Akrilamida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
k Merapikan artikel
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 40:
}}
}}
'''Akrilamida''' (atau '''amida akrilat''') adalah senyawa organik sederhana dengan [[rumus kimia]] [[Carbon|C]]<sub>3</sub>[[Hydrogen|H]]<sub>5</sub>[[Nitrogen|N]][[Oxygen|O]] dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan [[kanker]] atau karsinogenik). Nama [[IUPAC]]-nya adalah '''2-propenamida'''. Dalam bentuk murni, akrilamida berwujud padatan [[kristal]] putih dan tidak berbau. Pada suhu ruang, akrilamida larut dalam [[air]], [[etanol]], [[eter]], dan [[kloroform]]. Akrilamida tidak kompatibel dengan [[asam]], [[basa]], agen pengoksidasi, dan [[besi]] (dan garamnya). Dalam keadaan normal, akrilamida akan terdekomposisi menjadi [[amonia]] tanpa pemanasan, atau menjadi [[karbon dioksida]], [[karbon monoksida]], dan [[oksida nitrogen]] dengan pemanasan.
 
Dalam skala industri, akrilamida dibuat dari hidrolisis [[akrilonitril]] oleh [[nitril hidratase]].
Baris 50:
Akrilamida ditemukan pada beberapa makanan tertentu yang dalam proses dan pembuatannya menggunakan suhu tinggi, dengan meningkatnya pemanasan dan bertambahnya waktu, dapat meningkatkan kadar akrilamida. Akrilamida tidak terbentuk pada suhu di bawah 120oC. Mekanisme terbentuknya belum dapat diketahui dengan pasti, diperkirakan meliputi reaksi dari berbagai macam kandungan dalam makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein dan [[asam amino]], serta berbagai macam komponen lainnya dalam jumlah yang kecil.
 
'''1.Akrilamida Pada Gorengan'''
 
           Gorengan dihasilkan dari teknik pemanasan suhu tinggi pada medium minyak (168-196 C), tujuannya adalah untuk memasak makanan dengan cara mengeluarkan air dalam bahan makanan sehingga diperoleh tekstur produk yang kering. Ada 2 teknik penggorengan yaitu deep-fat frying dan shallow frying, kedua teknik ini menghasilkan tekstur yang berbeda pada bahan yang digoreng namun tetap memberikan cita rasa yang lezat.
'''1.Akrilamida Pada Gorengan'''
 
Dalam proses penggorengan, [[minyak nabati]] (minyak goreng) adalah media yang baik untuk menghantarkan panas. Namun,  pemakaian berulang pada proses penggorengan mengakibatkan komponen-komponen yang terdapat dalam minyak nabati mengalami perubahan selama proses penggorengan yang dapat berisiko membentuk senyawa radikal.
           Gorengan dihasilkan dari teknik pemanasan suhu tinggi pada medium minyak (168-196 C), tujuannya adalah untuk memasak makanan dengan cara mengeluarkan air dalam bahan makanan sehingga diperoleh tekstur produk yang kering. Ada 2 teknik penggorengan yaitu deep-fat frying dan shallow frying, kedua teknik ini menghasilkan tekstur yang berbeda pada bahan yang digoreng namun tetap memberikan cita rasa yang lezat.
 
Dalam proses penggorengan, [[minyak nabati]] (minyak goreng) adalah media yang baik untuk menghantarkan panas. Namun,  pemakaian berulang pada proses penggorengan mengakibatkan komponen-komponen yang terdapat dalam minyak nabati mengalami perubahan selama proses penggorengan yang dapat berisiko membentuk senyawa radikal.
 
'''2.Akrilamida Pada ''Air Fryer'''''
 
Alat ini mengedarkan udara panas di sekitar makanan. Udara panas yang ada melahirkan efek Maillard. Efek Maillard yaitu efek kimia yang mengubah warna dan rasa makanan menggunakan asam amino dan gula. Meski demikian, ada pula yang menyebut bahwa lamanya pemasakan dalam suhu tinggi menggunakan ''air fryer'' justru memicu munculnya akrilamida. Selain akrilamida ada pula berbagai senyawa berbahaya lain yang terbentuk dari proses pematangan makanan dengan suhu tinggi, termasuk menggunakan ''air fryer''. Senyawa itu di antaranya adalah aldehida, amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Ketiga senyawa ini bersifat karsinogen, memicu kanker. ''Air fryer'' aman digunakan asal material plastik yang digunakan bebas BPA.  BPA atau ''bisphenol A''. Gunakan pula minyak yang dapat menahan suhu tinggi seperti minyak zaitun dan canola. makananMakanan harus matang merata dalam waktu yang tak terlalu lama, sebaiknya tidak menumpuk makanan terlalu padat di dalam tabung ''air fryer''. Dengan begitu, makanan tak akan terpapar suhu tinggi dalam waktu yang terlalu lama.
Memasak dengan menggunakan air fryer sedang tren pada sekarang,
 
Alat ini mengedarkan udara panas di sekitar makanan. Udara panas yang ada melahirkan efek Maillard. Efek Maillard yaitu efek kimia yang mengubah warna dan rasa makanan menggunakan asam amino dan gula. Meski demikian, ada pula yang menyebut bahwa lamanya pemasakan dalam suhu tinggi menggunakan ''air fryer'' justru memicu munculnya akrilamida. Selain akrilamida ada pula berbagai senyawa berbahaya lain yang terbentuk dari proses pematangan makanan dengan suhu tinggi, termasuk menggunakan ''air fryer''. Senyawa itu di antaranya adalah aldehida, amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Ketiga senyawa ini bersifat karsinogen, memicu kanker. ''Air fryer'' aman digunakan asal material plastik yang digunakan bebas BPA.  BPA atau ''bisphenol A''. Gunakan pula minyak yang dapat menahan suhu tinggi seperti minyak zaitun dan canola. makanan harus matang merata dalam waktu yang tak terlalu lama, sebaiknya tidak menumpuk makanan terlalu padat di dalam tabung ''air fryer''. Dengan begitu, makanan tak akan terpapar suhu tinggi dalam waktu yang terlalu lama.
 
'''3.Akrilamida Pada Kopi'''
Baris 69 ⟶ 66:
'''4.Akrilamida Pada Kentang'''
 
Makanan yang banyak   digemari  serta berpotensi  menghasilkan  senyawa akrilamida  salah  satunya adalah  kentang goreng. Kentang   goreng   adalah   salah   satu makanan olahan  dari  kentang yang  banyak di    minati semua  kalangan  terutama anak-anak  dan  remaja. Kentang termasuk makanan kaya karbohidrat. Namun, pangan kaya akan karbohidrat tersebut jika digoreng dengan suhu yang sangat tinggi ternyata akan menyebabkan pembentukan akrilamida.
 
Pembentukan akrilamid juga dinyatakan sebagai suatu fenomena permukaan. Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya hubungan antara aktivitas air dan suhu pada saat proses penggorengan. Pembentukan akrilamid terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu merupakan hasil samping dari reaksi Maillard, maka semakin banyak gula pereduksi dalam produk pangan tersebut, maka kandungan akrilamid yang terbentuk juga akan semakin banyak. Selain itu, pembentukan akrilamid melalui prekursor akrolein juga salah satu mekanisme yang mungkin terjadi, oleh karena itu, kandungan lipid dalam bahan pangan juga cukup mempengaruhi. Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan yang ada dalam bahan pangan sangat mempengaruhi seberapa banyak akrilamid yang terbentuk, selain juga dipengaruhi oleh suhu dan aktivitas air.
 
Namun demikian, belum ada fakta yang teruji untuk membuktikan bahwa akrilamida dalam makanan berpotensi menyebabkan kanker pada manusia, karena pemberian makanan yang mengandung akrilamida dengan dosis tinggi pada hewan coba tidak dapat diekstrapolasikan pada manusia secara langsung. Meskipun begitu, belum ada juga data-data yang secara pasti menunjukkan perbedaan diantaradi antara manusia dan hewan mamalia, oleh karena itu, hasil-hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai peringatan dini bagi bahaya akrilamid pada manusia. Berdasarkan data-data hasil percobaan mengenai bahaya akrilamid terhadap hewan uji, maka kita perlu mewaspadai mengenai keberadaan senyawa akrilamid ini dalam makanan.
 
 
== Catatan kaki ==
Burutchu I, Serpil, S. dan Gulum, S. 2009. Acrylamide formation in different batter formulations during microwave frying. LWT – Food Science and Technology 42 (2009) 17–22{{reflist}}
 
{{kimia-stub}}
{{Authority control}}
 
Baris 86 ⟶ 81:
[[Kategori:Senyawa oksigen]]
[[Kategori:Hidrokarbon]]
 
 
{{kimia-stub}}