Daerah Istimewa Yogyakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
k Ngayogyakarta Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
(110 revisi perantara oleh 51 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|daerah istimewa setingkat provinsi|kota bernama sama|Kota Yogyakarta}}
{{Redirect2|DIY|Yogyakarta||DIY (disambiguasi)|dan|Yogyakarta (disambiguasi)}}
{{pp-protected|reason=Suntingan yang tidak berguna secara berulang-ulang|small=yes}}
{{Kotak info provinsi Indonesia
| settlement_type = daerah istimewa
|
| nama resmi = Daerah Istimewa Yogyakarta
| translit_lang1_type3 = Alfabet Jawa
| translit_lang1_info3 = ''Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta''
| translit_lang1_info1 = {{jav|ꦝꦌꦫꦃꦆꦱ꧀ꦠꦶꦩꦺꦮꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ}}
| translit_lang1_type1 = [[aksara Jawa|Hanacaraka]]
| translit_lang1 = bahasa Jawa
| translit_lang1_type2 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
| translit_lang1_info2 = '''ڎائَيراه إستيمَيوا ڠايَوڮياكارتا'''
| nama lain = {{Hlist|Yogya|Jogjakarta|Jogja|Ngayogyakarta}}
| bendera = Flag of Yogyakarta.svg
| lambang = Coat of arms of Yogyakarta.svg
| etimologi = Ayodhya + Karta
|logo = Jogja_Istimewa_Wordmark.svg
|link_logo = Jenama
| peta = {{location map+ |Indonesia DIY
|float=center|width=280|caption={{center|Peta Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.}}|places=
Baris 34 ⟶ 43:
}}[[Berkas:Special Region of Yogyakarta in Indonesia (special marker).svg|thumb|280px]]
| zoom peta = 8
| julukan = Bumi Handayani
| motto = {{jav|ꦫꦱꦱꦸꦏꦔꦺꦱ꧀ꦛꦶꦥꦿꦗ꧈ ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠꦠꦿꦸꦱ꧀ꦩꦤ꧀ꦝꦶꦫꦶ}}<br/>{{small|Rasa suka ngèsthi praja, Yogyakarta trus mandhiri<br/>{{jv}} Dengan rasa gembira membangun Daerah Istimewa Yogyakarta yang baik dan selamat terus berdiri tegak<br/>(1876 Jawa, 1945 Masehi)}}
| foto = {{multiple image|perrow = 2|total_width=300
|border=infobox
|caption_align=center
|image1=Kraton Yogyakarta Pagelaran.jpg
|image2=Yogyakarta Indonesia Tugu-Yogyakarta-02.jpg
|image3=
|image4=Sunset di Pantai Wediombo.jpg
|image5=Prambanan Temple (6995053621).jpg
|image6=
|image7=WNoWBV20200918101543.jpg
|image8=Kalibiru, Bluriver.jpg
}}
|caption = '''Dari atas, kiri ke kanan''': [[Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Tugu Yogyakarta]], [[Bank Indonesia|Gedung Bank Indonesia]], [[Pantai Wediombo]], [[Candi Prambanan]], [[Situs Ratu Baka]], [[Bandar Udara Yogyakarta]], dan [[Waduk Sermo]]
| dasar hukum = {{Plainlist|
* UU No. 3 tahun 1950
* UU No. 13 tahun 2012
}}
| hari jadi = {{bda|1755|3|13}}
| ibukota =
| kabupaten = 4
| kota = 1
| kecamatan = 78
| kelurahan =
| desa = 392
| jenis_pemerintahan = [[Wilayah administrasi khusus di Indonesia|Wilayah administrasi khusus]]
| badan_pemerintahan = Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
| nama gubernur = [[Hamengkubuwana X]]
| nama wakil gubernur = [[Paku Alam X]]
| nama ketua DPRD = Nuryadi
| nama sekretaris daerah = [[Beny Suharsono]]
| luas = 3185,80
| penduduk = 3710229
| tahun populasi = 2023
| populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| kepadatan = auto
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|92,96% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 6,85% [[Kristen]]
** 4,44% [[Katolik]]
** 2,41% [[Protestan]]
{{Tree list/end}}
|0,09% [[Hindu]]
|0,08% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,02% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| bahasa = {{Plainlist|
* [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)
* [[Bahasa Jawa|Jawa]] (daerah), [[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]] (dominan), [[Rumpun dialek Arekan|Jawa Arekan]], [[Bahasa Jawa Surakarta|Jawa Surakarta]]<ref name="Ogloblin-2005>{{cite book|last=Ogloblin|first=Alexander K.|year=2005|chapter=Javanese|title=The Austronesian Languages of Asia and Madagascar|chapter-url=https://books.google.com/books?id=BAShwSYLbUYC&pg=PA590|editor1=K. Alexander Adelaar|editor2=Nikolaus Himmelmann|location=London dan New York |publisher=Routledge|pages=591|isbn=9780700712861}}</ref><ref name="Sumarsono-2002>{{Citation|last1=Sumarsono|last2=Partana|first2=Paina|title=Sosiolinguistik|year=2002|publisher=Sabda|location=Yogyakarta|pages=28}}</ref><ref name="perda-no-2-tahun-2021">{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/162614/perda-no-2-tahun-2021|title=Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa|access-date=2021-03-19|archive-date=2021-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210413122928/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/162614/perda-no-2-tahun-2021|dead-url=no}}</ref>}}
| IPM = {{increase}} 81,09 {{fontcolor|blue|sangat tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://webapi.bps.go.id/download.php?f=Ea5vAnGnUKm5etOGNkdbedyyYzC7/qNgbRPghTRBn1KZiahBOTjpC6NkXDc8styxZZoybLNCo39qSqjdadQh5cs2jA5ilTWqUSXlweMddD1qYNhMUvKXh14Q0j3lw8cLLfK42jPj8uSJ9qMRXvsghPcRAbU7gWeADmH97AIrowl7etwpdAmjXdHs4uyNs9lh/wJHwvZeD4UXY2qk4IBDM9F1zVi1p5L48/cdsO+dYhFsxfVsEVdgW5rRIBPuNw0WrhVA5fpTm2OTfjLyYrjrOISffBhVKkdh7iUKPlt6Ys0=|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023|website=www.bps.go.id|page=8|accessdate=7 Desember 2023}}</ref> (2023)
| slogan = Istimewa
| lagu = {{hlist|"[[Suwe Ora Jamu]]"|"Pitik Tukung"|"Walang Kekek"}}
| rumah = {{hlist|[[
|
| zona waktu = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| senjata = {{hlist|[[Keris]]|[[tombak]]|[[jemparingan|jemparing]]}}
| flora = [[Kepel]]
| fauna = [[Perkutut jawa]]
| kode area =
| DAU =
| kode pos = 55''xxx''
| ISO = ID-YO
| TNKB = AB
| web = {{URL|jogjaprov.go.id}}
}}
'''Daerah Istimewa Yogyakarta'''{{Efn|Nomenklatur
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan [[Kota Yogyakarta]] sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], [[Wilayah administrasi khusus di Indonesia|Daerah Istimewa]] ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan [[Pariwisata|wisata]] andalan setelah [[Bali|Provinsi Bali]]. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk [[Gempa
== Sejarah ==
[[File:HB_IX's_mandate_regarding_Indonesian_independence.jpg|220px|ki|thumb|Amanat Sri Sultan HB IX mengenai DIY pada pahatan [[Monumen Yogya Kembali]]]]
[[Berkas:Mataram Baru 1830.png|jmpl|220px|Yogyakarta sebelum tahun 1945 dengan enklave-enklave Surakarta dan Mangkunagaran|kiri]]
{{utama|Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta|Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kadipaten Paku Alaman}}
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]] (RI), [[Hamengkubuwono IX|Sri Sultan Hamengkubuwana IX]] dan [[Paku Alam VIII|Sri Paku Alam VIII]] menyatakan kepada [[Presiden Indonesia|Presiden RI]], bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:
Baris 99 ⟶ 124:
# Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal [[5 September]] [[1945]] (dibuat secara terpisah).
# Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal [[30 Oktober]] [[1945]] (dibuat dalam satu naskah).
[[Berkas:Prov. DI Yogyakarta.jpg|jmpl|Peta Administrasi
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai [[Daerah Istimewa|Daerah Otonom setingkat Provinsi]] sesuai dengan maksud pasal 18 [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|Undang-undang Dasar 1945]] (sebelum perubahan) diatur dengan [[Undang-Undang|Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948]] tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan [[Undang-Undang|Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950]] tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal [[4 Januari]] [[1946]] sampai dengan tanggal [[27 Desember]] [[1949]]<ref>Penetapan tanggal ini adalah yang sering dipergunakan secara umum, walaupun sebenarnya baru dimulai pada [[6 Januari]] [[1946]] dan berakhir pada [[15 Agustus]] [[1950]] sore hari. Kedua tanggal yang terakhir ini jarang digunakan dan jarang yang merujuk. Namun jika kita melihat dan membandingkan berbagai dokumen yang ada, maka akan terlihat dua tanggal yang terakhir inilah yang dipergunakan.</ref> pernah dijadikan sebagai [[
Tahun [[1965]], seiring dengan gagalnya [[kudeta]] oleh [[G30S]] terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Jawa Tengah dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan [[Partai Komunis Indonesia]]. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal [[Orde Baru]] tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.<ref>'Bali', in Robert Cribb, ed., ''The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali'' (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248</ref>
== Geografi ==
Baris 117 ⟶ 144:
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan [[fluvial]] (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran [[aluvial]], membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan ''[[marin]]'' dan ''[[eolin]]'' yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan ''marin'' dan ''eolin'' di [[Parangtritis, Kretek, Bantul|Parangtritis]] Bantul, yang terkenal dengan [[gumuk pasir]]<nowiki/>nya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
[[Berkas:Parangtritis dilihat dari atas1.jpg|jmpl|ka|220px|Dataran Pantai Parangtritis
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran ''fluvial'' yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah ''Aglomerasi'' Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju, dan berkembang.
[[Berkas:KITLV 91017 - Kassian Céphas - Crossing by proa from the Kali Opak at Kretek near Yogyakarta - 1897-04-19.tif|jmpl|Tampak sejumlah orang sedang menyebrangi [[Sungai Opak]] pada 19 April 1897.|kiri]]
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah [[DAS Progo]] di barat, dan [[DAS Opak-Oya]] di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, [[Sungai Progo]], Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, [[Sungai
==
[[Berkas:
===
Kabupaten, dan Kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan metamorfosis dari Kabupaten-kabupaten Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman. Kabupaten-kabupaten tersebut merupakan kabupaten administratif tanpa ada perwakilan rakyat. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah:<ref>Artikel terdahulu</ref>
# [[Kota Yogyakarta|Kabupaten Kota Kasultanan]] dengan bupatinya '''KRT Hardjadiningrat''',
# Kabupaten [[Bantul]] dengan bupatinya '''KRT Jayadiningrat''',
# Kabupaten [[Gunungkidul]] dengan bupatinya '''KRT Suryadiningrat''',
# Kabupaten [[Kulonprogo]] yang beribu kota di Sentolo dengan bupatinya '''KRT Secadiningrat'''.
# [[Pakualaman, Yogyakarta|Kabupaten Kota Pakualaman]] dengan bupatinya '''KRT Bratadiningrat''',
# [[Kabupaten Adikarto]] yang beribu kota di Wates, dengan bupatinya '''KRT Suryaningprang'''.
===
Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah DIY sekarang ini dibentuk pada kurun waktu 1950-1951<ref>Pembentukan Kabupaten dengan UU Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo UU Nomor 18 Tahun 1951 Perubahan Undang-undang Nr 15 tahun 1950 Republik Indonesia Untuk Penggabungan Daerah-daerah Kabupaten Kulon-Progo dan Adikarto dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo. UU Nomor 15 Tahun 1950 diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950</ref><ref>Pembentukan Kota dengan UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. UU Nomor 16 Tahun 1950 diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950.</ref> dan 1957-1958.<ref>Wilayah [[enklave]] [[Provinsi Jawa Tengah]] yang berada di dalam wilayah DIY dilepaskan dari Provinsi Jawa Tengah dan dimasukkan ke dalam wilayah DIY pada kabupaten yang melingkungi wilayah enclave tersebut dengan UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957 yang ditetapkanmenjadi UU Nomor 15 Tahun 1958</ref> Tidak ada perbedaan antara pemerintahan kabupaten, dan kota yang berada di wilayah DIY dengan di Indonesia pada umumnya. Adapun daftar kabupaten, dan kota di wilayah DIY sebagai berikut:
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta}}
{{:Daftar kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta}}
===
{{utama|Daftar kapanewon, kemantren, kalurahan, dan kelurahan di Daerah Istimewa Yogyakarta}}
{{:Daftar kapanewon, kemantren, kalurahan, dan kelurahan di Daerah Istimewa Yogyakarta}}
=== Kerjasama pemerintahan ===
[[Berkas:JR Kyoto Station.JPG|jmpl|Prefektur Kyoto, sebuah kerja sama ''sister province'' yang telah berjalan lebih dari 25 tahun]]
Sampai tahun 2010. Pemda DIY memiliki kerja sama dengan daerah lain yang dituangkan dalam tiga puluh perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Dua puluh satu buah kerja sama dengan daerah lain di dalam negeri, dan sembilan sisanya dengan daerah lain di luar negeri,<ref name="ReferenceA"/> seperti program ''Sister Province'' dengan prefektur [[Kyoto]] [[Jepang]]<ref>{{Cite web |url=http://www.pref.kyoto.jp/en/04/04-03-02.html |title=Kyoto prefecture List of Friendly and Sister City |access-date=2010-04-03 |archive-date=2007-02-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070217203651/http://www.pref.kyoto.jp/en/04/04-03-02.html |dead-url=yes }}</ref> dan Negara Bagian [[California]] [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite web |url=http://www.sen.ca.gov/soir/sister/Scr23.htm |title=BILL NUMBER: SCR 23 CHAPTERED |access-date=2010-04-03 |archive-date=2003-07-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20030725063621/http://www.sen.ca.gov/soir/sister/Scr23.htm |dead-url=yes }}</ref> Perjanjian kerja sama yang baru mulai 2010 dilakukan dengan delapan daerah di dalam negeri, dan dua kesepakatan dengan daerah lain di luar negeri.<ref name="ReferenceA"/>
Sedangkan kerja sama dengan pihak ke tiga (swasta), Pemda DIY memiliki lima puluh satu perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Empat puluh enam dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan lima sisanya dengan pihak ke tiga luar negeri. Sementara itu pada tahun 2010 ini Pemda membuat empat perjanjian kerja sama dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan satu perjanjian dengan pihak ke tiga luar negeri.<ref name="ReferenceA"/>
== Pemerintahan ==
[[Berkas:Peta seri DIY AA 1945.png|jmpl|Daerah Istimewa Yogyakarta 1945]]
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan metamorfosis dari [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Pemerintahan Negara Kesultanan Yogyakarta]] dan [[Kadipaten Paku Alaman|Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman]], khususnya bagian ''Parentah Jawi'' yang semula dipimpin oleh ''Pepatih Dalem'' untuk Negara Kesultanan Yogyakarta, dan ''Pepatih Pakualaman'' untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan [[Keraton Yogyakarta]] maupun [[Puro Paku Alaman]]. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil daerah yang juga menjadi ''Abdidalem Keprajan'' Keraton maupun Puro. Walau demikian mekanisme perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku.
===
{{utama|Daftar gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta}}
{{:Daftar gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta}}
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
| colspan="9" | [[Berkas:Flag_of_Indonesia.svg|25px]] <big>'''Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta'''</big> [[Berkas:Coat of arms of Yogyakarta.svg|25px]]
|-
!No.
!colspan=2|Gubernur
!Mulai jabatan
!Akhir jabatan
!Masa
!Keterangan
!colspan=2|Wakil Gubernur
|-
|3
|[[Berkas:Sri Sultan Hamengku Buwono X.png|100px]]
|[[Hamengkubuwana X|Sri Sultan Hamengkubuwono X]]
|3 Oktober 1998
|Petahana
|3 - 7
|7
|[[Berkas:Paku Alam X.png|100px]]
|[[Paku Alam X|KGPAA Paku Alam X]]<br/><small>(2016–sekarang)</small>
|-
|}
=== Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta}}
Lembaga Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dirintis dengan pembentukan KNI Daerah Yogyakarta pada tahun 1945.<ref>Amanat 30 Oktober 1945</ref> Pada Mei 1946 KNI Daerah Yogyakarta dibubarkan, dan dibentuk [[DPRD|Parlemen Lokal]] pertama di Indonesia dengan nama Dewan Daerah.<ref>Maklumat Nomor 18 Tahun 1946</ref> Walaupun anggotanya tidak dipilih melalui pemilihan umum, parlemen ini tetap bekerja mewakili rakyat sampai tahun 1948 saat Invasi Belanda ke Kota Yogyakarta. Pada 1951, setelah melalui pemilihan umum bertingkat<ref>P.J. Suwarno. (1994) Hamengku Buwono IX dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974: sebuah tinjauan historis. Yogyakarta: Kanisius</ref> terbentuklah parlemen lokal yang lebih permanen dengan nama ''' "Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta" '''.<ref>Nomenklatur yang diberikan oleh UU Nomor 3 Tahun 1950</ref> Dalam menjalankan tugas sehari-hari, DPRD DIY memiliki empat komisi (disebut Komisi A sampai Komisi D), dengan dilengkapi Sekretariat, Badan Kehormatan, dan Badan Anggaran.
== Demografi ==
=== Agama ===
Penduduk DIY mayoritas beragama [[Islam]] yaitu sebesar 92,62%, selebihnya beragama [[Kristen Katolik]] 4,50%, kemudian [[Kristen Protestan]] 2,68%. Pemeluk agama [[Kristen]] di DI Yogyakarta adalah komunitas suku [[Suku Jawa|Jawa]] asli. Selain itu ada sebagian dari suku pendatang lainnya seperti suku [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], dan dari Indonesia Timur seperti orang [[Nusa Tenggara Timur|NTT]], [[Maluku]] dan [[Papua]]. Agama lainnya [[Buddha]] 0,10%, [[Hindu]] 0,09% dan lainnya 0,01%.<ref name="AGAMA"/> Sarana rumah ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri dari 6.214 [[masjid]], 3.413 langgar, 1.877 musholla, 218 [[gereja]], 139 kapel, 25 kuil/[[pura]] dan 24 [[vihara]]/klenteng.
Baris 206 ⟶ 224:
=== Suku bangsa ===
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, mayoritas penduduk suku bangsa di DIY, yakni [[Suku Jawa|Jawa]] (96,53%) dari 3.451.006 jiwa penduduk.
<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia 2010|
{| class="wikitable sortable"
Baris 297 ⟶ 315:
=== Bahasa ===
Menurut [[Badan Bahasa]], [[bahasa Jawa]] dialek Yogya-Solo merupakan [[bahasa daerah]] yang dituturkan mayoritas penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta.<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Daerah%20Istimewa%20Yogyakarta|title=Bahasa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=23 Mei 2020|archive-date=2020-08-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200801083507/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Daerah%20Istimewa%20Yogyakarta|dead-url=no}}</ref> Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Daerah Istimewa Yogyakarta.<ref>{{Cite book|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/11005/|title=Statistik Kebahasaan 2019|last=|first=|date=2019|publisher=Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=9786028449182|location=Jakarta|pages=4|url-status=live|access-date=2020-05-23|archive-date=2020-04-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20200430141420/http://repositori.kemdikbud.go.id/11005/|dead-url=no}}</ref> Bahasa resmi instansi pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah [[bahasa Indonesia]]. Pada 8 Februari 2021, bahasa Jawa berstatus [[bahasa resmi]] di Daerah Istimewa Yogyakarta di samping [[bahasa Indonesia]].<ref name="perda-no-2-tahun-2021" />
== Ekonomi ==
[[Berkas:Pasar Beringharjo.jpg|jmpl|Pasar Beringharjo]]
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan, dan Perkebunan; Perikanan, dan Kelautan; Energi, dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata.
=== Penanaman Modal dan Industri ===
Penanaman modal di DIY dilaksanakan melalui program peningkatan promosi, dan kerja sama investasi serta program peningkatan iklim investasi, dan realisasi investasi. Capaian investasi total pada tahun 2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian [[PMDN]] sebesar Rp 1.884.925.869.797,00, dan [[PMA]] sebesar 2.696.046.957.447,00.<ref name="ReferenceA"/> Unit usaha di DIY pada tahun 2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 292.625 orang, dan nilai investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00.<ref name="ReferenceA"/>
=== Perdagangan dan UKM ===
<ref name="ReferenceB"/> Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan [[Wayang kulit|kulit]], tekstil, dan kayu. Pakaian jadi [[tekstil]] dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun, secara umum ekspor ke mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni, dan kreatif tinggi yang padat karya (''labor intensive''). Program pembangunan dalam mengembangkan [[koperasi]] dan [[UKM]] di DIY, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, dan kecil, dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif, dan efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro, dan kecil. Pada 2010 tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi, dan UKM tercatat 13.998 unit usaha.<ref name="ReferenceA"/>
=== Pertanian dan Kehutanan ===
[[Berkas:Rice 02.jpg|jmpl|Pertanian tetap menjadi andalan|kiri]]
<ref name="ReferenceB"/> Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di DIY yang diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP sebesar 112,74%.<ref>ILPPD Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010</ref> [[Ketahanan pangan]] merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama [[hak asasi manusia]]. Secara umum ketersediaan pangan di DIY cukup karena berkaitan dengan musim panen sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh pemerintah. Pemenuhan kebutuhan [[ikan]] di DIY dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan pelabuhan perikanan [[Pantai Sadeng|Sadeng]] dan [[Pantai Glagah|Glagah]]. Produksi perikanan budidaya tahun 2010 mencapai 39.032 ton, dan perikanan tangkap mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun.<ref name="ReferenceA"/>
[[Hutan]] di DIY didominasi oleh hutan produksi, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi lahan kritis sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94%.<ref name="ReferenceA"/> Sektor perkebunan, dari segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY adalah kelapa, dan tebu. Kegiatan perkebunan diprioritaskan dalam rangka pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani.
=== ESDM ===
Sumber daya mineral atau [[tambang]] yang ada di DIY adalah Bahan Galian C yang meliputi, pasir, kerikil, batu gamping, ''kalsit'', ''kaolin'', dan ''zeolin'' serta ''breksi'' batu apung. Selain bahan galian Golongan C tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa [[Batu Bara]]. Batu bara ini sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian golongan B berupa [[Pasir Besi]] (Fe), [[Mangan]] (Mn), [[Barit]] (Ba), dan [[Emas]] (Au) yang terdapat di [[Kabupaten Kulon Progo]]. Dalam bidang ketenagalistrikan, khususnya listrik, minyak, dan gas di DIY dipasok oleh PT PLN dan PT Pertamina.
=== Pariwisata ===
[[Berkas:Jogja.kraton.jpg|jmpl|Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisata]]
<ref name="ReferenceB"/> [[Pariwisata]] merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan [[wisatawan]], baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari mancanegara, dan 1.304.137 orang dari nusantara.<ref name="ReferenceA"/> Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (''Meeting'', ''Incentive'', ''Convention and Exhibition''), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, [[hotel]], dan [[restoran]]. Tercatat ada 37 hotel berbintang, dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Adapun penyelenggaraan MICE sebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12 kali per hari.<ref name="ReferenceA"/> Keanekaragaman upacara keagamaan, dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni, dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya, dan pariwisata yang menjanjikan. Pada tahun 2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 di antaranya yang layak dikunjungi. Tiga desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena [[erupsi gunung Merapi]] sedang 14 lainnya rusak ringan.<ref name="ReferenceA"/> Menurut Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta pada September 2014, angka kunjungan mencapai 2,4 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta wisatawan manca negara.<ref>Dinas Pariwisata DIY Targetkan Kunjungan Wisata Bisa Meningkat 15 Persen, https://web.archive.org/web/20160307160227/http://www.tribunnews.com/regional/2015/01/26/dinas-pariwisata-diy-targetkan-kunjungan-wisata-bisa-meningkat-15-persen</ref>
Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau, dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel, dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (''multiplier effect'') yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja, dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.
== Sosial budaya ==
Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan Keagamaan
=== Kependudukan dan tenaga kerja ===
[[Berkas:Malioboro Street, Yogyakarta.JPG|jmpl|Jalan Malioboro|kiri]]
<ref name="ReferenceB"/> Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun 2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun.
Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga kerja. [[Angkatan kerja]] di DIY pada 2010 sebesar 71,41%.<ref name="ReferenceA"/> Di sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan, dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional dengan tingkat [[pendidikan tinggi]].
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan, dan ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program [[transmigrasi]]. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 KK atau 274.926 jiwa. Ditinjau dari pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi, dan keswadayaan masyarakat, melalui Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh provinsi. Rasio jumlah tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang diberangkatkan.<ref name="ReferenceA"/>
=== Kesejahteraan dan kesehatan ===
Sebagai salah satu aspek yang penting dalam kehidupan, pembangunan kesehatan menjadi salah satu instrumen di dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2007 jumlah keluarga miskin sebanyak 275.110 RTM dan menerima bantuan raskin dari pemerintah pusat (meningkat 27 persen dibanding periode tahun 2006 sebanyak 216.536 RTM). Penduduk DIY menurut tahapan kesejahteraan tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12%; Sejahtera I 22,70%; Sejahtera II 23,69%; Sejahtera III 26,83%; dan Sejahtera III plus 5,66%. Tingkat kesejahteraan pada tahun 2010 meningkat dengan penurunan persentase penduduk miskin menjadi 16,83%.<ref name="ReferenceA"/>
Arah pembangunan kesehatan di DIY secara umum adalah untuk mewujudkan DIY yang memiliki status kesehatan masyarakat yang tinggi tidak hanya dalam batas nasional tetapi memiliki kesetaraan di tataran internasional khususnya [[Asia Tenggara]] dengan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, peningkatan jangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikan DIY sebagai pusat mutu dalam pelayanan kesehatan, pendidikan pelatihan kesehatan serta konsultasi kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010 menempatkan DIY sebagai daerah setingkat provinsi dengan indikator [[kesehatan]] terbaik, dan paling siap dalam mencapai MDG’s.<ref name="ReferenceA"/>
Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup berada pada level usia 74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000 KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH, dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0.70%, Cakupan Rawat Jalan [[Puskesmas]] 16% sedangkan Cakupan Rawat Inap [[Rumah Sakit]] sebesar 1,32%.<ref name="ReferenceA"/>
Dari 118 Puskesmas, 20% puskesmas telah menerapkan sistem manajemen mutu melalui pendekatan ISO 9001:200; 7% rumah sakit telah menerapkan ISO 9001:200; 25% rumah sakit di DIY telah terakreditasi dengan 5 standar; 17% RS terakreditasi dengan 12 standar; dan 5% RS telah terakreditasi dengan 16 standar pelayanan. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki unit pelayanan gawat darurat meningkat menjadi 40% dan RS dengan pelayanan kesehatan jiwa meningkat menjadi 9%. Meskipun demikian cakupan rawat jalan tahun 2006 baru mencapai 10% (nasional 15%) sementara untuk rawat inap 1,2% (nasional 1,5%). Rasio pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota telah mencapai 100%. Rasio [[dokter]] umum per 100.000 penduduk menunjukkan tren meningkat sebesar 39,64 pada tahun 2006. Adapun program jamkesos tahun 2010 dianggarkan Rp. 34.978.592.000,00.<ref name="ReferenceA"/>
[[Penyakit jantung]] dan [[stroke]] telah menjadi pembunuh nomor satu di DIY sementara faktor risiko penyakit jantung penduduk DIY ternyata cukup tinggi. Rumah tangga di DIY yang tidak bebas asap [[rokok]] sebesar 56%, sedangkan [[remaja]] yang perokok aktif sebesar 9,3%. Sebanyak 52% penduduk DIY kurang melakukan aktivitas olahraga, dan hanya 19,8% penduduk DIY yang mengkonsumsi serat mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir angka obesitas pada anak-anak di DIY meningkat hampir 7%.
=== Pendidikan ===
Penyebaran sekolah untuk jenjang [[SD]]/[[MI]] sampai Sekolah Menengah sudah merata, dan menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI yang ada di DIY pada tahun 2008 adalah sejumlah 2.035, [[SMP]]/[[MTs]]/SMP Terbuka sejumlah 529, dan [[SMA]]/[[MA]]/[[SMK]] sejumlah 381 sekolah negeri maupun swasta. Ketersediaan ruang belajar dapat dikatakan sudah memadai dengan rasio siswa per kelas untuk SD/MI: 22, SMP/MTs: 33, SMA/MA/SMK: 31. Sedangkan tingkat ketersediaan guru di DIY juga cukup memadai dengan rasio siswa per guru untuk SD/MI: 13, SMP/MTs: 11, SMA/MA/SMK: 9. Untuk tahun 2010 pembinaan [[guru]] jenjang SD/MI sebanyak 3.900 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru.<ref name="ReferenceA"/><ref name="ReferenceB"/>
Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan kebijakan [[Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun]] yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah pada tahun yang sama sebesar 0,07% untuk SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK.<ref name="ReferenceA"/> Sementara itu jumlah perguruan tinggi di DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan rincian 21 [[universitas]], 5 [[institut]], 41 [[sekolah tinggi]], 8 [[politekni]]k dan 61 [[akademi]] yang diasuh oleh 9.736 [[dosen]].
=== Kebudayaan ===
[[Berkas:Prambanan Trimurti.jpg|jmpl|Candi Prambanan]]
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang ''tangible'' (fisik) maupun yang ''intangible'' (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang ''intangible'' seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.<ref name="ReferenceB"/>
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, DIY juga mempunyai 30 [[museum]], yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, sedangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%.<ref name="ReferenceA"/>
Beberapa museum yang terletak di DIY, antara lain:<ref>{{cite web|url=http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FFF649DD-0F4B-4FFA-856D-374939A9B97B_.pdf|title=Direktori Kekayaan dan Keragaman Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|publisher=Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|access-date=2020-05-29|archive-date=2020-10-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20201014075642/http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FFF649DD-0F4B-4FFA-856D-374939A9B97B_.pdf|dead-url=no}}</ref>
* [[Museum Biologi|Museum Biologi Universitas Gadjah Mada]]
* [[Museum Affandi]]
* [[Museum UGM]]
* [[Museum Anak Kolong Tangga]]
* [[Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta]]
* [[Museum Benteng Vrederburg]]
* [[Museum Gembira Loka]]
* [[Museum Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia]]
* [[Museum Lingkungan Batik Joglo Cipto Wening]]
Terdapat juga beberapa galeri seni yang berada di Yogyakarta, antara lain:
* [[Bentara Budaya Yogyakarta]]
* [[Museum dan Tanah Liat]]
* Galeri Wahyu Mahyar
* Galeri Affandi
== Tata ruang dan infrastruktur ==
Baris 304 ⟶ 398:
=== Tata ruang ===
=== Prasarana ===
Baris 311 ⟶ 405:
=== Transportasi ===
[[Berkas:TransJogja.JPG|jmpl|Trans Jogja, moda transportasi [[Bus Rapid Transit]] di Yogyakarta]]
Untuk angkutan [[sungai]], [[danau]] dan penyeberangan, [[Waduk Sermo]] yang terletak di [[Kabupaten Kulon Progo]] yang memiliki luas areal 1,57 km² dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut dI DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan, dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.
Di sektor transportasi udara, [[Bandara Adisutjipto]] yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Sejak tahun 2020, [[Bandara Internasional Yogyakarta]] sudah menjadi gerbang udara utama terbaru bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dari penerbangan komersial domestik dan internasional.
Keterbatasan fasilitas sisi udara, dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang
== Mitigasi bencana ==
Baris 326 ⟶ 418:
Secara [[geologi]]s DIY merupakan salah satu wilayah di [[Indonesia]] yang rawan terhadap bencana alam. Potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi:
# Bahaya alam [[Gunung Merapi]], mengancam wilayah [[Kabupaten Sleman|Sleman]] bagian utara, dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;
# Bahaya gerakan tanah/batuan, dan [[erosi]], berpotensi terjadi pada lereng [[Pegunungan Menoreh|Pegunungan Kulon Progo]] yang mengancam di wilayah Kulon Progo bagian utara, dan barat, serta pada lereng Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]] bagian utara, dan bagian timur wilayah
# Bahaya [[banjir]], terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan
# Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]] bagian selatan, khususnya pada kawasan bentang alam [[karst]];
# Bahaya [[tsunami]], berpotensi terjadi di daerah pantai selatan
# Bahaya alam akibat [[angin]] berpotensi terjadi di wilayah pantai selatan [[Kabupaten Kulon Progo|Kulon Progo]],
# Bahaya [[gempa bumi]], berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi [[tektonik]] maupun [[vulkanik]]. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (''subduction zone'') di dasar [[Samudra Indonesia]] yang berada di sebelah selatan DIY. Selain itu secara geologi di wilayah DIY terdapat beberapa patahan yang diduga aktif. Wilayah dataran rendah yang tersusun oleh sedimen lepas, terutama hasil endapan sungai, merupakan wilayah yang rentan mengalami goncangan akibat gempa bumi.
=== Birokrasi dan lembaga ===
Baris 349 ⟶ 430:
Di bidang pengembangan kelembagaan Pemerintah DIY telah menetap [[Peraturan Daerah]] (Perda) Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, dan Sekretariat DPRD DIY, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah DIY, Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja DIY; serta menerapkannya mulai tahun 2009.<ref name="ReferenceB"/>
Perangkat daerah di DIY antara lain terdiri atas:<ref>{{cite website|url=https://jogjaprov.go.id/|title=Portal Pemda DIY|publisher=Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta|access-date=2021-03-21|archive-date=2021-03-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210309040658/https://www.jogjaprov.go.id/|dead-url=no}}</ref>
{{col|2}}
* [[Sekretariat Daerah]]
Baris 385 ⟶ 466:
Selain itu di DIY dibentuk Ombudsman Daerah sejak tahun 2004 dengan keputusan Gubernur. Dua dinas daerah di DIY memiliki nomenklatur dengan bahasa dan aksara Jawa, yaitu Dinas Kebudayaan disebut ''Kundha Kabudayan'' ([[Hanacaraka]]: {{Jav|ꦏꦸꦤ꧀ꦝꦏꦧꦸꦢꦪꦤ꧀}}) serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang ''Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana'' ([[Hanacaraka]]: {{Jav|ꦏꦸꦤ꧀ꦝꦤꦶꦠꦶꦩꦤ꧀ꦢꦭꦱꦂꦠꦠꦠꦱꦱꦤ}}). Nomenklatur ini juga digunakan pada dinas daerah tingkat kabupaten/kota di DIY.<ref>{{cite web|url=https://jogjaprov.go.id/berita/detail/8348-perubahan-nomenklatur-kelembagaan-kabupaten-kota-di-diy|title=Perubahan Nomenklatur Kelembagaan Kabupaten/Kota di DIY - Berita|publisher=Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta|language=id|access-date=2021-03-21|archive-date=2019-12-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20191220012454/https://www.jogjaprov.go.id/berita/detail/8348-perubahan-nomenklatur-kelembagaan-kabupaten-kota-di-diy|dead-url=yes}}</ref>
== Keistimewaan ==
Menurut [[Undang-undang|Undang-Undang]] Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta pada maret 1950, keistimewaan DIY mengacu pada keistimewaan yang diberikan oleh [[Undang-undang]] Nomor 22 Tahun 1948 yaitu [[Kepala daerah|Kepala Daerah]] Istimewa diangkat oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu.<ref>Paragraf ini dibuat berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1948 tentang UU Pokok Pemerintahan Daerah berikut dengan Penjelasannya</ref> Selain itu, untuk Daerah Istimewa yang berasal dari gabungan daerah kerajaan dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan mengingat syarat-syarat sama seperti kepala daerah istimewa. Sebab pada saat itu daerah biasa tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal usul, dan pada zaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat Istimewa (''zelfbestuure landschappen'').
Saat ini Keistimewaan DIY diatur dengan UU Nomor 13 tahun 2012 yang meliputi:<ref>(pasal 7 ayat (2)</ref>
Baris 458 ⟶ 484:
Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan, dan Kadipaten berwenang mengelola, dan memanfaatkan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan Kasultanan, dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada pengelolaan, dan pemanfaatan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa. Selain itu, pemerintah menyediakan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Keistimewaan DIY dalam Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara.
== Pendidikan ==
Baris 520 ⟶ 503:
=== Universitas swasta ===
{{col}}
* [[Universitas Muhammadiyah Yogyakarta]] (UMY)
* [[Universitas Teknologi Yogyakarta]] (UTY)
* [[Universitas Ahmad Dahlan]] (UAD)
* [[Universitas Alma Ata]] (UAA)
Baris 529 ⟶ 514:
* [[Universitas Kristen Duta Wacana]] (UKDW)
* [[Universitas Mercu Buana Yogyakarta]] (UMBY), Sebelumnya bernama Universitas Wangsa Manggala
* [[Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta]] (Unuyo)
* [[Universitas PGRI Yogyakarta]] (UPY)
Baris 535 ⟶ 519:
* [[Universitas Sanata Dharma]] (USD)
* [[Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa]] (UST)
* [[Universitas Widya Mataram]] (UWM)
* [[Universitas Proklamasi 45]] (UP45)
Baris 553 ⟶ 536:
* [[Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta]] (STP AMPTA)
* Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta (STiPRAM)
* [[Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
* [[Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto|Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto]] (STTA)
* [[Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta]] (STTKD)
* [[Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia]] (STSRD Visi Indonesia),
* [[Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani]] Yogyakarta
* [[Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional]] (STPN) Yogyakarta
* [[Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen]] (STIM)YKPN Yogyakarta
* [[Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa]] Yogyakarta
{{div col end}}
Baris 575 ⟶ 556:
== Pariwisata ==
[[File:Logo Jogja Istimewa.svg|thumb|Logo "Jogja Istimewa" yang diperkenalkan pada 2015. Penggunaan huruf kecil yang dominan menggambarkan sifat masyarakat Yogyakarta yang egaliter, sederajat, dan saling bersaudara. Penulisan yang miring dengan rupa huruf simpel yang terinspirasi dari cara menulis aksara Jawa gagrag Jogja yang dominan miring melambangkan manifestasi ''youth'', ''women'', dan netizen.<ref>{{Cite news|title=Ini Makna dan Filosofi di Balik Logo Baru 'Jogja Istimewa'|url=https://jogja.tribunnews.com/2015/02/06/ini-makna-dan-filosofi-di-balik-logo-baru-jogja-istimewa|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2021-02-25|last=esa|archive-date=2021-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210531095055/https://jogja.tribunnews.com/2015/02/06/ini-makna-dan-filosofi-di-balik-logo-baru-jogja-istimewa|dead-url=no}}</ref>]]
=== Wisata candi ===
{{col|3}}
Baris 776 ⟶ 757:
{{div col end}}
== Provinsi/negara bagian kembar ==
* {{flagicon|Jepang}} '''[[Prefektur Kyoto]]''', [[Jepang]]<ref>{{cite web |url=http://www.pref.kyoto.jp/en/01-04-02.html |title=Kyoto prefecture List of Friendly and Sister City |publisher=pref.kyoto.jp |access-date=2011-02-07 |archive-date=2012-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120205044137/http://www.pref.kyoto.jp/en/01-04-02.html |dead-url=no }}</ref>
* {{flagicon|Amerika Serikat}} '''[[California|Negara Bagian California]]''', [[Amerika Serikat]]<ref>{{cite web |url=https://soir.senate.ca.gov/scr23 |title=California's Sister-State Relationship with Special Province of Yogyakarta, Indonesia |publisher=
*{{Flagicon|South Korea}} '''[[Gyeongsangbuk-do]]''', [[Korea Selatan]]<ref>{{cite web|url=http://www.gb.go.kr/eng/page.jsp?largeCode=community&mediumCode=faq&smallCode=&url=&BD_URL=
*{{Flagicon|Austria}} '''[[Tyrol]]''', [[Austria]]<ref>{{cite book
*{{Flagicon|Thailand}} '''[[Provinsi Chiang Mai|Chiang Mai]]''', [[Thailand]]<ref>{{Cite web |url=http://www.chiangmai.go.th/meet_file/sarupCM2557.pdf |title=Archived copy |access-date=2016-06-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160816045246/http://www.chiangmai.go.th/meet_file/sarupCM2557.pdf |archive-date=2016-08-16 |url-status=dead }}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Daftar museum di Yogyakarta]]
* [[Daftar Provinsi Indonesia|Daftar provinsi di Indonesia]]
* [[Daftar tokoh Yogyakarta]]
== Galeri ==
<gallery>
Berkas: Yogyakarta Indonesia Tugu-Yogyakarta-02.jpg|'''Tugu Golong-Giling''', sebagai identitas [[Yogyakarta]]
Berkas:Yogyakarta International Airport terminal.jpg|Terminal '''Yogyakarta International Airport (YIA)''' di [[Kulonprogo]], Yogyakarta
Berkas:Parangtritis Beach 2011 5.JPG|'''Pantai Parangtritis''', yang terletak di [[Kabupaten Bantul]], Yogyakarta
Berkas:Javanese grasshopper.jpg|'''Belalang kayu''', gorengannya menjadi makanan khas [[Gunungkidul]], Yogyakarta
Berkas:Kalibiru, Bluriver.jpg|'''Kalibiru National Park''', adalah spot wisata alam untuk selfie, gathering dan acara-acara outdoor lainnya.
Berkas:Prambanan ijo09 4.jpg|'''Candi Ijo''', yang terletak di [[Kabupaten Sleman]], Yogyakarta
</gallery>
== Keterangan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
Baris 852 ⟶ 826:
{{coor title dm|7|52|S|110|25|E|region:ID_type:adm1st|display=title}}
[[Kategori:Daerah Istimewa Yogyakarta| ]]
[[Kategori:Daerah istimewa di Indonesia]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun
[[Kategori:Provinsi di Indonesia|Yogyakarta]]
|