*#ALIH[[ Arwa binti Abdul Muthalib |Arwa]] ▼
{{refimprove}}
{{Infobox royalty
| name = Abdul Muthalib<br/>{{lang|ar|عَبْد ٱلْمُطَّلِب}}
| image = Abd al-Muttalib.png
| native_lang1_name1 = {{lang|ar|عَبْد ٱلْمُطَّلِب شَيْبَة ٱبْن هَاشِم}}
| native_lang1 = [[Arab]]
| birth_name = Syaibah bin Hasyim
| birth_date = 497
| birth_place = [[Yatsrib]], [[Hijaz]]<br/>{{smaller|(sekarang [[Madinah]], [[Saudi Arabia]])}}
| death_date = 579
| death_place = [[Mekkah]], [[Hejaz]]<br/>{{smaller|(sekarang [[Saudi Arabia]])}}
| burial_place = [[Jannatul Mu'alla]]
| succession = Pemimpin ke-4 suku [[Quraisy]]
| reign = 497 - 579 M
| reign-type = Kepemimpinan
| predecessor = [[Hasyim bin Abdul Manaf]]
| successor = [[Abu Thalib|Abu Thalib bin Abdul Muttalib]]
| spouse = {{plainlist|
*[[Sumrah binti Jundab]]
*[[Lubna binti Hajir]]
*[[Fatimah binti Amr]]
*[[Halah binti Wuhaib]]
*[[Natilah binti Janab]]
*[[Mumanna'ah binti Amr]]
}}
| issue = {{plainlist|
*[[Al-Harits bin Abdul-Muththalib|Al-Harits]]
*[[Abu Lahab]]
*[[Abu Thalib]]
*[[Zubair bin Abdul Muttalib|Zubair]]
*[[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah]]
*[[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Hamzah]]
*[[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]]
*[[Al-Baidha' binti Abdul Muthalib|Al-Baidha']]
*[[Barrah binti Abdul Muttalib|Barrah]]
▲*[[Arwa binti Abdul Muthalib|Arwa]]
*[[Atikah binti Abdul Muttalib|Atikah]]
*[[Umamah binti Abdul Muttalib|Umamah]]
*[[Shafiyyah binti Abdul Muthalib|Safiyyah]]
}}
| mother = [[Salma binti Amr]]
| father = [[Hasyim bin Abdul Manaf]]
| house = [[Bani Hasyim]]
| house-type = Suku
}}
'''Syaibah bin Hâsyim''' ({{lang-ar|شيبة بن هاشم}}, lahir 497 – 579) lebih dikenal dengan nama '''Abdul Muthalib'''adalah pemimpin keempat konfederasi suku Quraisy. Dia adalah kakek dari nabi Islam [[Muhammad]]
== Kehidupan Awal ==
Ayahnya adalah [[Hasyim bin Abdu Manaf]],<ref name=Saad1>Muhammad ibn Saad. ''Kitab al-Tabaqat al-Kabir''. Translated by Haq, S. M. (1967). ''Ibn Sa'ad's Kitab al-Tabaqat al-Kabir Volume I Parts I & II''. Delhi: Kitab Bhavan.</ref>{{rp|81}} nenek moyang [[Bani Hasyim]] yang terpandang, salah satu marga [[suku Quraisy]] di Mekkah. Mereka mengaku sebagai keturunan [[Ismail|Ismā'īl]] dan [[Ibrahim]]. Ibunya adalah [[Salma binti Amr]] dari [[Banu Najjar]], klan [[suku Khazraj]] di [[Yathrib]] (kemudian disebut [[Madinah]]).<ref>{{cite web|url=https://www.yabeyrouth.com/8073-%D8%A2%D9%84-%D9%86%D8%AC%D9%91%D8%A7%D8%B1-2|access-date=20 October 2018|title=Banu Najjar}}</ref> Hashim died while doing business in [[Gaza City|Gaza]], before Abd al-Muttalib was born.<ref name=Saad1 />{{rp|81}} Hasyim meninggal saat berbisnis di [[Syam]] (sekarang [[Suriah]]), sebelum Abdul Muttalib lahir.
Nama aslinya adalah "Syaibah" yang berarti ''yang kuno'' atau ''berambut putih'' karena garis putih di rambut hitam legamnya, dan terkadang juga disebut Syaibah al-Ḥamd (''"Seri putih terpuji"'').<ref name=Saad1 />{{rp|81–82}} Setelah kematian ayahnya, dia dibesarkan di Yatsrib bersama ibu dan keluarganya sampai sekitar usia delapan tahun, ketika pamannya [[Muthalib bin Abd Manaf]] pergi menemuinya dan meminta ibunya Salmah untuk mempercayakan Syaibah dalam perawatannya. Salmah tidak mau membiarkan putranya pergi dan Syaibah menolak meninggalkan ibunya tanpa persetujuannya. Muṭṭalib kemudian menunjukkan bahwa kemungkinan yang ditawarkan Yatsrib tidak ada bandingannya dengan Mekah. Salmah terkesan dengan argumennya, jadi dia setuju untuk melepaskannya. Saat pertama kali tiba di [[Mekkah]], orang-orang menganggap anak tak dikenal itu adalah pelayan Muthalib, dan mulai memanggilnya 'Abdul Muttalib (''"pelayan Muthalib"'').<ref name=Saad1 />{{rp|85–86}}
== Menemukan sumur Zam-zam ==
{{See also|Sumur Zam-zam}}
Abdul Muṭṭalib mengatakan bahwa ketika tidur di kandang suci, dia bermimpi dia diperintahkan untuk menggali di tempat ibadah orang Quraisy antara dua dewa Isāf dan Nā'ila. Di sana dia akan menemukan [[Sumur Zam-zam]], yang diisi oleh suku Jurhum ketika mereka meninggalkan Mekah. Orang Quraisy mencoba menghentikannya menggali di tempat itu, tetapi putranya Al-Ḥārith tetap berjaga sampai mereka menyerah. Setelah tiga hari menggali, 'Abdul-Muṭṭalib menemukan jejak sumur religius kuno dan berseru, ''"Allahuakbar!"'' Beberapa orang Quraisy membantah klaimnya atas hak tunggal atas air, kemudian salah satu dari mereka menyarankan agar mereka pergi ke dukun perempuan yang tinggal jauh. Dikatakan bahwa dia bisa memanggil [[jin]] dan bahwa dia dapat membantu mereka memutuskan siapa pemilik sumur itu. Jadi, 11 orang dari 11 suku melakukan ekspedisi. Mereka harus menyeberangi padang pasir untuk bertemu pendeta tapi kemudian mereka tersesat. Ada kekurangan makanan dan air dan orang-orang mulai kehilangan harapan untuk keluar. Salah satu dari mereka menyarankan agar mereka menggali kuburan mereka sendiri dan jika mereka meninggal, orang terakhir yang berdiri akan menguburkan yang lainnya. Jadi semua mulai menggali kuburan mereka sendiri dan ketika Abdul Muṭṭalib mulai menggali, air menyembur keluar dari lubang yang dia gali dan semua orang menjadi sangat gembira. Saat itu juga diputuskan bahwa Abdul-Muttalib adalah pemilik sumur Zam-zam. Setelah itu dia memasok peziarah ke Ka'bah dengan air Zam-zam, yang segera mengalahkan semua sumur lain di Mekkah karena dianggap suci.<ref name=Saad1 />{{rp|86–89}}<ref name=Ishaq>Muhammad ibn Ishaq. ''Sirat Rasul Allah''. Translated by Guillaume, A. (1955). ''The Life of Muhammad''. Oxford University Press.</ref>{{rp|62–65}}
== Silsilah Keluarga ==
{{Silsilah Bani Hasyim - Bani Syams}}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{islam-bio-stub}}
{{lifetime|497|578|}}
{{Leluhur Muhammad}}
[[Kategori:Tokoh Quraisy]]
[[Kategori:Bani Hasyim]]
|