Fabula dan sjužet: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Sastra menggunakan HotCat |
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
'''Fabula dan sjužet''' pertama kali dikembangkan oleh salah satu ahli formalisme Rusia, [[Viktor Shklovsky|Victor Shlovsky]]. Fabula merupakan dasar cerita secara kronologis dan logis, sedangkan ''sjuzet'' adalah sarana atau jalan yang digunakan untuk mewujudkan suatu jalan cerita.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Saleh|first=Fatulloh|date=2014-01-29|title=Teori Formalisme – Balaghah|url=https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/3753|journal=Buletin Al-Turas|language=en|volume=20|issue=1|pages=147–158|doi=10.15408/bat.v20i1.3753|issn=2579-5848}}</ref> Konsep fabula dan sjuzet pertama kali diperkenalkan oleh kelompok formalisme Rusia, terutama oleh [[Viktor Shklovsky|Victor Shlovsky]]. {{sedang ditulis}}▼
▲'''Fabula dan sjužet''' pertama kali dikembangkan oleh salah satu ahli formalisme Rusia, [[Viktor Shklovsky|Victor Shlovsky]]. Fabula merupakan dasar cerita secara kronologis dan logis, sedangkan ''sjuzet'' adalah sarana atau jalan yang digunakan untuk mewujudkan suatu jalan cerita.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Saleh|first=Fatulloh|date=2014-01-29|title=Teori
== Sejarah ==
[[Formalisme Rusia]]
Formalisme Rusia muncul sebagai reaksi terhadap aliran [[kritik sastra]] yang berlaku di Rusia saat itu, yang mana lebih mementingkan isi dan ciri sosial sebuah karya sastra. Sedangkan formalisme Rusia lebih mementingkan pola bunyi dan juga [[tata bahasa]].
Para ahli meyakini bahwa studi seperti itu sangat mungkin dan memang pantas dilakukan. Ahli formalis yakin bahwa studi mereka akan membawa pembaca untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka dalam hal teks-teks sastra menjadi lebih tepat. Untuk itulah, kajian ini muncul dengan mengkaji teks sastra dengan kaitan struktur bahasanya.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite journal|last=Rokhmansyah|first=Alfian|date=2017-02-24|title=ORDE BARU SEBAGAI LANDASAN FABULA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: KAJIAN FORMALISME RUSIA|url=http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/CALLS/article/view/708|journal=CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics)|language=id|volume=1|issue=1|pages=39–51|doi=10.30872/calls.v1i1.708|issn=2549-7707|access-date=2022-12-05|archive-date=2022-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20221205141003/http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/CALLS/article/view/708|dead-url=no}}</ref
Kaum formalis awalnya bertujuan untuk menjadikan ilmu sastra berdiri sendiri dari ilmu-ilmu lain. Oleh sebab itu, mereka mencari ciri khas yang membedakan sastra dari ungkapan bahasa lain, yaitu puisi bukanlah imaji atau emosi, melainkan kata-kata. Menurut mereka, teks karya sastra adalah fakta yang terdiri atas kata-kata dan terlepas dari cerminan masyarakat. Mereka beranggapan bahwa teks karya sastra adalah objek tersendiri yang dikaji secara khusus.<ref name=":1" />
Konsep ‘defamilarisasi’ dan ‘deotomatisasi’ digunakan kaum formalis untuk melepaskan karya sastra dari kehidupan sehari-hari. Dalam artian, pandangan mengenai hal-hal sehari-hari dalam karya sastra akan disajikan dengan pandangan yang baru. Hal ini bertujuan agar pembaca tertarik dengan bentuk dan menyadari apa yang ada di sekelilingnya.<ref>{{Cite journal|last=Pelita|first=Kurikulum|title=4Abstrak Formalisme|url=https://www.academia.edu/9734370/4Abstrak_Formalisme|access-date=2022-12-05|archive-date=2022-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20221205141101/https://www.academia.edu/9734370/4Abstrak_Formalisme|dead-url=no}}</ref>
== Konsep ==
Perbedaan antara ‘cerita’ dan ‘alur’ diberi tempat penting dalam teori naratif kaum formalis Rusia. Kaum formalis menekankan bahwa hanya ‘alur’ (''sjuzet'') sebenarnya bersifat kesastraan, sedangkan ‘cerita’ (fabula) hanya sebagai awalan yang akan diolah oleh pengarang. ''Sjuzet'' bukan hanya rangkaian cerita, tetapi juga sebagai sarana yang digunakan untuk menyela dan menunda penceritaan, dan juga untuk menarik perhatian pembaca terhadap prosa tersebut. Penyusunan ''sjuzet'' dilandasi oleh pandangan defamiliarisasi, yang mana mereka menolak memandang peristiwa-peristiwa sebagai hal yang khas dan sudah lazim.<ref name=":1" />
Yang membedakan genre dalam karya sastra bukanlah sifat gaya yang khas, tetapi pertentangan yang mempengaruhi genre sastra tersebut. Pertentangan yang terdapat di dalam prosa adalah antara unsur fabula dan unsur ''sjuzet''. Fabula merujuk kepada urutan peristiwa menurut waktu, sedangkan ''sjuzet'' menurut tertib. ''Sjuzet'' mewujudkan kesan defamiliarisasi terhadap fabula, karena ciri gaya khas ''sjuzet'' tidak diciptakan sebagai alat untuk menyampaikan fabula.<ref name=":0" />
Menurut ahli formalis, ''sjuzet'' di dalam karya sastra merupakan defamiliarisasi dari fabula. Defamiliarisasi (penganehan, pengasinan)
Defamiliarisasi itu ada dalam teks sastra berupa ''sjuzet''. Menurut [[Viktor Shklovsky|Victor Shlovsky]], ''sjuzet'' tidak hanya terbatas pada susunan peristiwa-peristiwa cerita, tetapi juga pada semua sarana atau alternatif yang dipergunakan untuk menyela dan menunda penceritaan, digresi-digresi, permainan-permainan tipografis, pemindahan bagian-bagian buku (kata pengantar, persembahan, dan sebagainya), serta yang digunakan sebagai penarik perhatian pembaca terhadap suatu karya sastra prosa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ''sjuzet'' berisi mengenai seluruh teknik penceritaan yang merupakan perwujudan dari konsep demafiliarisasi.<ref name=":0" />
Fabula merupakan 'cerita' yang difamiliarisasi di dalam ''sjuzet'' tentunya tidak bisa langsung muncul, hal ini tentunya disebabkan oleh hal-hal tertentu. Salah satu hal yang dapat menjadi penyebab munculnya fabula adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (fakta). hal tersebut berarti fakta atau peristiwa dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi salah satu sebab munculnya fabula dalam suatu karya sastra.<ref name=":1" />
== Referensi ==
|