Leo Kristi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
Balada adalah ciri khas dari hampir seluruh musik yang diciptakannya.
 
== PendidikanRiwayat Hidup ==
 
=== Pendidikan ===
Leo yang beragama Islam ini memasuki dunia Sekolah Dasar pada tahun 1961 di SD Kristen Surabaya. Setelah itu ia memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1964. Pada masa ini Leo juga masuk ke Kursus Musik Dasar oleh Syam Kamaruzaman. Sekolah dilanjutkan di [[SMA Negeri 1 Surabaya]] pada tahun 1967. Ia sempat berkuliah di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]] di Surabaya pada tahun 1971. Ia tidak menyelesaikan kuliahnya karena lebih disibukan dengan dunia musiknya dan berdagang cilor, tetapi di sinilah ia bertemu Gombloh dan mengawali karier sebagai pemusik keliling (trubadur).
 
=== Dunia musik ===
Musik adalah dunia yang dikenalnya sejak kecil. Leo kecil menyimak setiap irama yang dimainkan tiap subuh oleh ayahnya, H.M. Iman Soebiantoro (almarhum), seorang pensiunan pegawai negeri yang juga merupakan seorang musisi. Sejak kecil, Leo Kristi aktif dalam kegiatan menyanyi di [[gereja]], dan juga sebagai bagian dari kegiatan sekolah dasarnya, meskipun ia sendiri [[Islam|muslim]]. Leo waktu itu sekolah di SD Kristen, [[Surabaya]] pada tahun 1961. Ia berkata bahwa musik baginya sahabat, menyambut nyanyian sebagai kecintaan.
 
Baris 16 ⟶ 17:
Di kalangan wartawan, Leo adalah sosok yang sulit dicari, tetapi bisa tiba-tiba muncul dan menggelar [[konser]]. Sebelum dikenal sebagai musisi, pria yang logat jawa timurannya masih sangat kental ini pernah menjadi penjual buku Groliers American Books dan karyawan pabrik cat Texmura. Leo juga pernah menjadi penyanyi di restoran "China Oriental" dan "Chez Rose" (1974-1975) dan menyanyi di [[LIA]] dan [[Goethe Institut]] Surabaya.
 
=== Konser Rakyat Leo Kristi ===
Musik Leo lahir dalam grup yang ia beri nama "Konser Rakyat Leo Kristi" (KRLK) bersama [[Naniel Yakin]], Mung Sriwiyana, serta kakak beradik Lita Jonathans dan Jilly Jonathans, sampai labumnyaalbumnya yang ketiga. Di album keempat (Nyanyian Cinta), Lita dan Jilly Jonathans digantikan oleh Titi Sutopo / Titi Ajeng/ Titi Manyar, dan tetap didukung Naniel dan Mung. Di album ke-5 Yayu masuk formasi, selain Titi, Mung, dan Naniel, tetapi nama Yayu tidak ada lagi pada album ke-6 (Lintasan Hijau Hitam).
 
Album ke-8 KRLK yang merupakan aransemen baru dari sejumlah lagu sebelumnya, dikerjakannya bersama Titi Manyar, kakak beradik Yana dan Nona Vanderkley, Mung Sriwiyana, Ote Teguh Abadi, Markis Alkatiri dan Wahab, serta beberapa pendukung lainnya. Album ke-9 (Diapenta Anak Merdeka) yang dikerjakannya di Bali dan memakan waktu lama melibatkan Ceciliabeberapa Mars,musisi Jimmyantara Sila’a pada keyboards, drums programming, effect, electric bass, cakra; Boge pada keyboards, drums programming, classic gitar. Dore pada keyboards, drums programming “Dayu Jiwa”; Sinyo electric guitar “Bra bra Desember”; Kennedy Gobellain: Guitar Hawai “Nafas Anak Merdeka”; Tjok Bagoes (Habil) Suparba: Keyboards; Komang Jayanegara: Cakra, Suara Burung, dan Slamet R. Musik KRL menyenandungkan balada, semangat cinta bangsa, dan kisah-kisah rakyat yang lebih banyak dalam irama folk, country, dan didukung dengan lirik-lirik yang puitis.
 
* Cecilia Mars,
Hampir tak pernah absen dalam beberapa kali pementasan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di [[Taman Ismail Marzuki]] [[Jakarta]]. Album KRLK yang sekarang menjadi barang langka adalah Nyanyian Fajar (1975), Nyanyian Malam (1976), Nyanyian Tanah Merdeka (1977), Nyanyian Cinta (1978), Nyanyian Tambur Jalan (1980), Lintasan Hijau Hitam (1984), Biru Emas Bintang Tani (1985) yang gagal beredar, Deretan Rel Rel Salam Dari Desa (1985, aransemen baru), (Diapenta) Anak Merdeka (1991), Catur Paramita (1993), Menghantam Birahi (1990) dan Tembang Lestari (1995, direkam pada CD terbatas), Warm, Fresh and Healthy (17 Desember 2010), dan terakhir album Hitam Putih Orche (2015)<sup>[http://www.hitamputihorche.com/ 5] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141129082651/http://www.hitamputihorche.com/ |date=2014-11-29 }}</sup>. Bagi Leo, rekaman konon lebih merupakan paket dokumentasi perkembangan musiknya.
* Jimmy Sila’a pada keyboards, drums programming, effect, electric bass, cakra;
* Boge pada keyboards, drums programming, classic gitar.
* Dore pada keyboards, drums programming “Dayu Jiwa”;
* Sinyo electric guitar “Bra bra Desember”;
* Kennedy Gobel: Guitar Hawai “Nafas Anak Merdeka”;
* Tjok Bagoes (Habil) Suparba: Keyboards;
* Komang Jayanegara: Cakra, Suara Burung,
* Slamet R.
 
Musik KRL menyenandungkan balada, semangat cinta bangsa, dan kisah-kisah rakyat yang lebih banyak dalam irama folk, country, dan didukung dengan lirik-lirik yang puitis.
 
Hampir tak pernah absen dalam beberapa kali pementasan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di [[Taman Ismail Marzuki]] [[Jakarta]]. Album KRLK yang sekarang menjadi barang langka antara lain:
 
* Nyanyian Fajar (1975)
* Nyanyian Malam (1976)
* Nyanyian Tanah Merdeka (1977)
* Nyanyian Cinta (1978)
* Nyanyian Tambur Jalan (1980)
* Lintasan Hijau Hitam (1984)
* Biru Emas Bintang Tani (1985) yang gagal beredar
* Deretan Rel Rel Salam Dari Desa (1985, aransemen baru)
* (Diapenta) Anak Merdeka (1991)
* Catur Paramita (1993)
* Menghantam Birahi (1990)
* Tembang Lestari (1995, direkam pada CD terbatas)
* Warm, Fresh and Healthy (17 Desember 2010)
* terakhir album Hitam Putih Orche (2014)<sup>[http://www.hitamputihorche.com/ 5] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141129082651/http://www.hitamputihorche.com/ |date=2014-11-29 }}</sup>.
 
Bagi Leo, rekaman konon lebih merupakan paket dokumentasi perkembangan musiknya.
 
Kegembiraan yang dihadirkan oleh Leo Kristi dengan gitar bolong di pangkuannya memang melenakan, sekaligus mengharukan. Musikus balada lainnya seperti [[Franky Sahilatua]], [[Iwan Fals]], dan [[Doel Sumbang]] telah dengan sadar berdamai dengan pasar sehingga secara finansial lebih dari berkecukupan. Leo Kristi tetap setia di jalur musinya, menggelandang dan bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat jelata dalam proses kreatif penciptaannya. Maka, dengan lagu balada yang sarat dengan lirik patriotisme dan cinta, ia tetap menggelorakan semangat juang.
Baris 35 ⟶ 65:
! rowspan="2" scope="col"| Judul
! scope="col"| Dikreditkan sebagai
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| KeteranganCatatan
|-
! [[Komponis]]