Kepulauan Raja Ampat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 180.249.154.67 (bicara) ke revisi terakhir oleh Desertasad
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(28 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{For-multi|kabupaten|Kabupaten Raja Ampat|kegunaan lain|Raja Ampat}}
{{tanpa-referensi}}
{{Infobox islands
| name = Kepulauan Raja Ampat
| native_name = Kalano Muraha, Kolano Nguraha ([[Bahasa Tidore|Tidore]])<br>Kalana Fat ([[Bahasa Ma'ya|Ma'ya]])
| native_name_link =
| sobriquet = <!-- or nickname -->
| etymology =
[[Berkas:| image_name = Raja Ampat Islands - journal.pbio.1001457.g001.png|jmpl|Panorama]]
| image_size =
| image_caption = Pemandangan panorama
| image_alt =
| image_map = Karta ID RajaAmpat Isl.PNG
| map_size = 250px
| map_caption = Map kepulauan Raja Ampat
| pushpin_map = Indonesia
| pushpin_map_caption = Lokasi di Indonesia
| location =
| coordinates = {{coord|-0.2333115|130.5078908|type:airport|display=inline,title}}
| archipelago = [[Melanesia]]
| waterbody =
| total_islands = 612
| major_islands = [[Pulau Misool]]<br>[[Pulau Salawati]]<br>[[Pulau Batanta]]<br>[[Pulau Waigeo]]
| area_km2 = 8,034.44
| area_footnotes =
| elevation_m =
| elevation_footnotes =
| highest_mount = <!--name-->
| Country_heading =
| country = Indonesia
| country_admin_divisions_title = Provinsi
| country_admin_divisions = [[Papua Barat Daya]]
| country_admin_divisions_title_1 = Kabupaten dan Kota
| country_admin_divisions_1 = [[Kabupaten Raja Ampat|Raja Ampat]] dan [[Kota Sorong|Sorong]]
| demonym =
| population = 64.141
| population_as_of = Sensus 2020
| population_footnotes = <ref>Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2021.</ref>
| density_km2 = 7.98
| density_rank =
| density_footnotes =
| ethnic_groups =
}}
 
'''Kepulauan Raja Ampat''' merupakan rangkaian empatadalah gugusan [[pulaukepulauan]] yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian [[Semenanjung Doberai|Semenanjung Kepala Burung]] (''Vogelkoop'') [[Pulau Papua]]. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah [[Kabupaten Raja Ampat]] dan [[Kota Sorong]], Provinsi [[Papua Barat Daya]]. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu [[Pulau Waigeo]], [[Pulau Misool]], [[Pulau Salawati]], dan [[Pulau Batanta]].
{{Coor title dms|0|47|13.7|S|130|33|43.0|E|title=island|display=title}}
[[Berkas:Karta ID RajaAmpat Isl.PNG|jmpl|200px|Kepulauan Raja Ampat]]
[[Berkas:Raja Ampat Islands - journal.pbio.1001457.g001.png|jmpl|Panorama]]
'''Kepulauan Raja Ampat''' merupakan rangkaian empat gugusan [[pulau]] yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian [[Kepala Burung]] (''Vogelkoop'') [[Pulau Papua]]. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah [[Kabupaten Raja Ampat]], Provinsi [[Papua Barat Daya]]. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu [[Pulau Waigeo]], [[Pulau Misool]], [[Pulau Salawati]], dan [[Pulau Batanta]].
 
== Asal usul dan sejarah ==
 
Ada berbagai asal muasal ''Raja Ampat'' menurut mitos masyarakat yang memiliki berbagai versi. Secara garis besar bisa dibedakan menjadi dua, periode setelah tokoh [[Gurabesi]] dan sebelum Gurabesi.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246">{{cite book |last=Mansoben |first=Johszua Robert |author-link= |date=1995 |title=Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya |url= |location=Jakarta |publisher=LIPI - RUL 1995 |pages=232-246|isbn=979-8258-06-1}}</ref>
 
===Periode sebelum Gurabesi===
 
Menurut versi ini berdasarkan [[Sukusuku Kawe]] dan [[suku Wawiyai|Wawiyai]] seperti yang dicatat Van der Leeden tahun 1979-1980, sebelum Gurabesi berkuasa, wilayah ini sudah memiliki kerajaan lokal dan dipimpin oleh raja yang saling bersaudara bergelar ''fun''. ''Fun'' Giwar menguasai [[Kerajaan Waigeo|Waigeo]], ''fun'' Tusan menguasai [[Kerajaan Salawati|Salawati]], dan ''fun'' Mustari yang menguasai [[Kerajaan Misool|Misool]]. Selain itu ada pula saudara keempat ''fun'' Kilimuri yang kemudian pergi ke [[Pulau Seram]], saudara kelima ''fun'' Sem yang menjelma menjadi makhluk halus, dan Pin Take saudari keenam, dan saudara ketujuh yang membatu di Wawage, Waigeo Selatan. Mereka awalnya hidup bersama di Wawage tetapi kemudian bertengkar dan berpisah.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Selanjutnya dari sejarah tersebut beredar mitos yang dipercaya masyarakat, bahwa saudara perempuan Pin Take hamil tanpa suami. Peristiwa itu menyebabkan saudara-saudaranya malu. Karena itu, dia dihanyutkan oleh saudara-saudaranya ke laut. Pin Take terdampar di [[Pulau Numfor]] dan bertemu dengan Manar Maker, seorang tokoh mitos masyarakat Biak-Numfor.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Kemudian Pin Take melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Kurabesi. Ketika dewasa, Kurabesi kembali ke Kali Raja (Wawage) dan bertemu pamannya ''fun'' Giwar. Gurabesi, ''fun'' Giwar dan anak Giwar yang bernama Mereksopen, membantu Raja Tidore berperang melawan Raja Ternate.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Sebagai hadiah kepada Kurabesi atas kemenangan melawan Ternate, dia dinikahkan dengan putri Sultan Tidore, Boki Taiba. Kurabesi dan istrinya kemudian menetap di Wauyai, Waigeo, Raja Ampat sampai akhir hidupnya.<ref>{{Cite web|last=Adelia|first=Jesslyn|date=2021-11-25|title=Raja Ampat: Sejarah, Pesona Keindahan Alam dan Pantai|url=https://www.kabarwisata.id/objek-rekreasi/raja-ampat-sejarah-pesona-keindahan-alam-dan-pantai/|website=Kabar Wisata|language=id-ID|access-date=2021-12-12|archive-date=2021-12-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212090508/https://www.kabarwisata.id/objek-rekreasi/raja-ampat-sejarah-pesona-keindahan-alam-dan-pantai/|dead-url=yes}}</ref><ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
===Periode setelah Gurabesi===
 
Salah satu versi seperti yang dicatat F.C. Kamma akhir tahun 1930-an mengatakan, ada pemimpin dari Biak yang bermigrasi ke kepulauan ini, yang bernama [[Gurabesi]] (Kurabesi) atau disebut juga Sekfamneri. Dia kemudian bersama-sama dengan penduduk setempat menghentikan ekspansi orang Sawai yang berasal dari [[Patani, Halmahera Tengah]] ke kepulauan ini. Tempat orang Sawai berhasil dikalahkan dengan tipu muslihat Gurabesi kemudian dinamakan Bukorsawai (tengkorak orang Sawai) di Waigeo Utara.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Gurabesi sendiri semakin terkenal dengan kepemimpinannya atas pulau-pulau di wilayah ini dan juga dengan petualangannya keluar wilayah Raja Ampat di Seram, Halmahera dan kerajaan di Maluku dalam rangka pengayauan dan perdagangan. Dalam petualangannya mengunjungi Tidore, dia dihadapkan dengan peperangan antara [[Kesultanan Tidore]] dengan [[Kesultanan Jailolo]]. Atas permintaan bantuan Sultan Tidore, Gurabesi membantu pasukan Tidore mengalahlanmengalahkan Jailolo. Berkat bantuan ini Gurabesi dinikahkan dengan Boki Tabai (putri Sultan Tidore) dan didukung oleh Tidore menjadi raja yang menguasai wilayah kepulauan Raja Ampat, yang memerintah dari Wai-kew, Waigeo. Ia juga akan memberikan sebagian upeti yang diterimanya kepada Tidore setiap musim angin timur ([[angin pasat]]). Ekspansi Gurabesi kemudian juga menyebar ke beberapa wilayah di [[Semenanjung Doberai|Semenanjung Kepala Burung]] yang merupakan cikal bakal wilayah ''Papo-ua GamsioGam Sio'' (sembilan negeri papoua).<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Kurabesi dan Boki Tabai dikisahkan tidak memiliki anak. Pada suaru hari ketika Boki Tabai dan Gurabesi menyusuri sungai Wai-kewWaikeo (Kali Raja di Distrik [[Tiplol Mayalibit, Raja Ampat|Tiplol Mayalibit]]) mereka menemukan beberapa butir telur (ada yang mengatakan enam atau tujuh). Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang [[pangeran]] yang berpisah karena pertengkaran atas kura-kura dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur di Lilinta, dan Misool Barat di Waigama walau kemudian pergi ke Kalimuri ([[Pulau Seram|Seram]]). Sementara itu, telur kelima menjadi seoranglaki-laki wanitatapi kemudian menghilang di alam gaib menjadi hantu, keenam menjadi batuperempuan, dan ketujuh menjadi laki-lakimenjadi tapibatu kemudianTelur menghilangRaja (''Kapatnai'') yang dikeramatkan di alamKali gaibRaja.<ref name="Bonauli menjadi2020">{{cite hantunews | title=Telur Ajaib, Simbol Toleransi Raja Ampat | work=detikTravel | date=2020-05-29 | url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5033957/telur-ajaib-simbol-toleransi-raja-ampat | language=id | access-date=2023-03-09}}</ref><ref>{{citeweb |title=Raja Ampat Papua Barat Indonesia : Sejarah, Mitos, Asal Usul dan Kekayaan-nya |url=https://wisatatempat.com/raja-ampat-papua/ |accessdate=15 Maret 2019 |archive-date=2017-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170703213548/https://wisatatempat.com/raja-ampat-papua/ |dead-url=yes }}</ref><ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246"/>
 
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adatkerajaan [[Maluku]].yang Dalamterpengaruhi sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorangadat [[rajaMaluku]]. Semenjak berdirinya lima [[kesultanan]] muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari [[Kesultanan Tidore]] dengan hubungan dengan tokoh Gurabesi. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaimdari [[Hindia Belanda]], dan selanjutnya [[Indonesia]].
 
==Daftar kerajaan==
Berikut merupakan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah kepulauan Raja Ampat:<ref name="Mansoben 1995 hlm 242-246">{{cite book |last=Mansoben |first=Johszua Robert |author-link= |date=1995 |title=Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya |url= |location=Jakarta |publisher=LIPI - RUL 1995 |pages=242-246|isbn=979-8258-06-1}}</ref>
*[[Kerajaan Waigeo]] dengan pusat pemerintahannya di Weweyai, Pulau Waigeo
*[[Kerajaan Salawati]] dengan pusat pemerintahannya di Samate, Pulau Salawati bagian utara.
*[[Kerajaan Misool]] dengan pusat pemerintahannya di Lilinta, Pulau Misool bagian timur kemudian berpindah ke Sel Peleket di sebelah timurnya.
**[[Kerajaan Waigama]] dengan pusat pemerintahan di Waigama, Pulau Misool bagian barat.
*[[Kerajaan Sailolof]] dengan pusat pemerintahannya di [[Sailolof, Salawati Selatan, Sorong|Sailolof]], Pulau Salawati bagian selatan.
 
== Masyarakat ==
Baris 36 ⟶ 82:
Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan sering kali di dalam satu [[keluarga]] atau [[marga]] terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.<ref>{{Cite news|title=The Other Side of Raja Ampat |url=https://en.tempo.co/read/589071/the-other-side-of-raja-ampat |accessdate=15 Maret 2019|work=[[Tempo.co]] }}</ref>
 
Berdasarkan etnis, penduduk Raja Ampat kebanyakan merupakan anggota [[suku Ma'ya]], suku Amber, [[suku Moi]], suku Efpan dan [[suku Biak]] yang merupakan pendatang diperkirakan sebelum abad ke 15. Suku Ma'ya memiliki 3 sub-suku, suku Kawei (Selpele dan Salyo, Waigeo Barat), suku Wauyai (Waigeo Selatan), [[suku LaganyamLaganyan]] (Yefnu, LupintolLopintol). Suku Amber awalnya menetap di pedalaman Waigeo sebelum berpindah ke pesisir utara Waigeo, Kabare, dan Teluk Manyalibit. Suku Matbat adalah penduduk asli [[Pulau Misool]], sedangkan [[suku Moi]] adalah penduduk asli [[Pulau Salawati]]. Suku Moi terbagi atas dua kelompok berdasarkan dialek yaitu dialek Palli di Salawati utara, sub-suku Mocu, Fiawat, Kalobo, Kapatlap dan Solol. Sedangkan dialek Mosenah tinggal di Salawati selatan, sub-suku Madem, Kawit, dan Waliam. Suku Efpan hanya tinggal di kampung Duriankeri yang hanya berjumlah 15 orang pada tahun 1979. Suku Biak yang menetap di Kepulauan Raja Ampat, merupakan sub-suku Beser yang mendiami pulau-pulau Ayau, pesisir utara dan selatan Pulau Waigeo, [[Pulau Batanta]], Pulau Pam, Meoskapal, Pulau Kofiau, dan Pulau Yefman.<ref name="Mansoben 1995">{{cite book |last=Mansoben |first=Johszua Robert |author-link= |date=1995 |title=Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya |url= |location=Jakarta |publisher=LIPI - RUL 1995 |pages=229-231|isbn=979-8258-06-1}}</ref>
 
== Kekayaan sumber daya alam ==
Baris 42 ⟶ 88:
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
 
Dr. John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di [[Indonesia]]. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.<ref>{{Cite news|title=Jangan Mati Sebelum Lihat Raja Ampat... |url=https://travel.kompas.com/read/2014/03/26/1338539/Jangan.Mati.Sebelum.Lihat.Raja.Ampat.. |accessdate=15 Maret 2019|editor-last=Asdhiana |editor-first=I Made |work=[[Kompas.com]] |date=2014-03-26 }}</ref>
 
Tim ahli dari [[Conservation International]], The Nature Conservancy, dan [[Lembaga Oseanografi Nasional]] (LON) [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis [[moluska]], dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.