Randai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
Roniyronron (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(65 revisi perantara oleh 43 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Randai
[[Berkas:Randai1.ogv|jmpl|300px|Pertunjukan Randai di [[Padang Panjang]]]]
'''Randai''' dalam sejarah [[Minangkabau]] memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan [[Padang]] Panjang ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap [[rusa]] yang keluar dari [[laut]]. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu [[kesenian]] yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur [[masyarakat]] biasanya diadakan pada saat pesta [[rakyat]] atau pada hari raya [[Idul Fitri]]. ▼
'''Randai''' adalah salah satu permainan tradisional di [[Minangkabau]] yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk [[lingkaran]], kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni [[lagu]], [[musik]], [[tari]], [[drama]] dan [[Silat Minangkabau|silat]] menjadi satu.
Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut. ▼
Randai dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut [[panggoreh]], yang mana selain ikut serta bergerak dalam [[legaran]] ia juga memiliki tugas yaitu mengeluarkan teriakan khas misalnya [[hep tah tih]] yang tujuannya untuk menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan seiring dengan dendang atau [[Gurindam]]. Tujuannya agar Randai yang dimainkan terlihat rempak dan seirama. Biasanya dalam satu group Randai memiliki satu [[panggoreh]] yang dipercayai oleh seluruh anggota tim, tetapi bisa digantikan oleh rekan tim lainya apabila panggoreh sebelumnya kelelahan, karena untuk menuntaskan satu cerita Randai saja bisa menghabiskan 1 hingga 5 jam bahkan lebih.
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang di dalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan ''janang''.<ref>ukm.itb.ac.id [http://ukm.itb.ac.id/adat-budaya/aneka-permainan-dan-kesenian-anak-nagari-di-minangkabau/ Aneka Permainan dan Kesenian Anak Nagari di Minangkabau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110802040209/http://ukm.itb.ac.id/adat-budaya/aneka-permainan-dan-kesenian-anak-nagari-di-minangkabau/ |date=2011-08-02 }}. Diakses pada 22 September 2011</ref>
Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan [[kaba]] atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. namun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.Jadi, Randai pada awalnya adalah media untuk menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika Randai disebut sebagai Teater tradisi Minangkabau walaupun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya bercerita atau dialog teater atau sandiwara. ▼
== Sejarah ==
{{budaya-stub}}▼
▲
Pada Awalnya randai merupakan permainan komunal yang dimainkan oleh pemuda di halaman surau pada malam hari menjelang tidur. Pemuda yang memainkan kesenian ini sebelumnya diajari oleh Pemuda Nagarai (Pemuda Desa). Namun sekarang ini randai dijadikan seni pertunjukan diberbagai kegiatan seperti pernikahan, pesta rakyat, pengakatan penghulu sampai perayaan hari raya Idulfitri, pertunjukan ini bertujuan untuk menghibur masyarakat.
[[Kategori:Sumatera Barat]]▼
Beberapa dugaan mengatakan Randai pada mulanya dipelihara oleh perguruan silat di Pesisir Padang (Parimanan) yang mengajarkan Ulau Ambek. Kata Randai diperkirakan berasal dari kata 'handai' yang berarti santai, pembicaraan yang penuh hangat dan obrolan yang intim. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Randai berasal dari [[bahasa Arab]] yaitu dari kata Rayan-Li-dai, yang lengkat dengan da'i (pendakwah) dari golongan Traikat Na'sabanndiyah<ref name=":1" />
▲Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan ''[[kaba]]'' atau [[cerita rakyat]] melalui [[gurindam]] atau [[syair]] yang didendangkan dan ''galombang'' (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan [[silat Minangkabau]].
Perkembangan kesenian Randai mengalami pasang-surut. Pada saat kependudukan Jepang(1942-1945), kesenian Randai mengalami kemunduran kemudian setelah kemerdekaan kesenian ini kembali menggeliat. Namun sayang, pada saat masa [[Orde Baru]] kesenian Randai hampir tenggelam. Dan sekarang ini, menurut M. Dahrizal Katik Tuo seorang ahli dan pelestari randai setidaknya ada 300 kesenian Randai di Sumatera Barat<ref name=":0" />
== Teknik Permainan ==
▲Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.
== Nama Lain Randai ==
Di Sumatera barat, kesenian/tarian randai memiliki nama-nama yang berbeda tergantung cerita yang dimainkan, tokoh utama dan asal randai tersebut. Berikut nama-nama randai yang diketahui:
Randai Maalah Kapa Tujuah, merupakan Randai yang berasal dari kacamatan Harau, [[Kabupaten Lima Puluh Kota]]. Cerita diambil dari Kisah Anggun Nan Tungga Magek Si Jabang, yang bertema pahlawanan. Randai dimainkan selama 4-5 jam dengan pemain laki-laki dan perempuan yang berjumlah kurang dari 15. Randai ini biasanya dipentaskan pada malam hari di lapangan luas, sebagai hiburan masyarakat dengan diiringi alat musik tradisional seperti talempong, pupuik batang padi, rebab, bansi dan saluang. Sedangkan lagu yang mengiringinya adalah mudiak arau, banda sapuluh dan palayaran.<ref name=":0" /><!--Sekarang Randai ini merupakan sesuatu yang asing bagi pemuda-pemudi Minangkabau, hal ini dikarenakan bergesernya orientasi kesenian atau kegemaran dari generasi tersebut.Randai terdapat di ''pasisie'' (pesisir) dan daerah ''darek'' (daratan).-->
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Permainan tradisional di Indonesia]]
[[Kategori:Sastra lisan Minangkabau|Randai]]
▲{{budaya-stub}}
|