Orde Lama|orde lama]], dibangun ruangan untuk PPKA serta tuas-tuas persinyalan yang menyatu dengan bangunan utama stasiun. Pada dinding bangunan sisi ujung, terdapat ukiran nama stasiun 'Palmerah', yang di kemudian waktu juga ditambahkan ukiran serupa pada bangunan sisi samping. Pada dekade 2000-an, salah satu dinding pada sisi samping bangunan lama ini pun dibongkar guna memperlebar akses keluar-masuk penumpang, membuat ukiran 'Palmerah' yang sebelumnya terdapat di dinding tersebut ikut hilang.
Diperkirakan, pada awal era 1990-an [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini dibongkar karena sudah tidak diperlukan lagi, dan hanya menyisakan 2 [[Rel|jalur]] saja untuk lalu-lalang atau persilangan. Bekas [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] tersebut kemudian dibangun menjadi Jalan Tentara Pelajar di kedua sisi [[Stasiun kereta api|stasiun]], baik yang mengarah ke [[Pejompongan]] maupun yang mengarah sebaliknya, yaitu ke arah Rawa Simprug.
 
Selain itu, genteng atap bangunan stasiun yang sebelumnya menggunakan genteng keramik pun kini juga telah diubah menjadi genteng metal. Saat bangunan lama Stasiun Palmerah tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2015, bangunan lama ini beralih fungsi menjadi minimarket. Meskipun begitu, bangunan peninggalan Staatsspoorwegen dan ruangan PPKA lama ini tetap dipertahankan dan ditetapkan sebagai aset [[Kekayaan budaya|cagar budaya]].
Pada 1992-1994, [[Rel|jalur]] lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] pun kemudian [[Elektrifikasi perkeretaapian|dielektrifikasi]] dengan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) model [[Prancis]], salah satunya adalah untuk mendukung perjalanan [[KRL Serpong Ekspres]] yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari [[Kereta rel listrik|KRL]] ''Green Line.'' Serta, diperkirakan pada awal era 1990-an ini [[peron]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] juga direnovasi menjadi [[peron]] yang lebih tinggi.
[[Berkas:Palmerah PJKA.png|jmpl|Ilustrasi emplasemen Stasiun Palmerah lawas dalam buku Ikhtisar Lintas Jawa PJKA, dengan keterangan jalur 1 dan 2 sepanjang 758,50 meter, dan jalur 3 sepanjang 752 meter.|al=Ilustrasi emplasemen Stasiun Palmerah lawas dalam buku Ikhtisar Lintas Jawa PJKA, dengan keterangan jalur 1 dan 2 sepanjang 758,50 meter, dan jalur 3 sepanjang 752 meter.]]
Stasiun Palmerah memiliki [[emplasemen]] yang luas. Terdapat 2 [[Rel|jalur]] untuk lintasan, [[sepur badug]], [[sepur simpang]], bahkan [[Percabangan (kereta api)|percabangan]]. Sejak dekade 1960-an, dibuat 2 buah jalur percabangan atau sepur simpang dari Stasiun Palmerah. Percabangan pertama mengarah ke [[Pejompongan]] guna membawa material-material pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA), begitu pula hal sama dengan percabangan kedua yang mengarah ke [[Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Senayan]] untuk pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]] (GBK). Pembangunan IPA Pejompongan tersebut merupakan satu paket pembangunan dengan GBK, dengan menggunakan pinjaman dana dari [[Uni Soviet]].<ref>{{Cite web|date=2018-02-20|title=Di Balik Pembangunan Stadion GBK|url=https://historia.id/olahraga/articles/di-balik-pembangunan-stadion-gbk-DAooY|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-10-29}}</ref> Material-material pembangunan dibawa menggunakan [[Transportasi rel|moda kereta api]] dari [[Ci Sadane|Sungai Cisadane]] di daerah [[Stasiun Serpong|Serpong]] dan [[Stasiun Rawa Buntu|Rawa Buntu]]. Sebuah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]] digunakan untuk aktivitas [[Langsir|langsiran]] pada emplasemen stasiun, dan perlahan digantikan oleh [[Lokomotif diesel|lokomotif-lokomotif diesel]] seperti seri [[Lokomotif D300|D300]].
 
Saat dilakukan pembangunan Jalan Tentara Pelajar yang membentang di kedua sisi stasiun dan rel eksisting pada dekade 1980-an, jumlah jalur di emplasemen Stasiun Palmerah dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, dengan jalur 1 dan 2 sebagai jalur persilangan dan sebuah sepur simpan. Beberapa waktu kemudian, sepur simpan ini ikut dibongkar sehingga menyisakan 2 jalur utama saja. Kegiatan bongkar muat [[Gerbong|gerbong barang]] pun terhenti, dikarenakan percabangan rel dan sepur simpang sudah tidak digunakan lagi.
Pada tahun 2013-2014, [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] melakukan renovasi secara besar-besaran terhadap [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini menjadi dua tingkat, sehingga kompleks [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menjadi semakin luas dan megah. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, serta diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref name=":0">{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|publisher=Antaranews.com|date=6 Juli 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Meskipun [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah direnovasi menjadi sangat megah dan luas, namun bangunan lama [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM..jpg|jmpl|Yang tersisa dari percabangan rel Palmerah-Pejompongan guna membawa material-material pembangunan IPA, tersembunyi di tengah pemukiman padat penduduk.]]
Bekas ''railbed'' dari percabangan rel dan sepur simpang tersebut kini menjadi Jalan Tentara Pelajar, Jalan Gelora, bahkan pemukiman padat Pejompongan. Sisa potongan rel dari percabangan ke arah Instalasi Pengolahan Air Pejompongan ini ditemukan di tengah-tengah pemukiman padat warga, begitu pula dengan sisa potongan rel lainnya yang sempat ditemukan saat dilakukan penggalian tanah di bekas emplasemen lama Stasiun Palmerah yang telah berubah menjadi Jalan Tentara Pelajar.
 
PadaSejak November 2020dahulu, Dinasterdapat Perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutupsebuah [[perlintasan sebidang]] di [[Stasiunsebelah keretabarat api|Stasiun]] [[Palmerah,. JakartaPerlintasan Barat|Palmerah]]yang secarakelak permanen.diberi Salahnomor satuJPL tujuannya43 agarini menghilangkansudah pelanggaranada lalujauh lintassebelum yangJalan kerapTentara terjadiPelajar dibangun di [[Perlintasankedua sebidang|perlintasan]]sisi tersebutstasiun dan rel eksisting. HalHingga itupada diungkapkanNovember oleh2020, kepalaDinas dinas perhubunganPerhubungan provinsiProvinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrinakhirnya Liputo.menutup Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagiandengan daritujuan penataanagar kawasanmenghilangkan [[Stasiunpelanggaran keretalalu api|stasiun]]lintas tahapyang 2kerap terjadi di [[Stasiunarea kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]]tersebut.<ref name=":2">{{Cite web|last=Kusuma|first=Hendra|title=Perlintasan Sebidang Palmerah Ditutup buat Minimalisir Kecelakaan|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5273614/perlintasan-sebidang-palmerah-ditutup-buat-minimalisir-kecelakaan|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2022-07-02}}</ref>
Penataan lebih lanjut juga dilakukan pada tahun 2020-2021, dengan tujuan untuk mempererat integrasi antarmoda (terutama [[Transjakarta]]) serta mempermudah akses bagi pejalan kaki. Penataan ini diresmikan pada 29 September 2021, bersamaan dengan proyek yang serupa di [[Stasiun Tebet|Tebet]]. Penataan ini dilakukan di bawah PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ), perusahaan patungan (''joint venture'') [[MRT Jakarta]], dan [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia (KAI)]].<ref name=":1">{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-09-29|title=Penataan Stasiun Tebet dan Palmerah wujudkan integrasi antarmoda|url=https://www.antaranews.com/berita/2423741/penataan-stasiun-tebet-dan-palmerah-wujudkan-integrasi-antarmoda|website=Antara News|access-date=2021-09-29}}</ref>
 
Saat dilakukan [[Elektrifikasi perkeretaapian|eletrifikasi]] dan pemasangan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) di [[petak jalan]] [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] oleh [[SYSTRA|Systra]] ([[Prancis]]) pada tahun 1993, jalur di emplasemen Stasiun Palmerah kembali mengalami rombakan besar-besaran. Trase jalur 1 lama yang merupakan trase asli peninggalan Staatsspoorwegen (SS) pun dibongkar dan digeser guna lahannya akan dipakai pembangunan peron serta atap baru, kondisi yang serupa juga dilakukan di [[Stasiun Kebayoran]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Layaknya emplasemen stasiun-stasiun kecil peninggalan Staatsspoorwegen pada umumnya, jalur 1 lama Stasiun Palmerah merupakan [[sepur belok]] dan terletak sangat berdekatan dengan bangunan stasiun. Sebagai ganti dari pembongkaran jalur 1 tersebut, dibangunlah jalur 2 yang baru.
Pada November 2020, Dinas Perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutup [[perlintasan sebidang]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] secara permanen. Salah satu tujuannya agar menghilangkan pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di [[Perlintasan sebidang|perlintasan]] tersebut. Hal itu diungkapkan oleh kepala dinas perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrin Liputo. Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagian dari penataan kawasan [[Stasiun kereta api|stasiun]] tahap 2 di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]].<ref name=":2">{{Cite web|last=Kusuma|first=Hendra|title=Perlintasan Sebidang Palmerah Ditutup buat Minimalisir Kecelakaan|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5273614/perlintasan-sebidang-palmerah-ditutup-buat-minimalisir-kecelakaan|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2022-07-02}}</ref>
 
Setelah semua pembenahan emplasemen dan peron selesai, tiang serta kabel LAA pun dipasang. Jaringan LAA ini akhirnya resmi beroperasi pada 3 Juni 1997 bersamaan dengan peresmian bangunan baru [[Stasiun Tanah Abang]], setelah sempat tertunda selama beberapa tahun dikarenakan beberapa faktor kendala seperti faktor pasokan listrik dari [[Perusahaan Listrik Negara]] (PLN). Saat masa elektrifikasi pada 1993-1997 ini pula direncanakan untuk membangun stasiun baru pada petak jalan antara Palmerah-Kebayoran, tepatnya di daerah Simprug, ditandai dengan dipasangnya tiang LAA yang mengakomodir 2 jalur kereta pada lokasi calon stasiun. Namun, hingga kini hal tersebut tidak terealisasikan.
== Bangunan dan tata letak ==
Pada era 1960-70-an, [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] diperkirakan memiliki 9 [[Rel|jalur]] serta 2 [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]]. Terdapat 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] di sebelah kiri [[emplasemen]] dan 2 buah [[sepur badug]]/jalur buntu di sebelah kanan [[emplasemen]] (dari arah [[Stasiun Tanah Abang]]). 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] yang berada di sisi kiri [[emplasemen]] ini digunakan untuk menyimpan atau ''stabling'' [[Gerbong|gerbong-gerbong barang]], yang dimana [[Sepur simpang|sepur simpan]] ini juga pernah digunakan untuk menyimpan [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[gerbong]] guna keperluan pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]]. Sedangkan, 2 buah [[sepur badug]] atau [[Sepur badug|jalur buntu]] yang berada di sisi kanan [[emplasemen]] digunakan untuk bongkar muat pasir, batu, kapur, arang kayu, dan sejenisnya. Juga terdapat 2 buah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang menuju ke 2 arah yang berbeda, yaitu ke arah [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] untuk bongkar muat bahan material pembangunannya, dan ke arah [[Pejompongan]] untuk bongkar muat bahan material pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|Perusahaan Air Minum]] (PAM).
 
Sejak pengoperasian [[jalur ganda]] pada petak jalan Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, emplasemen Stasiun Palmerah dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru.<ref name=":1">{{Cite news|date=2007-07-04|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2017-10-18}}</ref> Meskipun pada petak jalan tersebut emplasemen Stasiun Palmerah memiliki kesamaan seperti [[Stasiun Pondok Ranji]] yang sama-sama hanya memiliki 2 jalur, namun wesel di emplasemen stasiun ini tetap dipertahankan dan tidak dibongkar meskipun jalur ganda telah beroperasi, sehingga kereta dapat berpindah ke jalur lain untuk berjalan sepur salah jika terdapat suatu keadaan darurat.
Diperkirakan, pada awal era 1990-an [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini dibongkar karena sudah tidak diperlukan lagi, dan hanya menyisakan 2 [[Rel|jalur]] saja untuk lalu-lalang atau persilangan. Bekas [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] tersebut kemudian dibangun menjadi Jalan Tentara Pelajar di kedua sisi [[Stasiun kereta api|stasiun]], baik yang mengarah ke [[Pejompongan]] maupun yang mengarah sebaliknya, yaitu ke arah Rawa Simprug.
 
Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2013-2015 [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] (Kemenhub) mulai merenovasi secara besar-besaran Stasiun Palmerah menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang lengkap. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, serta diresmikan pada 6 Juli 2015.<ref name=":0">{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|date=6 Juli 2015|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|publisher=Antaranews.com|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Renovasi ini pun juga sekaligus memperpanjang jarak peron Stasiun Palmerah dan mengakomodasi KRL dengan 10 stamformasi.
Pada awal era 2000-an, [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] memiliki 2 [[Rel|jalur]], dengan [[Rel|jalur]] 1 (sebagai sepur lurus) dan [[Rel|jalur]] 2 (sebagai [[sepur belok]]). Sejak pengoperasian [[jalur ganda]] di lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] per 4 Juli 2007, tata letak [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini dirombak dengan menambahkan [[Rel|jalur]] 2 sebagai sepur lurus baru.<ref>{{Cite news|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|newspaper=detiknews|access-date=2017-10-18}}</ref>
 
== Bangunan dan tata letak ==
Pada tahun 2013-2014, [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] melakukan renovasi secara besar-besaran terhadap [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini menjadi dua tingkat, sehingga kompleks [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menjadi semakin luas dan megah. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, serta diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref name=":0" /> Meskipun [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah direnovasi menjadi sangat megah dan luas, namun bangunan lama [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
Stasiun Palmerah memiliki dua jalur kereta api yang keduanya merupakan sepur lurus. Stasiun ini diapit oleh Jalan Tentara Pelajar yang berlawanan arah di kedua sisi stasiun dan rel, serta dekat dengan gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, Lapangan Tembak Senayan, bahkan gedung [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] & [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR RI]].
 
Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) lama masih dipertahankan hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]], meskipun tidak lagi digunakan sebagai akses keluar-masuk penumpang sejak tahun 2015 karena telah digantikan dengan bangunan baru. Desain bangunan lama Stasiun Palmerah memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Kebayoran]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Pada dinding bangunan sisi ujung, terdapat ukiran nama stasiun 'Palmerah'. Sebelumnya, pada salah satu dinding sisi samping pun juga terdapat ukiran yang serupa, namun sudah hilang karena dinding tersebut telah dibongkar. Bangunan lama stasiun kini beralih fungsi menjadi minimarket, dan bekas dinding tersebut sudah digantikan dengan dinding kaca. Selain itu, genteng atap bangunan stasiun yang sebelumnya menggunakan genteng keramik pun kini juga telah diubah menjadi genteng metal.
Penataan lebih lanjut juga dilakukan pada tahun 2020-2021, dengan tujuan untuk mempererat integrasi antarmoda (utamanya [[Transjakarta]]) serta mempermudah akses bagi pejalan kaki. Penataan ini diresmikan pada 29 September 2021 bersamaan dengan proyek yang serupa di [[Stasiun Tebet|Tebet]], penataan ini dilakukan di bawah PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ), perusahaan patungan (''joint venture'') [[MRT Jakarta]], dan [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia (KAI)]].<ref name=":1" />
 
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 lantai. Terdapat 2 peron tinggi yang disertai dengan atap, fasilitas penumpang seperti lift, eskalator, mushola, toilet, minimarket, dan lain-lain. Di kedua ujung bangunan lantai 2 stasiun, terdapat ejaan besar stasiun 'Palmerah'. Stasiun ini juga menyediakan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terintegrasi dengan Halte Stasiun Palmerah milik [[Transjakarta]].
Pada November 2020, Dinas Perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutup [[perlintasan sebidang]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] secara permanen. Salah satu tujuannya agar menghilangkan pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di [[Perlintasan sebidang|perlintasan]] tersebut. Hal itu diungkapkan oleh kepala dinas perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrin Liputo. Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagian dari penataan kawasan [[Stasiun kereta api|stasiun]] tahap 2 di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]].<ref name=":2" />
 
{{Tata letak peron KAI Commuter
Baris 73 ⟶ 81:
| no_jalur_a = 1
| top = yes
| layanan_a = <small>([[Stasiun Kebayoran|Kebayoran]])</small> {{rcb|system=KRL Jabodetabek|line=Rangkasbitung|inline=yes}} menuju [[Stasiun Serpong|Serpong]]/[[Stasiun Parungpanjang|Parungpanjang]]/[[Stasiun Tigaraksa|Tigaraksa]]/[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]
| no_jalur_b = 2
| layanan_b = {{rcb|system=KRL Jabodetabek|line=Rangkasbitung|inline=yes}} menuju [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]] <small>([[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]])</small>
Baris 79 ⟶ 87:
 
== Layanan kereta api ==
{| class="wikitable sortable"
=== Komuter ===
{| class="wikitable sortable"
!Nama kereta api
!colspan=2 | Relasi perjalanan
!Tujuan akhir
!Keterangan
|-
| rowspan="2" |{{rint|jakarta|green}} [[Lin Rangkasbitung (KRL Commuter Line) Rangkasbitung|LinCommuter Line Rangkasbitung]]
| {{Stasta|Tanah Abang}}
| {{Stasta|Rangkasbitung}}
| rowspan="2" |-
| –
|-
|{{Sta|Rangkasbitung}}
|}
 
Baris 99 ⟶ 105:
|-
| rowspan="4" |Bus kota [[Transjakarta]]
|1B (Non BRT)
|Stasiun Palmerah-[[TosariSimpang (Transjakarta)|TosariTemu Dukuh Atas]]
|-
|1F (Non BRT)
|Stasiun Palmerah-[[Bundaran Senayan (Transjakarta)|Halte BRT Bundaran Senayan]]
|-
|8C (MetroTrans)
|[[Stasiun Tanah Abang]]-[[PasarStasiun Kebayoran Lama (Transjakarta)|Pasar Kebayoran Lama]]
|-
|9E (Non BRT)
|[[Jelambar (Transjakarta)|Halte BRT Jelambar]]-[[PasarHalte Kebayoran Lama (Transjakarta)|Pasar Kebayoran|Halte LamaBRT Kebayoran]]
|}
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Loket Stasiun Palmerah (2).jpg|LoketTampak bangunan Stasiun Palmerah. Terdapat ejaan besar 'Palmerah' di kedua ujung lantai 2 stasiun.
Berkas:Palmerah Railway Station at nightEmplasemenPLM.jpg|Kondisi dalam bangunanEmplasemen Stasiun Palmerah.
Berkas:WeselStasiunPLM.jpg|Lidah wesel emplasemen Stasiun Palmerah (arah Kebayoran) dengan jalur 1 sebagai sepur lurus. Layout ini merupakan hasil rombakan pada tahun 1993 saat dilakukan elektrifikasi.
Berkas:Bangunan Lama Stasiun Palmerah.jpg|Bangunan lama Stasiun Palmerah peninggalan Staatssporwegen yang merupakan aset cagar budaya. Jalur 1 yang lama dahulu berada tepat di depan bangunan ini, lalu dibongkar pada tahun 1993 untuk pembangunan peron.
Berkas:BangunanLamaPLM1.jpg|Ornamen klasik pada bangunan lama Stasiun Palmerah yang masih dipertahankan.
Berkas:BangunanLamaPLM2.jpg|Bangunan lama Stasiun Palmerah yang kini tidak digunakan lagi sebagai akses penumpang sejak tahun 2015, dengan genteng atap yang sudah diganti dari genteng keramik menjadi genteng metal.
Berkas:BangunanLamaPLM3.jpg|Ornamen klasik pada pintu masuk bangunan lama Stasiun Palmerah yang masih dipertahankan, masih terdapat pula di Stasiun Kebayoran dan Sudimara.
Berkas:BangunanLamaPLM4.jpg|Tampak bagian depan bangunan lama Stasiun Palmerah. Salah satu dinding telah dibongkar, menghilangkan ukiran 'Palmerah' yang sebelumnya terdapat di dinding tersebut. Kini digantikan dengan dinding kaca sebagai minimarket.
Berkas:BangunanLamaPLM5.jpg|Ukiran 'Palmerah' pada dinding ujung bangunan lama stasiun.
Berkas:BangunanLamaPLM6.jpg|Ruang PPKA lama Stasiun Palmerah yang ikut dipertahankan dan masih digunakan hingga sekarang.
Berkas:BangunanPLM1.jpg|Kondisi lantai 2 Stasiun Palmerah.
Berkas:BangunanPLM2.jpg|Kondisi lantai 2 Stasiun Palmerah.
Berkas:JPO Palmerah.jpg|Jembatan penyeberangan orang (JPO) Stasiun Palmerah menuju Transjakarta melalui Halte Stasiun Palmerah.
Berkas:BangunanPLM3.jpg|Pintu masuk Stasiun Palmerah melalui parkiran motor.
Berkas:KRL205Palmerah.jpg|KRL memasuki jalur 1 Stasiun Palmerah.
Berkas:KABabarandekPalmerah.jpg|Kereta api batu bara melintas jalur 2 Stasiun Palmerah.
</gallery>
 
Baris 128 ⟶ 148:
[[Kategori:Stasiun kereta api di Jakarta|Palmerah]]
[[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Barat]]
[[Kategori:Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop I Jakarta]]
{{coord|-6.2073865|106.7976405|display=title}}