Rama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 182.253.89.1 (bicara) ke revisi terakhir oleh M. Adiputra
Tag: Pengembalian
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hindu Dewa Infobox
| Image = LordThe RamaGreat withHuman arrowsShriRam.jpg
| Caption =
| Gelar_sebagai = Awatara Wisnu sebagai putra Dasarata, pembunuh Rahwana
Baris 10:
| Tempat = [[Ayodhya]], [[Kerajaan Kosala]]
| Alias = Ramacandra; Ragawa; Rama Wijaya; Ramabhadra; Bhatara Rama
| Senjata = [[Busur Kokanda]]
| Pasangan = [[Sinta]]
|Wahana=[[Gajah]]|Mantra=[[Jai Shri Ram]]}}
}}
Dalam [[agama Hindu]], '''Rama''' ([[Sanskerta]]: राम; ''Rāma'') atau '''Ramacandra''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: रामचन्द्र; ''Rāmacandra'') adalah seorang raja legendaris yang terkenal dari [[India]] yang konon hidup pada zaman [[Tretayuga]], keturunan [[Dinasti Surya]] atau [[Suryawangsa]]. Ia berasal dari [[Kerajaan Kosala]] yang beribu kota [[Ayodhya]]. Menurut pandangan [[Hindu]], ia merupakan [[awatara]] Dewa [[Wisnu]] yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman [[Tretayuga]]. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah [[Sastra Hindu|sastra Hindu Kuno]] yang disebut ''[[Ramayana]]'', tersebar dari [[Asia Selatan]] sampai [[Asia Tenggara]]. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja [[Dasarata]] dengan [[Kosalya]], ia dipandang sebagai ''Maryada Purushottama'', yang artinya "Manusia Sempurna". Setelah dewasa, Rama memenangkan [[sayembara]] dan beristerikan [[Sita|Dewi Sita]], inkarnasi dari Dewi [[Laksmi]]. Rama memiliki anak kembar, yaitu [[Kusa]] dan [[Lawa]].
 
Baris 51:
Di tengah hutan, Rama dan [[Laksmana]] memperoleh mantra sakti dari Resi [[Wiswamitra]], yaitu ''bala'' dan ''atibala''. Setelah itu, mereka menempuh perjalanan menuju kediaman para resi di Sidhasrama. Sebelum tiba di Sidhasrama, Rama, [[Laksmana]], dan Resi [[Wiswamitra]] melewati [[hutan Dandaka]]. Di hutan tersebut, Rama mengalahkan [[rakshasi]] [[Tataka]] dan membunuhnya. Setelah melewati hutan Dandaka, Rama sampai di Sidhasrama bersama Laksmana dan Resi Wiswamitra. Di sana, Rama dan Laksmana melindungi para [[resi]] dan berjanji akan mengalahkan rakshasa yang ingin mengotori pelaksanaan [[yadnya]] yang dilakukan oleh para resi. Saat rakshasa [[Marica]] dan [[Subahu]] datang untuk mengotori sesajen dengan darah dan daging mentah, Rama dan Laksmana tidak tinggal diam. Atas permohonan Rama, nyawa [[Marica]] diampuni oleh [[Laksmana]], sedangkan untuk [[Subahu]], Rama tidak memberi ampun. Dengan senjata ''Agneyastra'' atau Panah Api, Rama membakar tubuh Subahu sampai menjadi abu. Setelah Rama membunuh Subahu, pelaksanaan [[yadnya]] berlangsung dengan lancar dan aman.
 
=== Mendapatkan Dewi SitaSinta ===
[[Berkas:Ravi Varma-Rama-breaking-bow.jpg|ka|jmpl|200px|Adegan Rama mematahkan busur Dewa Siwa saat sayembara memperebutkan Dewi [[Sita]], dalam lukisan India karya [[Raja Ravi Varma]].]]
[[Wiswamitra]] mendengar adanya sebuah [[sayembara]] di [[Mithila]] demi memperebutkan Dewi [[Sita]]. Ia mengajak Rama dan [[Laksmana]] untuk mengikuti sayembara tersebut. Mereka menyanggupinya. Setibanya di sana, Rama melihat bahwa tidak ada orang yang mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Sita, yaitu mengangkat serta membengkokkan busur [[Siwa]]. Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa, tetapi juga mematahkannya menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah SitaSinta yaitu Raja [[Janaka]], memutuskan agar Rama menjadi menantunya. SitaSinta pun senang mendapatkan suami seperti Rama.
 
Kemudian utusan dikirim ke [[Ayodhya]] untuk memberitahu kabar baik tersebut. Raja [[Dasarata]] girang mendengar puteranya sudah mendapatkan istri di [[Mithila]], kemudian ia segera berangkat ke sana. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rama dan [[Sita]], [[Wiswamitra]] mohon pamit untuk melanjutkan tapa di Gunung [[Himalaya]], sementara [[Dasarata]] pulang ke [[Ayodhya]] diikuti oleh Resi [[Wasistha]] serta pengiring-pengiringnya. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan Resi [[Parasurama]], yaitu [[brahmana]] sakti yang ditakuti para ksatria. Parasurama memegang sebuah busur di bahunya yang konon merupakan busur [[Wisnu]]. Ia sudah mendengar kabar bahwa Rama telah mematahkan busur [[Siwa]]. Dengan wajah yang sangar, ia menantang Rama untuk membengkokkan busur Wisnu. Rama menerima tantangan tersebut dan membengkokkan busur Wisnu dengan mudah. Melihat busur itu dibengkokkan dengan mudah, seketika raut wajah Parasurama menjadi lemah lembut. Rama berkata, "Panah [[Waisnawa]] ini harus mendapatkan mangsa. Apakah panah ini harus menghancurkan kekuatan Tuan atau hasil tapa Tuan?". Parasurama menjawab agar panah itu menghancurkan hasil tapanya, karena ia hendak merintis hasil tapanya dari awal kembali. Setelah itu, [[Parasurama]] mohon pamit dan pergi ke Gunung Mahendra.
 
=== Rama diusir ke hutan ===
[[Berkas:SitaSinta Ram.jpg|ka|200px|jmpl|Lukisan India modern yang menggambarkan SitaSinta dan Rama saat tinggal di hutan.]]
[[Dasarata]] yang sudah tua ingin mengangkat Rama sebagai raja. Dengan segera ia melakukan persiapan untuk upacara penobatan Rama, sementara [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] menginap di rumah pamannya yang jauh dari [[Ayodhya]]. Mendengar Rama akan dinobatkan sebagai raja, [[Mantara]] menghasut [[Kekayi]] agar menobatkan [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] sebagai raja. Kekayi yang semula hanya diam, tiba-tiba menjadi ambisius untuk mengangkat anaknya sebagai raja. Kemudian ia meminta agar [[Dasarata]] menobatkan Bharata sebagai raja. Ia juga meminta agar Rama dibuang ke tengah hutan selama 14 tahun. Dasarata pun terkejut dan menjadi sedih, tetapi ia tidak bisa menolak karena terikat dengan janji [[Kekayi]]. Dengan berat hati, Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja dan menyuruh Rama agar meninggalkan [[Ayodhya]]. [[Sita]] dan [[Laksmana]] yang setia turut mendampingi Rama. Tak berapa lama kemudian, Dasarata wafat dalam kesedihan.
 
Baris 69:
[[Berkas:Rama chases deer.jpg|kiri|jmpl|240px|Lukisan India dari abad ke-18, yang menggambarkan adegan Rama sedang memburu kijang siluman.]]
 
[[Berkas:Ravi Varma-Ravana SitaSinta Jathayu.jpg|jmpl|ka|[[Rahwana]] menculik SitaSinta dan membunuh [[Jatayu]] - oleh [[Raja Ravi Varma]].]]
 
Pada suatu hari, [[Sita]] melihat seekor [[kijang]] yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman pondoknya. Rama dan [[Laksmana]] merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, tetapi atas desakan Sita, Rama memburu kijang tersebut sementara Laksmana ditugaskan untuk menjaga [[Sita]]. Kijang yang diburu Rama terus mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rama merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan tersebut berubah menjadi [[Marica]], patih Sang [[Rahwana]]. Saat Marica sekarat, ia mengerang dengan keras sambil menirukan suara Rama. Merasa bahwa ada sesuatu yang buruk telah menimpa suaminya, [[Sita]] menyuruh [[Laksmana]] agar menyusul Rama ke hutan. Pada mulanya Laksamana menolak, tetapi karena SitaSinta bersikeras, Laksmana meninggalkan Sita. Sebelumnya ia sudah membuat lingkaran pelindung agar tidak ada orang jahat yang mampu menculik Sita. [[Rahwana]] yang menyamar sebagai [[brahmana]], menipu SitaSinta sehingga SitaSinta keluar dari lingkaran pelindung dan diculik oleh Rahwana. Saat [[Laksmana]] menyusul Rama ke hutan, Rama terkejut karena SitaSinta ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, SitaSinta sudah tidak ada.
{{clear}}
 
=== Petualangan menyelamatkan SitaSinta ===
 
Setelah mendapati bahwa SitaSinta sudah menghilang, perasaan Rama terguncang. [[Laksmana]] mencoba menghibur Rama dan memberi harapan. Mereka berdua menyusuri pelosok gunung, hutan, dan sungai-sungai. Akhirnya mereka menemukan darah tercecer dan pecahan-pecahan kereta, seolah-olah pertempuran telah terjadi. Rama berpikir bahwa itu adalah pertempuran raksasa yang memperebutkan [[Sita]], tetapi tak lama kemudian mereka menemukan seekor burung tua sedang sekarat. Burung tersebut bernama [[Jatayu]], sahabat Raja [[Dasarata]]. Rama mengenal burung tersebut dengan baik dan dari penjelasan Jatayu, Rama tahu bahwa SitaSinta diculik Rahwana. Setelah memberitahu Rama, Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Sesuai aturan agama, Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi [[Jatayu]].
 
Dalam perjalanan menyelamatkan [[Sita]], Rama dan [[Laksmana]] bertemu raksasa aneh yang bertangan panjang. Atas instruksi Rama, mereka berdua memotong lengan raksasa tersebut dan tubuhnya dibakar sesuai upacara. Setelah dibakar, raksasa tersebut berubah wujud menjadi seorang [[Dewa (Hindu)|dewa]] bernama Kabanda. Atas petunjuk Sang Dewa, Rama dan Laksamana pergi ke tepi sungai [[Pampa]] dan mencari [[Sugriwa]] di bukit Resyamuka karena Sugriwa-lah yang mampu menolong Rama. Dalam perjalanan mereka beristirahat di asrama [[Sabari]], seorang wanita tua yang dengan setia menantikan kedatangan mereka berdua. Sabari menyuguhkan buah-buahan kepada Rama dan [[Laksmana]]. Setelah menyaksikan wajah kedua pangeran tersebut dan menjamu mereka, [[Sabari]] meninggal dengan tenang dan mencapai [[surga]].
Baris 84:
[[Berkas:Ramayanbdg.jpg|ka|jmpl|Reruntuhan jembatan kuno antara [[India]] dan [[Sri Lanka]], yang konon dibangun oleh Rama, seperti yang diceritakan dalam wiracarita [[Ramayana]]. Kini berada di dasar laut.]]
 
Dalam misi menyelamatkan Sita, Rama dan [[Laksmana]] melanjutkan perjalanannya sampai ke sebuah daerah yang dihuni para kera dengan rajanya bernama [[Sugriwa]]. Sebelum berjumpa dengan Sugriwa, Rama bertemu dengan [[Hanoman]] yang menyamar menjadi [[brahmana]]. Setelah bercakap-cakap agak lama, Hanoman menampakkan wujud aslinya dan mengantar Rama menuju [[Sugriwa]]. Sugriwa menyambut kedatangan Rama di istananya. Tak berapa lama kemudian mereka saling menceritakan masalah masing-masing. Akhirnya Rama dan Sugriwa mengadakan perjanjian bahwa mereka akan saling tolong menolong. Rama berjanji akan merebut kembali [[Kerajaan Kiskenda]] dari [[Subali]] sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama mencari [[Sita]]. Kemudian Sugriwa dan Rama beserta rombongannya pergi menuju kediaman Subali di [[Kiskenda]]. Di sana Subali dan Sugriwa bertarung. Setelah pertarungan sengit berlangsung agak lama, Rama mengakhiri riwayat Subali. Sesuai dengan janjinya, Sugriwa bersedia membantu Rama mencari Sita. Ia mengirim [[Hanoman]] sebagai utusan Sang Rama. Setelah Hanoman menemukan SitaSinta di Alengka, ia mengumumkan kabar gembira kepada Rama. Atas petunjuk Hanoman, bala tentara [[wanara]] berangkat menuju [[Kerajaan Alengka]].
 
=== Membangun jembatan Ramasetu ===
Baris 96:
 
== Pemujaan dan festival untuk Rama ==
[[Berkas:SitaSinta rama lakshmana hanuman BVManor.JPG|ka|240px|jmpl|Arca Rama (tengah), bersama [[Laksmana]] (kiri), [[Sita]] (kanan) dan [[Hanuman]] (berlutut) - dari Kuil Bhaktivedanta Manor [[Hare Krishna]], [[Watford]], [[Inggris]].]]
 
Hari kelahiran Rama, dan juga pernikahannya dengan [[Sita]], diperingati oleh umat [[Hindu]] di [[India]] sebagai ''[[Rama Navami]]''. Perayaan itu jatuh pada hari kesembilan dalam kalender lunar Hindu, atau ''Chaitra Masa Suklapaksha Nawami''. Perayaan itu dipandang sebagai hari pernikahan Rama dengan Sita, dan juga hari ulang tahun Rama. Orang-orang biasanya melakukan ''Kalyanotsawam'' (peringatan hari pernikahan) terhadap patung Rama dan SitaSinta di rumah masing-masing, dan di sore hari patung-patung itu diarak ke jalan. Hari itu disebut juga akhir dari sembilan hari ''utsawam'' yang disebut ''Wasanthothsawam'' (festival [[musim semi]]), yang dimulai dengan ''Ugadi''. Beberapa hal menarik dari festival ini yaitu:
 
* ''Kalyanam'' (upacara pernikahan yang dipimpin pendeta kuil) di [[Bhadrachalam]], di tepi [[sungai Godawari]] di distrik [[Khammam]], [[Andhra Pradesh]].