Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) k →Nasab Tag: halaman dengan galat kutipan |
Penyebutan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(49 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox_Monarch
|name =Pangeran Syarif Ali bin Abdurrahman
| authorlink= Muhammad Syamsu As
| first= Muhammad
Baris 26:
|regent =[[Daftar Raja Sabamban|''Lihat daftar'']]
|royal house =
|father = Syarif Abdurrahman bin Syarif Idrus (Tuan Besar Raja Kubu ke-1) bin Abdurrahman bin Ali bin
| authorlink= Edi Hernadi
| pages= 204
Baris 68:
|parents =
|children =
1. Pangeran
2. Putri Qomariah - anak Putri Petta Walu’e<br />
3. Pangeran Syarif M. Thoha (Raja Batulicin) - anak Putri Petta Walu’e<br />
Baris 100:
| year= 1860
| volume= 33
}}</ref> adalah kepala [[Landschap]] [[Sabamban]] atau [[Kepangeranan Sebamban]] atau [[Kerajaan Sabamban]] tetapi bukan merupakan Kesultanan Sabamban, salah satu [[daerah]] yang diserahkan [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Banjar]] untuk menjadi wilayah pemerintahan [[Hindia Belanda]] di [[Borneo Timur]] (sekarang termasuk bagian dari wilayah [[Kabupaten Tanah Bumbu]], provinsi [[Kalimantan Selatan]]).<ref>[http://books.google.co.id/books?id=f1c9AAAAIAAJ&dq=sabamban&pg=PA176#v=onepage&q=sabamban&f=false {{nl}} Pieter Johannes Veth, Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten, Volume 3, P. N. van Kampen, 1869]</ref> Kepala pemerintahaan [[Sabamban]] bergelar [[Pangeran]] (bukan Sultan). Di wilayah [[Kalimantan Tenggara]] tersebut terdapat terdapat pula [[Kerajaan Pagatan]], [[Kerajaan Kusan]] dan [[Kerajaan Pasir]] yang statusnya daerahnya setara tetapi sedikit lebih tinggi (kerajaan). Daerah-daerah di Kalimantan Tenggara tersebut pada [[17 Agustus]] [[1787]] merupakan daerah yang diserahkan Sultan [[Sunan Nata Alam|Tahmidullah II]] kepada VOC diwakili Residen Walbeck kemudian menjadi properti milik perusahaan VOC, selanjutkan menjadi milik Hindia Belanda yang menggantikan VOC.
Pangeran Syarif Ali al-Aydrus mengepalai daerah [[Sebamban Lama, Sungai Loban, Tanah Bumbu|Sebamban]] dengan berpenduduk sekitar 250 jiwa, tidak termasuk para penambang, kebanyakan orang Banjar dan beberapa orang Bugis. Daerah Sebamban ini menghasilkan intan, emas, batubara, beras, dan kayu.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=Pangeran%20Tjabief%20Alie%20%2C%20Bin%20Abdal%20Rahman%20Al%20Aidroes&pg=RA1-PA351#v=onepage&q=Pangeran%20Tjabief%20Alie%20,%20Bin%20Abdal%20Rahman%20Al%20Aidroes&f=false {{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853]</ref>
Baris 108:
Pada masa itu Dia telah memiliki satu istri dan berputra dua orang yaitu: Syarif Abubakar al-Aydrus dan Syarif Hasan al-Aydrus. Karena ada suatu konflik kekeluargaan, akhirnya Syarif Ali al-Aydrus memutuskan untuk hijrah ke [[Kalimantan Selatan]] dengan meninggalkan istri dan kedua putranya yang masih tinggal di [[Kerajaan Kubu]], melalui sepanjang pesisir selatan Kalimantan hingga sampai di daerah Banjar.
Di daerah Banjar tersebut, dia mendirikan Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar [[Pangeran]] Syarif Ali al-Aydrus. Pada saat dia menjadi Raja Sabamban ini, dia menikah lagi dengan 3 (tiga) wanita; Yang pertama Putri dari [[Sultan Adam]] dari [[Kesultanan Banjar]] di [[Kalimantan Selatan]], yang Kedua dari Bugis (Putri dari Sultan Bugis di Sulawesi Selatan), yang ketiga dari [[Bone]] (Putri dari Sultan Bone di Sulawesi Selatan). Pada saat dia telah menjabat sebagai Sultan Sabamban inilah, kedua putra dia dari Istri Pertama di [[Kubu Raya|Kubu]], Kalimantan Barat yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus menyusul Dia ke [[Angsana, Tanah Bumbu]]
== Rujukan ==
|