Kerajaan Patipi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 46:
|national_motto =
|national_anthem =
|common_languages =[[bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]], [[bahasa Onin|Onin]], [[bahasa Iha|Iha]]
|religion =
|currency =
Baris 63:
|stat_pop1 =
}}
'''Kerajaan Patipi''' ([[Bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]]:
== Asal muasal ==
Baris 76:
== Sejarah ==
Awalnya beberapa tokoh Patipi pergi ke Tidore untuk "membeli agama", bisa dibilang kegiatan ini untuk mendapatkan legitimasi karena wilayah Patipi merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Rumbati. Sultan Tidore menantang para tokoh tersebut untuk menebang pohon sukun besar di dekat istana. Lalu tantangan ini dijawab oleh seorang bernama Tada Banenkin. Atas keberhasilan itu mereka diajarkan agama
Pengangkatan Abdulrachim sebagai raja Patipi oleh residen Ternate pada tanggal 15 Juni 1896, didasarkan pula atas nasihat dari Mohamad Tahir Alting Pangeran Tidore dan Raja Misool Abduhamijij. Walaupun terjadi perdebatan yang menegangkan melalui ingatan masyarakat teluk Patipi bagian dalam (Kampung Degen, Offie, Adora, Us, Puar), antara garis keluarga Kranggusi, dengan pihak ''Redi Muda'' Kamandimur (Kampung Degen) dan ''Redi Muda'' Mbanekin serta pimpinan kampung dalam (Kampung Puar, Adora, Tetar). Disebutkan bahwa ''Redi Muda'' Kamandimur lah yang berhak menentukan raja, apabila menolak akan terjadi peperangan ''hongi'', sehingga pihak Kranggusi/Koman mengalah.
Baris 88:
Pala (Bahasa Iha: Henggi Tomandin) merupakan sumber perkenomian masyarakat. Tanaman tersebut juga dihormati dengan ritus ''Meri Totora''. Walau masyarakat menganut sistem patrilineal melalui ritus ini saudara dan anak perempuan tetap mendapat warisan harta dan hasil panen.
==Daftar
{| class="wikitable"
!Nama<ref name="Usmany 2014 hlm.81">{{Cite book|last=Usmany|first=Dessy Polla|date=2014|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1001584|title=Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Fakfak Papua Barat|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-79-1|page=81|url-status=live}}</ref>
Baris 108:
|tidak diketahui
|-
|Aterey/
| pages=294
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/OFY9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Mohamad-Amin-Salawati&pg=PA294&printsec=frontcover
| title= Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1903
| contribution= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Dutch East Indies
| year= 1903
| issue= 2
| lg= nl
}}</ref>
|1896
|-
Baris 114 ⟶ 124:
|
|-
|Achmad
| pages=296
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/zFU9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ganjoem+Waigeoe&pg=PA296&printsec=frontcover
Baris 130 ⟶ 140:
|
|-
|Achmad (adik, anak dari Ismail Iba)<ref name="Kholil 2016">{{Cite journal|last=Kholil|first=Munawar|date=2016|url=https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/download/007001201609/304|title=Naskah naskah islam papua|journal=Jumantara|volume=7|issue=1|pages=167-183|url-status=live}}</ref>
|2003
|-
|