Penghuni surga (Islam): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat halaman baru |
mengembangkan artikel |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Dalam [[Islam]], '''penghuni surga''' adalah para [[manusia]] yang akan memasuki dan menikmati segala kenikmatan di dalam [[surga]]. Kriteria manusia yang layak menghuni surga disebutkan oleh Allah dalam beberapa ayat di dalam [[
Kisah para penghuni surga ketiika memasuki surga disebutkan dalam [[Surah Al-A'raf]] ayat 43. Kenikmatan yang tersedia di dalam Surga antara lain kamar dan kemah berserta istri-istri dari kalangan bidadari di dalamnya. Namun kenikmatan tertinggi bagi penghuni surga adalah melihat [[Allah (Islam)|Allah]] secara langsung. Di dalam hadis, disebutkan bahwa para wanita penghuni surga dipimpin oleh [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], sedangkan para pemuda penghuni surga dipimpin oleh [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]].
== Kelayakan ==
Dalam [[Surah Al-Baqarah]] ayat 82, [[Allah (Islam)|Allah]] menetapkan kriteria penghuni surga. Penghuni surga adalah orang-orang beriman yang mengerjakan kebajikan. Para penghuni surga ini akan kekal di dalam surga.<ref>{{Cite book|last=Qamariyah|first=Ulfa|date=2015|title=Nama-Nama Surga dan Penghuninya|location=Semarang|publisher=Bengawan Ilmu|isbn=978-979-021-573-3|editor-last=Usman dan Alfrida|pages=2|url-status=live}}</ref> Di dalam [[Surah At-Tur]] ayat 26 disebutkan bahwa para penghuni surga dahulu selalu merasa takut akan diazab dan takut tidak termasuk penghuni surga. Rasa takut ini timbul ketika para penghuni surga masih bersama keluarga mereka di dunia.{{Sfn|Al-Hanbali|2019|p=25}} Dalam [[Surah Al-Isra']] ayat 57, disebutkan pula bahwa rasa takut para penghuni surga disertai dengan rasa harap atas rahmat Allah.{{Sfn|Al-Hanbali|2019|p=24}}
== Pengisahan ==
Baris 11 ⟶ 13:
== Kenikmatan yang diperoleh ==
=== Kemah-kemah dan kamar-kamar ===
Para penghuni surga akan memperoleh [[kemah]]<nowiki/>nya masing-masing. Bahan pembuatan kemah ini adalah [[permata]] yang berongga. Masing-masing kemah membentang sepanjang 60 mil.{{Sfn|Hadi|2021|p=99}} Bagi penghuni surga yang mengerjakan salat tahajjud, Allah telah menyiapkan kamar-kamar di tempat yang tinggi di Surga. Ketinggian kamar-kamar ini untuk menunjukkan ketinggian derajat dari mukmin yang mengerjakan salat tahajjud dan menjadi penghuni surga.{{Sfn|Al-Qahthani|2019|p=474}}
=== Istri dari bidadari ===
Baris 22 ⟶ 24:
=== Melihat Allah secara langsung ===
Melihat Allah secara langsung merupakan kenikmatan yang terbesar yang diterima oleh para penghuni surga. Tingkat kenikmatannya melebihi tingkat kenikmatan apapun yang disediakan di dalam surga. Para penghuni surga akan melihat Allah dengan sangat jelas. Kejelasannya melampaui kejelasan ketika manusia menatap [[bulan]] pada saat purnama maupun ketika menatap [[matahari]] pada hari yang cerah.{{Sfn|Hadi|2021|p=96}}
== Kepemimpinan ==
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh [[Hudzaifah bin al-Yaman]], disebutkan bahwa dirinya bertemu dengan Muhammad dalam perjalanan pulang dari [[salat Isya]], Muhammad mendoakan dirinya dan ibunya kemudian menjelaskan tentang kedatangan seorang malaikat yang pertama kali turun ke Bumi. Malaikat ini memberi salam dan memberikan kabar gembira kepada Muhammad. Kabar gembiranya ialah bahwa [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] akan menjadi penghulu pada wanita yang menjadi penghuni surga, Selain itu, malaikat tersebut mengabarkan bahwa [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]] akan menjadi penghulu para pemuda yang menjadi penghuni surga.{{Sfn|Al-Qahthani|2019|p=480-481}}
== Referensi ==
Baris 30 ⟶ 35:
=== Daftar pustaka ===
* {{Cite book|last=Al-Hanbali|first=Ibnu Rajab|date=2019|title=Negeri Kebinasaan: Seburuk-buruk Tempat Kembali|location=Jakarta Timur|publisher=Griya Ilmu|isbn=978-623-92097-0-4|translator-last=Daeng Ngempo|translator-first=M. Tashwir|trans-title=At-Takhwif minan Naar wat Ta'rif bi Haali Daril Bawar|ref={{sfnref|Al-Hanbali|2019}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Al-Qahthani|first=Said bin 'Ali bin Wahf|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Shalatul_Mu_min_Buku_Induk_Shalat_HC/aEyrDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&printsec=frontcover|title=Shalatul Mu'min: Buku Induk Shalat|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Elex Media Komputindo|isbn=978-602-04-9917-8|editor-last=Abu Hasan|translator-last=Abi Khadijah|ref={{sfnref|Al-Qahthani|2019}}|url-status=live|lay-url=https://www.google.co.id/books/edition/Shalatul_Mu_min_Buku_Induk_Shalat_HC/aEyrDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0}}
* {{Cite book|last=Hadi|first=Syofyan|date=2021|url=https://www.researchgate.net/profile/Syofyan-Hadi/publication/357989387_Surga_dan_Neraka_Syarahan_terhadap_Kitab_Washf_al-Jannah_wa_al-Nar_min_Shahih_al-Sunnah_wa_al-Akhbar_Syaikh_Wahid_Abd_al-Salam_Bali/links/61ea287a8d338833e383a504/Surga-dan-Neraka-Syarahan-terhadap-Kitab-Washf-al-Jannah-wa-al-Nar-min-Shahih-al-Sunnah-wa-al-Akhbar-Syaikh-Wahid-Abd-al-Salam-Bali.pdf|title=Surga dan Neraka: Syarahan terhadap Kitab Washf al-Jannah wa al-Nar Min Shahih al- Sunnah wa al-Akhbar li Syaikh Wahid ibn Abd al-Salam Bali|location=Serang|publisher=Penerbit A-Empat|isbn=978-623-6289-33-4|ref={{sfnref|Hadi|2021}}|url-status=live}}
[[Kategori:Istilah Islam]]
|