Kota Sukabumi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(40 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|kota|kabupaten bernama sama|Kabupaten Sukabumi}}
{{kegunaan lain|Sukabumi (disambiguasi)}}
{{more citations needed}}
{{Kotak info Dati II Indonesia
| settlement_type = Kota
Baris 13 ⟶ 15:
|image3=Sukabumi Train Station 2020.jpg
}}
| caption = Dari atas, kiri ke kanan: Masjid Agung Sukabumi,
| lambang = Lambang Kota Sukabumi Vektor.svg
| bendera = City Flag of Sukabumi.svg
| julukan = Kota Mochi<br/>
| motto = Reugreug pageuh répéh rapih<br/>{{small|{{su icon}} Teguh, kukuh, damai, rukun}}
| peta = Map of West Java highlighting Sukabumi City.svg
Baris 24 ⟶ 26:
| pushpin_label_position = right
| provinsi = [[Jawa Barat]]
| hari jadi = {{
| dasar hukum = UU Nomor 17 Tahun 1950<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=2 Juli 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal = 14 Agustus 1950<ref name="UU"/>
| nama walikota = [[
| nama wakil walikota =
| nama sekretaris daerah = Dida Sembada
| nama ketua DPRD = Kamal Suherman
| area_rank =
| luasref =
Baris 45 ⟶ 47:
| kepadatan = 7313
| population_density_rank =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|95,62% [[Islam]]
| bahasa = [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]▼
|{{Tree list}}
* 3,03% [[Kekristenan]]
** 2,22% [[Protestan]]
** 0,80% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,91% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,02% [[Hindu]] |0,42% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| zona =
| kecamatan = 7
Baris 52 ⟶ 61:
| SNI = SKB
| dau = Rp523.911.846,00 {{small|(2020)}}<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=3 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 74,60 {{small|(2021)}}<br> {{fontcolor|green|Tinggi}}<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=2 Juli 2022|format=pdf|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| area_code = +62266
| kodepos = 431''xx''
| nomor_polisi = F ''xxxx'' O*/S*
| web = {{URL|www.sukabumikota.go.id}}
}}
}}'''Sukabumi''' ({{Lang-su|ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ}}, [[bahasa Widal]]: '''Gunahuyi''') adalah sebuah [[kota]] yang berada di provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan bagian dari [[enklave]] [[Kabupaten Sukabumi]]. Luas wilayah kota Sukabumi urutan ketiga terkecil di [[Jawa Barat]] setelah [[Kota Cirebon]] dan [[Kota Cimahi]], yakni 48,33 km². Jumlah penduduk kota Sukabumi pada tahun [[2021]] sebanyak 353.455 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=2 Juli 2022|format=visual}}</ref>▼
▲
== Sejarah ==
=== Pembukaan Perkebunan Kopi ===▼
=== Dari Distrik Menjadi Gemeente (Kota Praja) ===▼
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ziekenhuis Soekaboemi TMnr 60016727.jpg|jmpl|230px|ki|Rumah sakit di Sukabumi pada 1920-an]]▼
Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik berkembang menjadi ''[[gemeente]]'' (kota praja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun jalan raya pos oleh Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]]. Keberadaan perkebunan teh yang berada di Sukabumi menjadi faktor penarik penduduk sekitar untuk datang ke Sukabumi. Mereka datang mengadu nasib untuk meningkatkan taraf hidupnya. Akhirnya, Sukabumi tumbuh menjadi pusat perekonomian.▼
Penduduk yang berada di Sukabumi dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang tersebut dihasilkan oleh penduduk di pedalaman dan akan diperjualbelikan di pasar. Wilayah Sukabumi akhirnya tumbuh dengan sistem hukum dan berkembang ke arah kosmopolitan seperti yang dikemukakan [[Maximilian Weber|Weber]]. Kondisi ini menjadikan pertimbangan Pemerintahan Hindia Belanda untuk membangun lintasan jalan kereta api yang menghubungkan [[Batavia]] dengan Sukabumi.▼
Jalur kereta api tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perkebunan teh yang memerlukan transportasi yang murah dan cepat untuk menjual hasil perkebunan ke pabrik ataupun kota. Dengan lintasan jalan kereta api ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin berkembang. Pemerintah Hindia Belanda juga membangun sejumlah irigasi untuk pertanian di wilayah Sukabumi. Tidak kurang dari 17 tangki air melintas di atas jalan raya yang menghubungkan [[Kota Bogor|Bogor]] dengan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] melalui Sukabumi.▼
Bangsa [[Eropa]] berlomba-lomba datang ke Sukabumi untuk berinventasi. Hal itu disebabkan banyaknya hal menarik yang dapat dikembangkan. Kehadiran dan komposisi penduduk Eropa membawa dampak besar dalam perubahan Sukabumi menjadi sebuah gemeente. Kebijakan desentralisasi dan perubahan pemerintahan negeri (''bestuurshervorming'') memberi ruang bagi mereka untuk menjadikan Sukabumi sebagai daerah otonom.<ref>Nugraha Setia. 2017. Kota Sukabumi: Dari Distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Jurnal Patanjala. 9(3): 423-438</ref>▼
▲=== Pembukaan Perkebunan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Markt Soekaboemi TMnr 60027959.jpg|jmpl|250px|ki|Pasar di Sukabumi pada 1920-an]]
Sejarah Kota dan Kabupaten Sukabumi bermula dari pembukaan lahan perkebunan kopi di wilayah [[Priangan]] barat di masa pemerintahan kolonial [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]].<ref>{{cite book |last=Beekman |first=E. M. |date=1988 |title=Fugitive Dreams: An Anthology of Dutch Colonial Literature |url= |location= |publisher=University of Massachusetts Press |page=90 |isbn=0870235753}}</ref><ref>{{cite book |last=Brommer |first=Bea |date=2015 |title=To My Dear Pieternelletje:Grandfather and Granddaughter in VOC Time, 1710-1720 |url= |location=Leiden |publisher=Brill |page=19 |isbn=9789004293328}}</ref> Karena besarnya permintaan akan komoditas kopi di Eropa, pada 1709 Gubernur Jenderal [[Abraham van Riebeeck]] mulai membuka perkebunan kopi di daerah Tjibalagoeng (Bogor), Tjiandjoer (Cianjur), [[Jogjogan, Cisarua, Bogor|Djogdjogan]], [[Kopo, Cisarua, Bogor|Pondok Kopo]], dan [[Gunung Guruh, Sukabumi|Goenoeng Goeroeh]].<ref>{{cite book |last=Danasasmita |first=Saleh |date=1983 |title=Sejarah Bogor, Volume 1 |url= |location=Bogor |publisher=Pemerintah Daerah Kotamadya DT II Bogor |page=85 |isbn=}}</ref> Perkebunan kopi di kelima daerah ini lalu mengalami perluasan dan peningkatan di era pemerintahan Gubernur Jenderal [[Hendrick Zwaardecroon]] (1718-1725), di mana Bupati Tjiandjoer saat itu, [[Raden Aria Wira Tanu III|Wira Tanu III]] mendapatkan perluasan wilayah dari Zwaardecroon dengan syarat adanya pembukaan ladang-ladang kopi baru di wilayah tersebut.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=60 |isbn=9789401768481}}</ref><ref>{{cite book |last=Kumar |first=Ann |date=1997 |title=Java and Modern Europe: Ambiguous Encounters |url= |location= |publisher=Routledge |page=292 |isbn=1138863149}}</ref>
Seiring waktu, kawasan sekitar perkebunan kopi di Goenoeng Goeroeh berkembang menjadi beberapa pemukiman kecil, salah-satunya adalah kampung [[Cikole, Sukabumi|Tjikole]]. Pada 1776, Bupati Tjiandjoer [[Raden Adipati Wira Tanu Datar VI|Wira Tanu VI]] membentuk Kepatihan Tjikole yang merupakan pendahulu dari [[Kabupaten Sukabumi]] saat ini. Kepatihan Tjikole terdiri dari enam distrik yaitu Distrik [[Gunungparang, Cikole, Sukabumi|Goenoeng Parang]], [[Cimahi, Cicantayan, Sukabumi|Tjimahi]], [[Ciheulang Tonggoh, Cibadak, Sukabumi|Tjiheoelang]], [[Cicurug, Sukabumi|Tjitjoeroeg]], [[Jampang Kulon, Sukabumi|Djampang Koelon]], dan [[Jampang Tengah, Sukabumi|Djampang Tengah]]. Pusat kepatihannya berada di Tjikole karena dipandang memiliki lokasi yang sangat strategis untuk komunikasi antara Batavia dan [[Kabupaten Cianjur|Tjiandjoer]] yang saat itu merupakan ibu kota dari [[Keresidenan
=== Penggunaan nama Soekaboemi ===
[[Berkas:Andries de Wilde.jpg|jmpl|[[Andries de Wilde]]|kiri|168x168px]]
Dalam catatan arsip [[Hindia Belanda]], nama Sukabumi atau Soekaboemi pertama kali digunakan oleh [[Andries de Wilde]], seorang ahli bedah dan pengusaha perkebunan kopi dan teh berkebangsaan [[Belanda]] (''Preanger Planter''). Nama "Soeka Boemi" pertama kali digunakan pada tanggal 13 Januari 1815 oleh de Wilde yang saat itu baru membuka lahan perkebunan. Dalam laporan surveinya, de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai tempat ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat kepada temannya [[Nicolaus Engelhard]]<ref>{{cite book |last=Breman |first=Jan |date=2014 |title=Keuntungan Kolonial Dari Kerja Paksa: Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1920-1870 |url= |location= |publisher=Yayasan Obor Indonesia |page=129 |isbn=9789794618745}}</ref> yang menjabat sebagai administrator Hindia Belanda,<ref>{{Cite web |url=http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |title=Inventaris van de collectie Engelhard 1750-1832 |access-date=2016-09-06 |archive-date=2015-09-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150918224241/http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |dead-url=yes }}</ref> di mana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada [[Thomas Stamford Raffles|Stamford Raffles]], Gubernur Hindia Belanda saat itu.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nina Herlina|date=1998|url=https://books.google.com/books?id=QZBuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Cikole+Sukabumi+Raffles&q=Cikole+Sukabumi+Raffles&hl=en|title=Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942|publisher=Pusat Informasi Kebudayaan Sunda|language=id}}</ref>▼
Terdapat dua pendapat mengenai asal nama Sukabumi yang digunakan oleh de Wilde. Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sunda]], yaitu ''Suka'' dan ''Bumen'' (Menetap) yang bermakna suatu kawasan yang disukai untuk menetap karena iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sanskerta]], yaitu ''Suka'' (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) dan ''Bhumi'' (Bumi, Tanah) sehingga nama Sukabumi memiliki arti "Bumi yang disenangi" atau "Bumi yang disukai". Pada awalnya, Sukabumi adalah permukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang yang merupakan bagian dari Afdeeling Tjiandjoer, [[Keresidenan Priangan|Residentie Preanger]] (Regeerings Almanaks tahun 1872).▼
▲Dalam laporan surveinya, de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai tempat ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat kepada temannya [[Nicolaus Engelhard]]<ref>{{cite book |last=Breman |first=Jan |date=2014 |title=Keuntungan Kolonial Dari Kerja Paksa: Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1920-1870 |url= |location= |publisher=Yayasan Obor Indonesia |page=129 |isbn=9789794618745}}</ref> yang menjabat sebagai administrator Hindia Belanda,<ref>{{Cite web |url=http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |title=Inventaris van de collectie Engelhard 1750-1832 |access-date=2016-09-06 |archive-date=2015-09-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150918224241/http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |dead-url=yes }}</ref> di mana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada [[Thomas Stamford Raffles|Stamford Raffles]], Gubernur Hindia Belanda saat itu.
De Wilde lalu menjual kembali tanahnya di Soekaboemi kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1823.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=103 |isbn=9789401768481}}</ref> Lokasi strategis Soekaboemi di antara Batavia dan [[Kota Bandung|Bandung]] dan hasil buminya yang banyak menyumbang pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda merupakan faktor dibangunnya [[Jalur kereta api Manggarai-Padalarang|jalur kereta api dari Boeitenzorg ke Soekaboemi]] yang terhubung pada 1882. Jalur yang dibangun oleh perusahaan ''Staatspoorwagen'' ini menjadi pusat distribusi pengangkutan hasil bumi seperti teh, kopi, dan kina ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di Batavia.▼
▲Terdapat dua pendapat mengenai asal nama Sukabumi yang digunakan oleh de Wilde. Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sunda]], yaitu ''Suka'' dan ''Bumen'' (Menetap) yang bermakna suatu kawasan yang disukai untuk menetap karena iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sanskerta]], yaitu ''Suka'' (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) dan ''Bhumi'' (Bumi, Tanah) sehingga nama Sukabumi memiliki arti "Bumi yang disenangi" atau "Bumi yang disukai".
▲=== Dari Distrik Menjadi Gemeente (Kota Praja) ===
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ziekenhuis Soekaboemi TMnr 60016727.jpg|jmpl|230px|ki|Rumah sakit di Sukabumi pada 1920-an]]
▲Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik berkembang menjadi daerah yang mendapat status ''[[gemeente]]'' (kota praja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun
▲De Wilde lalu menjual kembali tanahnya di Soekaboemi kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1823.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=103 |isbn=9789401768481}}</ref> Lokasi strategis Soekaboemi di antara Batavia dan [[Kota Bandung|Bandung]] dan hasil buminya yang banyak menyumbang pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda merupakan faktor dibangunnya [[Jalur kereta api Manggarai-Padalarang|jalur kereta api dari Boeitenzorg ke Soekaboemi]] yang terhubung pada 1882. Jalur yang dibangun oleh perusahaan ''Staatspoorwagen'' ini menjadi pusat distribusi pengangkutan hasil bumi seperti teh, kopi, dan kina ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di Batavia.
▲Penduduk yang berada di Sukabumi dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang tersebut dihasilkan oleh penduduk di pedalaman dan akan diperjualbelikan di pasar. Wilayah Sukabumi akhirnya tumbuh dengan sistem hukum dan berkembang ke arah kosmopolitan seperti yang dikemukakan [[Maximilian Weber|Weber]]. Kondisi ini menjadikan pertimbangan Pemerintahan Hindia Belanda untuk membangun lintasan jalan kereta api yang menghubungkan [[Batavia]] dengan Sukabumi.
▲Jalur kereta api tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perkebunan teh yang memerlukan transportasi yang murah dan cepat untuk menjual hasil perkebunan ke pabrik ataupun kota. Dengan lintasan jalan kereta api ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin berkembang. Pemerintah Hindia Belanda juga membangun sejumlah irigasi untuk pertanian di wilayah Sukabumi. Tidak kurang dari 17 tangki air melintas di atas jalan raya yang menghubungkan [[Kota Bogor|Bogor]] dengan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] melalui Sukabumi.
▲Bangsa [[Eropa]] berlomba-lomba datang ke Sukabumi untuk berinventasi. Hal itu disebabkan banyaknya hal menarik yang dapat dikembangkan. Kehadiran dan komposisi penduduk Eropa membawa dampak besar dalam perubahan Sukabumi menjadi sebuah gemeente. Kebijakan [[desentralisasi]] dan perubahan pemerintahan negeri (''bestuurshervorming'') memberi ruang bagi mereka untuk menjadikan Sukabumi sebagai daerah [[Otonomi|otonom]].<ref>Nugraha Setia. 2017. Kota Sukabumi: Dari Distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Jurnal Patanjala. 9(3): 423-438</ref>
Soekaboemi merupakan tempat percetakan surat kabar Tionghoa pertama di Indonesia yaitu ''[[Li Po]]'' pada tahun 1901 yang berbahasa Melayu-Mandarin.
Baris 95 ⟶ 101:
Status Soekaboemi sebagai kota sendiri dimulai pada 1 April 1914, di mana pemerintahan Hindia Belanda meresmikan Soekaboemi sebagai ''gemeente'' (kota praja) karena populasi bangsa Eropa yang cukup signifikan. Tanggal 1 April dipilih untuk memperingati kemenangan kelompok [[Geuzen]] (leluhur bangsa Belanda) dalam merebut kota [[Brielle]] dari tangan [[Imperium Spanyol|Spanyol]] dalam [[Perang Delapan Puluh Tahun]] yang terjadi pada 1 April 1572. Pemerintahan kota Soekaboemi sendiri baru terbentuk di pada 1 Mei 1926, dengan ''burgemeester'' (wali kota) pertamanya [[George François Rambonnet]].
Selama masa terbentuknya kota praja sampai ke pendudukan [[Jepang]], terjadi pembangunan ''Soekaboemi Treinstation'' ([[Stasiun Sukabumi]]), ''Moskee te Soekaboemi'' ([[Masjid Agung Sukabumi]]), ''Pinkstergemeente'' (Gereja Pantekosta), ''Rooms-katholieke kerk'' (Gereja Katolik Santo Yoseph), ''Bethelkerk'' (Gereja Bethel), ''Bataksche kerk'' (HKBP Pasundan), ''Waterkrachtwerk Oebroeg'' ([[PLTA Ubrug]]), ''Onderstation Lemboersitoe'' (Gardu Induk Lembursitu), dan ''Politieschool'' ([[Sekolah Pembentukan Perwira|Setukpa Polri]]).<ref>{{cite book |last=Paulus |first=Jozias |date=1989 |title=Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië |url= |location= |publisher= |page= |isbn=}}</ref><ref>{{cite book |last=Van Diessen |first=J. R. |date=1998 |title=Stedenatlas Nederlands-Indië |url= |location= |publisher=Asia Maior |page=9 |isbn=9789074861120}}</ref><ref>{{cite book |last=Ligthart |first=Th |date=1926 |title=De Indische bodem |url= |location= |publisher=Volkslectuur |page=174 |isbn=}}</ref>
Menjelang akhir kekuasaan Hindia Belanda, Soekaboemi menjadi tempat tujuan pengasingan bagi beberapa tokoh nasional Indonesia seperti [[Mohammad Hatta]], [[Sutan Syahrir]] dan [[Tjipto Mangoenkoesoemo]]. Pernah juga diadakan pertemuan diplomatik antara [[Ichizo Kobayashi]] sebagai perwakilan dari Jepang dengan [[Hubertus Johannes van Mook|Hubertus van Mook]] pada Oktober 1940 yang membahas mengenai kerja sama dagang antara Jepang dan Hindia Belanda.<ref>{{cite book |last=Mook |first=Hubertus Johannes |date=1944 |title=The Netherlands Indies and Japan: Battle on Paper, 1940-1941 |url= |location= |publisher=W. W. Norton, Incorporated |page= |isbn=}}</ref>
Baris 136 ⟶ 142:
[[Berkas:Sukabumi City Hall 2021.jpg|jmpl|250px|ka|Kantor Walikota Sukabumi]]
Kota Sukabumi dipimpin oleh seorang wali kota yang dipilih langsung setiap 5 tahun sekali. Dalam menjalankan pemerintahan wali kota dibantu oleh wakil wali kota, para staf ahli dan berbagai perangkat seperti sekretariat daerah, badan-badan serta dinas-dinas.
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
Baris 154 ⟶ 160:
|
|
|
|-
|22
Baris 160 ⟶ 166:
|[[Achmad Fahmi]]
|20 September 2018
|20 September 2023
|
|
|[[Andri Setiawan Hamami]]
|-
|<center>-
|[[File:Kusmana Hartadji.jpg|100px]]
|[[Kusmana Hartadji]]<br><small>(Penjabat)</small>
|20 September 2023
|Sekarang
|
|
|
|}
Baris 177 ⟶ 193:
[[Berkas:Map of Sukabumi (id).svg|jmpl|250px|ka|Peta administrasi Kota Sukabumi]]
Perkembangan penduduk di Kota Sukabumi selama periode 1998-2002 terus meningkat, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,75 %.<ref name="BABII">http://www.sukabumikota.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070701110807/http://www.sukabumikota.go.id/ |date=2007-07-01 }} [http://www.sukabumikota.go.id/renstra/BAB%20II.pdf BAB II Perkembangan Kota Sukabumi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101225131623/http://www.sukabumikota.go.id/renstra/BAB%20II.pdf |date=2010-12-25 }}</ref> Sementara pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Sukabumi sebanyak 353.455 jiwa.
{| class="wikitable" style="font-size:100%;width:10%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
Baris 201 ⟶ 217:
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Pencak Silat Sukabumi.jpg|jmpl|250px|ka|[[Pencak Silat]],
Berdasarkan data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], sebagian besar penduduk Kota Sukabumi adalah orang [[Suku Sunda|Sunda]], yakni 92,21%. Diikuti oleh suku [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Beberapa diantaranya terdapat orang [[Suku Betawi|Betawi]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], dan suku lainnya dengan jumlah yang sedikit. Berikut adalah besaran penduduk Kota Sukabumi berdasarkan suku bangsa sesuai data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=2 Juli 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 262 ⟶ 278:
[[Berkas:GOR Merdeka Sukabumi.jpg|jmpl|250px|ka|Gedung Olahraga Merdeka Sukabumi]]
Jika dilihat dari kontribusi [[Pendapatan Asli Daerah]] (PAD) terhadap [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah]] (APBD) kota Sukabumi masih relatif kecil yaitu berada di bawah 20 persen setiap tahunnya.<ref>http://www.sukabumikota.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070701110807/http://www.sukabumikota.go.id/ |date=2007-07-01 }} [http://www.sukabumikota.go.id/renstra/BAB%20IV.pdf BAB IV Program dan kegiatan Strategis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111103022520/http://www.sukabumikota.go.id/renstra/BAB%20IV.pdf |date=2011-11-03 }}</ref> Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kota Sukabumi pada tahun 2010, diketahui bahwa perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan sebesar 7,67 % yaitu dari 4.899 perusahaan pada tahun 2009 menjadi 5.275 perusahaan pada tahun 2010. Dari sebanyak 5.275 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut terdiri dari 154 perusahaan besar, 519 perusahaan menengah dan 4.602 perusahaan kecil.
Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 32,35 % dibanding tahun 2009. Dari sejumlah 366 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 50 perusahaan berbentuk badan usaha PT, 8 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197 perusahaan berbentuk PO dan ada 1 perusahaan berbentuk BUL.
Baris 284 ⟶ 300:
== Transportasi ==
* [[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
** [[Kereta api Pangrango|KA Pangrango]]▼
*** {{KAIC symbol|PG||size=20}} [[Stasiun
** [[Kereta api Siliwangi|KA Siliwangi]]▼
*** {{KAIC symbol|LS||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Cipatat|Cipatat]]▼
* Layanan bus [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta]]
**
▲* [[Kereta api Pangrango|KA Pangrango]]
▲** {{KAIC symbol|PG||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Bogor|Bogor]]
▲* [[Kereta api Siliwangi|KA Siliwangi]]
▲** {{KAIC symbol|LS||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Cipatat|Cipatat]]
* [[Bus]]
Dapat diakses melalui [[Terminal K.H. Ahmad Sanusi]] Kota Sukabumi yang melayani transportasi angkutan kota, angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) ke [[Jawa Barat]] ([[Palabuhanratu, Sukabumi|Palabuhanratu]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Banjar|Banjar]], [[Kabupaten Pangandaran|Pangandaran]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], dan [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]]) dan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ([[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], [[Sumatra]], [[Jawa Tengah]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]], [[Jawa Timur]] dan [[Bali]]).
* [[Angkutan Kota]]
Layanan transportasi umum dalam kota. Adapun yang menghubungkan ke kabupaten sukabumi
== Kuliner ==
Beberapa kuliner khas kota Sukabumi di antaranya adalah [[Nasi uduk]] ungu,<ref>[http://www.antaranews.com/berita/376416/nasi-uduk-ungu-dijadikan-ikon-kota-sukabumi "Nasi uduk ungu dijadikan ikon Kota Sukabumi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131105023246/http://www.antaranews.com/berita/376416/nasi-uduk-ungu-dijadikan-ikon-kota-sukabumi |date=2013-11-05 }}, [[Antara]]</ref> [[mochi]], Roti Priangan,<ref>[http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/kuliner-ala-kota-sukabumi "Kuliner ala Kota Sukabumi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160418231044/http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/kuliner-ala-kota-sukabumi |date=2016-04-18 }}, [[Pikiran Rakyat]]</ref> [[Bubur Ayam]] Sukabumi, bolu pisang, mi leor, ciwang (aci bawang), dan deblo.▼
▲Beberapa kuliner khas kota Sukabumi di antaranya adalah [[Nasi uduk]] ungu,<ref>[http://www.antaranews.com/berita/376416/nasi-uduk-ungu-dijadikan-ikon-kota-sukabumi "Nasi uduk ungu dijadikan ikon Kota Sukabumi"], [[Antara]]</ref> [[mochi]], Roti Priangan,<ref>[http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/kuliner-ala-kota-sukabumi "Kuliner ala Kota Sukabumi"], [[Pikiran Rakyat]]</ref> [[Bubur Ayam]] Sukabumi, bolu pisang, mi leor, ciwang (aci bawang), dan deblo.
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
Baris 319 ⟶ 331:
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Sukabumi]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Sukabumi]]
[[Kategori:Enklave dan eksklave]]
|