Imperium Portugal di Nusantara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Penghapusan tokoh-tokoh yang tidak terkait dengan masa imperium portugal |
||
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
{{Infobox former country
| conventional_long_name = Imperium Potugal di [[Kepulauan Melayu|Insulindia]]
| common_name = Portuguese rule in the Indonesian archipelago
| iso3166code = omit
| era = [[Periode modern awal|Modern awal]]
| status = Pemukiman dan jajahan [[Imperium Portugal|Kekaisaran Portugis]]
| empire = [[Portuguese Empire]]
| government_type = Monarki
| event_start = Didirikan
| year_start = {{circa}} 1522
| event1 = [[Perjanjian Zaragoza]]
| date_event1 = 22 April 1529
| event_end = Penaklukan Ambon
| date_end = 22 Februari
| year_end = 1605
| image_flag = Flag of Portugal (1521).svg
| flag_caption = Bendera
| image_coat = Royal Arms of Portugal.svg
| symbol_type = Lambang
| image_map = AtlasMiller BNF paginas16y17 Insulindia.jpg
| image_map_caption = Peta kerajaan Portugis di Hindia Timur (termasuk [[Daftar pulau di Indonesia|Kepulauan Indonesia]]), Atlas Miller.
| capital = {{plainlist}}
*[[Benteng Kastela|São João Baptista de Ternate]] di [[Ternate]]<br>(1523–1575)
*[[Benteng Victoria|Nossa Senhora de Anunciada]] di [[Kota Ambon]]<br>(1575–1605)
| common_languages = [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Ternate|Ternate]], dan [[Bahasa Tidore|Tidore]]
| title_leader = [[Daftar penguasa Portugal|Raja]]
| leader1 = [[João III]]
| year_leader1 = 1522–1557
| leader2 = [[Felipe III dari Spanyol|Felipe II]]
| year_leader2 = 1598–1605
| title_representative = Gubernur Jenderal
| representative1 = Antonio de Brito
| year_representative1 = 1522–1525 (pertama)
| representative2 = Pedro Alvares de Abreu
| year_representative2 = 1602–1605 (terakhir)
| today = [[Indonesia]]
}}
[[Bangsa Portugis]] merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai [[Kepulauan]] [[Nusantara]].<ref> {{Cite news|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/11/141500869/latar-belakang-penjelajahan-samudra-bangsa-eropa-sampai-ke-indonesia|title=Latar Belakang Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa sampai ke Indonesia|editor-last=Welianto|editor-first=Ari|first=Ari|last=Welianto|work=[[Kompas.com]]}} </ref> Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan pada awal [[abad ke-16]] dan usaha penyebaran Katolik Roma mereka yang berbarengan menyaksikan pendirian pos dan benteng perdagangan, serta unsur budaya Portugis yang kuat yang masih tetap penting di [[Indonesia]].
Secara geografis seluruh wilayah Eropa mengalami musim dingin yang akan membuat cara mengelola makanan mereka berbeda. Hampir semua persediaan daging yang mereka miliki didapat dari hewan ternak yang tidak mungkin dipelihara pada musim dingin dan disembelih untuk kemudian disimpan menjadi daging beku. Agar daging tersebut dapat bertahan lama mereka menggunakan garam dan rempah-rempah selama masa penyimpanan. Indonesia merupakan wilayah yang menghasilkan lada, pala, dan cengkeh yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan rempah-rempah dan beberapa tanaman yang hanya tumbuh di hutan Maluku. Pala memiliki khasiat tidak hanya sebagai penyedap rasa tetapi juga sebagai afrodisiak dan bahan pengawet. Cengkeh dan lada juga merupakan komoditas langka dan berharga. Bangsa Portugis selama ini membeli rempah-rempah dari pedagang Arab dengan harga yang sangat tinggi. Oleh karena itulah tujuan bangsa Portugis ke Indonesia selain untuk memanfaatkan sumber dari semua rempah-rempah tersebut juga untuk menguasai perdagangannya meskipun pada awalnya mereka tidak terlalu banyak mengetahui secara rinci letak wilayah Indonesia dan cara menuju kesana.{{Sfn|Ricklefs|1993|p=22|Ps="During the European winter there was no way to keep large livestock herds alive; many animals were therefore slaughtered and the meat must then be preserved. For this, salt and spices were used, and among the imported spices the most valuable was the clove from East Indonesia."}}
== Awal penjelajahan ==
[[Berkas:Myristica fragrans - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-097.jpg|jmpl|lurus|kiri|[[Tanaman]] [[pala]] adalah asli [[Kepulauan Banda]] di [[Maluku]]. Pernah menjadi salah satu komoditas paling berharga di dunia, pala menarik kekuatan kolonial Eropa pertama ke [[Nusantara]].]]
Bangsa Eropa memajukan teknologi di awal abad ke-16 terutama dalam bidang pelayaran. keahlian baru bangsa Portugis dalam [[navigasi]], pembuatan kapal, dan per[[senjata]]an tidak terlepas dari kekuatan besar pengetahuan Bangsa Arab yang sedang berkembang pesat di kawasan Mediterania pada abad ke-15. Mereka mempelajari berbagai ilmu mengenai geografi dan astronomi yang memungkinkan mereka berani mengadakan ekspedisi penjelajahan dan ekspansi.{{Sfn|Ricklefs|1993|p=22|Ps="the Europeans, and especially the Portuguese, were making certain technological advances which would launch the Portuguese nation on one of the most daring overseas adventures of all time. Thnugh improved geographical and astronomical knowledge - much of which derived from Arab learning."}}{{Sfn|Hannigan|2015|p=67|Ps=: "The Portuguese were the first European nation out of the colonial starting blocks. They had advanced seafaring skills—borrowed in part from the Arabs of the Mediterranean—and a meticulous approach to navigation and record-keeping."}}
Baris 13 ⟶ 50:
Malaka terletak di wilayah Semenanjung Malaya. Selat Malaka menjadi salah satu trayek paling menentukan dalam sistem perdagangan internasional yang membentang dari China dan Maluku sampai Afrika Timur dan Malaka di Laut Tengah.<ref>{{Cite book|last=Leirissa|first=RZ|date=1999|title=Ternate Sebagai Bandar Jalur Sutra|location=jakarta|publisher=Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|pages=2|url-status=live}}</ref> Malaka menjadi pusat transit perdagangan pala, cengkeh, dan bunga pala dari Maluku ke India.<ref name=":0">{{Cite book|last=Ricklefs, M. C. (Merle Calvin)|date=1993|url=https://www.worldcat.org/oclc/30320024|title=A history of modern Indonesia since c. 1300|location=Houndmills, Basingstoke, Hampshire|publisher=Macmillan|isbn=0-333-57689-6|edition=2nd ed|oclc=30320024}}</ref> Strategisnya Malaka sebagai pusat perdagangan diincar Portugis. Ketika itu Portugis, yang dipimpin Alfonso de Albuquerque (1509-1515), setelah menaklukkan Goa, langsung mengincar Malaka.<ref>{{Cite book|last=Hall|first=DGE|date=1998|title=Sejarah Asia Tenggara|location=Surabaya|publisher=Usaha Nasional|pages=191|url-status=live}}</ref> Albuquerque memutuskan Malaka harus menjadi pijakan selanjutnya dan pada 1511 dimulailah perjalannya.<ref>{{Cite book|last=Vlekke|first=Bernard|date=2016|title=Nusantara|location=Jakarta|publisher=KPG|pages=83|url-status=live}}</ref> Dalam dua kali serang, Malaka takluk. Sejak saat ini, Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa.
Penaklukan Malaka memberi pijakan bagi Portugis untuk lebih melangkah lagi ke timur Nusantara. Tujuannya adalah wilayah Kepulauan Maluku di mana cengkeh dan pala tumbuh.
----[6] M.C. Rifcles, ''Sejarah Indonesia Modern'', (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1993). hal. 28
Baris 20 ⟶ 57:
[8] Bernard H.M Vlekke. ''Nusantara,'' (Jakarta: KPG, 2017), hal. 83.
[9] M.C.Ricklefs,
[10] George Miller, ''Indonesia Timur Tempo Doeloe'', (Jakarta: Komunitas Bambu, 2012), hal. xxv.
Bermula dengan ekspedisi penjelajahan pertama yang dikirim dari [[Malaka]] yang baru ditaklukkan pada tahun [[1512]], bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga serta berusaha menyebarkan [[Katolik Roma]].{{Sfn|Ricklefs|1993|p=22-24}} Meski begitu, mereka memiliki sedikit pengaruh budaya di kepulauan barat tersebut. Terlebih lagi percobaan awal bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan [[Kerajaan Sunda]] di [[Parahyangan]],<ref>{{cite book| publisher=Cipta Loka Caraka| title = Sumber-sumber asli sejarah Jakarta, Jilid I: Dokumen-dokumen sejarah Jakarta sampai dengan akhir abad ke-16| year =1999}};{{cite book | last =Zahorka | first =Herwig | publisher= Yayasan Cipta Loka Caraka | title = The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor, Over 1000 Years of Propsperity and Glory
| year =2007 | accessdate = }}</ref> gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di [[Jawa]], seperti [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]]. Sebaliknya, dampak budaya Portugis yang bertahan lama berada di wilayah Indonesia Timur.
=== Ekspedisi ke Indonesia Timur ===
Baris 52 ⟶ 89:
Adapun keturunan Bangsa Portugis yang beragama Islam dapat ditemukan di Lamno, [[Aceh]].<ref>[http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7324:portugal-bangun-puskesmas-dan-madrasah-di-lamno&catid=13:aceh&Itemid=26 Portugal Bangun Puskesmas Dan Madrasah Di Lamno]</ref>
== Lihat juga ==
Baris 76 ⟶ 101:
== Daftar Pustaka ==
{{refbegin|1}}
* {{cite book|title=A brief history of Indonesia : sultans, spices, and tsunamis : the incredible story of Southeast Asia's largest nation|url=https://archive.org/details/briefhistoryofin0000hann|last=Hannigan|first=Tim|publisher=TUTTLE Publishing|year=2015|isbn=9781462917167|location=Tokyo; Vermont: Singapore|ref={{sfnref|Hannigan|2015}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=A History of Modern Indonesia Second Edition|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|publisher=MacMillan Education|year=1993|isbn=978-1-349-22700-6|location=New York|ref={{sfnref|United Kingdom|1993}}|url-status=live}}
|