Kabupaten Bondowoso: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perubahan Kata di Halaman Beranda Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(58 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
| settlement_type = Kabupaten
| translit_lang1_type = [[
| translit_lang1_type1 = [[
| nama lain = Wanawasa
| lambang = Seal of Bondowoso Regency.svg
| peta = Locator kabupaten bondowoso.png
| translit_lang1_info = {{resize|10pt|''Bânḍâbâsa''}} {{font|size=60%|([[Bahasa Madura#Sistem Penulisan|Latèn]])}}<br> {{resize|11pt|بۤانڊۤابۤاسا}} {{font|size=60%|([[Abjad Pegon|Pèghu]])}}<br> {{resize|10pt|ꦨꦤ꧀ꦝꦨꦱ}} {{font|size=60%|([[Aksara Jawa#Penggunaan dalam bahasa Madura|Carakan]])}}
| translit_lang1_info1 = {{resize|10pt|''Båndhåwåså''}} {{font|size=60%|([[Bahasa Jawa#Fonologi|Gêdrig]])}}<br> {{resize|11pt|بانڎاواسا}} {{font|size=60%|([[Abjad Pegon|Pégon]])}}<br> {{resize|10pt|ꦧꦤ꧀ꦝꦮꦱ}} {{font|size=60%|([[Aksara Jawa|Hånåcåråkå]])}}
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
▲| foto = Stasiun Bondowoso 2019.jpg
|perrow = 2/2
|image1=Kawah Wurung Bondowoso.jpg
|image2=Tape Bondowoso.jpg
|image3=13 Tampak depan shelter bus antarkota Terminal Bondowoso.jpg
|image4=PLTM Sampean Baru.jpg
}}
| caption = '''Dari kiri; ke kanan''': Kawah Wurung, Tape khas Bondowoso, [[Terminal Bondowoso]], dan PLTM Sampean Baru
| koordinat = {{Coord|-7.914614|113.821796|display=inline, title}}
| julukan = {{hlist|Kota Tape|Bumi
| motto = Swasthi-bhuwana kṛta<br/>{{small|{{lang icon|Sanskerta|Sanskerta}} Kebaikan akan menuntun kita menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat}}<br/>(1972 Masehi)<ref name="lambang">Lambang Kabupaten Bondowoso, ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Lambang Daerah Kabupaten Bondowoso, 1972.</ref>
| semboyan = Bondowoso Melesat{{br}}{{small|"Mandiri Ekonomi, Lestari,<br> Sejahtera, Adil, dan Terdepan"}}
| slogan = Republik Kopi
| propinsi = [[Jawa Timur]]
| ibukota = [[Bondowoso, Bondowoso|Bondowoso]]
Baris 22 ⟶ 28:
| penduduk = 776151
| penduduktahun = [[2020]]
| pendudukref = <ref name="BONDOWOSO">{{cite web|url=https://bondowosokab.bps.go.id/publication/2021/02/26/84e659e75ba52cc51705756b/kabupaten-bondowoso-dalam-angka-2021.html|title=
| kepadatan = 498
| kecamatan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso|23]]
| kelurahan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso|10]]
| desa = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso|209]]
| desa = 209▼
| dasar hukum = UU No.12/1950
| tanggal = [[8 Agustus]] [[1950]]
| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1819|08|17}}
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah =
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah =
| sekretaris daerah = Haeriah Yuliati (Pj.)
| ketua DPRD = Ahmad Dhafir
| kodearea = +62 332
| kodepos = [[Daftar kode pos di Indonesia|68200]]
| nomor_polisi = P ''xxxx''
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi),<br> [[Bahasa Madura|Madura]] (dominan),<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Arab|Arab]],<br> [[Bahasa Mandarin|Mandarin]], dan [[Daftar bahasa di Indonesia|lainnya]]
| agama = [[Islam]] 98,76% <br/>[[Kristen]] 0,60%<br>- [[Protestan]] 0,46%<br>- [[Katolik]] 0,14%<br/>[[Buddha]] 0,04%<br/>[[Hindu]] 0,02%<br/>[[Konghucu]] 0,01%<br/>Lainnya 0,57%<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=13 April 2021}}</ref><ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Bondowoso&wid=3511000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Bondowoso|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=20 September 2020}}</ref>▼
| demonim = - ''Bondowosoan'' {{font|size=60%|([[Bahasa Indonesia|Indonesia]])}}<br> - ''Bândâbâsa’an'' {{font|size=60%|([[Bahasa Madura|Madura]])}}<br> - ''Båndhåwåsåan'' {{font|size=60%|([[Bahasa Jawa|Jawa]])}}
| flora = [[Sarangan]]▼
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
| fauna = [[Sapi]]▼
|98,76% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,60% [[Kekristenan|Kristen]]
** 0,46% [[Protestan]]
** 0,14% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
▲|
▲| flora = [[Saninten|Sarangan]]
▲| fauna = [[Sapi|Sapi aduan]]
| zona waktu =
| dau = Rp 956.016.610.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=13 April 2021}}</ref>
|
| web = {{URL|https://bondowosokab.go.id/}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De aloen-aloen te Bondowoso op Oost-Java TMnr 60009778.jpg|jmpl|300px|Alun-alun kota Bondowoso pada tahun 1920-an]]
'''Kabupaten Bondowoso''' (
== Geografi ==
Baris 61 ⟶ 75:
Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang cukup sejuk berkisar 15,40 0C – 25,10 0C, karena berada di antara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.
Letak Kabupaten Bondowoso
=== Batas Wilayah ===
Baris 83 ⟶ 97:
==== Rawan Banjir ====
Permasalahan lingkungan dan sosial yang menonjol adalah kerusakan hutan atau luasnya lahan kritis. Berbagai kegiatan masyarakat (dengan kualitas SDM terbatas) dalam memanfaatkan lahan (kehutanan, pertanian dan permukiman) berpengaruh besar pada kerusakan [[:Kategori:DAS Sampean|DAS Sampean]]. Kawasan hutan di Kabupaten Bondowoso berada dalam pengelolaan KPH Bondowoso dengan perincian: hutan lindung 46.784,2 ha; hutan produksi 45.218 ha; dan LDTI 366,32 Ha. Kawasan lindung yang diolah dan di tempati masyarakat mencapai 23,0%. Sebaliknya terdapat pula hutan produksi yang berada di atas tanah milik masyarakat.
Hutan lindung dan hutan produksi yang ada relatif rawan terhadap penjarahan oleh masyarakat. Hal ini karena adanya tekanan penduduk yang besar yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian dengan tingkat pendapatan yang rendah, serta sistem kelembagaan yang kurang berjalan efektif. Sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kelestarian hutan dan memanfaatkan hutan sebagai lahan mata pencaharian.
Baris 89 ⟶ 103:
Kerusakan lahan yang terjadi di Kabupaten Bondowoso (lahan kritis yang ada) mencapai luas 40.758 Ha, dengan rincian sangat kritis seluas 4.175 Ha, kritis seluas 10.420 Ha, agak kritis seluas 11.417 Ha, dan potensial kritis seluas 9.746 Ha yang pada umumnya adalah lahan masyarakat. Sedangkan lahan perhutani yang kritis mencapai 5.000 Ha. Adanya lahan kritis tersebut cenderung meningkatkan erosi, yang berakibat pada meningkatnya sedimentasi sungai, menurunkan daya tampung sungai, melampaui kapasitas sarana prasarana irigasi yang ada, sehinga timbul kawasan-kawasan rawan luapan air atau kawasan rawan banjir.
Daerah rawan banjir mencakup 33,33% wilayah Kabupaten Bondowoso, khususnya kawasan-kawasan yang berada di sepanjang aliran [[Sungai Sampean]] dan Sungai Tlogo, di antaranya Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Tenggarang, Wonosari, Klabang, Tapen, Prajekan, Sumberwringin, Pakem, Tegalampel, dan Tlogosari (Peta terlampir).
Setiap tahun terjadi bencana banjir (terbesar tahun 2002) yang melanda wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo (daerah bawah DAS Sampean). Dampak seringnya terjadi banjir adalah meningkatnya kerusakan jaringan irigasi, kerusakan prasarana jalan, kerusakan instalasi air bersih dan rusaknya prasarana permukiman dan prasarana umum. Khusus prasarana irigasi, kerusakan jaringan apabila tidak tertangani segera akan menurunkan debit air irigasi dan pada akhirnya terjadi kekeringan lahan pertanian di musim kemarau.
Baris 116 ⟶ 130:
Semasa Pemerintahan [[Bupati]] Ronggo Kiai Suroadikusumo di Besuki mengalami kemajuan dengan berfungsinya Pelabuhan Besuki yang mampu menarik minat kaum pedagang luar. Dengan semakin padatnya penduduk perlu dilakukan pengembangan wilayah dengan membuka hutan yaitu ke arah tenggara. Kiai Patih Alus mengusulkan agar Mas Astrotruno, putra angkat Bupati Ronggo Suroadikusumo, menjadi orang yang menerima tugas untuk membuka hutan tersebut. usul itu diterima oleh Kiai Ronggo-Besuki, dan Mas Astrotruno juga sanggup memikul tugas tersebut. Kemudian Kiai Ronggo Suroadikusumo terlebih dahulu menikahkan Mas Astotruno dengan Roro Sadiyah yaitu putri Bupati Probolinggo Joyolelono. Mertua Mas Astrotruno menghadiahkan kerbau putih “Melati” yang dongkol (tanduknya melengkung ke bawah) untuk dijadikan teman perjalanan dan penuntun mencari daerah-daerah yang subur.
Pengembangan wilayah ini dimulai pada 1789, selain untuk tujuan politis juga sebagai upaya menyebarkan agama Islam mengingat di sekitas wilayah yang dituju penduduknya masih menyembah berhala. Mas Astrotruno dibantu oleh Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno, dan Jati Truno berangkat melaksanakan tugasnya menuju arah selatan, menerobos wilayah pegunungan sekitar Arak-arak “Jalan Nyi Melas”. Rombongan menerobos ke timur sampai ke Dusun Wringin melewati gerbang yang disebut “Lawang Seketeng”. Nama-nama desa yang dilalui rombongan Mas Astrotruno, yaiitu Wringin, Kupang, Poler dan Madiro, lalu menuju selatan yaitu desa Kademangan dengan membangun pondol peristirahatan di sebelah barat daya Kademangan (diperkirakan di Desa Nangkaan sekarang).
Desa-desa yang lainnya adalah disebelah utara adalah Glingseran, Tamben dan Ledok Bidara. disebelah Barat terdapat Selokambang, Selolembu. sebelah timur adalah Tenggarang, Pekalangan, Wonosari, Jurangjero, Tapen, Praje,kan dan Wonoboyo. Sebelah selatan terdapat Sentong, Bunder, Biting, Patrang, Baratan, Jember, Rambi, Puger, Sabrang, Menampu, Kencong, Keting. Jumlah Penduduk pada waktu itu adalah lima ratus orang, sedangkan setiap desa dihuni, dua, tiga, empat orang. kemudian dibangunlah kediaman penguasa di sebelah selatan sungai Blindungan, di sebelah barat Sungai Kijing dan disebelah utara Sungai Growongan (Nangkaan) yang dikenal sebagai “Kabupaten Lama” Blindungan, terletak ±400 meter disebelah utara alun-alun.
Baris 201 ⟶ 215:
=== Keagamaan ===
Hampir semua penduduknya beragama islam, sedangkan penduduk
Di Kabupaten Bondowoso sebagai salah satu kabupaten tapal kuda, tersebar pondok-pondok pesantren, di mana jumlah pondok pesantren dan jumlah santri setiap tahun selalu bertambah.
Baris 321 ⟶ 335:
* {{id}} {{resmi}}
{{Kabupaten Bondowoso}}
{{Tapal Kuda Jawa Timur}}
{{jatim}}
{{Authority control}}
|