Sastra di Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
per diskusi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{lihat pula|Sastra Lampung}}
{{gabung|Lampung#Sastra}}
'''Sastra di Lampung''' adalah kondisi, dinamika, dan perkembangan sastra (berbahasa) Indonesia di Lampung.
 
Kehidupan [[sastra Lampung]] dapat dikatakan sangat ingar-bingar meskipun usia dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda. Penyair [[Iwan Nurdaya-Djafar]] yang baru kembali ke [[Lampung]] setelah selesai kuliah di [[Bandung]] sekitar 1980-an mengaku kepenyairan di Lampung masih sepi. Dia baru menjumpai [[Isbedy Stiawan ZS]], [[A.M. Zulqornain]], [[Sugandhi Putra]], [[Djuhardi Basri]], [[Naim Emel Prahana]], dan beberapa nama lainnya.
 
Barulah memasuki 1990-an kemudian Lampung mulai semarak dengan penyair-penyair seperti [[Iswadi Pratama]], [[Budi P. Hatees]], [[Panji Utama]], [[Udo Z. Karzi]], [[Ahmad Yulden Erwin]], [[Christian Heru Cahyo]], dan lain-lain. Menyusul kemudian [[Ari Pahala Hutabarat]], [[Budi Elpiji]], [[Rifian A. Chepy]], [[Dahta Gautama]] dkk. Kini ada [[Dina Oktaviani]], [[Alex R. Nainggolan]], [[Jimmy Maruli Alfian]], [[Y. Wibowo]], [[Inggit Putria Marga]], [[Nersalya Renata]], dan [[Lupita Lukman]]. Selain itu ada cerpenis [[Dyah Merta]] dan [[M. Arman AZ.]].
 
''[[Leksikon Seniman Lampung]]'' (2005) menyebutkan tidak kurang dari 36 penyair/sastrawan Lampung yang meramaikan lembar-lembar sastra koran, jurnal, dan majalah seantero negeri.
 
[[Kategori:Sastra Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Lampung]]
[[Kategori:Lampung]]