Budaya tinggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
==Sejarah di Barat==
[[Berkas:TS Eliot.jpg|thumb|upright|[[T. S. Eliot]]]]
Budaya tinggi [[Budaya Barat|Barat]] berasal dari tradisi intelektual dunia klasik dan kehidupan [[estetika]] di [[Yunani Kuno]] (dari sekitar abad ke-8 SM - 147 M) dan [[Romawi Kuno]] (753 SM - 476 M). Dalam tradisi [[Dunia Yunani-Romawi|Yunani-Romawi]] klasik, bentuk bahasa yang ideal diterbitkan dan dilestarikan dalam karya-karya dengan gaya yang ditinggikan (tata bahasa, sintaksis, dan diksi yang benar). Bentuk-bentuk bahasa tertentu yang digunakan oleh para pengarang pada masa-masa yang divalorisasi, dipertahankan pada masa kuno dan [[Renaisans]] sebagai model yang berlaku abadi dan standar keunggulan normatif; misalnya [[Bahasa Yunani Attika|dialek Attika]] dari bahasa Yunani kuno yang diucapkan dan ditulis oleh penulis drama dan filsuf Periklesian Athena (abad kelima SM); dan bentuk bahasa Latin klasik yang digunakan pada "Masa Keemasan" budaya Romawi (sekitar 70 SM – 18SM–18 M) yang diwakili oleh tokoh-tokoh seperti [[Cicero]] dan [[Virgil]]. Bentuk pendidikan ini dikenal oleh orang Yunani sebagai παιδεία, yang diterjemahkan oleh orang Romawi ke dalam bahasa Latin sebagai ''[[humanitas]]''{{sfn|Gellius|1927}} karena merefleksikan bentuk pendidikan yang bertujuan untuk menyempurnakan sifat manusia, daripada kemahiran teknis atau keterampilan vokasional. Memang, dunia Yunani-Romawi cenderung melihat tenaga kerja manual, komersial, dan teknis seperti itu sebagai bawahan aktivitas intelektual murni.{{sfn|Cicero|1913}}
 
Dari gagasan tentang manusia "bebas" dengan waktu luang yang cukup untuk mengejar penyempurnaan intelektual dan estetika seperti itu, muncullah perbedaan klasik antara seni "liberal" yang bersifat intelektual dan dilakukan untuk kepentingan mereka sendiri, sebagai lawan terhadap seni "yang bersifat merendahkan diri" atau "mekanis" yang diasosiasikan dengan kerja manual dan dilakukan untuk mencari nafkah.{{sfn|Maritain}} Hal ini menyiratkan hubungan antara budaya tinggi dan kelas atas yang kekayaan warisannya menyediakan waktu untuk pengembangan intelektual. Manusia luang yang tidak terbebani oleh kebutuhan untuk mencari nafkah, bebas untuk mengabdikan dirinya pada aktivitas yang sesuai untuk "manusia bebas" seperti itu{{sfn|Seneca}} – yang–yang dianggap melibatkan keunggulan dan kemuliaan sejati sebagai lawan dari asas utilitas semata.
 
Selama Renaisans, nilai-nilai intelektual klasik dari budaya Yunani-Romawi yang ditemukan kembali sepenuhnya adalah modal budaya kelas atas (dan yang bercita-cita tinggi), dan ditujukan untuk pengembangan lengkap kemampuan intelektual, estetika, dan moral manusia. Cita-cita ini terkait dengan humanisme (istilah yang kemudian diturunkan dari ilmu humaniora atau "studia humanitatis"), dikomunikasikan di [[Renaisans Italia]] melalui institusi seperti sekolah pengadilan Renaisans. [[Humanisme Renaisans]] segera menyebar ke seluruh Eropa menjadi dasar pendidikan kelas atas selama berabad-abad. Untuk laki-laki dan perempuan yang ambisius secara sosial yang ingin bangkit dalam masyarakat, ''[[The Book of the Courtier]]'' (1528), oleh [[Baldasare Castiglione]], menginstruksikan pembacanya untuk memperoleh dan memiliki pengetahuan tentang Yunani–Romawi Klasik, menjadi pendidikan yang integral dengan persona sosial [[Aristokrasi|aristokrat]]. Kontribusi utama Renaisans adalah peningkatan lukisan dan pahatan ke status yang setara dengan seni liberal (oleh karena itu, seni visual bagi para elit kehilangan asosiasi negatif yang tersisa dengan pengerjaan manual.) Risalah Renaisans awal [[Leon Battista Alberti]] berperan penting dalam hal ini.
Baris 49:
* {{Cite book|date=1967|title=The Encyclopedia of Philosophy|location=New York|publisher=Macmillan|isbn=9780028949604|editor-last=Edwards|editor-first=Paul|volume=1|pages=167|ref=CITEREFEdwards1967}}
* {{Cite book|last=Gellius|first=Aulus C.|date=1927|url=https://penelope.uchicago.edu/Thayer/e/roman/texts/gellius/13*.html|title=Attic Nights Book XIII|location=London|publisher=Loeb Classical Library|volume=II|url-status=live|ref=CITEREFGellius1927}}
* {{Cite book|last=Johnson|first=Steven|date=6 April 2006|title=Everything Bad is Good for You: How Popular Culture is Making Us Smarter|url=https://archive.org/details/everythingbadisg0000john|location=London|publisher=Penguin Books Limited|isbn=978-0-14-193312-2|pages=[https://archive.org/details/everythingbadisg0000john/page/203 203]|ref=CITEREFJohnson2006}}
* {{Cite web|title=Jacques Maritain Center: Art and Scholasticism 4|website=maritain|access-date=November 2022|ref=CITEREFMaritain}}
* {{cite web|last=Seneca|title=Moral letters to Lucilius|url=https://en.wikisource.org/wiki/Moral_letters_to_Lucilius/Letter_88|via=Wikisource|ref=CITEREFSeneca}}
Baris 57:
 
==Bacaan lanjut==
* {{Cite book|last=Bakhtin|first=Mikhail M.|author-link=Mikhail Bakhtin|date=1981|title=The Dialogic Imagination: Four Essays|url=https://archive.org/details/dialogicimaginat0000bakh_r5j1|location=Austin|publisher=University of Texas Press|isbn=9780292715271|editor-last=Holquist|editor-first=Michael|pages=[https://archive.org/details/dialogicimaginat0000bakh_r5j1/page/444 444]}}
* {{Cite book|last=Gans|first=Herbert J.|author-link=Herbert J. Gans|date=1974|title=Popular Culture and High Culture: an Analysis and Evaluation of Taste|location=New York|publisher=Basic Books|isbn=0-465-06021-8|volume=xii|pages=179}}
* {{Cite book|last=Ross|first=Andrew|date=1989|title=No Respect: Intellectuals & Popular Culture|location=New York|publisher=Routledge|isbn=0-415-90037-9|volume=ix|pages=269}}