Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(94 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former country
| native_name = ''Nagari Kasultanan Demak''
Baris 7 ⟶ 6:
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
| status = [[Kesultanan]]
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintoro
| established_date1 = <!-- Tidak diketahui dengan tepat -->
| event_start = Pendirian
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=
| event_end =
| year_end = 1554
| event_post =
| date_post =
| p1 = Majapahit
| s1 = Kesultanan Pajang
| s2 = Kesultanan Cirebon
| s3 = Kesultanan Banten
| image_flag = Flag of the Sultanate of Demak.svg
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions (id).svg
| map_caption = Peta rentang operasi militer yang dilakukan oleh Kesultanan Demak (serta sekutunya seperti [[Kesultanan Cirebon]]), termasuk [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis|ekspedisi ke Melaka Portugis]], hingga pada masa pemerintahan Trenggana (1518–1546)
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
[[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa perdagangan
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| leader1 = [[Raden Patah]]
Baris 32 ⟶ 33:
| year_leader3 = 1518–1521
| leader4 = [[Trenggana]]
| year_leader4 =
| leader5 = [[Sunan Prawoto]]
| year_leader5 = 1546–1547
| religion = [[Islam]] (resmi)
| footnotes = {{notelist}}
| map_width = 285px
| today = {{flag|Indonesia}}
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| year_leader6 = 1547 - 1554
| leader6 = [[Arya Penangsang]]
| event1 = Ekspedisi ke [[Melaka Portugis]]
| date_event1 = 1512, 1521
| event3 = Penaklukkan [[Sunda Kelapa]]
| date_event3 = 1527
| flag_caption =
| image_coat =
| s5 =
| flag_s5 =
| flag_s2 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Katoenen banier met Arabische kalligrafie TMnr 5663-1.svg
| flag_s3 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_p1 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| s6 =
| flag_s6 =
| s7 =
| flag_s7 =
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Demak''' atau '''Kerajaan Demak''' adalah kerajaan Islam pertama di [[Jawa]] yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya merupakan [[kadipaten]]
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri
==
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
Baris 55 ⟶ 73:
== Sejarah ==
===
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang [[Muslim]], kemungkinan besar seorang [[Tionghoa]] yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Pate Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}
Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir {{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
<!--
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
-->
=== Masa Pati Unus ===
{{utama|Invasi Kerajaan Demak ke Malaka}}
==== Di bawah Trenggana ====
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527),
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[ Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}} === Kemunduran ===
Baris 75 ⟶ 96:
(anak [[Trenggana]]). Peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut Pangeran Arya Penangsang, putra [[Pangeran Surowiyoto]]. Pangeran Arya Penangsang adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara atau Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[Pangeran Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[Joko Tingkir]] atau Sultan Hadiwijaya.
Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]] anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya [[Arya Penangsang]], maka berakhirlah era Kesultanan Demak. [[Joko Tingkir]] memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang. Usia kerajaan ini tidak panjang yaitu hanya berumur 79 tahun.
== Ekonomi ==
Baris 88 ⟶ 109:
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}
== Daftar Sultan dan Pejabat ==
=== Daftar Sultan ===
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Raden Patah]]
| 1478
| 1504
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|2.
|[[Trenggana]]
|1505
|1518
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|3.
| [[Pati Unus]]
| 1518
| 1521
|Adipati Jepara
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|4.
|[[Trenggana]]
|1521
|1546
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|5.
|[[Sunan Prawoto]]
|1546
|1547
|
|*[[Babad Tanah Jawi]]*[[kronik Tiongkok]]
|-
|6.
|[[Arya Penangsang]]
|1547
|1554
|Adipati Jipang
|[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Panglima Perang ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Sunan Ngudung]]||Panglima Perang Ke-I
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Kudus]]||Panglima Perang Ke-II
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pati Unus]]||Panglima Perang Ke-III
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Fatahillah]]||Panglima Perang Ke-IV
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Pati Unus]]||Adipati Jepara ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ratu Kalinyamat]]||Adipati Kalinyamat ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pengging]]||Adipati Pengging ([[Kabupaten Boyolali]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Joko Tingkir]]||Adipati Pajang ( [[Kota Surakarta]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Panangsang]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Kusen]] ||Adipati Terung ([[Kabupaten Sidoarjo]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pandan Arang]]||Adipati Pandanaran I ( [[Kota Semarang]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Bayat]]||Adipati Pandanaran II ( [[Kota Semarang]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Menteri dan Staf ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
|[[Sunan Giri]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kudus]] ||Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
|-
|[[Sunan Kalijaga]]
||Penasihat
|}
== Galeri ==
Baris 96 ⟶ 246:
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Pajang]]
* [[Kerajaan Kalinyamat|Kesultanan Kalinyamat]]
* [[Wali Songo]]
Baris 106 ⟶ 255:
=== Daftar pustaka ===
*
*babad Tanah Jawi,Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647.(terj.).2007.Yogyakarta:narasi
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Cœdès|first=George|date=1968|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/115188|title=The Indianized states of Southeast Asia|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|editor-last=Vella|editor-first=Walter F.|ref=harv|url-status=live}}
Baris 113 ⟶ 263:
*{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=1817|url=https://gutenberg.org/files/49843/49843-h/49843-h.htm|title=The History of Java|location=London|publisher=John Murray|edition=2|ref=harv|author-link=Thomas Stamford Raffles|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ramelan|first=Wiwin Djuwita|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=bQfmCgAAQBAJ|title=Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|editor-last=Rahardjo|editor-first=Supratikno|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->
{{Kerajaan di Jawa}}
|