Kesultanan Bone: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Duplikat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(28 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|conventional_long_name = Kesultanan Bone
|common_name =
|native_name = ᨕᨀᨑᨘᨂᨛ ᨑᨗ ᨅᨚᨊᨛ<br>Akkarungeng ri Bone
▲|image_flag = Bendera Kesultanan Bone.png
|image_map = Locator Bone Regency.svg
|religion = Dari [[Tolotang]] berpindah ke [[Islam]]<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-01|title=Kerajaan Bone: Letak, Sejarah, Masa Keemasan, dan Keruntuhan|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170901879/kerajaan-bone-letak-sejarah-masa-keemasan-dan-keruntuhan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-16}}</ref>
|s1 = Indonesia
|flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
Baris 19 ⟶ 16:
|capital = [[Watampone]]
|common_languages = [[Bahasa Bugis|Bugis]] (resmi), [[Bahasa Makassar|Makassar]], [[Bahasa Mandar|Mandar]], dll.
|government_type = [[Monarki]], [[Akkarungeng]]
|title_leader = [[Sultan]], ''Arung Mangkaue ri' Bone''
}}
'''Kesultanan
Dalam Attoriolong ri Bone (ARB) di Perpustakaan Negara Berlin, dicatat La Tenri Tompo adalah orang yang membuka Bone sebagaimana juga diriwayatkan dalam Lontaraq Akkarungeng Sulsel (ARS) di bagian Bone halaman 62 dimana La Tenri Tompo sebagai Arung Tanete Riawang yang turun temurun melahirkan generasi sampai pada La Pattikkeng Arung Palakka yang menikahi We Pattanra Wanua Arung Majang yang merupakan putri dari La Ubbi, ManurungngE ri Matajang, ArungPone Bone Pertama
Baris 34 ⟶ 31:
Perluasan kerajaan Bone ke utara bertemu dengan kerajaan Luwu yang berkedudukan di [[Cenrana, Bone|Cenrana]], muara [[Sungai Walanae|sungai WalennaE]]. Terjadi perang antara Arumpone kelima La Tenrisukki dengan Datu Luwu Dewaraja yang berakhir dengan kemenangan Bone dan Perjanjian Damai Polo MalelaE ri Unynyi. Dinamika politik militer di era itu kemudian ditanggapi dengan usulan penasehat kerajaan yaitu Kajao Laliddong pada Arumpone ketujuh La Tenrirawe BongkangngE yaitu dengan membangun koalisi dengan tetangganya yaitu [[Wajo]] dan [[Soppeng]]. Koalisi itu dikenal dengan [[Persekutuan Tellumpoccoe|Perjanjian TellumpoccoE]].
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hofdames in Bone Celebes TMnr 10003352.jpg|jmpl|kiri|280px|Para penari tradisional Kesultanan Bone]]
Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam. Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe ri Tallo, Arumpone ke-12. Pada masa ini pula Arumpone mengangkat Arung Pitu atau Ade' Pitue untuk membantu dalam menjalankan pemerintahan. Sebelumnya yaitu La Tenriruwa telah menerima Islam namun ditolak oleh hadat Bone yang disebut Ade' Pitue sehingga dia hijrah ke Bantaeng dan wafat di sana. Ketika Islam diterima secara resmi, maka susunan hadat Bone berubah. Ditambahkan jabatan Parewa Sara (Pejabat Syariat) yaitu Petta KaliE (Qadhi). Namun, posisi Bissu kerajaan tetap dipertahankan.▼
▲Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam. Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe ri Tallo, Arumpone ke-12. Pada masa ini pula Arumpone mengangkat Arung Pitu atau Ade' Pitue untuk membantu dalam menjalankan pemerintahan. Sebelumnya yaitu La Tenriruwa telah menerima Islam namun ditolak oleh hadat Bone yang disebut Ade' Pitue sehingga dia hijrah ke Bantaeng dan wafat di sana. Ketika Islam diterima secara resmi, maka susunan hadat Bone berubah. Ditambahkan jabatan Parewa Sara (Pejabat Syariat) yaitu Petta KaliE (Qadhi). Namun, posisi [[Bissu]] kerajaan tetap dipertahankan.
Bone berada pada puncak kejayaannya setelah Perang Makassar, 1667-1669. Bone menjadi kerajaan paling dominan di jazirah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Sa'adudin sebagai penguasa tertinggi. Kemudian diwarisi oleh kemenakannya yaitu La Patau Matanna Tikka dan Batari Toja. [[La Patau Matanna Tikka, Matinroe ri Nagauleng|La Patau Matanna Tikka]] kemudian menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.
Sejak
Pengaruh [[Belanda]] ini kemudian menyebabkan meningkatnya perlawanan Bone terhadap [[Belanda]], tetapi Belanda-pun mengirim sekian banyak ekspedisi untuk meredam perlawanan sampai akhirnya Bone menjadi bagian dari [[Indonesia]] pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi]]. Di Bone, para raja bergelar '''''Arumponé'''''.
Baris 48 ⟶ 47:
=== Kesultanan Buton ===
Kesultanan Bone dan [[Kesultanan Buton]] telah menjalin hubungan kekerabatan sebelum masa pemerintahan Raja Bone ke-15. Hubungan kekerabatan ini dikukhkan melalui filosofi pameo yang menganggap Kerajaan Bone sebagai negeri orang Buton dan Kesultanan Buton sebagai negeri orang Bone. Para calon raja Bone juga dikirim ke Kesultanan Buton sebagai perwakilan sebelum menjabat sebagai raja.<ref>{{Cite book|last=Dirman|first=La Ode|date=2018|url=http://karyailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Dirman/5.BUKU_SEJARAH_BUTON.pdf|title=Sejarah dan Etnografi Buton|location=Kendari|publisher=Himpunan Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia Sultra|isbn=978-602-60719-1-0|pages=96|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
=== Kesultanan Gowa ===
Kesultanan Bone dan [[Kesultanan Gowa]] selalu bertentangan dan saling bermusuhan satu sama lain. Kedua kesultanan ini memiliki pengaruh kekuasaan yang besar di wilayah [[Indonesia Timur]]. Hubungan keduanya menjadi semakin buruk setelah [[Hindia Belanda]] ingin menguasai wilayah Kesultanan Gowa. Konflik antara kedua kesultanan ini dimulai sejak abad ke-17. Ini ditandai dengan adanya [[suku Bugis]] dan [[suku Makassar]] di [[Kabupaten Bantaeng|Bantaeng]] yang menjadi garis perbatasan. Kesultanan Bone menjadikan Bantaeng sebagai pintu masuk ke pusat Kesultanan Gowa di Makassar melalui laut.<ref>{{Cite book|last=Kaungan, Haliadi, dan Rabani, L.O.|first=|date=2016|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/6f68aa623c26bbbe878d094b06e1e48c.pdf|title=Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-1289-43-3|pages=36|url-status=live|access-date=2021-02-14|archive-date=2021-04-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20210421170733/http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/6f68aa623c26bbbe878d094b06e1e48c.pdf|dead-url=yes}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Paleis van de vorstin van Bone op Celebes TMnr 60015648.jpg|jmpl|center|300px|[[Bola Soba|Bola Soba']] (1910-an)]]
Penguasa Bone menggunakan gelar '''''Arung Mangkaue' ri Bone''''' yang artinya "Raja yang berkedudukan di Bone", biasa disingkat menjadi '''Arumpone, MangkauE,''' atau '''ArungE' ri Bone.'''
===Daftar Arumpone===
{{:Daftar penguasa Kerajaan Bone}}
== Keruntuhan ==
|