Masjid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menetralkan artikel dari ujaran kebencian Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
k Penambahan informasi #1Lib1Ref #1Lib1RefID Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File:Exterior of Sultan Ahmed I Mosque in Istanbul, Turkey 002.jpg|thumb|[[Masjid Biru]] di [[Istanbul]], [[Turki]].]]
{{Islam|culture}}
'''Masjid''' (
Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa [[Ramadan]], [[Salat jenazah|salat Jenazah]], pelaksanaan [[pernikahan]] dan bisnis, pengumpulan dan distribusi sedekah, serta tempat penampungan [[tunawisma|tunawisma,]]
Dengan [[penyebaran Islam]], masjid berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Terkadang [[gereja]] dan kuil diubah menjadi masjid, yang memengaruhi gaya arsitektur Islam.<ref name=EIMW/> Sementara sebagian besar masjid pra-modern didanai oleh sumbangan amal,<ref name="ODI" /> peningkatan peraturan pemerintah tentang masjid besar telah diimbangi dengan munculnya masjid yang didanai swasta, banyak di antaranya berfungsi sebagai basis untuk berbagai organisasi [[Revivalisme (arsitektur)|revivalis]] [[Islam]] dan aktivitas sosial.<ref name=EIMW/> Masjid telah memainkan sejumlah peran politik. Tingkat kehadiran masjid sangat bervariasi tergantung pada wilayah.
== Etimologi ==
Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah ''sajada'' di mana ''sajada'' berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata ''masgid'' (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata ''masgid'' (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".<ref name="Masdjid1">{{cite encyclopedia | last = Hillenbrand| first = R | editor = P.J. Bearman, Th. Bianquis, [[Clifford Edmund Bosworth|C.E. Bosworth]], E. van Donzel and W.P. Heinrichs | encyclopedia =[[Encyclopaedia of Islam]] Online| title = Masdjid. I. In the central Islamic lands | publisher = Brill Academic Publishers | id = {{ISSN|1573-3912}} }}</ref> Dalam pola maf'il, masjid berarti tempat sujud. Kemudian, pola mashdarnya menambahkan isim menjadi ''masjad''. Kata ini berarti bekas sujud yang terlihat pada [[dahi]]. Kata ''masjid'' dan ''masjad''
Etimologi masjid berdasarkan salah satu hadis yaitu sebagai tempat sujud di Bumi. Lokasinya adalah di segala tempat di Bumi dan tidak ada lokasi khusus untuk tempat sujud ini. Dalam pengertian ini, masjid menjadi tempat pelaksanaan salat yang sifatnya suci dari najis. Beberapa lokasi tidak dapat dijadikan sebagai tempat salat atau masjid karena disebutkan dalam dalil. Tempat-tempat ini antara lain [[pemakaman]], [[kamar mandi]], dan [[kandang]].{{Sfn|Adil|2018|p=78}}
Baris 35:
Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan [[Mugal]] berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.
Masjid pertama kali didirikan di [[Kesultanan Utsmaniyah]] pada abad ke 11 Masehi, di mana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah [[Aya Sofya]], di mana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. [[Kesultanan Utsmaniyah]] memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara saf-saf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan [[mihrab]] dalam satu masjid.<ref>{{cite web|url=http://www.ccds.charlotte.nc.us/History/MidEast/04/Jpitts/Jpitts.htm|accessdate=2006-04-07|title=Mosques|publisher=Charlotte Country Day School|archive-date=2006-05-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20060507204557/http://www.ccds.charlotte.nc.us/History/MidEast/04/Jpitts/Jpitts.htm|dead-url=yes}}</ref> Sampai saat ini, [[Turki]]
Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di [[Eropa]]. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak [[imigran]] [[Muslim]] yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di [[Eropa]], seperti [[München]], [[London]] dan [[Paris]] memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak.<ref name="saudi-arm">{{cite news|url= http://www.saudiaramcoworld.com/issue/198504/muslims.in.china-the.mosques.htm|accessdate=2006-04-17|last=Lawton|first=John|date=January/February 1979|pages=9–14|org=Saudi Aramco World|title=Muslims in Europe: The Mosque}}</ref> Masjid pertama kali muncul di [[Amerika Serikat]] pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di [[Amerika Serikat]] adalah di daerah [[Cedar Rapids]], [[Iowa]] yang dibangun pada kurun akhir 1920an. Bagaimanapun, makin banyak imigran Muslim yang datang ke [[Amerika Serikat]], terutama dari [[Asia Selatan]], jumlah masjid di [[Amerika Serikat]] bertambah secara drastis. Di mana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di [[Amerika Serikat]], pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di [[Amerika Serikat]] didirikan.<ref name="mosquesinamerica">{{Cite paper | coauthors=Bagby, Ihsan; Perl, Paul M.; and Froehle, Bryan T. | title=The Mosque in America: A National Portrait | publisher=[[Council on American-Islamic Relations]] | date=2001 | url=http://www.cair-net.org/mosquereport/Masjid_Study_Project_2000_Report.pdf | accessdate=2006-04-17 }} {{
=== Perubahan tempat ibadah menjadi masjid ===
Baris 76:
=== Pendidikan ===
[[Berkas:Storks
Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat [[pendidikan]]. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai [[sains]]. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca [[Qur'an]] dan [[bahasa Arab]] sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk [[Indonesia]]. Kelas-kelas untuk ''mualaf'', atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]], di mana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat.<ref>{{cite book|title=Teaching Islam|last=Wheeler|first=Brannon M.|publisher=Oxford University Press US|date=August 1, 2002|id=ISBN 0-19-515225-5|chapter=Preface|pages=v|quote=and [Islam] remains the fastest growing religion both in the United States and worldwide}}</ref> Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tetapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman.
Baris 88:
[[Berkas:GD-FR-Paris-Mosquée012.JPG|jmpl|kiri|lurus|Masjid Raya [[Paris]]]]
=== Bantuan ===
Negara yang di mana jumlah penduduk Muslimnya sangat sedikit, biasanya turut membantu dalam hal-hal masyarakat, seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih untuk kepentingan pemilu.<ref name="tc">{{cite web |url=http://www.tc.edu/muslim-nyc/research/projects/role%20of%20muslims.html |publisher=Teachers'
Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia.<ref>{{cite web |title=Study: Islam devotion not linked to terror |url=http://www.umich.edu/~urecord/0405/Jun13_05/03.shtml |publisher=The University Record Online |last=Swanbrow |first=Diane |date=[[2005-06-23]] |accessdate=2007-02-24 |archive-date=2006-12-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061230212711/http://www.umich.edu/~urecord/0405/Jun13_05/03.shtml |dead-url=yes }}</ref> Contohnya, pada kasus pengeboman Masjid al-Askari di Irak. pada bulan [[Februari]] [[2006]] Imam-imam dan khatib di Masjid al-Askari menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyeru pada kedamaian di tengah kerusuhan di [[Irak]].<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/4747886.stm|date=[[2006-02-24]]|accessdate=2006-04-23|title=Friday prayer plea for Iraq calm|publisher=BBC}}</ref>
Baris 124:
=== Kubah ===
[[Berkas:Bruckhaufen (Wien) - Moschee, Hauptportal.JPG|jmpl|200px|Masjid dengan kubah yang besar di [[Pusat Islam
Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah [[India]] dan [[Pakistan]] memakai kubah berbentuk bawang.<ref>{{cite book|title=Architecture of Mughal India|url=https://archive.org/details/architectureofmu0000ashe|last=Asher|first=Catherine B.|date=September 24, 1992|publisher=Cambridge University Press|pages=[https://archive.org/details/architectureofmu0000ashe/page/256 256]|id=ISBN 0-521-26728-5|chapter=Aurangzeb and the Islamization of the Mughal style}}</ref>
[[Berkas:Interiormosquekrekelstraatnijmegen.jpg|jmpl|kiri|200px|Salah satu sudut dalam Masjid dengan [[Mihrab]] pada bagian tengah ruangan]]
Baris 149:
{{main|Wudhu}}
Masjid merupakan tempat yang suci, maka jamaah yang datang ke masjid harus dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jemaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah disediakan. Selain itu, jemaah tidak boleh masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jemaah sebisa mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih, dan tidak dalam keadaan junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk [[sikat gigi|bersiwak]] sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari bau mulut.<ref>{{cite web|url=http://www.sunnipath.com/Resources/PrintMedia/Hadith/H0002P0016.aspx |publisher=SunniPath |work=SunniPath Library |accessdate=2006-07-12 |title=Chapter 16. The Description of the Prayer}}</ref>
[[Berkas:Mesjid Ar-Rahman.JPG|jmpl|kiri|200px|
=== Pakaian ===
[[Islam|Agama Islam]] menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam beribadah. Jemaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih. Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab. Baik jemaah laki-laki maupun perempuan tidak boleh memakai pakaian yang memperlihatkan [[aurat]]. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas [[Timur Tengah]] seperti jubah atau hijab.<ref name="teach-islam" /> Pakaian harus baik sesuai Firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Araf ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki masjid.
=== [[Konsentrasi di masjid]] ===
Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh diganggu ketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras di sekitar masjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jemaah yang sedang salat.<ref>{{cite paper |author=Connecting Cultures, Inc. |title=Building Cultural Competency: Understanding Islam, Muslims, and Arab Culture |publisher=Connecting Cultures, Inc. |url=http://www.maec.org/2004conferencepapers/ismail.doc |page=p. 15 |format=Doc |accessdate=2006-07-12 }} {{
[[Berkas:Mosque of Schwetzingen Castle.jpg|jmpl|kiri|200px|[[Masjid Schwetzingen]] di [[Jerman]]]]
=== Pemisahan gender ===
Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangat penting, agar tidak menimbulkan syahwat. Posisi jemaah wanita di masjid adalah di belakang jemaah pria. Nabi islam [[Muhammad]] dalam hadisnya mengatakan:
{{Kutipan|"Tempat ibadah terbaik bagi perempuan adalah di rumah."}} Bahkan khalifah rasyidin, [[Umar bin Khattab]] melarang wanita untuk salat di masjid.<ref>{{cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/humanrelations/womeninislam/womeninsociety.html#mosque |accessdate=2006-04-15 |title=Women in Society |work=Compendium of Muslim Texts |publisher=University of Southern California |last=Doi |first=Abdur Rahman I. |archive-date=2006-04-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060409200739/http://usc.edu/dept/MSA/humanrelations/womeninislam/womeninsociety.html#mosque |dead-url=yes }}</ref> Pada beberapa masjid di [[Asia Tenggara]] dan [[Asia Selatan]], jemaah perempuan dipisahkan dengan sebuah hijab atau dibedakan lantainya. Sedangkan di [[Masjidil Haram]], jemaah perempuan dan anak-anak diberi tempat khusus untuk beribadah.<ref>{{cite news|url=http://www.columbiajournalist.org/rw1_dinges/2005/article.asp?subj=national&course=rw1_dinges&id=624|accessdate=2006-04-09|date=[[2006-01-26]]|title=Muslim Women Seek More Equitable Role in Mosques|last=Rezk|first=Rawya|publisher=The Columbia Journalist|archive-date=2006-05-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20060527161519/http://www.columbiajournalist.org/rw1_dinges/2005/article.asp?subj=national&course=rw1_dinges&id=624|dead-url=yes}}</ref>
=== [[Non-muslim di masjid]]. ===
Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, penganut selain Islam diperbolehkan untuk masuk ke masjid, selama mereka tidak makan atau tidur di dalamnya. Tapi, [[Mazhab Maliki]] memiliki pendapat lain yang melarang penganut selain Islam untuk masuk ke masjid dalam keadaan apa pun.<ref name="mawardi112" />
Menurut [[Imam Hambali]], penganut agama samawi, seperti [[Kristen]] maupun [[Yahudi]] masih diperbolehkan untuk masuk ke [[Masjidil Haram]]. Tapi, khalifah [[Bani Umayyah]], [[Umar II]] melarang non-muslim untuk masuk ke daerah [[Masjidil Haram]] dan kemudian berlaku di seluruh penjuru Arab. Masjid-masjid di [[Maroko]] yang menganut [[Mazhab Maliki]] melarang non-muslim untuk masuk ke masjid.<ref>{{cite web|url=http://edition.cnn.com/2003/TRAVEL/DESTINATIONS/02/25/morocco.travel.ap/index.html|title=Morocco travel|publisher=CNN|accessdate=2006-09-22}}</ref> Di [[Amerika Serikat]], non-muslim diperbolehkan untuk masuk, sebagai sarana untuk pembelajaran Islam.<ref>{{cite journal
Saat ini, di [[Arab Saudi]], kota [[Mekkah]] dan [[Madinah]] hanya diperbolehkan untuk kaum Muslim saja. Sedangkan bagi non-muslim, diarahkan ke kota [[Jeddah]].<ref>{{cite book|title=Dictionary of Beliefs & Religions|last=Goring|first=Rosemary|publisher=Wordsworth Editions|date=May 1, 1997|id=ISBN 1-85326-354-0}}</ref>
Baris 172:
== Larangan ==
Pada hadis lainnya, pemakmuran masjid secara berlebihan dijadikan tanda kiamat. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, membangga-banggakan masjid menjadi pertanda akan terjadinya kiamat. Kegiatan membangga-banggakan masjid ini berupa kegiatan memberikan hiasan-hiasan pada masjid dan mengadakan perlombaan atasnya. Kegiatan menghias masjid mulai dilarang pada masa khalifah Umar bin Khattab. Kegiatan ini dianggap mengganggu ibadah [[Salat lima waktu|salat]] dan merupakan perbuatan yang sia-sia dan berlebihan. Pelarangan ini pertama kali diberlakukan pada [[Masjid Nabawi]].{{Sfn|Adil|2018|p=83}} Umar bin Khattab melarang pengecatan Masjid Nabawi dengan warna [[merah]] atau [[kuning]].{{Sfn|Adil|2018|p=83-84}} An-Nawawi menetapkan kegiatan menghiasi masjid dengan kedudukan [[makruh]].{{Sfn|Adil|2018|p=84}}
== Referensi ==
Baris 200:
[[Kategori:Masjid| ]]
[[Kategori:Seni rupa Islam]]
|