Srengat, Blitar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan sejarah berdasar literatur karya Raffles |
k interlinking Gunung Pegat |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 16:
</ref>
Jejak sejarah lain bisa dilacak dari Candi Mleri/Wleri. Candi yang terletak di kaki [[Gunung Pegat]], Desa [[Bagelenan, Srengat, Blitar|Bagelenan]] ini menyimpan sebagian abu dari Ranggawuni, Raja [[Kerajaan Singhasari|Singosari]] yang bergelar [[Wisnuwardhana]] dan memerintah pada tahun 1248-1268. Sebagian abu Wisnuwardhana lainnya disemayamkan di [[Candi Jago]], [[Tumpang, Malang|Tumpang]], [[Kabupaten Malang]].
Dalam buku ''The History of Java'' karya [[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Raffles]], Srengat (ditulis ''Sríngat'') dan Blitar merupakan salah satu ''native province'' di bawah [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Kesunanan Surakarta]] sebagai hasil perjanjian dengan [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kesultanan Yogyakarta]] pada tahun 1754<ref>{{Cite web|last=Raffles|first=Thomas Stamford|title=The History of Java, v. 1-2|url=https://www.gutenberg.org/ebooks/49843/pg49843-images.html.utf8|website=https://www.gutenberg.org/files/49843/49843-h/49843-h.htm|language=en|access-date=2022-11-23}}</ref>.
Pasca [[Perang Diponegoro]], sebagian orang-orang [[Kesultanan Mataram|Mataram Islam]] pengikut [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] melakukan eksodus dengan membuka hutan dan mendirikan desa di Bang Wetan (Jawa Timur). Salah satunya di wilayah Srengat, hal ini dibuktikan dengan nama desa [[Karanggayam, Srengat, Blitar|Karanggayam]] dan [[Ngaglik, Srengat, Blitar|Ngaglik]], yang merupakan nama-nama wilayah di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] yang kala itu merupakan pusat Kerajaan Mataram Islam.<ref>[https://travellersblitar.com/situs-danyangan-karanggayam-blitar/ Menyibak Peninggalan Sejarah di Karanggayam, Srengat, Blitar]
|