Noken: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: disana → di sana
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{About|tas tradisional masyarakat [[Papua Pegunungan]]|sistem yang digunakan untuk [[Pemilu]] di Papua|Sistem noken}}
[[Berkas:Noken Indonesia.jpg|Noken terbuat dari anyaman tali.|jmpl|280x280px]]
'''Noken''' atau '''minyaMinya''' adalah tas tradisional masyarakat [[Papua Pegunungan]] yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Tas Noken, Mahakarya Mama Papua yang Telah Mendunia|url=http://manado.tribunnews.com/2018/11/30/tas-noken-maha-karya-mama-papua-yang-telah-mendunia|website=Tribun Manado|access-date=22 April 2019}}</ref><ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Mengenal Noken: Tas Buatan Mama dari Bumi Cendrawasih|url=https://kumparan.com/@kumparantravel/mengenal-noken-tas-buatan-mama-dari-bumi-cendrawasih|website=Kumparan|access-date=22 April 2019}}</ref><ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Noken Papua yang Berasal dari Raja Ampat dan Wamena Ternyata Berbeda|url=https://phinemo.com/noken-raja-ampat-dan-wamena/|website=Phinemo|access-date=22 April 2019}}</ref>
 
Masyarakat [[Papua]] biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan ke [[UNESCO]] sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia. Pada 4 Desember 2012, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO.
 
== Filosofi ==
Baris 12:
Yang menarik dari Noken ini adalah hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken. Para wanita di Papua sejak kecil sudah harus belajar untuk membuat noken, karena membuat Noken dari dulu hingga saat ini dapat melambangkan kedewasaan si perempuan itu. Karena jika perempuan papua belum bisa membuat Noken dia tidak dianggap dewasa dan itu merupakan syarat untuk menikah. Noken dibuat karena suku-suku di Papua membutuhkan wadah yang dapat memindahkan barang ke tempat yang lain.
 
Noken terbuat dari bahan baku kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan dan masih banyak lagi jenis pohon yang umum digunakan. Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam kegiatan, Noken yang berukuran besar (disebut Yatoo) dipakai untuk membawa barang seperti [[kayu bakar]], tanaman hasil panen, barang-barang belanjaan, atau bahkan digunakan untuk menggendong anak. yang berukuran sedang (disebut Gapagoo) digunakan untuk membawa barang-barang belanjaan dalam jumlah sedang, dan yang berukuran kecil (disebut mitutee) digunakan untuk membawa barang-barang pribadi. Keunikan Noken juga difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu yang biasanya baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Papua dan dipakai dalam upacara.
 
Membuat Noken cukup rumit karena menggunakan cara manual dan tidak menggunakan mesin. Kayu tersebut diolah, dikeringkan, dipilah-pilah serat-seratnya dan kemudian dipintal secara manual menjadi tali/benang. Variasi warna pada Noken dibuat dari pewarna alami. Proses pembuatannya bisa mencapai 1-2 minggu, untuk Noken dengan ukuran besar, bisa mencapai 3 minggu bahkan sampai 2-3 bulan, tergantung prosesnya. Di daerah Sauwadarek, Papua, masih bisa kita temukan pembuatan Noken secara langsung. Harga Noken di sana relatif murah, antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung jenis dan ukurannya.
Baris 68:
[[Kategori:Papua]]
[[Kategori:Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
 
 
{{budaya-stub}}