Budaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Kebudayaan: Pranala Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(39 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
| alt1 =
}}
'''Budaya''' adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun.<ref>https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e128ff924cd/budaya-adalah-cara-hidup-begini-penjelasannya</ref>
== Pengertian ==
=== Budaya ===
Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.<ref>{{Cite book|last=Mulyana|first=Deddy|last2=Rakhmat|first2=Jalaluddin|date=2009|url=https://www.worldcat.org/oclc/953657615|title=Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya|location=Bandung|publisher=Remaja Rosdakarya|isbn=979-514-782-X|pages=25|oclc=953657615|url-status=live}}</ref>
Baris 32:
Menurut [[Edward Burnett Tylor]], kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, [[hukum]], [[adat]] istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. [[Selo Soemardjan]] dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.<ref>{{cite journal|author=Bauto|first=Laode Monto|date=Desember 2014|title=Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama|url=https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/viewFile/1616/PDF|journal=Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial|volume=23|page=17|number=2}}</ref> Sementara itu, M. Selamet Riyadi, budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada seluruh keturunannya, dan menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.<ref>{{cite journal|author=Marzali|first=Amri|date=Oktober 2014|title=Memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/download/6183/4871|journal=Humaniora|volume=26|issue=3|page=258|pages=251–265}}</ref>
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
== Unsur ==
Baris 49:
* '''Artefak (karya)'''<br />[[Artefak]] adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh, wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sementara itu, menurut [[Koentjaraningrat]], wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.<ref>{{
* '''Nilai-nilai budaya'''<br />Istilah ini merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
* '''Sistem budaya'''<br />Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
Baris 57:
=== Komponen ===
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:
* '''Kebudayaan material'''<br />Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata atau konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti [[televisi]], [[Pesawat terbang|pesawat terbang,]] stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan [[Mesin cuci|mesin cuci.]]
* '''Kebudayaan nonmaterial'''<br />Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
* '''Lembaga sosial'''<br />Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran banyak dalam konteks berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh di Indonesia pada kota, dan desa di beberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada suatu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar jika seorang wanita memiliki karier.
Baris 70:
=== Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Tjangkollen door vrouwen Karo-Hoogvlakte TMnr 10010951.jpg|200px|jmpl|Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.]]
[[Teknologi]] menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan, dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari [[pertanian]] paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu alat-alat produksi, [[senjata]], wadah, alat-alat menyalakan api, makanan. pakaian, tempat berlindung dan perumahan, serta alat-alat [[transportasi]].
Teknologi berfungsi sebagai cermin yang mencerminkan [[identitas budaya]] masyarakat, memengaruhi bagaimana individu memandang dan mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka. Integrasi alat digital dalam pendidikan dan komunikasi telah mengubah keterlibatan budaya, memungkinkan pelestarian dan evolusi identitas budaya.<ref>{{Cite journal|date=2024-06-28|title=Identitas Budaya dalam Era Digital|url=https://typeset.io/papers/identitas-budaya-dalam-era-digital-2z5bu5i2q9|journal=El-Mujtama|language=en|volume=4|issue=4|pages=2000–2011|doi=10.47467/elmujtama.v4i4.3380|issn=2746-9794}}</ref>
=== Sistem mata pencaharian hidup ===
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya [[Perburuan|berburu]] dan meramu, [[Peternakan|beternak]], bercocok tanam di [[ladang]], dan menangkap ikan. Sistem mata pencaharian hidup merupakan salah satu unsur universal kebudayaan karena setiap masyarakat memiliki cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Pola mata pencaharian ini beragam, mulai dari berburu dan meramu di masyarakat tradisional hingga pertanian, perdagangan, dan industri di masyarakat modern.<ref>{{Cite journal|date=2019-04-25|title=Socio-cultural Transformations in Traditional Societies in the Context of Globalization|url=https://typeset.io/papers/socio-cultural-transformations-in-traditional-societies-in-5denv55umb|journal=KnE Social Sciences|language=en|volume=3|issue=16|pages=93–101|doi=10.18502/KSS.V3I16.4477|issn=2518-668X}}</ref> Contohnya, masyarakat suku Baduy di Indonesia mengandalkan ladang huma (pertanian padi ladang) untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sedangkan masyarakat urban di kota-kota besar sering mengandalkan pekerjaan di sektor jasa dan teknologi.
=== Sistem kekerabatan dan organisasi sosial ===
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. [[Meyer Fortes]] mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Baris 122 ⟶ 124:
Agama sering kali memengaruhi pernikahan, dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya.
[[Gereja Katolik Roma]] mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah perbuatan tercela yang disebabkan oleh sikap egoistis dari individu masing-masing. Alasan perceraian umumnya beragam mulai dari perselingkuhan, ketidak sesuian sifat, perlakukan kasar pasangan, fundamental paham yang sudah tidak sejalan yang dalam pandangan Gereja Katolik Roma sebuah alasan yang mengada-ada. Gereja Katolik Roma berdasarkan ajaran Yesus Kristus beranggapan bahwa seseorang yang terikat dalam intitusi pernikahan melakukan perceraian adalah bagian dari bentuk dari perjinahan kepada Tuhan, dan umat. Berdasarkan pemikiran ini, maka seseorang yang telah bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja terkecuali bercerai karena salah satu pasangannya telah dipanggil ke hadapan Tuhan. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian,
=== Sistem ilmu dan pengetahuan ===
Baris 148 ⟶ 150:
== Cara pandang terhadap kebudayaan ==
=== Kebudayaan sebagai peradaban ===
Kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di [[Eropa]] pada abad ke-18
[[Berkas:Degas- La classe de danse 1874.jpg|kiri|150px|jmpl|Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (''High Culture'') oleh [[Edgar Degas]].]]
Baris 160 ⟶ 162:
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan, dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan, dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan, dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak, dan "tidak alami" yang mengaburkan, dan menyimpangkan sifat dasar manusia.{{Butuh rujukan}}
Dalam hal ini, [[musik tradisional]] (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami", dan musik klasik sebagai suatu kemunduran, dan kemerosotan.<ref>{{
Zaim Elmubarok, Singgih Kuswardono|first=Anastasia|date=2019|url=http://lib.unnes.ac.id/33260/1/Ilmu_Budaya_Dari_Strukturalisme_Budaya_Sampai_Orientalisme_Kontemporer_-_Sunahrowi_dkk..pdf|title=Ilmu Budaya Dari Strukturalisme Budaya
Sampai Orientalisme Kontemporer|location=Banyumas|publisher=CV. RIZQUNA|isbn=978-623-90846-8-4|pages=7|url-status=live}}</ref>
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam, dan konsep [[monadik]] yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.{{Butuh rujukan}}
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai [[budaya populer]], yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi, dan dikonsumsi oleh banyak orang.<ref>{{Cite journal|last=Meilani|first=Dwi Puspa|date=2018-10-01|title=Fenomena Kue Kekinian Di Kalangan Remaja Kota Bogor (Studi Kasus:Cakekinian Bogor)|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41921|language=id|publisher=Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Faisal|first=Muhammad Agung|last2=Lusiana|first2=Yusida|last3=Firmansyah|first3=Dian Bayu|date=2022-04-25|title=Hegemonisasi Budaya Populer Jepang dalam Komunitas Otaku|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku/article/view/45122|journal=KIRYOKU|language=en|volume=6|issue=1|pages=9–15|doi=10.14710/kiryoku.v6i1.9-15|issn=2581-0960}}</ref>
=== Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" ===
Selama [[Romantisisme|Era Romantis]], para cendekiawan di [[Jerman]], khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan [[nasionalisme]] - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan [[Jerman]], dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan [[Austria-
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan, dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Baris 225 ⟶ 229:
* [[Sosiologi]]
* [[Agama]]
* [[Budayawan]]
* [[Sosialisasi]]
Baris 265 ⟶ 270:
== Pranala luar ==
{{wikiportal|Budaya}}
* {{id}} [http://www.budpar.go.id/ Situs Resmi Budaya dan Pariwisata (Budpar) Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070829023314/http://www.budpar.go.id/ |date=2007-08-29 }}
* {{id}} [[Tradisi Khas Budaya Anak Indonesia]] - Ada banyak tradisi khas anak Indonesia yang hingga kini masih dilakukan sebagai peninggalan budaya nenek moyang sekaligus sebagai budaya anak Indonesia
|