Tragedi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Short description|Bentuk pertunjukan teater dari zaman Yunani Kuno}}
 
'''Tragedi Yunani''' adalah salah satu bentuk [[teater|seni teater]] yang lahir dan berkembang pada [[Abad Kuno]] di [[Yunani Kuno|negeri Yunani]] dan wilayahdaerah-wilayahdaerah permukimanrantau bangsa Yunani di Jazirah [[Anatolia]]. Tragedi Yunani kian disempurnakan di [[Atena]] pada abad ke-5 Pramasehi, sehingga kadang-kadang disebut '''tragedi Atika'''.
 
Banyak pihak meyakini bahwa tragedi Yunani adalahbercikal hasilbakal pengembangandari upacara purba pemujaan [[Dionisos]], dan sangat memengaruhi seni teater [[Teater Romawi Kuno|Romawi Kuno]] maupun [[tragedi#Renaisans|Renaisans]]. Cerita-cerita tragedi sering kali digubahdipetik berdasarkandari [[mitos]]-mitos daridi di dalam khazanah tradisi tutur [[wiracarita]] purba, hanya saja di dalam pementasan tragedi, cerita-cerita tersebut dituturkan para pelakon. Para pujangga penggubah tragedi Yunani yang ternama adalah [[Aiskhilos]], [[Sofokles]], dan [[Euripides]]. Pujangga-pujangga tersebut kerap menggarap beragam tema seputar tabiat manusia, terutamadengan maksud utama agarsupaya ceritanya mengena di hati dan pikiran penonton, tetapi juga agarsupaya penonton terhanyut ke dalam alur cerita sandiwara yang sedang ditontonnya.
 
== Etimologi ==
Baris 135:
Sandiwara-sandiwara tragedi dipentaskan di Atena dalam perhelatan Dionisia Besar, perayaan yang digelar untuk memuliakan Dionisos pada bulan [[Elafebolion]], menjelang akhir bulan Maret.{{refn|group=keterangan|name=Dionisia1}} Pementasan sandiwara-sandiwara tersebut diselenggarakan oleh negara dan [[eponimos arkhon]], yang memilih tiga warga kaya untuk mengongkosinya. Di dalam tatanan demokrasi Atena, warga kaya diwajibkan mendanai kegiatan-kegiatan pelayanan masyarakat. Adat semacam ini disebut [[liturgi (Yunani Kuno)|''liturgi'']].
 
Pada perhelatan Dionisia, [[Agon|dipertandingkan]] tiga sandiwara yang dipilih ''arkhon eponimos arkhon''. Sandiwara mungkin dipilih dengan tolok ukur naskah. Para pujangga harus mengajukan sebuah naskah [[tetralogi]] yang terdiri atas tiga tragedi dan satu [[lakon satiros]]. Masing-masing tetralogi dipentaskan sehari penuh, oleh karena itu pementasan ketiga tragedi berlangsung selama tiga hari. Hari keempat dikhususkan bagi pementasan lima komedi.{{refn|group=keterangan|name=reduced1}} Pada penghujung hari ketiga, sepuluh orang dipilih dari antara warga Atena untuk menjadi anggota dewan wasit yang bertugas memilih paduan suara terbaik, pelakon terbaik, dan penulis terbaik. Pada akhir setiap pementasan, para wasit memasukkan sebuah loh yang ditulisi nama pilihan mereka, selanjutnya lima loh dipilih secara acak. Yang menjadi juara adalah orang yang mendapatkan suara terbanyak. Dengan demikian penulis, pelakon, maupun paduan suara yang menjadi juara murni terpilih melalui undian, tetapi dalam hal ini peluang memang memaninkan peranan.
 
Minat orang Yunani akan tragedi memang kelewat besar. Menurut para kritikus, orang Atena menghabiskan lebih banyak uang untuk teater ketimbang untuk armada. Manakala pengongkosan pertunjukan-pertunjukan tersebut menjadi pokok permasalahan yang sensitif, pemerintah menetapkan bea masuk bagi penonton dan juga ''[[teorikon]]'', dana khusus untuk mengongkosi seluruh perhelatan tersebut.<ref name=Plutarch1/>
Baris 161:
* ''[[Elektra (sandiwara gubahan Sofokles)|Elektra]]'' ({{lang-el|Ἠλέκτρα}}), waktu penulisan tidak diketahui;
* ''[[Filoktetes (sandiwara gubahan Sofokles)|Filoktetes]]'' ({{lang-el|Φιλοκτήτης}}), tahun 409 Pramasehi;
* ''[[OedipusOidipus di Kolonos]]'' ({{lang-el|Oἰδίπoυς ἐπὶ Κολωνῷ}}, ''Oidipus epi Kolōnōi''), tahun 406 Pramasehi.
 
Selain sandiwara-sandiwara yang sintas utuh, ada pula tiga perempat dari keseluruhan isi naskah lakon satiros ''Ἰχνευταί'' (Ikneutai) atau ''[[Para Pelacak]]'', yang ditemukan pada permulaan abad ke-20 di dalam sebuah naskah papirus.<ref name=Privitera1/>
Baris 184:
* ''[[Perempuan-Perempuan Fenisia]]'' ({{lang-el|Φοινίσσαι}}, ''Foinisai''), sekitar tahun 408 Pramasehi;
* ''[[Orestes (sandiwara)|Orestes]]'' ({{lang-el|Ὀρέστης}}), tahun 408 BC;
* ''[[IphigeneyaIfigeneya di Aulis]]'' ({{lang-el|Ἰφιγένεια ἡ ἐν Αὐλίδι}}, ''Ifigèneya he en Aulìdi''), tahun 410 Pramasehi;
* ''[[Para Bakheya]]'' ({{lang-el|Βάκχαι}}, ''Bakhai''), tahun 406 Pramasehi;
* ''[[Kiklops (sandiwara)|Kiklops]]'' ({{lang-el|Κύκλωψ}}), lakon satiros;
Baris 204:
 
== ''Deus Ex Machina'': Suatu Teknik Intervensi ==
Sebuah artikel yang ditulis Thomas Duncan membahas tentang dampak teknik dramatis terhadap pengaruh sandiwara-sandiwara tragedi dan penyampaian akibat-akibat yang penting atau pokok, khususnya melalui pemanfaatan ''[[Deus ex machina|Deus Ex Machina]]''.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Duncan|first=Thomas Shearer|date=January 1935|title=The Deux ex Machina in Greek Tragedy|journal=Philological Quarterly|volume=14|pages=16|id={{ProQuest|1290993493}}}}</ref> ''Deus Ex Machina'' adalah teknik yang dipakai untuk menghentikan suatu tindakan dengan memunculkan tokoh yang tidak disangka-sangka atau lewat campur tangan dewata, yang pada hakikatnya menciptakan akhir bagi sebuah sandiwara.<ref name=":3" /> Salah satu contohnya terlihat di dalam sandiwara ''[[Hipolitos (sandiwara)|Hipolitos]]'' gubahan Euripides. Di dalam sandiwara ini, Hipolitos disumpahi supaya lekas mati oleh ayahnya sendiri, [[Theseus|Raja Teseus]], yang menyangka Hipolitos sudah merudapaksa ibu tirinya, [[Faedra (mitologi)|Permaisuri Faidra]], sehingga membuat sang permaisuri bunuh diri.<ref name=":3" /> Padahal, Permaisuri Faidra bunuh diri lantaran dilanda nafsu berahi menyimpang kepada Hipolitos (yang ditimbulkan Dewi Afrodite di dalam hatinya), sehingga menyalahkan Hipolitos sebagai sebab kematiannya.<ref name=":4">{{Cite book|url=https://www.academia.edu/35333308|title=MISERY AND FORGIVENESS IN EURIPIDES: Meaning and Structure in the Hippolytus|last=Nikolsky|first=Boris|date=Juni 2015|isbn=9781910589076}}</ref>
 
Hipolitos dijemput ajal akibat campur tangan dewata, yakni Dewi Afrodite, yang membenci Hipolitos karena kesetiaannya untuk berbakti kepada Dewi [[Artemis]] berpangkal dari sikap meremehkan atau mendustakan kuasa Dewi Afrodite.<ref name=":4" /> Dengan kata lain, lantaran memilih untuk mengabdikan diri kepada Dewi Artemis, pemangku ''temai'' (kewenangan dewata) atas kemurnian diri, untuk beberapa alasan Hipolitus memutuskan untuk mendustakan kewujudan ''temai'' Dewi Afrodite, yakni nafsu berahi, lawan dari kemurnian diri.<ref name=":4" /> Lakon ''Hipolitos'' menunjukkan bagaimana campur tangan dewata menggerakkan tema utama sandiwara ini, yakni balas dendam, dan bagaimana campur tangan tersebut mengakibatkan sebuah wangsa binasa.<ref name=":4" /> Kendati demikian, kenyataan bahwa Hipolitos adalah mangsa angkara Afrodite baru terungkap menjelang akhir sandiwara, yakni pada saat Artemis turun tangan memberi tahu Raja Teseus bahwa sumpah serapahnya sudah merenggut nyawa anaknya sendiri.<ref name=":4" />
Baris 256:
<ref name=Souda1>Menurut Leksikon Romawi Timur, [[Souda]], Aiskhilos mengarang sembilan puluh sandiwara; lih. Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?login=guest&enlogin=guest&db=REAL&field=adlerhw_gr&searchstr=alphaiota,357 "Aiskhilos"] (αι.357 Adler).</ref>
<ref name=Souda2>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=epsilon%2C3695&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Euripides"] (ε.3695 Adler).</ref>
<ref name=Souda3>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=sigma%2C815&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Sofokles"] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120911144514/http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=sigma,815&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL |date=2012-09-11 }} (σ.815 Adler).</ref>
<ref name=Souda4>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=alpha%2C3886+&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Arion"] (α.3886 Adler); Yohanes Diakonus, ''Commentaria in Hermogenem'', disunting H. Rabe, ''Rheinisches Museum'' 63, 1908, hlm. 150.</ref>
<ref name=Winkler1>Winkler, J.J. & Zeitlin, F. (penyunting), 1992, ''Nothing to Do With Dionysus?: Athenian Drama in Its Social Context'', Princeton, Badan Penerbit Universitas Princeton, hlm. 60.</ref>