Lamtoro: Perbedaan antara revisi

{{Bedakan| kemladean }}

 

* ''Mimosa glauca'', <small>Linn., 1763</small><ref>{{aut|Linnaeus, C.}} 1763. ''Species plantarum: exhibentes plantas ...'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/43462#page/721/mode/1up Ed. 2 T. '''II''': 1504.]</ref> <small>(misappl.)</small>

* ''Acacia glauca'', <small>(Linn.) Willd., 1806</small><ref>{{aut|Willdenow, C.L.}} 1806. ''Species plantarum: exhibentes plantas ...'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/84239#page/451/mode/1up Ed. 4 T. '''II'''(2): 1075.]</ref>

}}

{{nutritional value | name=Lamtoro

|accessdate=2019-10-7

}}

{{id}}

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia

</ref>}} adalah sejenis [[perdu]] dari [[familia|suku]] Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan [[erosi]]. Berasal dari [[Benua Amerika|Amerika]] tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke [[Jawa]] untuk kepentingan pertanian dan kehutanan,<ref name=heyne_885/> dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di [[Indonesia]]. Tanaman ini di [[Malaysia]] dinamai ''petai belalang''.

 

 

== Pengenalan ==

[[Berkas:Leucaena leucocephala MHNT.BOT.2011.3.71.jpg|jmpl|kiri|180px|Lamtoro]]

 

 

[[Daun]]nya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap, siripnya berjumlah 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah; daun penumpu kecil, bentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16 (-21) [[milimeter|mm]] × 1-2 (-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai.<ref name=prosea_3025/><ref name=steenis1981_216>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981. ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 216 (sebagai ''Leucàena glàuca'' Bth.).</ref>

Ternak [[sapi]] dan [[kambing]] menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro.<ref name=nfta_97-06/> Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari [[mimosin]] dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia, seperti [[kuda]] dan [[babi]],<ref name=Dali87-89/> yang biasanya diberikan dalam bentuk segar.<ref name=PekaranganBP/> Selain itu, apabila [[sapi]] diberi lamtoro selama 6 bulan terus-menerus, maka si sapi yang bersangkutan akan mengalami kehilangan rambut, penurunan [[fertilitas]] (kesuburan), gangguan pada [[kelenjar tiroid]], dan [[katarak]].<ref name=8-70>{{cite journal |author1=Syamsudin |author2=Rizikiyan, Yayan |author3=Darmono |title=Efek Teratogenik Ekstrak Metanol Biji Petai Cina (''Leucaena leucocephala'' (Lmk.) De Wit) Pada Mencit Hamil |url=http://jbai.iregway.com/index.php/jurnal/article/viewFile/78/70 |journal=Jurnal Bahan Alam Indonesia |year=Juli 2006 |issue=1 |volume=6 |pages=33{{spaced ndash}}37 |issn=1412-2855 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Mimosin, sejenis [[asam amino]], terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering.<ref name=duke>Handbook of Energy Crops (Purdue): [http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Leucaena_leucocephala.html ''Leucaena leucocephala'' (Lam.) De Wit]</ref> Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis [[bakteria]], ''Synergistes jonesii''. Pemanasan dan pemberian [[garam]] [[besi]]-[[belerang]] pun dapat mengurangi [[toksin|toksisitas]] mimosin.<ref name=nfta_97-06/>

 

 

Daun-daunnya juga kerap digunakan sebagai [[mulsa]] dan pupuk hijau. Daun-daun lamtoro lekas mengalami [[dekomposisi]].

Bisa ditanam dalam keadaan [[tanah]] apa saja, mudah beradaptasi dengan iklim setempat, tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji<ref name=Kanisius/> yang sudah tua,<ref name=Iptek/>{{efn|Menurut sumber dari [[LIPI]], untuk mempercepat perkecambahan biji lamtoro (di sumber LIPI malah disebut mlanding), biji direndam terlebih dahulu di air panas (80&nbsp;°C) selama 2-3 menit sebelum disemaikan.<ref name=PekaranganBP/>}} setek batang,<ref name=Iptek/><ref name=SayurSwadaya/> dan dengan pemindahan anakan. Karena mudah bertumbuh, di banyak tempat lamtoro sering kali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah tumbuh; setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak.<ref name=icraf_1069/><ref name=Kanisius/><ref>Kuo, Y.L. 2003. [http://www.agnet.org/library/eb/541/ ''Ecological Characteristics of Three Invasive Plants (''Leucaena Leucocephala, Mikania Micrantha'', and ''Stachytarpheta Urticaefolia'') in Southern Taiwan.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080516102437/http://www.agnet.org/library/eb/541/ |date=2008-05-16 }} Food and Fertilizer Technology Center (FFTC)</ref>

 

 

Selain itu, [[cendawan]] yang menyerang lamtoro biasanya adalah ''[[Meliola]]'' sp. Cendawan ini, selain menyerang lamtoro, juga menyerang [[melati]], [[teh]], dan juga [[bambu]].<ref name="Tjahjadi">Tjahjadi, Nur (2001). ''Hama dan Penyakit Tanaman''. [[Yogyakarta]]: Kanisius. hlm. 53. ISBN 978-979-413-009-4.</ref> Adapun, bagian yang diserang adalah daun bagian atas, sehingga ada warna hitam yang berbentuk [[bintang]] pada daun. Cendawan ini sulit dikelupas, karena adanya [[hifodium]] yang masuk ke dalam [[daun]]. Guna dari hifodium untuk menyerap makanan. [[Spora]]nya tersebar lewat [[angin]] dan aliran [[air]].<ref name=Tjahjadi/> Sehingga, untuk mencegah dan mengendalikan cendawan ini, cukup membuang dan membakar daun yang terserang dan memakai [[fungisida]] yang cocok.<ref name=Tjahjadi/>

[[Kategori:Flora Filipina]]

[[Kategori:Flora Vietnam]]

[[Kategori:Leucaena]]